Anda di halaman 1dari 34

MODUL 3 dan 4

“Pendidikan Khusus Anak Berbakat dan Pendidikan


Anak Tunanetra”

KELOMPOK 2 :

ANNE TESIA MERY ASTUTI


ESTI REGIL SETIAWATI
IRA AMELIA PUTRI
TARI SUGANDA
RIO FEBRIAN

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


MODUL 3

KB 2
PENDIDIKAN KHUSUS BAGI
ANAK BERBAKAT
MODUL 3
PENDIDIKAN KHUSUS BAGI ANAK BERBAKAT

KEGIATAN BELAJAR 1
DEFINISI DAN DAMPAK ANAK BERBAKAT

• DEFINISI
• Definisi Amerika
• Anak berbakat (gifted and talented) ialah mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar
biasa hebat dalam suatu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk and Gallagher, 1979 :
61).
• Menurut Francoya Gagne, giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas
rata-rata dalam satu/lebih ranah (domains) bakat manusia.
• Definisi yang digunakan dalam Publik Law 97-135 yang disahkan oleh kongres Amerika pada tahun
1981, anak berbakat (gifted and talented) ialah anak yang mennujukkan fakta adanya kemampuan
penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas
kepemimpinan/bidang-bidang akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau
aktivitas yang tidak biasa agar tiap kemampuan berkembang secara penuh.
• Definisi versi Indonesia
• Definisi anak berbakat versi Indonesia berdasarkan rumusan Hasil Seminar dan Lokakarya “Alternatif
Program Pendidikan Anak Berbakat” (Jakarta, 1982) ditegaskan bahwa anak berbakat adalah anak yang
mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul.
• Jadi, anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal,
baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan
secara khusus.
DAMPAK KEBERBAKATAN

• Aspek akademik
• Roe seperti dikutip oleh Zaenal Alimin (1996) mengidentifikasikan karakteristik
keberbakatan akademik adalah (a) memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang
besar, (b) keranjingan membaca, (c) menikmati sekolah dan belajar.
• Kitano dan Kirby (1986) yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (1994)
mengemukakan karakteristik keberbakatan akademik adalah (a) memiliki perhatian
yang lama terhadap suatu bidang akademi khusus (b) memiliki pemahaman yang
sangat maju tentang konsep, metode, dan terminology dari berbagai akademik
khusus (c) mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus
yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidag lain (d) kesediaan mencurahkan
sejumlah besar perhatian dan usaah untuk mencapai standar yang lebih tinggi
dalam suatu bidang akademik (e) memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu
bidang akademik dan motivasi tinggi untuk berbuat yang terbaik (f) belajar dengan
cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
• Contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) seorang anak berbakat berusia 10
tahun, memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak
normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun. Anak ini memiliki
keberbakatan dalam membaca.
Aspek sosial/emosi
• Ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, diantaranya :
• Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa.
• Memberikan sumbangan positif dan konstruktif atas keterlibatan dalam
berbagai kegiatan sosial.
• Kecendrungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkarandan
pengambil kebijakan dalam teman sebaya.
• Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur.
• Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa.
• Dampak keberbakatan terhadap fisik/kesehatan
• Ciri-ciri fisik/kesehatan anak berbakat :
• Memiliki penampilan yang menarik dan rapi.
• Kesehatannya berada lebih baik/di atas rata-rata.
• (Studi Longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986)
KEGIATAN BELAJAR 2
KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN JENIS LAYANAN BAGI ANAK BERBAKAT

• KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT


– Membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi
potensinya melalui fungsi otak yang efisien dan efektif.
– Membutuhkan peluang untuk dapat berinteraksi dengan
anak-anak lainnya sehingga mereka tidak menjadi manusia
yang memiliki superioritas intelektual saja tetapi merupakan
manusia yang mempunyai tingkat penyesuaian yang tinggi
pula.
– Membutuhkan peluang untuk mengembangkan kreativitas
dan motivasi internal untuk belajar berprestasi karena usaha
pengembangan anak berbakat tidak semata-mata hanya pada
aspek kecerdasan saja.
KEBUTUHAN PENDIDIKAN YANG BERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

• Membutuhkan kepedulian dari masyarakat terhadap pengembangan potensi


anak berbakat.
• Membutuhkan pengembangan sumber daya manusia berbakat.
• Anak berbakat membutuhkan keserasian antara kemampuanya dengan
penglaman belajar.
• Membutuhkan usaha untuk mewujudkan kemampuan anak berbakat secara
nyata melalui latihan yang sesuai dengan segi keberbakatan anak berbakat itu
sendiri.

• JENIS-JENIS LAYANAN BAGI ANAK BERBAKAT


• KOMPONEN SEBAGAI PERSIAPAN PENENTUAN JENIS LAYANAN
• Pengidentifikasian Anak Berbakat
• Tujuan Umum Anak Berbakat
• Kebutuhan Pendidikan anak berbakat baik itu kepentingan individu anak
berbakat itu sendiri, maupun untuk kepentingan masyarakat
KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN JENIS
LAYANAN BAGI ANAK BERBAKAT
A. KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK
BERBAKAT
1. KEBUTUHAN PENDIDKAN DARI SEGI ANAK BERBAKAT ITU
SENDIRI
Hal-hal yang dibutuhkan oleh anak yang berbakat:
a) Membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensinya
melalui fungsi otak yang efisien dan efektif.
b) Membutuhkan peluang untuk dapat berinteraksi dengan anak-anak
lainnya sehingga mereka tidak menjadi manusia yang memiliki
superioritas intelektual saja tetapi merupakan manusia yang
mempunyai tingkat penyesuaian yang tinggi pula.
c) Membutuhkan peluang untuk mengembangkan kreativitas dan
motivasi internal untuk belajarb berprestasi karena usaha
pengembangan anak berbakat tidak semata-mata hanya pada aspek
kecerdasan saja.
2. KEBUTUHAN PENDIDIKAN YANG BERKAITAN
DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

a) Membutuhkan kepedulian dari masyarakat terhadap


pengembangan potensi anak berbakat
b) Membutuhkan pengembangan sumber daya
manusia berbakat
c) Anak berbakat membutuhkan keserasian antara
kemampuanya dengan penglaman belajar
d) Membutuhkan usaha untuk mewujudkan
kemampuan anak berbakat secara nyata melalui
latihan yang esuai dengan segi keberbakatan anak
berbakat itu sendiri.
B. JENIS-JENIS LAYANAN BAGI ANAK
BERBAKAT
1. KOMPONEN SEBAGAI PERSIAPAN PENENTUAN
JENIS LAYANAN
A. Pengidentifikasian Anak Berbakat
B. Tujuan Umum Anak Berbakat
C. Kebutuhan Pendidikan anak berbakat baik itu
kepentingan individu anak berbakat itu sendiri,
maupun untuk kepentingan masyarakat
2. KOMPONEN SEBAGAI ALTERNATIF
IMPLEMENTASI JENIS LAYANAN
A. CIRI KHAS LAYANAN YANG SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN ANAK BERBAKAT
1. Adaptasi Lingkungan Hidup
Cara yang dilakukan dalam adaptasi lingkungan belajar
menurut GALLAGHER,DKK 1983
 Kelas pengayaan
 Guru Konsultan
 Ruang Sumber Belajar
 Studi Mandiri
 Kelas Khusus
 Sekolah Khusus
2. ADAPTASI PROGRAM
 melalui percepatan akselerasi siswa
Melalui pengayaan
Pencanggihan materi pelajaran
Pembaruan
Modifikasi Kurikulum sebagai alternatif
o Kurikulum Plus
o Kurikulum berdiferensiasi
B. STARTEGI PEMBELAJARAN DAN
MODEL LAYANAN
1. STRATEGI PEMBELAJARAN
a. Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai dengan
kecepatan dan tingkat kompleksitas tinggi, sesuai dengan
kemampuannya yang lebih tinggi dari anak normal.
b. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan kecerdasan
iontektual saja tetapi kecerdasan emosional juga perlu
diperhatikan.
c. Berorientasi pada modifikasi proses, isi, dan produk
2. MODEL LAYANAN
a) Model layanan kognitif-afektif
b) Model layanan perkembangan moral
c) Model perkembangan nilai
d) Layanan berbagai bidang khusus
seperti Kepemimpinan dan kelompok seni
pertunjukan
C. LAYANAN PEREMBANGAN
KREATIVITAS
1. Tingkat Kreativitas Pertama, ditandai fleksibilitas,
originalitas, serta keterbukaan terhadap masalah
yang disertai keberanian mengambil resiko
2. Tingkat Kreativitas Kedua, ditandai oleh adanya
pemetaan masalah dengan mencari pemecahan
masalah secara teratur
3. Tingkat kreativitas ketiga, dengan mengadakan
perumusan masalah berdasarkan asumsi tertentu
D. STIMULASI IMAJINASI DAN
PROSES INKUBASI
1. Stimulasi Imajinasi Kreatif
2. Proses Inkubasi
E. DESAIN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan dalam
mendesain pembelajaran menurut Renzulli
a. Seleksi dan latihan guru
b. Pengembangan kurikulum untuk memenuhi
kebutuhan belajar dari segi akademik maupun seni
c. Prosedur identifikasi Jamak
d. Pematokan sasaran program
e. Orientasi kerjasama antarpersonal
f. Rencana evaluasi
g. Peningkatan Administratif
F. EVALUASI

