Anda di halaman 1dari 7

RESUME 14

MATA KULIAH ANAK CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA PERTEMUAN


15

DOSEN PENGAMPU

1.Dr. Marlina, S.Pd. M.Si


2.Dr.Irdamurni, M.Pd
3.Dr. Nurhastuti, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

Nama : Anita Br Sembiring


Nim : 21003259

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
2021
1. Konsep Dasar BK Bagi Anak Berbakat
Anak berbakat kreatif perlu program bimbingan yang berdiferensiasi yang
berkenaan karakteristik, kebutuhan, dan masalah-masalah mereka.
1) Diperlukan dukungan dari lingkungan yang meliputi fleksibelitas dalam
memberikan kesempatan, model yang positif, bimbingan dan dukungan untuk
membengun kepercayaan dari dalam,melakukan kegiatan kreatif,empati, dan
menghargai rasa anak berbakat kreatif.
2) Kebutuhan anak berbakat akan konseling meliputi bidang perkembangan psiko
sosial,perencanaan akademis dan karir.
3) Fungsi umum program bimbingan dan konseling meliputi tiga proses dasar
konseling, konsultasi dan koordinasi.
4) Lingkungan pendidikan yang restriktif, suportif, dan permisif,mempunyai dampak
yang berbeda terhadap dampak perkembangan anak.
5) Layanan anak berbakat lebih bersifat developmental dan proaktif,daripada
remedial dan reaktif.
6) Pendekatan konseling dan intervensi yang digunakan dikaitkan dengan
karakteristik dan kebutuhan anak berbakat
7) Straregi untuk kebutuhan konseling akademis meliputi pemberian informasi
tentang hasil tes dan asismen,menerapkan bidang subyek akademis dalam
kehidupan nyata, mengarahkan hubungan mentor yang bermakna untuk
kebutuhan kognitif/akademis dan efektif anak berbakat, dan memberikan
informasi tentang pilihan program dan mataajaran.
8) Strategi untuk kebutuhan konseling karier meliputi beberapa topik kunci untuk
didiskusikan, dan kegiatan yang membntu siswa merencanakan karir.Karakteristik
anak berbakat dan kondisi lingkungan rumah, sekolah dan lingkungan rumah,
sekolah dan masyarkat yang menghambat ungkapan kretif mengakibatkan
berbagai ketegangan padaanak berbakat yang pada gilirannya dapat menyebabkan
kesulitan dalam belajar dan prilaku bermasalah.
9) Untuk dapat membantu siswa mengatasi ketegangan ini,konselor
perlumememahami arti keberbaktan, karakteristik, dan kebutuhan anak berbakat,
menemukenali kondisi yang menghambat perkembangan dan ungkapan
kreativitas, serta membantu siswa berbakat memperoleh ketrampilan interpersonal
dan intelektual untuk mengahadapi ketegangan sejak awal.

2. Teknik-teknik BK Bagi Anak Berbakat


Secara umum model dan strategi konseling bagi ABA(Anak berbakat akademik)
dapat dikemukan sebagai berikut:
1) Konseling terapetik
Konseling terapetik pribadi untuk memberikan perlakuan terhadap
masalah yang dihadapi oleh ABA, baik itu berkenaan dengan masalah sosial,
akademik, maupun karir. Adapun strategi yang sering menunjukkan efektivitas
yang tinggi bagi penyelesaian persoalan ABA, di antaranya sebagai berikut:
pengelompokan dengan teman sebaya, mentrukturkan sistem, pembuatan jejaring,
konseling/diskusi kelompok, terapi pustaka, pemberian model tokoh keagamaan,
mentorship, pemagangan, konseling sebaya, konseling keluarga, konseling
individual, dan kelompok pendukung.
2) Konseling preventif
Konseling preventif dimaksudkan untuk memberikan perlakuan terhadap
ABA dengan berorientasi pada pencegahan akan terjadainya persoalan yang akan
muncul di kemudian hari. Adapun strategi yang sering dijadikan pilihan, di
antaranya: perencanaan akademik yang sesuai, mencegah perkembangan kelainan
prilaku, mencegah underachievement, mencegah konflik sosial/akademik,
menaruh perhatian terhadap kebutuhan afektif terhadap populasi khusus,
perencanaan karir, menghindari dampak terhadap keluarga.
3) Konseling perkembangan
Konseling perkembangan dimaksudkan untuk memberikan layanan
konseling yang berorientasi pada dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan ABA
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi dan
kondisinya. Adapun strategi yang dilakukan di antaranya: memahami kekuatan
dan kelemahan, penerimaan diri dan pengakuan terhadap keterbatasan ABA,
komitmen untuk memelihara kemampuan ABA, pengembangan internal locus of
control, penerimaan kesalahan sebagai pengalaman belajar, keterampilan
mengatasi konflik, keterampilan pemecahan masalah, kesadaran, pemahaman dan
penerimaan terhadap orang lain, keterampilan berkomunikasi,keterampilan
kepemimpinan dan pembuatan keputusan, pengetahuan tentang teknik
pengurangan stres, dan kemampuan memandang dirinya sendiri dan kejadian
dengan humor.
Pilihan model konseling sangatlah tergantung pada kepentingan konseling,
apakah konseling dimaksudkan untuk melakukan pencegahan, melakukan penanganan
dan penyelesaian, atau melakukan pengembangan. Artinya, kehadiran konseling bagi
ABA sangat dinantikan pada saat kapan pun, sehingga tidak ada hari bagi ABA tanpa
kebutuhan konseling karena layanan konseling diperlukan oleh siapa pun dan dalam
kondisi apa pun.

3. Kerjasama Penanganan AB dalam BK


Van Tassel-Baska (1998) menegaskan bahwa ada tiga pihak yang memiliki
tanggung jawab dalam pemberian layanan konseling bagi ABA, yaitu konselor sekolah,
guru kelas, dan orang tua. Mereka sering tidak bersedia atau tidak terampil dalam
memberikan konseling bagi ABA, karena itu salah satu alternatif untuk memberikan
bimbingan ABA adalah guru ABA. Dalam beberapa setting, orang-orang yang bekerja
dengan ABA untuk sejumlah waktu dalam sistem “pulling out” melihat perilaku ABA
berdasarkan suatu tujuan dan dasar-dasar yang terus berkembang. Di samping itu, mereka
juga memiliki akses yang cukup bertemu dengan ABA berdasarkan jadwal yang mereka
miliki. Sering kali, guru-guru ini juga yang mengetahui tentang hakikat dan kebutuhan
anak berbakat, baik aspek kognitif maupun afektif. Dengan demikian, guru ABA
mungkin merupakan posisi yang terbaik dalam memberikan bimbingan yang diperlukan
oleh ABA.
Menyadari akan keterbatasan guru ABA, terutama untuk tugas mengajar lainnya,
dalam memberikan layanan konseling bagi ABA, maka konselor sekolah seharusnya
mengambil alih tugas ini dengan penuh tanggung jawab, sehingga konselor mampu
menunjukkan kinerja untuk semua siswa, seiring dengan guidance for all.

Di samping konselor, layanan konseling yang dimaksudkan untuk memenuhi


kebutuhan ABA secara menyeluruh dapat dilakukan oleh orangtua yang memang
memiliki waktu yang cukup banyak hidup bersama-sama ABA di rumah. Setidak-
tidaknya orangtua memiliki kepekaan dan kesediaan untuk memberikan dukungan,
fasilitas, dan kemudahan bagi pemenuhan segala ABA untuk berkembang lebih optimal.
Untuk dapat menunjukkan kinerja optimal, baik bagi konselor, guru, maupun orangtua,
maka berikut ini akan dikemukan beberapa hal penting untuk dilakukan:
Konselor hendaknya:
a) Terlatih dan teknik konseling secara umum.
b) Sensitif terhadap isu-isu afektif pada berbagai fae perkembangan.
c) Bersedia menyusun mentorship, magang, dan program khusus.
d) Terlatih untuk melaksanakan dan menginterpretasi tes-tes khusus dan inventori.
e) Familiar dengan teknik-teknik bermain peran.
f) Mampu mendiagnose bidang-bidang masalah berkaitan dengan pengembangan
psikososial anak.
Guru hendaknya :
a) Sadar akan keunikan kebutuhan sosial dan emosi ABA.
b) Terlatih dalam teknik intrervensi yang efektif terhadap ABA.
c) Sensitif terhadap isu-isu afektif.
d) Bersedia mengatasi isu-isu psikososial yang terjadi sehari-hari di kelas.
e) Terlatih untuk menterjemahkan informasi asesmen ke dalam program pilihan.
f) Familiar dengan ABA yang dapat memainkan peran.
g) Mampu mengarahkan kegiatan anak dan mengelompokkannya secara tepat
sehingga dapat membantu perkembangan psikososial.
Orangtua hendaknya:
a) Sadar akan kenuikan kebutuhan anak untuk semua aspeknya.
b) Memiliki keterampilan sederhana untuk memenuhi kebutuhan anak.
c) Menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi kegiatan anak di rumah.
d) Mendampingi anaknya untuk mengunjungi tempat-tempat yang mendidik.
e) Bersedia bekerja sama dengan konselor, guru, dan personal sekolah lainnya untuk
kepentingan kemajuan anaknya.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang-orang yang ada di
dekat ABA. Idealnya setiap pihak tidak harus mendominasi dalam mendidik dan
mempenagruhi pertumbuhan ABA, melainkan yang penting adalah setiap pihak mampu
menampilakn perannya sesuai dengan kebutuhan pada saat yang tepat. Lepas dari itu,
untuk kepentingan layanan konseling diharapkan konselor sekolah mampu menunjukkan
peran dan keterlibatannya secara optimal, sehingga mampu berbuat yang terbaik baik
optimalisasi ABA dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Downloads/214-594-1-PB.pdf

https://id.scribd.com/document/486653802/15-Konsep-dasar-BK-bagi-anak-berbakat

https://studylibid.com/doc/4325589/penanganan-untuk-anak-berbakat

Anda mungkin juga menyukai