Anda di halaman 1dari 5

Cerdas atau bakat istimewa (gifted dan talented)

a. Pengertian
Menurut Hawadi ( 1993), bahwa anak berbakat adalah mereka yang
diidentifikasi oleh orang-orang professional bahwa mereka memiliki
kemampuan-kemmapuan yang menonjol, dan dapat memberikan prestasi yang
tinggi. Mereka membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dana
tau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapar
merealisasikan sumbangannya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
masyarakat.
Renzulli dalam Mangunsong ( 2011), berpendapat bahwa keberbakatan
merupakan interaksi anatra tiga dasar kemampuan manusai yaitu kemampuan
umum/ spesifik di atas rata-rata, pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap
tugas (task commitment) yang tinggi, dan kreatifitas yang tinggi.
Ada tiga pembagian untuk anak-anak berbakat yaitu :
1. Genius ( IQ 140-200) atau memiliki kecerdasan luar biasa
Sisi Positif yang dimiliki mereka antara lain : daya abstraksinya baik
sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka
menganalisis sedangkan sisi negatifnya seperti cenderug hanya
memningkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi
sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang
menyendiri karena sibuk melakukan penelitian,dan tidak mudah
menerima pendapat orang lain.
2. Gifted (IQ 125-140) disebut juga gifted and talented
Disamping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yangs nagat menonjol
seperti bakat seni music, drama, dan ahli dalam memimpin
masyarakat. Karakteristik yang dimiliki seperti mempunyai
perhatiann terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat,
senang membaca, dan senang akan koleksi.
3. Superior (110-125)
Prestasi belajarnya cukup tinggi. Karakteristik yang ditunjukkan
seperti dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat
mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian
dari teman-temanny (Adnan dkk, 2016: 189).

b. Penyebab/Etiologi
Menurut Mangunsong (dalam Adnan dkk, 2016: 190-191), bahwa
factor penyebab ana cerdas dan berbakat dapat ditinjau dari dua hal yaitu :
1. Faktor Genetik dan biologis lainnya
Penelitian dalam genetika perilaku menyatakan bahwa setiap jines
dari perkembangan perilaku dipengaruhi secara signifika melalui
gen/keturunan. Walaupun pengaruh genetika dalam perkembangan
kemampuan unggul tidak dapat dielakkan, pengaruh biologic ini
tidak lebih penting daripada pengaruh lingkungan dimana anak
diasuh factor biologic belum bersifat genetic, yang mempunyai
andil dalam intelegensi adalah factor gizi dan neurologic.
Kekurangan nutrisi pada masa kecil dan gangguan neurologic yang
terjadi dapat menyebabkan keterbelakangan mental, begitupun
sebaliknya.
2. Faktor-faktor lingkungan
Dari penelitian tentang individu- individu berbakt yang sukses di
berbagai bidang, menunjukkan masa kecil di dalam keluarga yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Seorang dari anggota keluarga (satu atau kedua orangtua)
memiliki minat pribadi terhadap bakat anak dan
memberikan dorongan besar dalam rasa perkembangannya
 Kebanyakan dari orangtua adalah panutan, contoh, terutama
dalam gaya kehidupannya
 Adanya dorongan khusus dari orangtua bagi anak untuk
menjelajah, berpatisipasi dalam kegiatan-kegiatan rumah
tangga, berkaitan dengan bidang keberbakatan yang
dikembangkan, dimana usaha anak selalu mendapat
mengukuhan (reward)
 Orangtua memberikan jaminan bahwa anak dapat belajar
dalam lingkup keberbakatan mereka
 Keluarga menampilkan/menunjukkan tingkah laku dan nilai
(value yang diharapkan, yang berkaitan dengan talent,
termasuk mengenai jadwal yang jelas dan standar untuk
penampilan yang tepat sesuai dengan tahapan
perkembangan anak
 Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai
situasi. Proses belajar awal lebih mengarah pada eksplorasi
dan bermain
 Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor dan menerima
informasi bagaimana mengerahkan kegiatan- kegiatan anak
 Keyakinan orangtua bahwa anak-anak mereka mendalami
bakat mereka, sebagaimana juga mereka belajar bahasa
 Adanya perilaku-perilaku dan nilai-nilai yang diharapkan
berkaitan dengan keberbakatan di dalam keluarga. Ada
penjadwalan- penjadwalan kegiatan dan standar yang jelas
baik kenerja yang sesuia dengan tahap perkembangan anak
 Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan, menekankan
minimum waktu berlatih, memberi pengarahan bila
diperlukan, dan memberi pengukuran pada perilaku anak
yang dilakukan dengan terpuji dan memenuhi standar yang
ditetapkan
 Orangtua mencarikan instruktur khusus dan guru khusus
bagi anak
 Orangtua mendorong keikutsertaan anak dalam berbagai
acara (konsert, recital, kontes, dan lain-lain) dimana
kemampuan anak dipertunjukkan kepada khalayak ramai.
c. Karakteristik Fisik Motorik
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
1. Memiliki penampilan yang menarik dan rapi
2. Kesehatannya berada lebih baik atau di atas rata-rata (studi
longitudinal Terman dalam Kirk, 1986). Adapun contoh yang
diberikan oleh Kirk bahwa seorang anak berbakat usia 10 tahun
memiliki tinggi dan berat badan sama dengan usianya.
Yang menunjukkan perbedaan adalah koordinasi geraknya sama
dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga memperlihatkan
sifat rapi.
Menurut Renzulli (dalam Sisk, 1987), menyatakan bahwa keberbakatan
(giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu:
a. Kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata,
b. Kreativitas tinggi dan
c. Tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment).
Daftar Pustaka
Adnan, Evita, dkk. 2016. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: UNJ Press.
Hawadi L, F. 1993. Identifikasi anak berbakat intelektual menurut konsep
Renzulli berdasarkan nominasi oleh guru, teman sebaya, dan diri
pribadi. Jakarta: Disertasi Program Pascasarjana Universitas
Indonesia.
Mangunsong, Frieda. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusu Jilid 1. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran
dan Pendidikan Psikologi (LPSP3 UI).
Mangunsong, Frieda. 2011. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusu Jilid 2. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran
dan Pendidikan Psikologi (LPSP3 UI).
Renzulli, J.S., S.M. Reis, & L.H. Smith. 1981. The Revolving Door
Identification Model. Connecticut: Creative Learning Press.

Anda mungkin juga menyukai