Proses evaluasi anak berbakat tidak


berbeda dengan anak umumnya karena
kurikulum pelajaran anak berbakat berbeda
dalam cakupan dan tujuannya
MODUL 4

PENDIDIKAN ANAK
TUNANETRA
Kegiatan Belajar 1
Pengertian,klasifikasi, Penyebab Serta Cara
Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan

A. Definisi dan Klasifikasi Tunanetra

Secara edukasional, seseorang dikatakan tunanetra


apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat
bantu khusus, metode khusus atau teknik tertentu sehingga
dia dapat belajar

Klasifikasi Ketunanetraan:
1. Klasifikasi berdasarkan waktu
2. Berdasarkan kemampuan daya penglihatan
3. Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra
1. Albinisme
Penyebabnya kekurangan pigmen
a. Penglihatan buruk
b. Retinanya tdk sempurna
c. Terlalu peka terhadap cahaya
d. Matanya terus menerus berkedip

2. Ambiyopia
Penyebabnya bawaan dari lahir atau bisa berkembang kemudian

3. Buta Warna
Penyebabnya bisa dari keturunan, keracunan atau penyakit retina

4. Cedera dan radiasi


Perlu pelindung mata pada saat bekerja : Tukang las, Karyawan pabrik , Petugas foto
sinar X pada laboratorium

5. Devisiensi Vitamin A
Kekurangan vit A yg akut menyebabkan (Xerophtalmia )
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra (lanjutan)

6. Glaukoma
Cairan pada bagian depan mata tidak mengalir ke luar.
Gejala : Sering salah lihat, Perut mual

7. Katarak
Penderita katarak akan mengalami pengelihatan yang buram, ketajaman
pengelihatan berkurang, sensitivitas kontras juga hilang, sehingga kontur, warna
bayangan dan visi kurang jelas karena cahaya tersebar oleh katarak ke mata.

8. Kelainan Mata Bawaan


Yaitu kelainan mata yang berasal dari bawaan lahir:
a. Anirida : tidak ada iris
b Microphthalmos : mata yg sangat kecil
c. Megalophthalmos : mata yg sangat besar dari lahir
d. Anophthalmos : tidak ada bola mata
e. Coloboma : retakan/celah pada iris
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra (lanjutan)

9. Myopia
Mata Myopia adalah cacat mata tidak bisa melihat jauh, hal ini karena bayangan
jatuh pada depan retaina. Dapat ditolong dng kaca mata minus

10. Mistagmus
Yaitu gerakan mata yang menghentak hentak / gerakan bola mata yg cepat tanpa
disengaja (di luar kemampuan)

11. Ophthalmia neonatorum


Yaitu peradangan pada mata bayi yang baru lahir. Penyakit ini merupakan penyebab
umum ketunanetraan Penyakit ini bukan turunan, disebabkan oleh bakteri dari rongga
rahim ibu ke dalam mata bayi.

