Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

KOMUNIKASI

Topik : Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan


Retardasi Mental
Hari, tanggal : Rabu, 3 Nopember 2021
Jam : 10.20 – 12.00 wib
Nama Mahasiswa : Firman Satya Pradipta
NIM : 20101440120041
Kelas :2A

Petunjuk :
1. Mahasiswa dimohon untuk melihat movie dari kelompok VII tentang komunikasi
terapeutik pada pasien dengan retardasi mental!
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

Pertanyaan:
1. Retardasi mental merupakan suatu keadaan fungsi intelektual di bawah rata-rata normal
disertai dengan kekuangan atau hendaya dalam perilaku adapif yang muncul. Bagaimana
karakteristik anak retardasi mental dan jelaskan!

JAWAB :
Karakteristik anak retardasi mental :
Retardasi mental atau disabilitas intelektual adalah gangguan intelektual yang ditandai dengan
kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-rata. Orang dengan retardasi mental
mempelajari kemampuan baru, namun lebih lambat.

Terdapat berbagai derajat retardasi mental, mulai dari ringan hingga sangat berat. Kemampuan
intelegensi biasanya diukur dengan menggunakan skor IQ. Seseorang dikatakan retardasi
mental apabila didapati skor IQ < 70.

 Wajah dan tanda fisik terlihat

Umumnya untuk anak penyandang cacat, khususnya cacat mental mempunyai


bentuk muka yang bulat.  Jika dilihat dari sisi samping, maka mukanya cenderung
memiliki tampang yang terlihat pipih. Hal ini biasa disebut sebagai “Brachycephaly”
(kepala pendek dan lebar). Meskipun tidak semua penderita benar-benar memiliki
ciri wajah, biasanya salah satunya. Jika tidak bulat, pipih atau berkepala pendek.

 Mata yang Berbeda


Setelah wajah, penderita retardasi mental bisa dikenali dari ciri matanya. Mengenai
mata hampir semua anak maupun orang dewasa yang retardasi cenderung sipit atau
miring ke atas. Penderita juga sering juga ada lipatan kecil dari kulit Epicanthic
Fold yang timbul tegak lurus diantara bagian sudut dalam dari mata dan  juga
jembatan hidung.

 Rongga Mulut

Untuk mulut atau rongga mulut, penderita retardasi mental memiliki mulut yang
nyatanya lebih kecil dan juga lidah lebih besar yang dari biasanya. Hal ini
sebenarnya mendorong untuk memiliki kebiasaan mengeluarkan lidah dan hal ini
akan membuatnya terbiasa.  Penyebab Lemah Mental Pada Anak dan anda sebagai
orangtuanya harus teliti

 Anggota tubuh

Jika melihat anggota tubuh, penderita retardasi mental memiliki tangan yang lebar,
sedangkan kaki cenderung pendek dan tebal serta mempunyai sela yang lebar antara
jempol kaki dan jari-jari di sebelahnya.

 Koordinasi anggota tubuh

Seringkali penderita retardasi mental mengalami masalah pada koordinasi. Untuk itu
mereka kurang stabil dan juga terkadang seringkali terlihat tidak bisa bergerak
dengan benar.  Hal ini bisa terlihat pada anak yang ragu-ragu melangkah dan
menggerakkan tangannya.

 Gaya duduk

Khusus gaya duduk umumnya memang tidak bisa dijadikan patopakan. Namun
hampir semuanya memiliki cara duduk atau gaya duduk yang hampir sama.
Biasanya kedua lututnya mengarah lebar ke depan, sedangkan bagian lutut ke bawah
sampai telapak kaki terlipat mengarah ke belakang, masing-masing di sebelah kanan
dan kiri pinggang.

 Sikap dan tingkah laku

Apabila membicarakan mengenai tingkahlaku untuk retardasi mental ada dua tipe,
yaitu : mereka yang terlalu apatis (diam) dan ada juga yang terlalu hiperaktif.

