Anda di halaman 1dari 8

RESUME

MATA KULIAH ANAK CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA


PERTEMUAN 11

DOSEN PENGAMPU

1. Dr. Marlina, S.Pd. M.Si


2. Dr.Irdamurni, M.Pd
3. Dr. Nurhastuti, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

Nama : Anita Br Sembiring


Nim : 21003259

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2021
1. PROPIL ANAK BERKAT YANG MENGALAMI PENOLAKAN

Istilah "berbakat" yang dipergunakan dalam tulisan ini adalah padanan dari
istilah bahasa Inggris "gifted".
Sidney P. Marland, Jr., (1972) mendefinisikan anak berbakat itu sebagai
berikut: "Gifted and talented children are those identified by professionally qualified
persons who by virtue of outstanding abilities are capable of high performance. These
are children who require differentiated educational programs and/or services beyond
those normally provided by the regular school program in order to realize their
contribution to self and society".
(Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasi oleh ahli yang profesional
sebagai memiliki kemampuan yang menonjol untuk berkinerja tinggi. Anak-anak ini
memerlukan program pendidikan dan/atau pelayanan yang dibedakan, melebihi yang
biasa disediakan oleh program sekolah reguler, agar dapat merealisasikan kontribusinya
terhadap dirinya sendiri maupun masyarakat.)

Marland (1972) mengemukakan bahwa anak yang memiliki kemampuan untuk


berkinerja tinggi itu mencakup mereka yang menunjukkan prestasi dan/atau
kemampuan potensial dalam satu atau beberapa bidang berikut ini:
1. kemampuan intelektual umum;
2. bakat akademik spesifik;
3. kemampuan berpikir kreatif atau produktif;
4. kemampuan kepeimimpinan;
5. seni pentas atau seni rupa;
6. kemampuan psikomotor

Secara singkat, deskripsi bidang-bidang keberbakatan di atas itu adalah sebagai


berikut: Kemampuan atau Bakat Intelektual Umum. Para pendidik biasanya
mendefinisikan hal ini berdasarkan skor yang tinggi dari hasil tes inteligensi (biasanya
2 deviasi standar di atas mean) pada pengukuran individual ataupun kelompok. Orang
tua dan guru sering dapat mengenali anak yang memiliki bakat intelektual umum ini
dari keluasan pengetahuan umumnya dan ketinggian tingkat kosa kata, ingatan,
pengetahuan kata-kata abstrak, serta daya nalar abstraknya.
 Kemampuan atau Bakat Akademik spesifik. Siswa yang memiliki bakat
akademik spesifik dapat dikenali dari kinerjanya yang menonjol dalam tes
prestasi atau tes bakat dalam satu bidang tertentu seperti bahasa atau
matematika.
 Kemampuan Berpikir Kreatif dan Produktif. Ini merupakan kemampuan untuk
menghasilkan gagasan-gagasan baru dengan memadukan elemen-elemen yang
biasanya dianggap sebagai terpisahpisah dan tidak sejenis, dan kemampuan
untuk mengembangkan pengertian baru yang mengandung nilai sosial.
 Kemampuan Kepemimpinan. Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk 2 mengarahkan individu-individu atau kelompok-kelompok
ke satu keputusan atau tindakan bersama. Siswa yang menunjukkan
keberbakatan dalam kemampuan kepemimpinan mampu menggunakan
keterampilan kelompok dan bernegosiasi dalam situasi-situasi yang sulit.
Banyak guru dapat mengenali kepemimpinan dari minat dan keterampilan siswa
dalam pemecahan masalah. Karakteristik kepemimpinan mencakup rasa percaya
diri, tanggung jawab, kerjasama, kecenderungan untuk mendominasi, dan
kemampuan untuk mengadaptasikan diri dengan mudah pada situasi-situasi
baru. Siswa seperti ini dapat diidentifikasi dengan instrumen-instrumen seperti
the Fundamental Interpersonal Relations Orientation Behavior (FIRO-B)

Yang pertama bernama “ISAH MARK”


Adalah kasus Mark, seorang anak yang sangat cerdas, 11 tahun, yang selalu
berpikir sangat dalam, dan mampu mengekspresikan ide-idenya melalui sebuah
puisi. Total skor IQnya 137; Verbal IQ-nya 128, dan Performance IQ-nya 140. Mark
mempunyai kemampuan spasial yang luar biasa. Ia sangat mahir dalam bidang
struktur bangunan, dan mampu membuat puzzle di usianya yang kedua. Sekalipun
begitu ia tidak bisa menghapal hitungan perkalian, dan selalu berhitung dengan
menggunakan jari-jarinya. Kemampuan pengorganisasiannya sangat buruk, dan
mempunyai kesulitan dalam hal tulis menulis dengan tangan. Karena itu ia selalu
menolak menuliskan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Puisi di bawah ini adalah
salah satu contoh kemampuan abstraksinya dan keluarbiasaannya dengan berbagai
kata-kata.