12. Penyakit Kornea


Kornea mata merupakan bagian mata yg terdepan berfungsi sbg selaput jendela
dan pelindung tempat lewatnya sinar. Bila kornea mata rusak dapat dilakukan
pertolongan dengan pencakokan kornea mata.

13. Retinitis Pigmentosa


Retinitis pigmentosa adalah sederetan penyakit yang diwariskan secara genetik
B. Penyebab Terjadinya Tunanetra (lanjutan)

14. Retinopati Diabetika


Retinopati diabetik merupakan komplikasi kronis diabetes
melitus berupa mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan
mikro vaskular pada retina dengan gejala penurunan atau perubahan
penglihatan secara perlahan.

15. Retinopati of Prematurity


Retina adalah selembar tipis yang semitransparan, dan multilapis
yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata.
Penderita ini terjadi akibat persalinan dng pembedahan , luka pada
jaringan bola mata, dapat pula karena pembesaran pembuluh darah pada
mata
C. Pencegahan Terjadinya ketunanetraan

Upaya WHO untuk menghindari kebutaan dapat dilakukan dengan :


a. Memperkuat program kesehatan dasar mata
b. Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan ntuk
menangani gangguan mata yang dapat disembuhkan
c. Mendirikan pusat pelayanan optik dan pelayanan
penyandang tunanetra

Strategi pencegahan terhadap ketunanetraan:


a. Pencegahan primer, yaitu pencegahan terjangkitnya
penyakit
b. Pencegahan sekunder, yaitu pencegahan timbulnya komplikasi
yang mengancam penglihatan.
c. Pencegahan tersier, yaitu meminimalisir ketunanetraan
Kegiatan Belajar 2
Dampak Ketunanetraan terhadap kehidupan seseorang

A. Proses Penginderaan

Organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari luar


diproses dalam otak. Semua informasi yang akan diproses diotak melewati
3 prosesor dalam bentuk:
a. Linguistik
b. Non linguistic
c. Afektif
B. Latihan Keterampilan Penginderaan
1. Indra pendengaran
2. Indra perabaan
3. Indra penciuman
4. Sisa indra penglihatan
C. Visualisasi ,ingatan kinestetik dan persepsi obyek

A. Visualisasi dapat membantu tunanetra dalam


mendapatkan kenyamanan didalam lingkungan dan
membantunya bergerak mandiri
B. Ingatan Kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran
otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra
perabaan(tactile), propriosepsi, dan keseimbangan.
C. Presepsi Obyek adalah suatu kemampuan yang
memungkinkan individu tunanetra itu menyadari
bahwa suatu benda hadir di depannya meskipun dia
tiak memiliki penglihatan dan tidak menyentuh benda
itu.
D. Bagaimana cara membantu
seorang Tunanetra
1. cara menuntun orang tunanetra
a. Kotak pertama
.

setelah (atau sambil) mengkomunikasikan tawaran anda untuk menuntun, sentuhkanlah punggung
tangan anda ke punggung tangannya. Ini dimaksudkan agar orang tunanetra dapat mengetahui dengan
pasti bagian lengan anda yang harus dipegangnya sebagai tumpuan tuntunan.

b. Cara memegang
Bukan anda yang memegang orang tunanetra yang anda tuntun itu, melainkan dia yang memegang
lengan anda pada bagian di atas sikut, dengan empat jarinya berada di bagian dalam dan ibu jarinya di
bagian luar lengan anda. Pegangan harus cukup kokoh tetapi seringan mungkin sehingga tidak terasa
mengikat. Di sebelah kiri atau sebelah kanan? Tergantung kesukaan dan kebiasaan.

c.posisi pegangan
Pada saat berjalan, lengan anda harus tetap lemas. Lengannya juga lemas, sikutnya bengkok
membentuk sudut 90 derajat, berjalan di samping anda setengah langkah di belakang. Dengan demikian,
dia akan merasakan gerakan jalan anda: cepat/lambat, naik/turun, belok/lurus, dsb.
d. Jalan sempit
Bila berjalan melalui jalan sempit seperti jalan di antara baris-baris kursi,
pintu, pematang, dsb., yang tidak cukup dilalui dua orang yang berjalan
berdampingan, tariklah lengan anda ke arah belakang punggung anda. Dia akan
merespon dengan meluruskan lengannya sehingga akan berjalan satu langkah di
belakang anda. Adalah penting bahwa lengannya tetap lurus selama berjalan
seperti ini agar dia tidak menyandung kaki anda. Bila jalan sempit itu telah
terlampau, kembalikanlah lengan anda ke posisi normal (di samping), maka dia pun
akan merespon dengan kembali ke posisi semula

e. Melewati tangga
Berhentilah sejenak pada saat anda tiba di awal tangga.Katakan
kepadanya apakah tangga itu naik atau turun. Anda harus selalu berada satu anak
tangga di depan. Berhenti sejenak lagi pada saat anda sudah tiba di akhir tangga
untuk mengkomunikasikan kepadanya bahwa dia akan melewati anak tangga
terakhir.

f. Melangkahi lubang
Anda harus selalu mengatakan kepadanya bila akan melangkahi lubang.
Berhenti sejenak sebelum melangkah, dan anda harus melangkah lebih dulu agar
dia dapat memperkirakan seberapa jauh dia harus melangkah.
h. Duduk dikursi
Untuk mempersilakannya duduk, rabakanlah tangannya ke sandaran atau
tangan kursi, maka selanjutnya dia dapat mencari sendiri tempat duduknya.
Jangan berusaha memposisikan pantatnya ke tempat duduk itu.

i. Naik kedalam mobil


Bila pintu mobil tertutup, rabakanlah tangannya ke handel pintu. Bila
pintu mobil sudah terbuka, rabakanlah tangannya ke tepi atap mobil itu atau ke
tepi dindingnya bila mobil itu terlalu tinggi. Selanjutnya percayakanlah kepadanya
untuk mendapatkan tempat duduknya sendiri.

.
2. Cara mengorientasikan
Jika kita ingin menunjukan arah menuju
suatu tempat atau benda kepada seorang
tunanetra , kita tidak bisa sekedar menunjuk
sambil mengatakan ke sana atau kesisini , kita
harus spesifik misalnnya 10 meter kedepan ,
disebalah kiri
Kegiatan Belajar 3
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra Di Sekolah Umum
Dalam Setting Pendidikan Inklusif
A. Kebutuhan khusus pendidikan siswa tunanetra
1. Kehilangan penglihatan dapat mengakbatkan terlambantnya
perkembangan konsep yang apa bila tidak mendapatkan
intervensi yang efektif
2. Siswa tunanetra sering harus belajar melalui media alternatif,
menggunakan indra, indra lainnya
3. Siswa tunanetra sering membutuhkan keterampilan-
keterampilan khusus serta buku materi dan peralatan khusus
untuk belajar
4. Siswa tunanetra sering memerlukan pengajaran individual
Penjelasan beberapa dari kebutuhan
khusus

1. Pengembangan konsep
Konsep adalah istilah yang menggambarkan suatu objek, kejadian atau keadaan
tertentu. Untuk membentuk suatu konsep diperlukan informasi sensoris dari indra untuk di
olah dan disimpan dalam otak. Konsep tubuh mencakup kemampuan untuk
mengidentifikasikan seperti gerak, dan berhubungan dengan fungsi tubuh lainnya

2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus


Teknik alternatif adalah cara khusus yang memenfaatkan inrda-inra non fisual
atau sisa indra penglihatan untuk melakukan suatu kegiatan yang normalnya dilakukan
dengan indra penglihatan.Teknik alternatif itu diperlukan oleh siswa dalam berbagai
bidang-bidang kegiatan seperti dalam hal membaca dan menulis, bepergian, menggunakan
kompter dan juga teknologi untuk mencipkan alternafif tersebut.

3. Keterampilan sosial atau emosional


Agar efektif dalam interaksi sosial, anak perlu keterampilan-keterampilan
tertentu, termasuk kemampuan membaca nan menafsikan sinyal sosial dari orang lain
untuk bertindak tepat dalam merespon sinyal tersebut
Vidio contoh cara mendampingi anak
tunanetra di sekolah inklusi

Anda mungkin juga menyukai