Sedangkan referral merupakan prosedur akhir dari proses identifikasi, yang merujuk
kepada pengiriman anak kepada lembaga, tenaga ahli, atau pusat asesmen yang ada
untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut secara komprehensif.
Adapun prosedur dalam identifikasi anak dengan hambatan emosi dan sosial, secara
garis besar meliputi 2 tahap, yaitu:
a. Tahap penjaringan. Tahap ini adalah tahap seleksi kasar. Caranya dapat
dilakukan melalui teknik nominasi, baik nominasi guru, nominasi teman orang
tua, atau nominasi teman sebaya. Nominasi artinya diunggulkan, dicalonkan,
atau diajukan. Dinominasikan berarti individu-individu yang diunggulkan,
dicalonkan, atau diajukan sesuai dengan label atau kriteria yang diminta.
Nominasi ini perlu ditindaklanjuti dengan menggali informasi lebih lanjut
tentang kasus dari pihak yang menominasikan, melalui daftar cek, skala
penilaian, angket, atau wawancara. Berdasar data-data yang diperoleh dan
sifatnya masih subyektif, kemungkinan akan ditemukan anak-anak yang
diragukan, diduga kuat, atau untuk sementara diyakini termasuk anak dengan
hambatan emosi dan prilaku.
b. Tahap penyaringan. Tahap ini merupakan tahap seleksi yang lebih halus
dengan menggali data langsung kepada kasus yang diduga kuat atau yang
sementara sudah diyakini termasuk anak dengan hambatan emsi dan sosial.
Tujuannya untuk mendapatkan data yang lebih objektif untuk memastikan
apakah mereka dapat termasuk yang mengalami hambatan emosi dan sosial
atau tidak. Cara yang terbaik adalah melalui tes, seperti tes psikologis (tes
kematangan emosi dan tes kematangan sosial, sosimetri), pemeriksaan kondisi
medis - neurologis (limbic system). Namun, jika hal ini tidak memungkinkan,
dapat dilakukan melalui non tes (melalui wawancara, pengamatan, studi
dokumentasi, atau authentic assessment – performance based assessment )
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk kepentingan ini perlu
disiapkan alat-alat bantu yang diperlukan, seperti pedoman wawancara,
pedoman observasi, lembar penugasan, alat- alat perekam, dsb).
CONTOH PROSEDUR ASESMEM
1. Identifikasi Masalah
2. Tujuan Asesmen
6. Pelaksanaan Asesmen
1. Tenaga kependidikan
a. Guru kelas
Guru kelas diharapkan dapat mengumpulkan informasi
tentang prestasi akademik dan keadaan sosial-emosi anak. Ini
dapat dilakukan baik dengan tes formal maupun alat
pengumpul data informal yang lain.
b. Guru PLB
Guru PLB bertugas mengumpulkan data prestasi anak dalam
kondisi yang lebih khusus dan individual.
c. Administrator
Administrator sekolah (pengawas, kepala sekolah)
diharapkan dapat menambah informasi yang ada tentang
anak.
https://www.scribd.com/document/393751285/Modul-2-Identifikasi-Dan-Asesmen-
AnakTunalaras
Mahabbati, Aini, 2012, Materi Mata Kuliah Pendidikan Anak Tunalaras, Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Yuwono, Imam, 2015, Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus- Setting
Pendidikan Inklusif, Banjarmasin, Pustaka Banua.