Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Bimbingan Anak Kebutuhan Khusus
Dosen pengampu : Piyantina Rukmini, M.Eng

Disusun oleh

1. Rizki Amalia Husein


2. Pitriyani
3. Umi Habibah
4. Zayin Nila Zulfah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NAHDATUL ULAMA
TAHUN 2020 M/1441 H
Jl.Raya kaplongan no.23 karangampel-indramayu telp.(0234)485046-486777 fax.(0234)
486008
KATA PENGANTAR

Allhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul
“Pendidikan Anak Berbakat” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Bimbingan Anak Kebutuhan Khusus” yang diampu oleh Ibu Piyantina Rukmini, M.Eng

Karangampel, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR IS..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Pengertian Anak Berbakat...............................................................................
.........................................................................................................................
B. Klasifikasi Anak Berbakat..............................................................................
.........................................................................................................................
C. Faktor-faktor Anak Berbakat..........................................................................
D. Karakteristik Anak Berbakat...........................................................................
E. Layanan Pendidikan Anak Berbakat...............................................................
.........................................................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak yang
lainnya. Perbedaan terletak pada ciri-ciri yang khas menunjukkan pada keunggulan dirinya.
Namun keunggulan tersebut menjadi sebuah ketakutan dalam dirinya sekaligus menjadi
kelemahan. Yang dimaksud kelemahan disini adalah diabaikannya ia sebagai individu yang
memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
dirinya.
Anak berbakat memiliki potensi yang luar biasa, baik menjadi pribadi yang positif
ataupun yang negative. Hal ini ditentukan oleh penanganan mereka pada masa tumbuh
kembang, baik disekolah maupun dimasyarakat. Mereka adalah bibit yang siap tumbuh,
sebagaimana tanaman yang merupakan bibit unggul tidak serta merta menjadi tumbuhan
yang luar biasa, karena akan bergantung pada keadaan tanah dimana ia ditanam, bagaimana
unsur haranya, mineralnya, bagaimana pemupukan yang ia terima, penyinaran mataharinya,
dan lain sebagainya.
Orang tua dan pendidikan seyogyanya menyadari pentingnya pengenalan tanda-tanda
anak berbakat, dengan demikian bisa menentukan pendektan apa yang tepat dan bagaimana
cara pola pendidikan anak yang bersamgkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anak berbakat?
2. Apa saja klasifikasi anak berbakat?
3. Apa saja factor-faktor anak berbakat?
4. Apa saja karakteristik pada anak berbakat?
5. Apa saja layanan pendidikan pada anak berbakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari anak berbakat.
2. Untuk mengetahui klasifikasi pada anak berbakat.
3. Untuk mengetahui factor-faktor pada anak berbakat.
4. Untuk mengetahui karakteristik pada anak berbakat.
5. Untuk mengetahui layanan pendidikan pada anak berbakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Berbakat


