Anda di halaman 1dari 3

RETARDASI MENTAL

KENALI PENYEBAB DAN CARA MENANGANINYA

Tak ada salahnya sebagai orang tua mengetahui tumbuh kembang anak. Bukan hanya
masalah fisik anak saja, tampaknya mental anak pun perlu diperhatikan dengan baik. Salah
satu gangguan mental yang seringkali terjadi pada anak adalah retardasi mental. Sebenarnya
istilah “retardasi mental” masih cukup asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia.
Di dunia pendidikan Indonesia, retardasi mental lebih dikenal sebagai “tuna grahita”. Dan apa
yang dimaksud dengan retardasi mental? Retardasi mental adalah salah satu kondisi
gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan nilai IQ dibawah rata-rata anak yang
normal pada umumnya.
Anak dengan retardasi mental sering dianggap sebagai pribadi yang inferior
dibandingkan dengan anak seusianya. Terlihat dari bagaimana orang disekitarnya memberi
ruang terbatas bagi mereka. Selain itu kurangnya penerimaan dari orang tua menyebabkan
perkembangan yang terjadi pada diri mereka menjadi terhambat, padahal jika dilakukan
dengan latihan yang cukup dan dukungan kuat dari orang orang sekitar khususnya orang tua
dan keluarga, anak dengan retardasi mental dapat hidup secara mandiri dan berkontribusi
bagi lingkungan disekitarnya.
American Academy of Pediatrics menerangkan bahwa anak dengan retardasi
mental mengalami kesulitan fungsi intelektual (berkomunikasi, belajar, dan
memecahkan masalah), serta cara beradaptasi (rutinitas, kebersihan, dan pekerjaan
sehari-hari).
Mungkin sulit untuk mengidentifikasi penyebab spesifik dari retardasi mental yang
dialami seseorang. Namun dalam banyak kejadian kondisi ini disebabkan oleh adanya
gangguan pada perkembangan otak. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu, penyebab
terjadinya retardasi mental tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa kondisi yang
dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan otak anak antara lain adalah sebagai
berikut :
 Kelainan Genetik. Kelainan seperti sindrom down dan sindrom fragile X yang diduga
memiliki keterkaitan dengan kelainan genetik yang kemudian bisa menyebabkan kondisi
ini.
 Masalah selama Kehamilan. Beberapa kondisi yang terjadi selama kehamilan nyatanya
bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak janin. Ini termasuk penggunaan
alkohol, konsumsi obat-obatan terlarang, gizi buruk, infeksi, dan preeklamsia.
 Masalah selama Masa Bayi. Retardasi mental juga bisa terjadi akibat gangguan selama
masa kelahiran. Seperti misalnya akibat bayi tidak mendapatkan asupan oksigen yang
cukup, atau bayi lahir dalam kondisi yang sangat prematur sehingga paru-paru belum
matang secara sempurna.
 Cedera atau Penyakit Lainnya. Infeksi seperti meningitis, atau campak juga bisa
menyebabkan anak mengalami penyakit ini. Cedera kepala berat, keadaan hampir
tenggelam, malnutrisi ekstrem, infeksi otak juga merupakan conton hal-hal yang bisa
memicu retardasi mental.
Perlu diketahui bahwa kondisi ini dapat terjadi bahkan sebelum anak lahir. Namun,
pada banyak kasus, gejala baru ditunjukkan ketika ia telah memasuki masa tumbuh kembang,
sebelum mencapai umur 18 tahun. Setiap kasus retardasi mental akan berbeda-beda, mulai
dari yang ringan hingga yang cukup parah, tergantung dari kondisi penderitanya. Untuk
memudahkan mengenalinya, berikut ini adalah beberapa gejala retardasi mental adalah
Kesulitan berbicara, Kemampuan untuk duduk, merangkak, atau berjalan sendiri yang lebih
lambat dicapai bila dibandingkan dengan anak-anak lain, Kesulitan dalam mempelajari
kegiatan sehari-hari, seperti berpakaian atau makan, Kesulitan dalam mengendalikan emosi,
seperti mudah marah, Ketidakmampuan memahami konsekuensi atas tindakan yang diambil,
Penalaran yang buruk dan sulit memecahkan suatu masalah, Daya ingat kurang.
Penanganan anak dengan retartadi mental bisa dilakukan dengan melakukan terapi
khusus untuk mengembangkan kemampuan agar nantinya anak mampu melakukan aktivitas
sehari hari secara mandiri. Terapi khusus yang bisa dilakukan adalah terapi okupasi yang
bertujuan mengajarkan anak cara mengerjakan aktivitas sehari hari seperto makan, mandi dan
berpakaian, yang kedua adalah terapi wicara, terapi wicara bertujuan membantu anak
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, terapi perilaku dan yang terakhir adalah terapi
fisik. Selain terapi, sebagai orang tua ada beberapa hal untuk membantu perkembangan anak:

 Membiarkan anak melakukan hal baru dan mendampingi anak untuk melakukan satu
kegiatan secara mandiri.

 Sebaiknya orangtua perhatikan perkembangan anak di sekolah dan membantu anak


untuk memahami pelajaran di sekolah.

 Orangtua sebaiknya lebih sering mengajak anak untuk berinteraksi dengan orang
banyak dan mengikuti anak dengan kegiatan-kegiatan sosial edukasi yang
memerlukan kegiatan kelompok atau aktivitas yang membutuhkan interaksi dan
kerjasama.

 Mencari lebih banyak informasi mengenai kondisi retardasi mental atau gangguan
intelektual agar orangtua lebih mengerti bagaimana penanganan kondisi ini.

Anda mungkin juga menyukai