Oleh :
NIM. 41032102161122
Menurut IDEA dikatakan anak dengan masalah perkembangan kognitif adalah anak
yang mengalami gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi termasuk, memahami dan
menggunakan bahasa (verbal dan tulisan), yang berdampak pada kemampuan
mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi matematika.
Termasuk juga gangguan persepsi, kerusakan otak, fungsi minimal otak, disleksia, dan
aphasia. Penyebab terjadinya masalah perkembangan kognitif pada seorang anak adalah:
Faktor fisiologis, seperti kerusakan otak, keturunan, dan ketidak seimbangan proses
kimiadalam tubuh
Faktor lingkungan, gizi yang buruk, keracunan, kemiskinan.
Karakteristik dari anak dengan masalah perkembangan kognitif adalah:
Berkaitan dengan atensi, persepsi, gangguan memori, proses informasinya.
Secara akademik, bermasalah pada kegiatan membaca, menulis, matematika dan
berbahasa verbal
Secara sosial dan emosional, umumnya memiliki harga diri yang rendah karena
dianggapsebagai anak yang tidak mampu. Dengan kesulitannya ini anak menjadi
mengganggap dirinyatidak mampu untuk melakukan sesuatu
Secara perilaku, mereka menjadi sulit untuk mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau
duduk diam, berbicara terus, melakukan agresi fisik dan verbal
Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah diuraikan di
atas,maka orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar mendapat penanganan
yanglebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin besar kemungkinan anak untuk
tumbuhdan bekembang seperti anak normal pada umumnya.
Salah satu masalah perkembangan kognitif yang banyak muncul adalah gangguan
kesulitan pemusatan perhatian. Ciri-ciri dari anak yang mengalami kesulitan pemusatan
perhatian tersebut adalah :
Menghindari, enggan dan mengalami kesulitan melaksanakan tugas- tugas yang
membutuhkanketekunan yang berkesinambungan
Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan untuk menye-lesaikan tugas atau
kegiatanlaino Sering sulit mempertahankan dan memusatkan perhatian pada waktu
melaksanakan tugas ataukegiatan bermain (perhatian mudah teralih)
Seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak berbicara secara langsung
Mengalami kesulitan berkonsentrasi di dalam kelaso Sering sulit mengatur tugas dan
kegiatan-kegiatan
Pelupa dengan kegiatan sehari-hari
Pada waktu melaksanakan tugas, tampak sering melamun atau bengong
Tidak mampu mengikuti perintah atau gagal menyelesaikan tugas sekolah (bukan
disebabkantingkah laku/sikap menentang atau kegagalan untuk memahami petunjuk
Sering mencari alasan untuk berhenti sejenak pada waktu melaksanakan tugaso
Mengerjakan tugas-tugas secara sembarangan
Dalam lingkup anak berkebutuhan khusus juga dikenal istilah Attention-Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) yang secara umum dapat diidentifikasi dari tiga hal, yaitu
tidak perhatian(inattention), hiperaktif, dan impulsif. Tidak perhatian berarti anak mengalami
kesulitanmemusatkan dan mempertahankan perhatian terhadap tugas yang diberikan
sehingga perhatiannya mudah teralihkan. Hiperaktif berarti anak tampak memiliki energi
yang besar sekalisehingga cenderung mudah gelisah dan sulit untuk bersikap tenang dalam
mengerjakan suatuaktivitas. Impulsif berarti anak cenderung mengalami kesulitan mencegah
perilaku yang tidak sesuai seperti berbicara secara spontan tanpa dipikirkan terlebih dulu atau
terlibat dalam perilakuyang destruktif (Omrod, 2009 : 238)
Proses Pengolahan Ilmu di otak Anak-Anak Berkebutuhan Khusus itu relatif kurang. Pada
awal kehidupan Sel-Sel Otak mulanya sedikit, ketika usia 6 tahun, Sel-Sel Otak mulai
bertahmbah, hingga akhirnya pada usia 14 tahun dapat berkembang lebih pesat. Anak-Anak
Berkebutuhan Khusus hanya tertuju pada 1 pusat perhatian (topik menarik) dalam proses
otak.
Yang berinteligensi tinggi akan menghadapi kesulitan dalam pembelajaran normal, suka
merasa bosan dan cenderung main-main sendiri. Sedangkan yang inteligensinya rendah
akan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan kerap membutuhkan banyak
pengulangan dalam membahas suatu pembelajaran.
Dalam perihal Interaksi Sosial Anak-Anak Berkebutuhan Khusus kurang kontak mata,
represif, sulit berinteraksi baik dengan teman-teman maupun para guru, tak bisa
berempati, memahami maksud orang lain, interaksi, kesulitan menyampaikan keinginan,
takut dan cenderung menghindari orang lain dan sulit memahami isyarat verbal-nonverbal.
Anak-Anak Berkebutuhan Khusus kerap kali kurang tangkas dan keseimbangan dalam
perihal Gerak Motorik Kasar (Gross), sedangkan dalam Gerak Motorik Halus (Fine)
Anak-Anak Berkebutuhan Khusus kerap kurang terampil dan terkordinir dalam
melaksanakan salah satu tugas.
Dalam Gerakan Sensorik, Anak-Anak Berkebutuhan Khusus cenderung Hiporeaktif (cuek)
dan Hiperaktif (enggan belajar), fokus hanya pada detail tertentu/sempit/tak menyeluruh,
dan mempunyai perhatian yang obsesif. Anak-Anak Berkebutuhan Khusus juga
mempunyai minat terbatas, tak patuh, monoton, tantrum, mengganggu, agresif, impulsif,
stimulasi diri, takut-cemas, kerap menangis.
Ketika belajar, Anak-Anak Berkebutuhan Khusus kerap melakukan kesalahan sensory
memory karena memori mereka hanya pendek sekali jaraknya, mudah lupa, fakta
tersimpan tetapi tidak dalam 1 kerangka konteks yang terjadi. Anak-Anak Berkebutuhan
Khusus sebenarnya bisa memberi respon terhadap sesuatu dalam pembelajaran, tetapi
mereka sulit menghadapi situasi baru.
Sulit meniru aksi orang lain, namun bisa meniru kata-kata tetapi tidak memahami.
Anak-Anak Berkebutuhan Khusus mempunyai keterbatasan kemampuan komunikasi,
gangguan bahasa verbal-nonverbal, kesulitan menyampaikan keinginan, dan penggunaan
bahasa repetitif (pengulangan).
Anak-Anak Berkebutuhan Khusus mempunyai kelemahan dalam sequencing seperti
kesulitan dalam menguruskan aktivitas, bisa mengurutkan tetapi sulit mengembangkan
sehingga kurang kreatif, jika urutan aktivitas dirubah Anak-Anak Berkebutuhan Khusus
dapat mengalami stress.
Gangguan Executive Function juga terdapat pada Anak-Anak Berkebutuhan Khusus
seperti kesulitan mempertahankan atensi, mudah terdistraksi, tidak bisa menyelesaikan
tugas, dan kurang kontrol diri serta sulit bergaul.
MAKALAH
Oleh :
NIM. 41032102161122
Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada
teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir
abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar,
walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan
pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini
menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat
perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan
keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi
diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori," kata itu
sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu
saja.
KINDERGARTEN
Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani
berarti figur seseorang yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi
juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar
orang - orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat . Sehingga kita
dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.
ESAY
Oleh :
NIM. 41032102161122
Dikaji dari :
Perencanaan
Menciptakan sistem layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-
masing individu peserta didik
Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi semua anak, terutama anak-anak
berkebutuhan khusus
Mempersiapkan peserta didik untuk bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar,
terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus
Pelaksanaan
Setiap tenaga pendidik mampu untuk memahami kekurangan dan kelebihan masing-
masing peserta didik agar mampu untuk mengoptimalkan kemampuannya
Pelaksanaan pendidikan harus memiliki dasar hukum yang pasti serta memberikan
pendidikan yang berkulitas
Peserta didik diberikan ilmu yang mereka butuhkan untuk tetap bisa melanjutkan
pendidikan, terlebih bagi anak-anak berebutuhan khusus
Evaluasi
Masih terbilang sulit dalam memberikan layanan pedidikan yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing anak, dengan terbatasnya tenaga pendidik yang ada di
PAUD, dan kurang bisa memahami kondisi anak jika tidak dibantu oleh orang tua
peserta didik
Pendidikan yang bermutu bagi anak usia dini memang sangat diperlukan, dengan
tenaga pendidik yang memang mempuni dalam bidangnya, sehingga mampu
memberikan pendidikan yang baik bagi peserta didik
Layanan bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting akan kelangsungan hidup
mereka, tetapi tak banyak pula anak berkebutuhan khusus yang mengerti hal itu,
mereka akan lebih menyenangi dunia mereka sendiri tanpa memikirkan apa yang
mereka akan hadapi. Bahkan banyak pula dari anak usia dini yang tidak mampu untuk
mengekspresikan apa yang mereka rasakan, banyak pula yang lebih memilih untuk
berdiam diri tanpa ingin berbicara dengan teman sebayanya, atau bahkan memilih
untuk menjadi anak yang tidak ingin memiliki teman, selalu merasa malu dan kurang
memiliki kepercayaan diri.
Memang pada saat ini belum terlaksana kegiatan pelayanan khusus bagi ABK Usia Dini,
karena masih sedikit sulit untuk bisa mengidentifikasi anak yang kecenderungan mengalami
hambatan jika hanya melihat di lingkungan sekolah, kecuali anak tunadaksa. Tetapi jika
tenaga pendidik yang berada disana memang lulusan dari pendidikan khusus atau luar biasa,
hal ini bisa saja berjalan dengan lancar karena pendidik tersebut emang sudah terlatih dalam
bidang ini.