“TIME
Time runs at its own speed,
Never stopping, never waiting,
It goes like the wind on a stormy day,
Like old friends when they pass away,
Time is a killer,
But still it gives life,
It comes and its goes,
Be it the day or the night,
It does not appeal to the average person,
But they do not think as I do,
For me time goes by like I first learned to walk just yesterday,
An eternity of life slipping through my grasp,
Like I could have done more with my life,
Like it wasted away,
Like the time I had,
Was just another day,
So I want you to think, before your day is over,
To remember it only comes once,
So, What will you do with your time?
-Anonymous 5th Grader,2003.”

Ia relatif bisa berprestasi, setelah bertahun-tahun mengalami kesalahan berbagai


diagnosa, pengobatan yang merugikan, dan lingkungan pendidikan serta intervensi
yang tidak menunjang. Sayangnya, sebetulnya ia bisa sukses, terlihat dari laporan orang
tuanya yang mengatakan bahwa ia kehilangan rasa cintanya untuk belajar.
Begitu menyedihkan memang, sebab Mark menjadi kehilangan begitu banyak
motivasinya untuk belajar. Sebab saat ia berusia lima tahun, saat menjelang tidur ia
sering membawa buku pekerjaannya membuat cerita-cerita yang penuh masalah, atau
berbuat hal-hal lain sejenisnya. Sekarang buatnya segala sesuatu tidak ada bedanya lagi,
tidak perduli. Ia menjadi semakin lelah dengan adanya intervensi dari orang-orang
dewasa, menjadi terdesak, dan diperlakukan secara berbeda. Ia juga tidak ingin
mendengar adanya istilah “gifted” ataupun “twice exceptional.” Ia ingin menyendiri
dan menginginkan sebagaimana adanya seperti halnya anak-anak lain. Ia sudah jenuh
dengan yang menginginkan agar ia bisa cocok di dalamnya, juga kepada orang-orang
disekitarnya yang sebagian hari-harinya menjauhinya, dan menuding apa saja yang
diperbuatnya sebagai suatu kesalahan.Tahun-tahun pertama.
Gangguan atau kesulitan Mark tak pernah menjadi perhatian fihak sekolah.. Hanya
perilakunya saja yang menjadi perhatian dalam penegakan diagnosa. Saat duduk di pra
sekolah, ia seringkali frustrasi dengan berbagai peraturan dan kurikulum yang tersedia.
Bila bermain dengan teman-temannya ia menginginkan agar ia menjadi anak yang
diperhitungkan – yang merupakan khas perilaku kebanyakan anak cerdas di pra
sekolah. Ia mudah menangis jika apa yang diinginkan tidak didapatkan. Para guru
menduga bahwa ia menyandang ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Yang pertama kedua THOMAS ALFA EDISON


Pria jenius yang dijuluki Penyihir Menlo Park itu memegang 1.093 paten atas
namanya. Ia juga penemu pertama yang menerapkan prinsip produksi massal pada
proses penemuan sehingga menjadikannya seorang pebisnis handal. Berkat dirinya
pula, rumah-rumah kita bisa diterangi oleh lampu. Edison memprotes sebuah surat
kabar gara-gara judulnya. Surat kabar tersebut menulis “Setelah 9.955 kali gagal
menemukan bola lampu pijar, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang
menyala” sebagai berita utama. Ia meminta judul berita itu diganti. Keesokan harinya,
atas permintaan Edison, surat kabar itu mengganti judul berita utamanya menjadi:
“Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang gagal menyala, Edison akhirnya
berhasil menemukan lampu yang menyala”.
Edison kerap kali disebut tuli. Padahal ia bukan sama sekali tidak bisa
mendengar, namun memiliki kesulitan untuk mendengar secara sempurna.
Penyebabnya sendiri bermacam-macam jika merunut pada beberapa sumber. Ada yang
menyebut karena demam ketika ia masih kecil serta beberapa kali infeksi bagian tengah
telinga yang tidak diobati. Ada juga yang menyebutkan karena telinganya dipukul
kondektur kereta api ketika laboratorium kimianya di gerbong barang terbakar.
Kegemaran Edison bereksperimen di gerbong kereta api membuatnya memiliki
laboratorium di dalam gerbong barang meski akhirnya laboratorium itu terbakar.
Edison kemudian membangun kembali laboratorium kimia dan percetakan di bagasi
mobil. Dari sinilah ia mempublikasikan Grand Trunk Herald yang merupakan surat
kabar pertama yang dipublikasikan di atas kereta.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENOLAKAN TERHADAP


ANAK BERBAKAT
Permasalahan yang Dapat Terjadi pada Anak Berbakat dalam penolakannya
berupa Kerentanan (vulnerability) anak berbarkat terletak dalam tingkat kemungkinan
yang lebih tinggi akan ketegangan emosional dan konflik sosial yang memerlukan
tingkat adaptasi yang tinggi agar tidak mengganggu kesehatan mental dan
berfungsinya secara umum. Kerentanan ini tampak pada semua anak berbakat, tetapi
kebanyakan dari mereka mampu menggunakan kekuatan intelektual unggul mereka
untuk penyesuaian diri secara efektif. Namun, sebagian dari mereka kurang berhasil
dalam penyesuaian diri ini disebabkan oleh konflik yang mereka alami.
Menurut Utami Munandar, 2009 mengemukaakn ada tiga faktor yang menyebabkan
anak berbakat dalam keadaan rentan merupakan ciri kepribadian yang dapat menimbulkan
kesulitan, menyebabkan ketegangan bagi anak berbakat yaitu:
1. Karakteristik kepribadian yang menyebabkan kerentanan anak berbakat ialah:
a) Perfeksionis
Dorongan dalam untuk mencapai kesempurnaan membuat siswa
berbakat tidak putus asa dengan prestasinya yang tidak dapat memenuhi
tujuan-tujuan pribadinya. Dorongan akan kesempurnaan ini dapat
menyebabkan anak berbakat hanya mau memilih kegiatan tertentu jika ia
yakin akan bisa berhasil. Kritik terhadap diri sendiri yang berlebih dan taraf
aspirasi yang tidak realitis membuat banyak anak berbakat diliputi rasa tidak
mampu.

b) Kepekaan yang berlebihan (supersensitivity)


Sistem saraf yang super sensitif dari anak berbakat membuatnya lebih
peka dalam pengamatan, menanggapi dirinya dan lingkungannya secara
analitis dan kritis, sehingga ia menjadi mudah tersinggung dan diliputi
perasaan seperti dikucilkan. Anak kecil yang berbakat sering digambarkan
sebgai anak yang hiperraktif dan perhatiannya mudah beralih.
c) Kurang keterampilan sosial
ada anak berbakat yang sulit menyesuaikan dirinya dengan lingkungn
sosialnya, mereka lebih banyak menyendiri dan dapat dihinggapi rasa
kesendirian dn kesunyian. Di lain pihak ada pula anak berbakat yang ingin
populer dan menjadi pimpinan, hal ini dapat mengarah kekecenderungan
untuk mendominasi kelompoknya.
Sosialisasi dini dari anak berbakat sagat penting bagi perkembangan
mereka sebagai pemimpin masa depan. Mereka memerlukan bimbingan orang
dewasa untuk membantu mereka belajar bagaimana berperanserta sebagai
anggota kelompok, disamping juga memenuhi kebutuhan pribadi mereka.

2. Kondisi lingkungan yang dapat menyulitkan anak berbakat ialah:


a. Solasi Sosial
Karena kurang memahami ciri-ciri dan kebutuhan anak berbakat, orang
dewasa dalam sikap dan perilaku mereka dapat menunjukkan sentimen
atau penolakan terhadap anak berbakat.
Demikian pula kelompok sebaya dapat memberi tekanan terhadap
anggota kelompokyang menyimpang dari mayoritas, yang kreatif dan
berbakat. Kondisi ini dapat menyebabkan anak berbakat mengalami isolasi
sosial.

b. Harapan yang tidak realistis


Harapan atau tuntutan yang tidak realistis terhadap anak berbakat dari
pihak orang tua atau orang dewasa lainnya dapat terjadi karena dua hal:
 Kecenderungan untuk menggeneralisasi sehingga anak
berbakatdiharapkan/dituntut menonjol dalam semua bidang.
 Pelibtan ego orang tua atau guru terhadap keberhasilan anak (ingin
merasa bangga atas prestasi anak
c. Tidak tersedia pelayanan pendidikan yang sesuai
Ketidakpedulian terhadap kebutuhan anak berbakat dan penolakan
terhadap hak-hak mereka menyebabkan masyarakat kurang memberikan
kesempatan pendidikan yang sesuai bagi anak berbakat. Akibat dari
keterlantaran ini ialah bahwa siswa berbakat harus menyelesaikan
pendidikan formal mereka dalam sekolah yang lebih menekankan
konformitas terhadap “yang rata-rata”. Dalam iklim sosial ini anak
“berbeda”, hal ini dapat mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan
mentalnya maupun terhadap pertumbuhan dan perkembangannya secara
menyeluruh

Terkait dengan masalah anak berbakat Ohio’s State Board of


Education telah melakukan penelitian, yang hasilnya menunjukkan bahwa
1) banyak anak berbakat mengalami “drop out” dari sekolah, karena
tidak memperoleh layanan akademik atau pembelajaran yang
dibutuhkan,
2) anak berbakat yang tidak mendapatkan tantangan, atau stimulasi
yang dapat mengembangkan potensinya cenderung kurang siap
menerima tantangan, tugas-tugas sekolah yang lebih tinggi
3) 85% anak berbakat mengalami “underaciver” karena mereka tidak
memperoleh layanan pendidikan yang diharapkan, dan
4) Mereka sering mengalami rasa bosan, kurang bersemangat,
frustasi, rasa marah, dan merasa kurang berharga.

3. BEDAH KASUS ANAK YANG BERBAKAT MENGALAMI PENOLAKAN


DALAM MADIA MASA.

Yang Pertama Albert Einstein


yang mengalami sewaktu kecilnya ia justru dianggap orang bodoh. Ia tidak bisa
berbicara sewaktu kecilnya sepatah kata pun sampai beliau berusia 4 tahun.
Guru SD bahkan menganggapnya pemalas karena selalu mengajukan
pertanyaan abstrak yang tidak masuk akan bagi anak seusianya. Dan saat
dewasa ia pun justru berhasil merumuskan teori relativitas. (Melani,2016).

Yang Kedua: “Miris, Pria di Lombok Ditolak Jadi MC karena Disabilitas


Senin, 25 Oktober 2021 - 09:19 WIB Oleh : Dedy Priatmojo, Satria Zulfikar
(Mataram) Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Senin, 25
Oktober 2021 - 09:19 WIB
Judul Artikel : Miris, Pria di Lombok Ditolak Jadi MC karena Disabilitas
Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1416597-miris-pria-di-
lombok-ditolak-jadi-mc-karena-disabilitas?page=all&utm_medium=all-page
Oleh : Dedy Priatmojo, Satria Zulfikar (Mataram).
VIVA – Aksi diskriminatif dialami Lalu Ahmad Fatoni, seorang
penyandang disabilitas asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Fatoni melalui
unggahan status Facebook bercerita mendapatkan perlakuan diskriminatif oleh
pihak Angkasa Pura Hotel, anak perusahaan Angkasa Pura I di Lombok,
Minggu, 24 Oktober 2021.
VIVA.co.id pada hari Senin, 25 Oktober 2021 - 09:19 WIB
Judul Artikel : Miris, Pria di Lombok Ditolak Jadi MC karena Disabilitas.
Bermula saat anak disabiltas diminta menjadi master of ceremony (MC) atau
pembawa acara Opening Ceremony PASS (Premium Airport Special Service)
di Bandara Internasional Lombok, Minggu pagi
Anak tersebut cukup interest ketika ditelpon salah satu teman untuk
mengisi acara tersebut beberapa hari yang lalu, karena anak tersebut sudah
terbiasa mengisi dan membawa acara acara formal/semi formal maupun acara
bebas," kata Fatoni pada akunnya Bajang Tony. Namun, ketika anak tersebut
datang dengan setelan jas hitam lengkap dengan dasi dan sepatu, panitia acara
sempat sinis karena mengetahui Fatoni yang menjadi MC. Apalagi Fatoni
seorang penyandang disabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
https://jadiberita.com/97823/fakta-menarik-thomas-alva-edison-menolak-disebut-9-
955-kali-gagal.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195701311986031-
NIA_SUTISNA/AB/GIFTED.pdf
https://www.viva.co.id/berita/nasional/1416597-miris-pria-di-lombok-ditolak-jadi-
mc-karena-disabilitas?page=all&utm_medium=all-page
http://gifted-disinkroni.blogspot.com/2007/04/kisah-mark-gifted-child-yang-
menderita.html
http://nadrakonselingfkip.blogspot.com/2015/11/anak-berbakat.html

Anda mungkin juga menyukai