Adapun karakteristik yang bisa dikenali bagi penderita retardasi mental, yaitu :
 Adanya keterlambatan dalam tahapan perkembangan baik dari anak-anak
hingga ketika mereka dewasa
 Adanya kesulitan dalam belajar dan kesulitan dalam bersosialisasi,
khususnya melakukan pekerjaan umum dan lainnya
  Tidak mampu memahami/melaksanakan instruksi yang diberikan oleh orang
lain
 Adanya perilaku seksual yang tidak sesuai khususnya ketika penderita masuk
kedalam usia remaja atau masa pubertasnya.
 Adanya kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari orang dewasa
sehingga harus dipandu bahkan hingga harus dibantu.
 Adanya kesulitan dalam adaptasi sosial (orang dewasa). Terkadang retardasi
mental bahkan hingga tidak bisa melakukan kegiatan dasar sendiri seperti
makan, buang air dan juga hal lain yang dianggap kegiatan dasar manusia.

2. Bagaimana teknik komunikasi pada pasien dengan retardasi mental? Jelaskan!

JAWAB :
Teknik Komunikasi pada pasien dengan retardasi mental
Dapat disimpulkan bahwa teknik komunikasi yang dilakukan sangat sederhana namun
sukar untuk dilakukan. Jangan menganggap pasien sebagai orang yang rendah, mereka
sama seperti kita, namun mereka memiliki kekurangan yang tidak dapat berkomunikasi
layaknya orang normal.
a. Perjelas kata-kata yang diucapkan
 Klien dapat mengulangi kembali kata yang diucapkan, biasanya terkena
retradasi mental berbicara kurang jelas.
b. Melakukan interaksi
 Lakukan interaksi secara verbal sehingga disini akan menumbuhkan rasa
percaya diri.
c. Batasi topik dan buat topik tentang hal yang disukainya
 Cukupkan topik pembicaraan dan berikan topik pembicaraan yang disukai
oleh pasien.
d. Ciptakan lingkungan yang respondif dan kaya akan bahasa sehingga
memungkinkan anak untuk berkomunikasi
 Berikan lingkungan yang respondif dan kaya akan bahasa sehingga
memungkinkan anak untuk berkomunikasi
e. Jangan menyinggung kata-kata yang klien ucapkan
f. Berikan klien kesempatan jika ingin berbicara sesuatu

g. Beberapa teknik berkomunikasi, yaitu :

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

2. Menunjukkan penerimaan

3. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan

4. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

5. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri

6. Klarifikasi
3. Perawat akan melakukan komunikasi verbal dan non verbal pada pasien dengan retardasi
mental. Apa yang dimaksud dengan komunikasi non verbal dan komunikasi non verbal
apa saja yang dapat diilakukan pada pasien dengan retardasi mental? Jelaskan!

JAWAB :

Terapi wicara pada pasien retardasi mental tidak hanya untuk melatih kemampuan
berbicara, namun juga untuk memberikan pemahaman akan pentingnya berhubungan
sosial dengan orang lain. Komunikasi pada anak retardasi mental dapat dilakukan dengan
komuikasi verbal dan non verbal.
1. Komunikasi Verbal
Pada komunikasi verbal, tahap proses komunikasi terapeutik tersebut diantaranya
adalah tahap pra interaksi; tahap perkenalan, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap
terminasi.
Berikut penjelasannya :
a. Tahap Pra Interaksi
Merupakan tahap awal yang mana perawta mulai menggali kemampuan
yang dimiliki sebelum melakukan kontak dengan pasien. Selanjutnya
memahami terlebih dahulu kondisi pasien yang akan ditangani termasuk
kebiasaan sehari-harinya yang mungkin masih terbawa ke rumah sakit. Jika
diliha anaknya kooperatif langsung dapat dlakukan interaksi, namun jika
tidak maka akan dibiarkan terlebih dahulu mengikuti kemauan dan perilaku
sang anak. Jika si anak menangis, langkah yang dilakukan juga akan
didiamkan terlebih dahulu agar anak dapat meluapkan emosinya.

b. Tahap Perkenalan
Merupakan tahap yang mana perawat mulai memperkenalkan diri pada
klien ataupun keluarganya. Lalu membangun interaksi dengan pasien.
Selanjutnya perawat akan tetap menyesuaikan dengan perilaku anak terlebih
dahulu atau dengan kata lain perawat tidak langsung melakukan proses
komunikasi. Terkadang ada yang menurut ada juga yang tidak menurut
( masih malu-malu ), kemudian lanjutkan komunikasi dengan orang tuanya.
Perawat harus mampu menyesuaikan diri dan lingkungan dengan kondisi
anak.

c. Tahap Orientasi
Dalam tahap ini perawat mencari tahu masalah dan keluhan yang dialami
pasien yang akan menentukan rencana tindakan yang harus dilakukan.
Biasanya perawat akan melihat kondisi pasien secara fisik yang kemudian
dilanjutkan dengan bertanya langsung kepada orang tua pasien tentang
kondisi pasien, sekaligus menyusun rencana tindakan.

d. Tahap Kerja
Komunikasi yang dilakukan pada tahap ini adalah bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dari pasien yang pada akhirnya lebih mengarah pada proses
perbaikan menuju keadaaan yang lebih baik.

e. Tahap Terminasi
Pada tahap terminasi, komunikasi perawat pada anak biasanya akan melakukan
penutupan dengan cara mengucapkan ucapan terima kasih dan salam.

2. Komunikasi Non Verbal


Jenis komunikasi non verbal ada macamnya yaitu yang tidak dapat dihindari dan
tidak mungkin tidak dilakukan.
Berikut contoh komunikasi non verbal pada anak retardasi mental :
a. Menggelitik
Dilakukan oleh terapis dalam kesehariannya menangani pasien anak RM
dalam kategori anak yang aktif dan terkadang menjadi hiperaktif atau
ngambekan.
b. Memegang atau menggenggam tangan
Agar pasien bisa dikendalikan dalam kondisi yang agak sulit diatur da
mulai menunjukan sikap semaunya sendiri
c. Berjabat Tangan
Tujuannya untuk membiasakan anak agar mengenal orang yang ada
didepannya. Kemudian, berjabat tangan juga dilakukan ketika proses terapi
telah selesai.

4. Apa saja terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan retardasi mental? Jelaskan!
JAWAB :
Terapi yang digunakan adalah mengunakan beberapa cara, yaitu diantaranya sebagai
berikut:
 Terapi baca (dengan pendekatan montesoori).
Guru atau orang tua tidak secara langsung mengubah anak tetapi sebaliknya guru
mencoba memberi peluang pada anak menyelesaikan tugas dengan usaha sendiri,
tanpa bantuan orang dewasa. Tujuan ini bertujuan untuk memberikan edukasi secara
dini kepada pasien.
 Pilihan bebas (anak diberi kebebasan untu memilih kebutuhan yang sesuai
dengan minatnya).
Dengan cara ini, aktivitas kehidupan sehari-hari pasien menjadi bagian dari kurikulum
yang diberikan.
 Terapi perilaku.
Konselor memberikan pengetahuan tentang cara pandang si anak tersebut, misalnya
tidak mau bermain games, cara pandang terhadap sesuatu dan lain-lain. Terapi ini
bertujuan untuk mengubah perilaku yang cenderung agresif dan menciptakan self
injury.
 Terapi bicara.
Konselor memberikan contoh perilaku bicara yang baik, karena pada dasarnya, anak
retardasi mental akan terlihat dalam mengucapkan sebuah kata-kata.
 Terapi sosialisasi.
Pasien diajak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, yaitu tetap menjalin
komunikasi dengan orang lain atau individu di sekitarnya dengan cara bersosialisasi,
melakukan interaksi secara verbal sehingga disini akan menumbuhkan rasa percaya
diri, perasaan diterima oleh lingkungan, dan motivasi pada diri pasien agar tetap
survive dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
 Terapi bermain.
Pasien dibimbing untuk dapat mengerjakan sesutu hal berupa hasil karya, atau sebuah
permainan. Terapi ini bertujuan untuk dapat mengasah kemampuan pasien di bidang
kognitif yaitu dengan cara merangsang proses berpikir pasien tentang pola sebuah
bentuk sehingga disini pasien diajak untuk dapat merangkai sebuah konstruksi
bangunan, kemudian dapat meningkatkan imanjinasi dengan cara merangsang
kemampuan imajinasi tentang sesuatu hal yang berada di pikirannya, selain itu dalam
segi kreatifitas, yaitu dengan cara meningkatkan dan mengolah kreatifitas pasien
dengan paduan warna, pola, bentuk yang berbeda-beda sehingga pasien mempunyai
pengetahuan, pemahaman dan keanekaragaman tentang macam-macam jenis
permainan atau hasil karya yang dia temui.
 Terapi menulis.
Cara ini digunakan untuk dapat mempermudah proses berjalannya terapi yaitu
dengan cara pasien diajak untuk menulis di selembar kertas berupa serangkaian kata-
kata. Tujuan daripada terapi ini adalah untuk melemaskan otot atau syarat tangan
dalam beraktivitas sehingga tubuh pasien tidak kaku dan lebih fleksibel dalam
menanggapi respon atau stimulus yang berada di sampingnya.
 Terapi okupasi.
Terapi ini dilakukan dengan cara memijat-mijat bagian syaraf anak tersebut seperti
pada bagian pergelangan tangan, kaki dan daerah tubuh lainnya. Terapi ini dilakukan
pada saat pasien berusia muda, karena pada masa muda sendi-sendi dalam tubuh
pasien masih bersifat elastis dan dapat menyesuaikan dengan
 Terapi musik.
Terapi ini dilakukan dengan cara pasien diarahkan untuk dapat mendengarkan dan
memaknai sebuah alunan musik. Terapi ini bertujuan untuk dapat mengasah fungsi
auditory pasien akan stimulus suara yang di dengarkannya.

5. Apakah tahapan komunikasi yang ditampilkan di movie sudah seseuai dengan tahapan
komunikasi terapeutik perawat-klien (fase pra interaksi, fase orientasi, dan fase kerja,
serta fase terminasi)? (harap dibandingkan antara konsep teori dengan movie yang sudah
dilihat).

JAWAB :

Menurut saya komunikasi pada movie sudah sesuai dengan tahapan yang terdapat pada
konsep teori, yang dimana dimovie dijelaskan mengenai komunikasi pada saat fase
prainteraksi, fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi dengan jelas dan mudah untuk
dipahami. Di movie komunikasi terapeutik sangatlah jelas dari mulai:

 Tahap Pra Interaksi yang mana perawat mulai menggali kemampuan yang dimiliki
sebelum melakukan kontak dengan pasien.

 Tahap Perkenalan yang mana perawat mulai memperkenalkan diri pada klien
ataupun keluarganya. Lalu membangun interaksi dengan pasien.
 Tahap Orientasi yang mana perawat mencari tahu masalah dan keluhan yang dialami
pasien yang akan menentukan rencana tindakan yang harus dilakukan.
 Tahap Kerja Komunikasi yang dilakukan pada tahap ini adalah bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dari pasien yang pada akhirnya lebih mengarah pada
proses perbaikan menuju keadaaan yang lebih baik.
 Tahap Terminasi Pada tahap terminasi, komunikasi perawat pada anak biasanya akan
melakukan penutupan dengan cara mengucapkan ucapan terima kasih dan salam.

Daftar Pustaka

1. https://www.halodoc.com/kesehatan/retardasi-mental

2. https://dosenpsikologi.com/ciri-ciri-retardasi-mental

3. http://keperawatancianjur.blogspot.com/2012/06/prinsip-dan-teknik-komunikasi-
dalam.html
4. Hidayat, Mengajarkan Bahasa Dan Komunikasi Pada Anak Berkebutuhan Khusus , dalam
www.file.upi.edu/.../Mengajarkan_Bahasa_%26_ Komunikasix.pdf, diunduh pada 5
oktober 2021

5. http://keperawatancianjur.blogspot.com/2012/06/prinsip-dan-teknik-komunikasi-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai