Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Retardasi mental, Down syndrome, dan Anak berbakat

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Permasalahan dan penanganan anak berkebutuhan khusus
Dosen Pengampu:
Ellyana Ilsan Eka Putri, M,Psi

Disusun oleh:
Aldova valeria nelka
Siti markamah

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG BANYUWANGI
NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wbr.


Puji syukur atas limpahan rahmat, taufik serta hidayah Allah SWT, penyusunan
makalah ini dapat selesai tepat waktu tanpa halangan yang berarti. Makalah ini disusun, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Permasalahan dan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus,
dengan judul “ Retardasi Mental, Down Syndrome dan Anak Berbakat”. Kami mengucapkan
terimakasih kepada bapak/ibu dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Meskipun jauh dari kata
sempurna, yang disebabkan oleh pengalaman dan wawasan kami, kami berharap bahwa makalah
ini sekiranya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Demikian kritik dan saran sangat kami harapkan sebagai masukan dan motivasi
yang membangun agar kedepannya kami bisa lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wbr.

Banyuwangi, 09 November 2018


Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari ada kalanya kita mendengar pendapat mengenai kemampuan
belajar seorang anak. Ada anggapan ketika anak menunjukkan kemampuan memahami pelajaran
yang lebih lambat dibandingkan teman-temannya maka ia mengalami keterbelakangan mental.
Sebenarnya tidak semudah itu untuk menentukan apakah seorang anak mengalami
keterbelakangan mental.

Perkembangan setiap individu dimulai pada saat sel sperma ayah menembus dinding sel
telur ibu. Dalam proses ini sel telur yang tela dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu sel.
Secara bertahap kelompok-kelompok sel akan membentuk fungsi khusus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anak retardasi mental, karakteristik dan cara penanganannya ?

2. Apa pengertian anak down syndrome, karakteristik dan cara penanganannya ?

3. Apa pengertian anak berbakat, karakteristik dan cara penanganannya ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu anak retardasi mental beserta karakteristik dan cara
penanganannya.

2. Untuk mengetahui apa itu anak down syndrome beserta karakteristik dan cara
penanganannya.

3. Untuk mengetahui apa itu anak berbakat beserta karakteristik dan cara
penanganannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Retardasi Mental


Retardasi Mental adalah disabilitas/ketidakmampuan yang ditandai dengan fungsi intelektual
di bawah rata-rata dan rendahnya kemampuan untuk menyesuaikan diri (perilaku adaptif).
Ketidakmampuan ini muncul sebelum berusia 18 tahun. Sekitar 2-3% dari populasi dunia
mengalami retardasi mental. Retardasi mental dapat muncul sebagai salah satu gejala dari
gangguan atau penyakit lain. Sebelum didiagnosa ole profesional ( dokter atau psikologi ) bawa
seorang anak mengalami keterbelakangan mental, terdapat 2 (dua ) ciri utama yang harus
ditampilkan ole anak tersebut sebelum usia 18 tahun yaitu:
1. Memiliki taraf kecerdasan yang secara signifikan berada di bawah rata-rata kecerdasan
umum anak sebayanya. Keadaan ini diindikasikan dengan nilai IQ yang berada di bawa 70.
2. Tidak dikuasainya perilaku adaptif, yaitu perilaku yang berkaitan dengan keterampilan
kegiatan harian.

 Karakteristik Anak Dengan Retardasi Mental


Secara umum, terlihat bahwa anak dengan retardasi mental memiliki karakteristik tertentu
yang dapat diamati sebagai berikut:
1. Menunjukkan ada kendala pada aspek rentang perhatian, daya ingat dan cara
belajar. Dalam kesehariannya, anak dengan retardasi mental memiliki
kesadaran yang rendah mengenai bagaimana cara mereka belajar dan
berpikir. Anak tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan generalisasi
atas apa yang sudah dipelajari terhadap situasi baru. Akibatnya mereka
sering kali menunjukkan keputusasaan atas kemampuan belajar hal-hal yang
baru.
2. Aktivitas bermain yang dilakukan anak dengan retardasi mental serupa
dengan anak yang usianya jauh lebih kecil pada mereka. Demikian pula
dengan perilakunya yang cenderung kekanak-kanakan atau tidak sama
seperti anak sebayanya.
 Penanganan Siswa Dengan Retardasi Mental
Untuk dapat mengoptimalkan kemampuan anak dengan retardasi mental, penanganannya
harus secara komprehensif, antara orang tua, psikolog, dokter, guru dan terapis ( bila ada ).
Pelatihan atau pendidikan yang diberikan tentu saja mengacu pada tingkat retardasi yang dialami
oleh anak dan potensi yang dimilikinya. Dalam memberikan materi pelajaran, ada beberapa cara
yang dapat diterapkan oleh guru yaitu:
1. Kenalkan materi pelajaran yang baru dengan perlahan-lahan. Pastikan bahwa anak memahami
apa yang disampaikan. Beri kesempatan untuk berlatih secara langsung. Ulangi materi yang
penting beberapa kali. Misalnya, untuk mengajarkan bahwa ketika masuk sekolah, anak harus
berjabat tangan dengan guru dan mengucapkan salam. Untuk pekan pertama, anak diajarkan
setiap kali masuk ke dalam kelas di pagi hari harus menghampiri guru dan berjabat tangan. Untuk
pekan kedua, ditambahkan bahwa sambil berjabat tangan, anak harus mengucapkan salam. Yang
paling penting yaitu anak diberi kesempatan untuk berlatih langsung atas materi yang diberikan.
2. Dalam memberikan instruksi atau keterangan, hendaknya guru membantu anak untuk
memusatkan perhatiannya terlebih dahulu pada apa yang akan disampaikan oleh guru. Misalnya
dengan menggunakan kata-kata, “coba perhatikan ibu,” “lihat”, “ dengar”, atau dapat juga dengan
memanggil anak yang bersangkutan. Pastikan bahwa anak tela memusatkan perhatiannya pada
apa yang hendak disampaikan.
3. Keterangan yang disampaikan hendaknya diterangkan dalam bentuk yang nyata dan secara
bertahap. Misalnya, untuk mengajarkan bahwa selesai makan anak harus mencuci tangan, guru
harus melatihkan setiap langkahnya.

