Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PRESENTASI

ANAK BERBAKAT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10 :

1. FRISKA O.SIAHAAN
2. ELFRIDA ROSALINA
3. AGNES LUPITA MANURUNG
4. DERLIA SITOMPUL

KELAS : A-MANDIRI 2016

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang mana atas berkat
dan kasih nya penulis dapat menyusun makalah tentang “ Anak Berbakat “yang diberikan oleh
Dosen dengan baik. Penulis juga berterimakasih kepada Dosen pengampu yang telah
membimbing penulis dalam menyusun makalah rutin ini. Dan penulis juga berterimakasih
kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam mencari sumber yang tepat.

Penulis menyadari bahwa,makalah ini jauh dari kata sempurna. Baik itu dari segi
bahasa,sudut pandang,penulisan,tanda baca dan banyak lagi. Penulis minta maaf atas
kekuranagan yang ada. Kiranya Bapak dan Pembaca yang lain,dengan ringan hati memberikan
komentar ataupun masukan terhadap makalah yang penulis buat agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik lagi.

Akhir kata,penulis ucapkan terimakasih. Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca.

Medan,10 November 2016

Penulis

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang…………………………………………………………………………………….1

Rumusan Masalah………………………………………………………………………………....1

Tujuan……………………………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Anak Berbakat………………………………………………………………………...3

Klasifikasi Anak Berbakat………………………………………………………………………...4

Faktor-Faktor Anak Berbakat…………………………..…………………………………………5

Karakteristik Anak Berbakat………………………………………………………………………7

Identifikasi Anak Berbakat…………………………………….………………………………….9

Problema Anak Berbakat…………………………………………………………………….......11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan………………………………………………………………………………………13

Saran……………………………………………………………………………………………..13

Daftar pustaka……………………………………………………………………………………15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak lainnya.
Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri yang khas yang menunjukkan pada keunggulan dirinya.
Namun, keunggulan tersebut selain menjadi sebuah kekuatan dalam dirinya sekaligus menjadi
kelemahan. Yang dimaksud sebagai kelemahan di sini adalah diabaikannya ia sebagai individu
yang memiliki hak sama dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Anak-anak berbakat memiliki potensi yang luar biasa, baik untuk menjadi pribadi yang
positif ataupun yang negatif. Hal ini ditentukan oleh penanganan yang mereka pada masa
tumbuh kembang, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat di mana dia tinggal.

Mereka adalah bibit yang siap tumbuh, sebagaimana tanaman yang merupakan bibit
unggul tidak serta merta menjadi tumbuhan yang luar biasa, karena akan bergantung pada
keadaan tanah di mana ia ditanam, bagaimana unsur haranya, mineralnya, bagaimana
pemupukan yang ia terima, penyinaran mataharinya dan lain sebagainya.
Orangtua dan pendidik seyogyanya menyadari pentingnya pengenalan tanda-tanda anak
berbakat, dengan demikian bisa menentukan pendekatan apa yang tepat dan bagaimana cara
menerapkan pada pola didik anak yang bersangkutan.

B . Rumusan Masalah

1.         Apa yang dimaksud dengan anak berbakat?


2.         Apa saja macam-macam keberbakatan anak?
3.         Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberbakatan anak?
4.         Bagaimana karakteristik anak berbakat?
5.         Bagaimana upaya penanganan anak berbakat?
6.         Bagaimana layanan yang ditujukan untuk anak berbakat?
7.         Apa saja problematika anak berbakat?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dari anak berbakat
2. Untuk mengetahui macam-macam keterbakatan anak
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keterbakatan anak
4. Untuk mengetahui karateristik anak berbakat
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya penanganan anak berbakat
6. Untuk mengetahui layanan yang ditujukan pada anak berbakat
7. Untuk mengetahui problematika yang dialami oleh anak berbakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Anak Berbakat


Definisi menurut USOE (United States Office of Education), anak berbakat adalah anak
yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti
intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik dan mereka yang
membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah
sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya (Hawadi, 2002).

Keberbakatan (giftedness)dan keunggulan dalam kinerja mempersyaratkan dimilikinya tiga


cluster ciri-ciri yang saling terkait, yaitu: kemampuan umum atau kecerdasan di atas rata-rata,
kreativitas, dan pengikatan diri terhadap tugas sebagai motivasi internal cukup tinggi. Oleh
karena itu, untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, ketiga karakteristik
tersebut perlu ditumbuhkembangkan dalam tiga lingkungan pendidikan, yakni keluarga, sekolah,
danmasyarakat.
Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan atau spesifik, tingkat tanggung
jawab terhadap tugas yang tinggi, dan tingkat kreativitas yang tinggi (Renzulli dalam hawadi,
2002)

Sedangkan menurut Depdiknas (2003), anak berbakat adalah mereka yang oleh psikolog
dan atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan dan
memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang
memadai, dan keterikatan pada tugas yang tergolong baik.

3
2. Klasifikasi Anak Berbakat
Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikanmenjadi tiga
kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984; 29) yaitu; Superior, Gifted
dan Genius.Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat ketinggian intellegnsi yang
berbeda.

a. Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan
sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai
200.Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali,
mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di
samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya
mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi
(emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan
tidak mudah menerima pendapat orang lain.
b. Gifted and Talent
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkatkecerdasannya (IQ)
antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat
menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted
diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu,
imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.
c. Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125sehingga
prestasi belajarnya cukup tinggi.Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat
berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan
mudah dan dapat perhatian dari teman temannya. bakat memiliki kemampuan yang tinggi jika
dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.

4
3. Faktor-faktor Penyebab  

Ada beberapa faktor penyebab keberbakatan anak, diantaranya: 

a.      Faktor Genetik dan Biologis Lainnya


Pendapat bahwa intelegensi dan kemampuan yang berkualitas adalah diturunkan kurang
dapat diterima di masayarakat yang memandang bahwa semua orang itu sama. Penelitian dalam
genetika perilaku menyatakan bahwa setiap jenis dalam perkembangan perilaku dipengaruhi
secara signifikan melalui gen/keturunan. Namun demikian faktor biologis juga tidak dapat
diingkari, faktor biologis yang belum bersifat genetik yang berpengaruh pada intelegensi adalah
faktor gizi dan neurologik. Kekurangan nutrisi dan gangguan neurologik pada masa kecil dapat
menyebabkan keterbelakangan mental. Studi dari Terman terhadap orang-orang yang memiliki
IQ tinggi menunjukkan keunggulan fisik seperti: tinggi, berat, daya tarik dan kesehatan,
dibandingkan mereka yang intelegensinya lebih rendah.
Penekanannya adalah, individu tidak mewarisi IQ atau bakat. Yang diwariskan adalah
sekumpulan gen yang bersama dengan oengalaman-pengalaman akan menentukan kapasitas dari
intelegensi dan kemampuan-kemampuan lainnya (Zigler & Ferber, dalam Hallahan & Kauffman,
1994).
b.      Faktor Lingkungan
Stimulasi, kesempatan, harapan, tuntutan, dan imbalan akan berpengaruh pada proses
belajar seorang anak. Penelitian tentang individu-individu berbakat yang sukses menunjukkan
masa kecil mereka di dalam keluarga memiliki keadaan sebagai berikut:
         Adanya minat pribadi dari orang tua terhadap  bakat anak dan memberikan dorongan Orangtua
sebagai panutan
         Ada dorongan dari orangtua untuk menjelajah
         Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai situasi, proses belajar awal lebih
bersifat eksplorasi dan bermain
         Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor
         Ada perilaku-perilaku dan nilai yang diharapkan berkaitan dengan bakat anak dalam keluarga

5
         Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan, memberi pengarahan bila diperlukan, memberikan
pengukuran pada perilaku anak yang dilakuakn dengan terpuji dan memenuhi standard yang
ditetapkan
         Orangtua mencarikan instruktur dan guru khusus bagi anak
         Orantua mendorong keikutsertaan anak dalam berbagai acara positif di mana kemampuan anak
dipertunjukkan pada khalayak ramai

Anak-anak yang disadari memiliki potensi perlu dikembangkan, perlu memiliki keluarga
yang penuh rangsangan, pengarahan, dorongan, dan imbalan-imbalan untuk kemampuan mereka.
Penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok budaya atau etnik-etnik tertentu
menghasilkan lebih banyak anak-anak berbakat walaupun tingkat sosial ekonominya berbeda.
Hal ini dikaitkan dengan mobilitas sosial dan nilai yang tinggi pada prestasi di dalam bidang-
bidang tertentu yang ada dalam kelompok budaya dan etnik tertentu yang menjadi kontribusi
dalam keberbakatan.
Jadi lingkungan memeiliki pengaruh yang banyak terkait bagaimana genetik anak
diekspresikan dalam kesehariannya. Faktor keturunan lebih menentukan rentang di mana
seseorang akan berfungsi, dan faktor lingkungan menentukan apakah individu akan berfungsi
pada pencapaian lebih rendah atau lebih tinggi dari rentang tersebut.

6
4. Karakteristik Anak Berbakat

Biasanya anak yang kreatif  selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai
kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Mereka biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya
diri, lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) daripada anak-anak pada
umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting, dan
disukai, tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan orang lain. Merekapun tidak merasa takut
untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak
disetujui orang lain. Orang yang inovatif cenderung menonjol, berbeda, membuat kejutan, atau
menyimpang dari tradisi/kebiasaan setempat. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan
membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka. Thomas Alpha Edioson
mengungkapkan bahwa “Genius is 1% inspiration and 99% perspiration”.
Treffinger mengatakan bahwa pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.
Rencana inovatif serta produk orisinil mereka telah dipikirkan matang-matang lebih dahulu,
dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.
Apabila dilihat dari kemampuan –kemampuan yang membedakan mereka dari anak-anak
sebayanya, maka kita akan menemukan karakteristik – karakteritik berikut pada  anak-anak
berbakat.

Karakteristik Kognitif

       Kualitas luar biasa di  informasi

       Ingatan yang kuat

Kebiasaan perubhan minat

Keinginan kemampuan menghasilkan ide-ide dan solusi yang asli

7
Karakteristik Bahasa

       Kemampuan verbal

       Perkembangan yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa.

       Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik

       Tidak kebal untuk keretakan kekurangan integrasi di antara pikiran dan badan

Karakteristik Afektik

       Pendekatan evaluasi terhadap diri sendiri dan lainya.

       Gigih, tujuan perilaku tak langsung.

       Kepekaan yang tak bias untuk harapan & perasaan orang lain.

       Tingginya kesadaran diri, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan.

       Perkembangan awal  dalam focus of control dan kepuasan kedalam dan identitas
emosional yang tidak biasa.

       Harapan yang tinggi dan lainya, sering menuju tingkat frustasi dirinya, lainya dan
situasinya.

       Kemampuan tingkat perkembangan moral.

       Kemajuan kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan masalah
sosial.

8
5. Identifikasi Anak Berbakat
Dalam mengidentifikasikan keberbakatan seorang anak, Renzulli menyarankan beberapa cara
berikut :
a.    Pendekatan Psikometri
Pendekatan psikometri yaitu suatu teknik yang dipakai untuk melakukan penilaian dan
pengukuran aspek psikis, antara lain dengan tes intelegensi, tes prestasi belajar, tes bakat dan
kemampuan khusus yang meliputi kreativitas, penalaran, bakat mekanik, angka – angka dan
kemampuan – kemampuan verbal. Penyusunan alat harus melalui uji coba dan penelitian yang
cermat, sehingga validitas dan reliabilitas alat tersebut cukup mantap, serta digunakan secara
benar, bertanggung jawab oleh ahli – ahli yang sudah terdidik dan berwenang untuk melakukan
itu.

b.   Hal – Hal Yang Terlihat Dalam Perkembangan


Identifikasi bisa dilakukan oleh guru atau orang tua yang mengamati dan mencatat
adanya perkembangan yang berbeda dibanding pada umumnya, karena lebih cepat. Dalam
perkembangan, ada tempo perkembangan dengan akselerasi sesuai dengan keadaan dan
kematangannya.

Akselerasi perkembangan pada mereka yang berbakat luar biasa lebih cepat dibanding
pada umumnya, ini dikenal dengan terminologi prekositas. Prekositas ini meliputi banyak aspek
perkembangan, bahkan banyak ahli menghubungkan antara prekositas ada aspek fisik (seperti
tinggi dan berat badan) dan prekositas pada aspek mentalnya.

9
c.    Penampilan Yang Meliputi Prestasi dan Perilaku
Pengamatan terhadap perilaku keberbakatan yang luar biasa, bisa dilakukan terhadap
ekspresi, minat, dan perhatiannya yang besar terhadap suatu hal yang khusus atau suatu bidang
studi, aktivitas, ekstrakurikuler, kesenian, tulisan, mengarang, dan kejadian – kejadian di
lingkungannya. Ini disertai oleh keinginan – keinginan untuk melakukan atau memperoleh
sesuatu lebih dari porsi pada umumnya, serta untuk mendapat hasil sebaik – baiknya dan setinggi
– tingginya.

d.   Pendekatan Sosiometri


Identifikasi bakat dapat pula dilakukan melalui cara tidak formal oleh lingkungan sosial,
lingkungan permainan, pergaulan, maupun organisasi, yang mengamati dan menilai adanya
bakat anak yang luar biasa, dan karena itu bisa pula memperlakukan mereka secara khusus,
misalnya sebagai tempat bertanya, atau kalau kapasitas kepemimpinannya menonjol, bisa
dimanfaatkan oleh lingkungannya.

10
6. Problem Anak Berbakat
Keberbakatan menimbulkan permasalahan bagi penyandangnya apabila mereka tidak
memperoleh dukungan dan bantuan yang diperlukannya.Permasalahan itu terutama timbul pada
masa remaja. Buescher dan Higham (1990) mengemukakan bahwa anak anak berbakat antara
usia 11 dan 15 tahun sering menghadapi berbagai masalah sebagai akibat dari keberbakatannya
yang meliputi: perfeksionisme, competitiveness, penilaian yang tidak realistis terhadap
keberbakatannya, penolakan dari teman sebaya, kebingungan akibat “pesan-pesan” yang
beraneka ragam sehubungan dengan bakatnya, dan tekanan dari orang tua serta masyarakat agar
berprestasi, di samping permasalahan yang ditimbulkan oleh terlalu tingginya ekspektasi
terhadap diri mereka.

Beberapa anak berbakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan memilih teman,
memilih jurusan di sekolah atau perguruan tinggi, dan akhirnya juga mengalami kesulitan dalam
memilih karir.Masalah-masalah perkembangan yang dialami oleh semua remaja juga dialami
oleh remaja berbakat tetapi masalahnya dibuat lebih kompleks oleh kebutuhan khusus dan
karakteristik anak berbakat.Kemudian kesulitan utama remaja berbakat Salah satu nya juga
disebabkan karena lingkungan belajar yang kurang menantang kepada mereka untukmewujudkan
kemampuannya secara optimal.

Permasalahan tersebut sering di perdebatkan karena Di sisi lain memang masih adanya
suara-suara sumbang yang menyangsikan keberhasilan pendidikan khusus bagi siswa cerdas dan
berbakat. Kubu ini berpendapat bahwa penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa cerdas
dan berbakat lebih banyak mudaratnya ketimbang manfaatnya dan tidak mencerminkan alam
demokratis, membentuk kelompok elit dan merupakan pemborosan.Beberapa alasan mengapa
anak berbakat perlu diberikan pendidikan khusus (diutip dari soreson,1988).

11
1.        Keberbakatan muncul dari proses interaktif, dimana tantangan dari rangsangan lingkungan
membawa keluar kapasitas yang dimiliki diri sendiri dan memprosesnya.

2.        System politik dan sosial kita bersandar pada prinif demokratis, jika sekolah mnediakan
kesempatan pendidikan yang sama untuk semua anak, ini berarti mengingkari adanya hak
perkembangan pendidikan yang cocok bagi anak berbakat.

3.        Anak berbakat dapat segera menemukan gagasan dan minat mereka yang berbeda dari anak
sebayanya.

4.        Jika pendidik mempertimbangkan kebutuhan anak berbakat dan mendesain program pendidikan
yang memenuhi kebutuhanya,maka siswa akan menunjukkan prestasi dan perkembangan yang
luar biasa, sesuai dengan rasa kompetisi dan kesehaan mentalnya.

5.        Kontribusi anak berbakat pada masyarakat berada pada seluruh aspek kehidupan, dan
proporsional dalam keseluruhan. Masyarakat akan banyak membutuhkan siswa seperti ini

Masalah anak berbakat lebih rawan dari pada anak biasa.Anak-anak dengan bakat luar
biasa ternyata besar kemungkinannya untuk gagal maupun sukses pada masa
dewasa.Kebanyakan dari mereka tidak sukses pada masa dewasa karena perlakuan yang mereka
alami dan dalam beberapa kasus direngut dari masa kanak-kanak.Dalam beberapa kejadian,
orang tua menekan anaknya begitu keras atau malah dipisahkan dari kelompok sebayanya,
sehingga akhirnya hanya mempunyai sedikit teman .karena anak berbakat lebih rawan dari pada
anak biasa, anak berbakat harus lebihdi berikan perhatian khusus.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak lainnya.
Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri yang khas yang menunjukkan pada keunggulan dirinya.
Namun, ‘keunggulan’ tersebut selain menjadi sebuah kekuatan dalam dirinya sekaligus menjadi
‘kelemahan’. Yang dimaksud sebagai kelemahan di sini adalah diabaikannya ia sebagai individu
yang memiliki hak sama dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

Keberbakatan (giftedness)dan keunggulan dalam kinerja mempersyaratkan dimilikinya


tiga cluster ciri-ciri yang saling terkait, yaitu: kemampuan umum atau kecerdasan di atas rata-
rata, kreativitas, dan pengikatan diri terhadap tugas sebagai motivasi internal cukup tinggi. Oleh
karena itu, untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, ketiga karakteristik
tersebut perlu ditumbuhkembangkan dalam tiga lingkungan pendidikan, yakni keluarga, sekolah,
dan masyarakat.

Saran
Orangtua sebaiknya merasa perlu menambah wawasan tentang tumbuh kembang anak, hal
ini mencakup tahap-tahap perkambangan anak,  pola asuh dan pola didik anak. Dengan
mengetahui informasi tentang tahap perkembangan anak, maka orangtua bisa secara dini
mengenali hal-hak yang tidak biasa yang ada pada diri anak.
Kemudian, dengan memahami konsep-konsep pola asuh dan pola didik yang ilmiah, maka
orangtua akan mampu menimimalisir kesalahan dalam menerapkan nilai, sikap, dan perilaku
dalam menghadapi anak, terutama ketika anak-anak menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang
berbeda dengan anak-anak seusianya.

13
Di samping orangtua, seorang pendidik atau guru dianjurkan juga menambah pengetahuan
tentang perkembangan anak, disamping menguasai substansi mata pelajaran yang diajarkannya
di dalam kelas, tentunya hal ini akan memudahkan bagi guru dalam mengambil pendekatan
sesuai dengan kepribadian si anak

Pemerintah sebagai payung utama pertumbuhan dan perkembangan warga negaranya,


semestinya menaruh perhatian besar terhadap penelitian-penelitian, pengembangan-
pengembangan terkait dengan pendidikan anak berbakat. Karena hal ini terkait dengan
kesuksesan generasi muda sebuah negara dalam menyongsong masa depannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: LPSP3 UI

Sunarto dan Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Link: pengertian-anak-berbakat.blogspot.co.id
Oleh: Mari berbagi ilmu
Tanggal: 1 Juni 2013

15

Anda mungkin juga menyukai