KELOMPOK 2 :
KB 2
PENDIDIKAN KHUSUS BAGI
ANAK BERBAKAT
MODUL 3
PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK BERBAKAT
KEGIATAN BELAJAR 1
DEFINISI DAN DAMPAK ANAK BERBAKAT
• DEFINISI
• Definisi Amerika
• Anak berbakat (gifted and talented) ialah mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar
biasa hebat dalam suatu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk and Gallagher, 1979 :
61).
• Menurut Francoya Gagne, giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas
rata-rata dalam satu/lebih ranah (domains) bakat manusia.
• Definisi yang digunakan dalam Publik Law 97-135 yang disahkan oleh kongres Amerika pada tahun
1981, anak berbakat (gifted and talented) ialah anak yang mennujukkan fakta adanya kemampuan
penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas
kepemimpinan/bidang-bidang akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau
aktivitas yang tidak biasa agar tiap kemampuan berkembang secara penuh.
• Definisi versi Indonesia
• Definisi anak berbakat versi Indonesia berdasarkan rumusan Hasil Seminar dan Lokakarya “Alternatif
Program Pendidikan Anak Berbakat” (Jakarta, 1982) ditegaskan bahwa anak berbakat adalah anak yang
mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul.
• Jadi, anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal,
baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan
secara khusus.
DAMPAK KEBERBAKATAN
• Aspek akademik
• Roe seperti dikutip oleh Zaenal Alimin (1996) mengidentifikasikan karakteristik
keberbakatan akademik adalah (a) memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang
besar, (b) keranjingan membaca, (c) menikmati sekolah dan belajar.
• Kitano dan Kirby (1986) yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (1994)
mengemukakan karakteristik keberbakatan akademik adalah (a) memiliki perhatian
yang lama terhadap suatu bidang akademi khusus (b) memiliki pemahaman yang
sangat maju tentang konsep, metode, dan terminology dari berbagai akademik
khusus (c) mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus
yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidag lain (d) kesediaan mencurahkan
sejumlah besar perhatian dan usaah untuk mencapai standar yang lebih tinggi
dalam suatu bidang akademik (e) memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu
bidang akademik dan motivasi tinggi untuk berbuat yang terbaik (f) belajar dengan
cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
• Contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) seorang anak berbakat berusia 10
tahun, memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak
normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun. Anak ini memiliki
keberbakatan dalam membaca.
Aspek sosial/emosi
• Ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, diantaranya :
• Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa.
• Memberikan sumbangan positif dan konstruktif atas keterlibatan dalam
berbagai kegiatan sosial.
• Kecendrungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkarandan
pengambil kebijakan dalam teman sebaya.
• Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur.
• Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa.
• Dampak keberbakatan terhadap fisik/kesehatan
• Ciri-ciri fisik/kesehatan anak berbakat :
• Memiliki penampilan yang menarik dan rapi.
• Kesehatannya berada lebih baik/di atas rata-rata.
• (Studi Longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986)
KEGIATAN BELAJAR 2
KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN JENIS LAYANAN BAGI ANAK BERBAKAT
PENDIDIKAN ANAK
TUNANETRA
Kegiatan Belajar 1
Pengertian,klasifikasi, Penyebab Serta Cara
Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
Klasifikasi Ketunanetraan:
1. Klasifikasi berdasarkan waktu
2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
3. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra
1. Albinisme
Penyebabnya kekurangan pigmen
a. Penglihatan buruk
b. Retinanya tdk sempurna
c. Terlalu peka terhadap cahaya
d. Matanya terus menerus berkedip
2. Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian
3. Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina
5. Devisiensi Vitamin A
Kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra (lanjutan)
6. Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar.
Gejala : Sering salah lihat, Perut mual
7. Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman
pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna
bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata.
9. Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini karena bayangan
jatuh pada depan retaina. Dapat ditolong dng kaca mata minus
10. Mistagmus
Yaitu gerakan mata yang menghentak hentak / gerakan bola mata yg cepat tanpa
disengaja (di luar kemampuan)
A. Proses Penginderaan
setelah (atau sambil) mengkomunikasikan tawaran anda untuk menuntun, sentuhkanlah punggung
tangan anda ke punggung tangannya. Ini dimaksudkan agar orang tunanetra dapat mengetahui dengan
pasti bagian lengan anda yang harus dipegangnya sebagai tumpuan tuntunan.
b. Cara memegang
Bukan anda yang memegang orang tunanetra yang anda tuntun itu, melainkan dia yang memegang
lengan anda pada bagian di atas sikut, dengan empat jarinya berada di bagian dalam dan ibu jarinya di
bagian luar lengan anda. Pegangan harus cukup kokoh tetapi seringan mungkin sehingga tidak terasa
mengikat. Di sebelah kiri atau sebelah kanan? Tergantung kesukaan dan kebiasaan.
c.posisi pegangan
Pada saat berjalan, lengan anda harus tetap lemas. Lengannya juga lemas, sikutnya bengkok
membentuk sudut 90 derajat, berjalan di samping anda setengah langkah di belakang. Dengan demikian,
dia akan merasakan gerakan jalan anda: cepat/lambat, naik/turun, belok/lurus, dsb.
d. Jalan sempit
Bila berjalan melalui jalan sempit seperti jalan di antara baris-baris kursi,
pintu, pematang, dsb., yang tidak cukup dilalui dua orang yang berjalan
berdampingan, tariklah lengan anda ke arah belakang punggung anda. Dia akan
merespon dengan meluruskan lengannya sehingga akan berjalan satu langkah di
belakang anda. Adalah penting bahwa lengannya tetap lurus selama berjalan
seperti ini agar dia tidak menyandung kaki anda. Bila jalan sempit itu telah
terlampau, kembalikanlah lengan anda ke posisi normal (di samping), maka dia pun
akan merespon dengan kembali ke posisi semula
e. Melewati tangga
Berhentilah sejenak pada saat anda tiba di awal tangga.Katakan
kepadanya apakah tangga itu naik atau turun. Anda harus selalu berada satu anak
tangga di depan. Berhenti sejenak lagi pada saat anda sudah tiba di akhir tangga
untuk mengkomunikasikan kepadanya bahwa dia akan melewati anak tangga
terakhir.
f. Melangkahi lubang
Anda harus selalu mengatakan kepadanya bila akan melangkahi lubang.
Berhenti sejenak sebelum melangkah, dan anda harus melangkah lebih dulu agar
dia dapat memperkirakan seberapa jauh dia harus melangkah.
h. Duduk dikursi
Untuk mempersilakannya duduk, rabakanlah tangannya ke sandaran atau
tangan kursi, maka selanjutnya dia dapat mencari sendiri tempat duduknya.
Jangan berusaha memposisikan pantatnya ke tempat duduk itu.
.
2. Cara mengorientasikan
Jika kita ingin menunjukan arah menuju
suatu tempat atau benda kepada seorang
tunanetra , kita tidak bisa sekedar menunjuk
sambil mengatakan ke sana atau kesisini , kita
harus spesifik misalnnya 10 meter kedepan ,
disebalah kiri
Kegiatan Belajar 3
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra Di Sekolah Umum
Dalam Setting Pendidikan Inklusif
A. Kebutuhan khusus pendidikan siswa tunanetra
1. Kehilangan penglihatan dapat mengakbatkan terlambantnya
perkembangan konsep yang apa bila tidak mendapatkan
intervensi yang efektif
2. Siswa tunanetra sering harus belajar melalui media alternatif,
menggunakan indra, indra lainnya
3. Siswa tunanetra sering membutuhkan keterampilan-
keterampilan khusus serta buku materi dan peralatan khusus
untuk belajar
4. Siswa tunanetra sering memerlukan pengajaran individual
Penjelasan beberapa dari kebutuhan
khusus
1. Pengembangan konsep
Konsep adalah istilah yang menggambarkan suatu objek, kejadian atau keadaan
tertentu. Untuk membentuk suatu konsep diperlukan informasi sensoris dari indra untuk di
olah dan disimpan dalam otak. Konsep tubuh mencakup kemampuan untuk
mengidentifikasikan seperti gerak, dan berhubungan dengan fungsi tubuh lainnya