Menurut definisi USOE (United States Office of Education), anak berbakat adalah anak
yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang
seperti intelektual, kreatif, artistic, kapasitas kepempinan atau akademik spesifik dan mereka
yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama denganyang disediakan
disekolah sehubungan dengan kemampuan-kemampuannya (Hawai, 2020).
Sedangkan menurut Depdiknas 2003, anak berbakat adalah mereka yang oleh psikologi
atau guru yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan
dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas
yang memadai, dan keterkaitan pada tugas yang tergolong baik.
B. Klasifikasi Anak Berbakat
Anak yang mempunyai kecerdasaan diatas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984:29) yaitu sebagai
berikut:
1. Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasaan luar biasa sehingga dapat menciptakan
sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Itelligence Quotien-nya (IQ) berkisar anatara 140
sampai 2000. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut:
 Daya abstaraksinya baik sekali.
 Mempunyai banyak ide.
 Sangat kritis.
 Sangat kreatif.
 Suka menganalisis
Disamping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negative, diantaranya
sebagai berikut:
 Cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egosi)
 Temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional)
 Tidak mudah bergaul.
 Senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian.
 Tidak mudah menerima pendapat orang lain.
2. Gifted
Adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125-140. Disamping memiliki IQ
yang tinggi, juga bakatnya sangat menonjol seperti bakat, bakat seni music, drama, dan
ahlu dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik
mempunyai perhatian terhadap sains,serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang
membaca,dan senang akan koleksi.
3. Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya (IQ) berkisar antar 110-125 sehingga prestasi
belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut: dapat
berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah
dengan mudah dan dapat perhatian dari teman-temannya.
C. Factor-Faktor Anak Berbakat
1. Factor genetic dan biologis lainnya
Penelitian dalam genetika perilaku menyatakan bahwa jenis dalam perkembangan
perilaku dipengaruhi secara signifikan melalui gen/keturunan. Namun factor biologi
juga tidak dapat diingkari, factor biologis yang belum bersifat genetic yang
berpengaruh adalah factor intelegensi adalah factor gizi dan neurologic. Kekurangan
nutrisi pada neurologic pada masa kecil dapat menyebabkan keterbelakangan mental,
studi dari Terman terhadap orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan keunggulan
fisik seperti: tinggi, berat, daya tarik dan kesehatan, dibandingkan mereka yang
intelegensinya lebih rendah. Penekanannya adalah, individu tidak mewarisi IQ atau
bakat. Yang diwariskan adalah sekumpulan gen yang bersama pengelaman-pengalaman
akan menentukan kapasitas dari integensi dan kemampuan-kemampuan lainnya. (Zigler
&Ferber, dalam Hallahan &Kauffman, 1994).
2. Factor lingkungan
Penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok budaya atau etnik-etnik tertentu
mengahsilkan lebih banyak anak-anak berbakat walaupun tingkat social ekonominya
berbeda. Hal ini dikaitkan dengan mobilitas social dan nilai yang tinggi pada prestasi di
dalam bidang-bidang tertentu yang ada dalam kelompok budaya dan etnik tertentu yang
menjadi kontribusi dalam keberbakatan.
Jadi lingkungan memiliki pengaruh yang banyak terkait bagaimana genetic anak
dieskprsikan dalam kesehariannya. Faktor keturunan lebih menentukan rentang dimana
seseorang akan berfungsi, dan factor lingkungan menentukan apakah individu akan
berfungsi pada pencapaian lebih rendah atau lebih tinggi dari rentang tersebut.
D. Karakteristik Anak Berbakat
Apabila dilihat dari kemampuan-kemampuan yang membedakan mereka dari anak-anak
sebanyanya, maka kita akan menenmukan karakteristik-karakteristik berikut pada anak-anak
berbakat :
1. Karakteristik kognitif
 Kuliatas luar biasa diinformasi
 Ingatan yang kuat
 Kebiasaan perubahan minat dan keinginan kemampuan menghasilkan ide-ide dan
solusi yang asli.
2. Karakteristik bahasa
 Kemampuan verbal
 Perkembangan yang tinggi pada pengenalan bahasa dan penulisan bahasa.
 Perkembangan yang baik pada perkembangan sensorik.
3. Karakteristik afaktif
 Pendekatan evaluasi terhadap diri sendiri dan lainnya.
 Gigih, tujuan perilaku langsung.
 Kepekaan yang tak bias untuk harapan dan perasaan orang lain.
 Tingginy akesadaran diri, menyesuaikan dengan perbedaan perasaan
 Kemajuan kognitif dan kapasitas afektif dan konseptualisasi dan pemecahan
masalah.
E. Layanan Pendidikan Anak Berbakat
a. Kurikulum
Kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat mengacu pada penanjakan.
Kehidupan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan
kreativitasannya serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat
tinggi. Dilihat dari kebutuhan perkembangan anak berbakat, maka kurikulum
berdiferensiasi terjadi penggemukan materi, artinya materi kurikulum diperluas atau
diperdalam tanpa menjadi lebih banyak. Secara kualitatif metari pelajaran berubah
dalam penggemukan beberapa konsep esensial dari kurikulum umum sesuai dengan
tuntutan bakat, perilaku, keterampilan dan pengetahuan serta sifat luar biasa anak
berbakat.
Dengan demikian, kurikulum pendidikan seyogyanya bisa mengkomodasi
dimensi vertical maupun horizontal pendidikan anak. Secara vertical anak-anak
berbakat harus dimungkinkan untuk menyelesaika pendidikannya lebih cepat. Secara
horizontal, disediakan program pengayan, dimaan siswa berbakat dimungkinkan untuk
menerima materi tambahan, baik dengan tugas-tugas maupun sumber-sumber belajar
tambahan.
b. Model pembelajaran
Untuk layanan pendidikan terhadap anak berbakat ini ada beberapa model
pembelajaran yang dapat digunakaan menurut Philip E. Veron (1979;142) model
pembelajaran anak berbakat yaitu sebagai berikut:
a. Penggayan (enrichment)
Dalam model ini anak mendapatkan pembelajaran tambahan
sebagaipengayaan . pengayaan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu sebagai
berikut:
 Secara vertical
Cara ini untuk memeperdalam salah satu atau sekelompok mata pelejaran
tertentu. Anak diberi kesempatan untuk akitf memperdalam ilmu
pengetahuan yang disenangi, sehingga menguasi materi pelajaran secara luas
dan mendalam.
 Secara horizontal
Anak diberi kesempatan untuk memperluas pengetahuan dengan tambahan
atau pengayaaan yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang dipelajari.
b. Percepatan (acceleration)
Dalam percepatan ini ada beberapa cara yang dapat dilakuakn yaitu
sebagai berikut:
 Masuk sekolah lebih awal atau sebelum waktunya (early admission), missal
usia 6 tahun dengan catatan bahwa anak sudah matang untuk masuk sekolah
dasar.
 Loncat kelas (grade skipping), misalnya karena kemampuannya luar biasa
pada salah satu kelas, maka langsung dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi
satu tingkat (dari kelas satu langsung ke kelas tiga).
 Penambahan pelajaran dari tingkat diatasnya, sehingga dapat menyelesaikan
materi pelejaran lebih awal.
 Maju berkelanjutan tanpa adanya tingkatan kelas. Dalam hal ini sekolah tidak
mengenal tingkatan, tetapi menggunakan system kredit. Ini berarti anak
berbakat dapat maju terus sesuai dengan kemampuannya tanpa menunggu
teman-teman yang lainnya.
c. Segregasi
Model pendidikan segregasi adalah sisitem pendidikan dimana anak
berkebutuhan khusus terpisah dari system pendidikan anak pada umumnya.
Model yang kini popular adalah system dimana anak-anak berbakat diintegrasikan
dalam kelas regular atau normal. Cara ini mempunyai banyak keuntungan bagi
pekembangan psikologis dan social anak. Hal yang menyulitkan adalah
bagiamanakah perhatian diberikan secara berbeda melalui apa yang disebut
“pengajaran yang diindividualikasikan”, yaitu settingnya kelas tetapi perhatian
diberikan kepada individu anak. Konsekuensinya perlu kurikulum yang
berdifresiasi, yang bisa megakomodasi anak-anak biasa dan berbakat.
d. Model penilaian
Penerapan penilaian mencakup ciri-ciri belajar yang berkenan
dengantingkat berfikir tinggi. Biasanya anak berbakat sering mampu menilai hasil
kinerjanya sendiri secara kritis. Selain itu setiap anak tersebut harus memperoleh
umpan balik tentang hasil kinerjanya secara terbuka. Biasanya penilaian yang
menunjukkan pada suatu asesmen dilakukan oleh guru yang bukan saja mengenal
muridnya, melaikan juga melatih, mendidik dan mengamtinya sehari-hari.
Asesmen ini adalah langkah dalam proses penyerahan dan penempatan tertentu
dan merupakan rangakaian upaya perolehan informasi dan bukan semata-mata
hasil proses tersebut. Tujuan pengukuran pada dasarnya berbeda-beda, bila
hendak membandingkan anak tertentu, maka menggunakan pengukuan acauan
norma dengan sebagai berikut:
 Membandingkan anak berbakat dengan seluruh populasi.
 Membandingkan anak berbakat dengan teman sebayanya.
 Membandingkan anak berbakat dengan populasi anak berbakat lagi.
 Membandingkan anak berbakat dengan dirinya sendiri.
e. Guru anak berbakat
Untuk menengani anak berbakat disekolah dasar, tentunya membutuhkan guru-
guru yang memiliki kemampuan yang khusus. Kemampuan guru yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
 Memiliki kematangan dan keamanan.
 Memiliki kreativitasa dan fleksibilitas.
 Memiliki kemampuan mengindividualisasikan materi pelajarn.
 Memiliki kedalaman pemahaman terhadap pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang anak dikatakan anak luar biasa karena ia berbeda dengan anak-anak lainnya.
Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri yang khas yang menunjukkan pada keunggulan
dirinya. Namun keunggulan tersebut selain menjadikan sebuah kekuatan dalam dirinya
sekaligus menjadi kelemahan. Yang dimaksud sebagai kelemahan disini adalah
diabaikannya sebagai individu yang memiliki hak sama dengan mendapatkan pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan dirinya.
Keberbakatan dan keunggulan dalam kinerja mempersyratkan dimilikinyaa tiga claster
ciri-ciri yang saling terikat, yaitu : kemampuan umum atau kecerdasan diatas rata-rata,
kretivitas, dan pengikat diri terhadap tugas sebagai motivasi internal cukup tinggi. Oleh
karena itu, untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, ketiga karakteristik
tersebut perlu ditumbuh kembangkan dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu, keluarga,
sekolah, dan masyaraka.
DAFTAR PUSTAKA

 Munandar, Utamai. 2009. Pengembangan Kretivitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka


Cipta.
 Mungusong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta:
LPSP3 UI

Anda mungkin juga menyukai