B. Pengertian Anak Down Syndrome


Down Syndrome adalah suatu keadaan fisik yang disebabkan oleh mutasi gen ketika anak
masih berada dalam kandungan. Ahli pertama yang mengidentifikasi gangguan ini adalah John
Langdon Down. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi mutasi gen pada kromosom 21, dimana
terdapat tambahan bagian pada kromosom tersebut. Mutasi gen ini memiliki kemungkinan paling
besar terjadi pada kelahiran dimana usia ibu antara 40 sampai 50 tahun. Presentasenya sekitar 1,5
per 1000 kelahiran. Wanita dengan usia 35 tahun mempunyai kesuburan yang kurang
dibandingkan dengan mereka yang berusia 20 tahun, angka kesuburan semakin menurun dengan
bertambahya usia. Wanita diatas 35 tahun juga lebih sering menderita keguguran dan melahirkan
bayi dengan berat badan kurang. Semakin tua seorang ibu semakin besar kemungkinan hal ini
terjadi.
 Karakteristik Anak Down Syndrome
Akibat dari mutasi gen pada kromosom 21, bayi yang dilah irkan biasanya memiliki ciri-ciri
fisik yang khas, terutama pada bagian wajah. Ukuran kepala terlihat kecil bila dibandingkan
dengan anak seusianya. Lida anak tergolong besar jika dibandingkan dengan ukuran mulutnya
yang kecil, bentuk mata yang khas dengan kelopak mata yang seakan-akan sulit untuk membuka,
batang hidung yang datar, serta leher yang pendek. Bentuk jari-jari tangan juga spesifik, dimana
biasanya ukuran jari-jari tangan cenderung pendek dan melengkung. Akibatnya telapak tangan
seperti berbentuk persegi empat yang lebar. Dengan bentuk waja dan tubuh yang khas, anak
down syndrome memiliki wajah yang mirip satu dengan yang lain.

 Penanganan Anak Down Syndrome


1. Terapi Fisik
Terapi fisik mencakup aktivitas dan latihan. Nah, terapi ini membantu membangun
keterampilan motorik, meningkatkan kekuatan otot, dan memperbaiki postur dan
keseimbangan anak Down Syndrome.
2. Terapi bahasa
Bicara dapat membantu anak dengan Down Syndrome meningkatkan kemampuan
berkomunikasi dan menggunakan bahasa secara lebih efektif. Anak kamu akan sering
belajar berbicara lebih lambat dari pada teman sebayanya. Terapi bahasa bicara dapat
membantu anak Down Syndrome mengembangkan keterampilan awal yang diperlukan
untuk berkomunikasi, seperti meniru suara.
3. Terapi Kerja
terapi kerja membantu menemukan cara untuk menyesuaikan tugas dan kondisi
sehari-hari agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Jenis terapi ini
mengajarkan keterampilan perawatan diri seperti makan, berpakaian, menulis, dan
menggunakan komputer.

C. Pengertian Anak Berbakat


Anak berbakat adalah individu dengan kecerdasan yang berfungsi sangat jauh di atas rata-
rata anak sebayanya. Biasanya digunakan standar nilai IQ diatas 130. Batasan ini sangat sempit
sifatnya. Tidak memperhitungkan kreativitas atau potensi anak uang biasanya tidak tercakup
dalam nilai IQ.

 Karakteristik Anak Berbakat


Karakteristik umum yang dimiliki anak berbakat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Anak berbakat memiliki kemampuan untuk menguasai pelajaran atau keterampilan tertentu
dengan cepat dan mudah sesuai keberbakatannya.
2. Sebagian besar anak berbakat memiliki harga diri yang lebih tinggi, lebih terampildalam
kehidupan sosial, dan memiliki penyesuaian emosional yang diatas rata-rata kemampuan
anak seusianya.
 Penanganan Anak Berbakat
Secara umum terdapat dua pendekatan utama dalam menangani pembelajaran anak berbakat,
yaitu sebagai berikut.
1. Enrichment ( pengayaan) adalah suatu usaha untuk memberikan pengetahuan atau
keterampilan dalam tingkatan yang lebih tinggi melalui aktivitas tambahan di dalam kelas,
proyek-proyek untuk diteliti, atau latihan yang diberikan oleh ahlinya.
2. Acceleration ( Akselerasi ) merupakan suatu cara yang seringkali direkomendasikan bagi
anak-anak yang memang sangat berbakat, terutama pada bidang kecerdasan umum, dengan
mempercepat proses pendidikan mereka.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab II dapat pemakalah simpulkan bawa anak dengan
retardasi mental memiliki taraf kecerdasan yang secara signifikan berada di bawah rata-rata
kecerdasan di bawah anak sebayanya atau dengan nilai IQ di bawah 70. Sedangkan anak
down syndrome adalah suatu keadaan fisik yang disebabkan oleh mutasi gen ketika anak
masih berada dalam kandungan. Dan anak berbakat adalah individu dengan kecerdasan umum
yang berfungsi sangat jauh di atas rata-rata anak sebayanya atau dengan IQ di atas 130. Anak
retardasi mental, down syndrome, dan anak berbakat memiliki karakteristik yang berbeda dan
cara penanganannya pun berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Rini Hildayani, dkk. 2015. Penanganan anak berkelainan. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai