Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK BERBAKAT

MAKALAH

Untuk Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Anak


Berkebutuhan Khusus

DISUSUN OLEH :

1. Sarah Amalia Safitri (857521177)


2. Ai Nuraeni (857517217)
3. Wina Nur Wahidah (857515617)
4. Tina (857571217)

UNIVERSITAS TERBUKA
CIAMIS

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat
dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus pada Universitas Terbuka dengan ini penulis
mengangkat judul “PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK BERBAKAT”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

Kegiatan Belajar 1.......................................................................................... 1


A. Definisi dan Dampak Anak Berbakat................................................. 1
1. Definisi Anak Berbakat................................................................... 1
2. Dampak anak Berbakat.................................................................... 2
Kegiatan Belajar 2..........................................................................................
A. Kebutuhan Pendidikan dan Jenis Layanan bagi anak Berbakat.......... 5
1. Kebutuhan Pendidikan Anak Berbakat............................................ 5
2. Jenis-jenis Layanan Bagi Anak Berbakat......................................... 6
KESIMPULAN............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

ii
KEGIATAN BELAJAR 1
Definisi dan Dampak Anak Berbakat
A. DEFINISI
Pengertian dan definisi mengenai anak berbakat sangat beragam. Keragaman itu
sangat tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap keberbakatan.
Beberapa definisi keberbakatan dapat dikemukakan sebagai berikut.
I. Definisi versi Amerika
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor tes
inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang Dunia I. Dalam
hasil tesnya itu, anak-anak yang memiliki skor IO 130 atau 140 dinyatakan sebagai anak
berbakat (Kirk & Gallagher, 1979 6). Sekitar Tahun 1950 pengertian tersebut mulai
berkembang ketika para pendidik di Amenka Serikat berusaha memberikan pengertian yang
lebih luas tentang anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented) ialah
mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa hebat dalam suatu bidang
yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk dan Gallagher, 1979:61).
Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne adalah sebagai berikut
Gifledness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas rata-rata dalam
satu atau lebih ranah (domains) bakat manusia. Talented berhubungan dengaa penampilan
(performance) yang secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang
aktivitas manusia” (Gagne dalam Calongelo dan Davis, 1991:65).

2. Definisi versi Indonesia


Adapun definisi berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam seminar/
lokakarya Program alternatives for the gifted and talented yang diselenggarakan di Jakarta
(1982) bahwa yang disebut anak berbakat, adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-
orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-
kemampuan luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa
bidang, meliputi bidang intelektual umum, bidang kreativitas, bidang seni/kinetik, dan
bidang psikososial/kepemimpinan. Mereka memerlukan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat

1
merealisasikan urunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri. (Utami
Munandar, 1995:41).
Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan potensi yang
memungkinkan seseorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat sebagai
potensi yang belum terwujud dengan bakat yang sudah terwujud, (c) terdapat keragaman
dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam salah satu
bidang kemampuan, (e) perlu adanya layanan pendidikan khusus di luar jangkauan
pendidikan biasa.
B. Dampak Keberbakatan
Keberbakatan bukannya sesuatu kondisi yang tidak memunculkan masalah, tetapi
kadang-kadang menimbulkan masalah baik bagi anak itu sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Dampak anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan fisik/ kesehatan.
1. Aspek Akademik
Kecepatan perkembangan kognitif yang tidak sesuai dengan perkembangan dan
kekuatan fisik sehingga terjadi kesenjangan di antara keduanya, dapat menimbulkan
perasaan tidak dekat pada diri anak. Perasaan semacam ini dapat mendorong anak tidak
peduli terhadap kegiatan kelompok schingga dapat menimbulkan frustrasi, kecewa, dan
tidak puas terhadap kehidupan kclompok sebaya.
Perkembangan kognitif anak berbakat yang lebih cepat dari teman sebaya akan
menimbulkan kebosanan terhadap pengajaran reguler, kesulitan hubungan sosial dalam
kelompok seusia sulit berkonformitas dalam kelompok, frustrasi karena harus menunggu
kelompok. Kondisi seperti ini akan menimbulkan kesulitan penyesuaian diri pada anak.
Kecepatan perkembangan kognitif tidak dapat difasilitasi secara optimal, sehingga
anak akan merasa tidak mendapat sambutan dari pihak keluarga/lingkungan. Perasaan ini
akan menimbulkan rasa kecewa, frustrasi, menarik diri, dan kurangnya motivasi.
Sebaliknya, anak akan merasa paling hebat/pintar dari anak-anak pada umumnya dan
akhirnya ia pun akan menyendiri dan akan sibuk dengan pemikirannya sendiri dan
memandang rendah individu lain karena kehebatannya dalam kognitif.
Kemampuan kognitif yang tinggi diikuti oleh kekuatan imajinasi anak berbakat
yang hebat, kemungkinan dapat menimbulkan cemoohan dan tidak mendapat tanggapan
serius karena dipandang menyimpang, aneh, dan menimbulkan kekacauan. Roe, seperti
dikutip oleh Zaenal Alimin (1996) mengidentifikasikan karakteristik keberbakatan akademik

2
adalah (a) memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang besar, (b) keranjingan membaca, (c)
menikmati sekolah dan belajar. Sedangkan Kitano dan Kirby (1986) yang dikutip oleh
Mulyono Abdurrahman (1994) mengemukakan karakteristik keberbakatan bidang akademik,
adalah (2) memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus, (b)
memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari
bidang akademik khusus, (c) mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang
akademik khusus yang dipelajari pada aktivitas-aktnving bidang lain, (d) kesediaan
mencurahkan sejumlah besar perhauan dan usaha untuk mencapai standar yang lebih tinggi
dalam suatu bidang akademik, (ce) memiliki sifa kompetiuf yang tinggi dalam suatu brdang
akademik dan motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan (f) belajar dengan cepat
dalam suatu bidang akademik khusus Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986)
bahwa: Seorang anak berbakat berusia 10 tahun, 18 memiliki kemampuan akademik dalam
hal membaca sama dengan anak normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11
tahun. Anak ini memiliki keberbakatan dalam membaca.
2. Aspek Sosial/Emosi
Kemampuan anak berbakat untuk menyerap dan menghimpun informasi yang
tidak diimbangi dengan pcrkcmbangan emosi dan kesadaran dapat menimbulkan
ketidakstabilan perkembangan emosi. Kondisi perkembangan seperti ini akan membuat
individu rawan terhadap kritik, bersikap sinis dan menentang, menentukan nilai sendiri dan
tujuan yang mungkin tidak realistik.
Kematangan sosial dan kecakapan kepemimpinan yang tumbuh lebih awal pada
anak berbakat dapat menimbulkan masalah penyesuaian yang tidak memberi peluang untuk
menampilkan kecakapannya itu, akan menumbuhkan perasaan tidak tertantang dan dapat
mendorong individu untuk mengambil pemecahan masalah melalui jalan pintas tanpa
mempertimbangkan keterkaitan masalah satu dengan yang lain dalam kompleksitas
kehidupan.
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu (a) diterima
oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa, (b) keterlibatan mereka dalam
berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif, (c)
kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan pengambil
kebijakan oleh teman sebayanya, (d) memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua
orang dan jujur, (e) perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa, (D bebas dari

3
tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi,
(g) mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa, (h)
mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan (i) memiliki kapasitas yang luar
biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, dan humor.
Dicontohkan pula oleh Kirk, anak yang berbakat dalam hal sosial dan emosi,
bahwa: Seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosis! dan
emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya
dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu, dan akrab dalam bermain). Sikap-
sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usis 16 tahun.
3. Dampak Keberbakatan terhadap Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan (a) memiliki penampilan yang
menarik dan rapi, (b) kesehatannya berada lebih baik atau di atas rata-rata, (studi
longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986).
Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa: Seorang anak berbakat usia 10 tahun
memiliki tinggi dan berat badan sama dengan usianya. Yang menunjukkan perbedaan adalah
koordinasi geraknya sama dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga memperlihatkan
sifat rapi.
Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh
Renzulli, 1981 (dalam Sisk, 1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness)
menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh
di atas rata-rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap
tugas (task commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi.
Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara
unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal
inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai
rintangan dan hambatan karena ia telah mengikatkan diri pada tugas atas kehendaknya
sendiri.

4
KEGIATAN BELAJAR 2

BERBAGAI BENTUK DAN JENIS LAYANAN PENDIDIKAN BAGI

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)

A. KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT


B. JENIS-JENIS LAYANAN BAGI ANAK BERBAKAT
1. Komponen sebagai Persiapan Penentuan Jenis layanan
2. Kompenen sebagai Alternatif Implementasi Jenis Layanan
a. Ciri Khas Layana yang sesuai dengan kebutuhan Anak berbakat
1. Adaptasi Lingkungan Belajar

Dalam Lingkungan Belajar diperlukan suatu adapatasi yang


kan membantu anak berkebutuhan khusus. Hal ini bertujuan untuk
sebagai berikut :

a) Memberi kesempatan Anak berkebutuhan khusus beradaptasi


denagn teman seusianya.
b) Memudahkan guru dalam mengajar
c) Menenpatkan siswa berbakat dengan pengajar yang mempunyai
keahlian.

Menurut Gallagher, dkk (1983) mengemukakan Adaptasi


Lingkungan diantaranya :

1) Kelas pengayaan
2) Guru Konsultan
3) Ruang Suber belajar
4) Study Mandiri

5
5) Kelas khusus
6) Sekolah Khusus

2) Adaptasi Program
Adaptasi program dilakukan beberapa cara diantaranya :
a. Melalui percepatan /akselerasi Siswa
b. Melalui pengayaan
c. Pencanggihan materi pelajaran
d. Pembaruan
e. Modifikasi Kurikulum sebagai alternatif

b. Strategi Pembelajaran dan Model Layanan


1) Strategi Pembelajaran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
strategi pembelajaran sebagi berikut :
a. Pembelajaran anaka berbakat diwarnai denagn kecepatan dan
tingkat kompleksitas yang lebih sesuai kemmapuan anak
b. Pembelajaran anak berbakat bukan hanya mengembangkan
kecerdasan intelektual.
c. Pembelajaran anak berbakat berorientasi pada modifikasi proses, isi,
comtent dan produk.
2) Model-model Layanan
a.Model Layanan Kognitif-efektif
Pada Moddel ini sasarannya adalah pengembangan bakat. Dan
memperhitungkan kreativitas dan sisi kognitif afektif.
b. Model Layanan perkembangan Moral
Sasaran model ini adalah tercapainya kemandirian moral dan
tanggungjawab moral yang diperoleh melalui sosialisasi dan
individualisasi dalam kaitan manusia sebagai makhluk individu.
c.Model Perkembangan nilai
Model ini memperhatikan peranan kehidupan afektif (emosional).
d. Layanan berbagai bidang khusus

6
Bidang khusus ini adalah kepemimpinan, seni rupa dan seni
belajar, tanggungjawab, partisipasi, status dan situasi.
e. Layanan Perkembangan Kreativitas
Layanan ini memilii beberapa tingkat diantaranya :
a) Tingkat kreativitas pertama ditandai oleh fleksibilitas,
originalitas serta keterbukaan terhadap masalah yang disertai
keberanian mengambil resiko.
b) Tingkat Kreativitas Kedua, ditandai adanya pemetaan masalah
dengan mencari pemecahan masalah dengan teratur.
c) Tingkat kreativitas ketiga dengan mengadakan perumusan
masalah berdasarkan asumsi tertentu.
f. Simulasi imajinasi dan proses inkubasi
Pada layanan ini perlu dilakukan pengembangan imajinasi
kreatif dan proses inkubasi. Imajinasi kreatif yakni proses mental
manusiawi menjadikan semua kekuatan motif berprestasi untuk
menstimulasi dan memberi energi pada tindakan kreatif. Sedangkan
Inkubasi merupakan tahap berpikir kreatif dan cara mengatasi
masalah dimana fungsi mental yang tadinya digerakan oleh
persiapan yang direncanakan.
g. Desain pembelajaran
Renzulli mengemukakan bahwa langakah-langakah penting
dalam mendesain pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Seleksi dan latihan guru
b) Pengembangan kurikulum
c) Prosesdur identifikasi jamak
d) Orientasi kerja sama antarpersonel
e) Rencana evaluasi
f) Peningkatan administratif.
h. Evaluasi
Tujuan Evaluasi adalah untuk mengetahui ketuntasan
belajar anak berbakat.

7
KESIMPULAN
Komponen alternatif implementasi layanan meliputi ciri khas layanan,
strategi pembelajaran, dan evaluasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri
khas layanan adalah adaptasi lingkungan belajar, seperti usaha
pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan, kelas khusus, guru
konsultan, ruang sumber). Selain itu, ada adaptasi program, seperti usaha
pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan pembaruan program, serta
modifikasi kurikulum (kurikulum plus dan berdiferensiasi). Berkaitan
dengan strategi pembelajaran bahwa strategi pembelajaran yang dipilih
harus dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan nonintelektual
serta dapat mendorong cara belajar anak berbakat. Oleh karena itu, anak
berbakat membutuhkan model layanan khusus, seperti bidang kognitif-
afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus.

8
DAFTAR PUSTAKA

I.G.K.A.K Wardani, dkk. (2022). Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus.


Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai