•Pada tahap pegkajian dapat dikatakan bahwa 8.Mengkaji tingkat kecemasan pasien, pasien
proses komunikasi berlangsung paling banyak yang mengalami kecemasan tinggi tidak mampu
dibanding pada tahap berikutnya. mendengar penjelasan .
•Kemampuan komunikasi perawat sangat 9.Mengobservasi apa yang terjadi pada pasien
menentukan kelengkapan data yang saat pengkajian
diperolehnya dan akan menentukan proses
Contoh penerapan komunikasi saat
selanjutnya
pengkajian
•Prinsip komunikasi pada saat pengkajian:
a.Fase orientasi:
1.kaji kemampuan bicara klien,,,
Salam Terapeutik: “Selamat Pagi Bu, saya
2.Tentukan bahasa yang dipahami oleh klien perawat Wardah yang akan bertugas merawat
dalam berkomunikasi karena penguasaan ibu hari. Terima kasih ibu telah mempercayakan
bahasa akan sangat mempengaruhi persepsi kami untuk membantu mengatasi masalah ibu”
dan interpretasi klien dalam menerima pesan
Evaluasi dan validasi: “Bagaimana perasaan ibu
secara adekuat.
sekarang?” (tunggu respon dan jawaban ibu)
3.Kaji Kemampuan mendengar, melihat, merasa
Kontrak: “ Saat ini saya akan mengumpulkan
dan membau Pasien. Penting dalam komunikasi,
data terkait dengan sakit yang ibu derita, saya
sebab pesan komunikasi akan dapat diterima
membutuhkan informasi tentang bagaimana
dengan baik apabila kemampuan mendengar,
asal mula masalah ibu sehingga ibu tidak bisa
melihat dan membau berfungsi dengan baik.
makan selama beberapa hari. Waktu yang saya
4.Pastikan apakah ada gangguan kognitif. butuhkan 15-20 menit, dan ibu bisa tetap
Misalnya adanya kerusakan yang melemahkan berada di tempat tidur”
fungsi kognitif (misalnya pada klien strook,
b.Fase Kerja:
Alzhemer,s, tumor otak) stadium lanjut sehigga
tidak mampu memahami atau mengucapkan “Apakah yang ibu rasakan sekarang?”. Jelaskan
kata asal mula penyakit yang ibu rasakan sekarang
(tunggu respon pasien)
5.Kaji gangguan pada struktur tubuh terutama
pada struktur yang berhubungan langsung “Apakah pengobatan atau tindakan yang telah
dengan tempat keluarnya suara, misalnya dilakukan selama ibu dirumah (tunggu respon
mulut,laring atau intubasi trakea sehingga tidak pasien)
dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas
karena udara tidak dapat melewati pita suara c.Fase Terminasi
dan keterbatasan pergerakan lidah. •Evaluasi subyektif/Obyektif: “bagaimanakah
6.Mengidentifikasi tingkat perkembangan perasaan ibu sekarang?”. (tunggu respon
pasien sehingga interaksi yang diharapkan bisa pasien). Berdasarkan data hasil wawancara
realistik. dapat kita identifikasi bersama bahwa ibu
mengalami nyeri pada lambung dan mual - mual
jika makan”.
•Kontrak yang akan datang : “Baiklah bu saya perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau
akan berkonsultasi dengan dokter dan 10 menit dilanjutkan oleh perawat dinas sore dan
lagi saya akan kembali untuk melakukan seterusnya.
tindakan keperawatan sesuai hasil kesepakatan
•Model komunikasi ini memungkinkan
dengan dokter” untuk sementara ibu dapat
pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan
melakukan teknik nafas dalam jika mengalami
secara berkesinambungan ,terukur dan efektif.
nyeri dan mual”
Prinsip pada perencanaan
•2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Membantu pasien untuk memenuhi
Pada tahap proses keperawatan ini komunikasi
kebutuhan sendiri .
dilakukan untuk mengklarifikasi data dan
melakukan analisis sebelum menentukan •Membantu pasien agar dapat menerima
masalah keperawatan klien. pengalaman yang pernah dirasakan.
Masalah atau diagnosa keperawatan yang telah •Meningkatkan harga diri pasien.
ditetapkan disampaikan/dikomunikasikan
kepada klien agar dia kooperatif dan berusaha •Memberikan support karena adanya
bekerjasama dengan perawat untuk mengatasi perubahan lingkungan.
masalahnya dan juga kepada perawat lain •Perawat dan pasien sepakat untuk
secara langsung dan tulisan untuk dokumentasi. berkomunikasi secara lebih terbuka.
Contoh: “berdasarkan data yang saya peroleh •Contoh komunikasi pada perencanaan:
melalui pemeriksaan fisik dan informasi dari ibu
terkait keluhan yang menyebabkan ibu masuk “ berdasarkan masalah keperawatan yang telah
rumah sakit, saya menyimpulkan ibu mengalami kita tetapkan bersama, selanjutnya saya
masalah gangguan nutrisi” kolaborasikan dengan dokter terkait dengan
masalah tersebut saya sampaikan bahwa salah
•Sikap perawat yang komunikatif dan sikap satu tindakan yang akan dilakukan pada ibu
klien yang koopratif merupakan faktor penting adalah pemasangan infus. Adapun tujuan
dalam menetapkan diagnosa keperawatan. pemasangan infus ini adalah untuk memenuhi
•3.PERENCANAAN kebutuhan nutrisi ibu. Pemasangan infus ini
sifatnya sementara jika ibu sudah tidak mual
Pada tahap perencanaan ini perawat muntah lagi infus akan kami lepaskan”
merumuskan tujuan dan menetapkan kriteria
keberhasilan merencanakan asuhan 4.IMPLEMENTASI /PELAKSANAAN
keperawatan dan tindakan kolaboratif yang Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari
yang akan dilakukan. perencanaan yang sudah ditentukan
Penting dilakukan diskusi dengan klien dan sebelumnya.
pelibatan keluarga terkait dengan rencana yang Contoh komunikasi pada tahap implementasi:
telah disusun dan bersama klien menentukan
rencana keberhasilan yang akan di capai “ seperti yang telah saya sampaikan tadi bahwa
salah satu tindakan yang akan saya lakukan
•Rencana tindakan yang dibuat perawat adalah memasang infus . Tujuan pemasangan
merupakan media komunikasi antar petugas infus ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan sehingga perencanaan yang disusun nutrisi ibu. Saat pemasangan, ibu akan merasa
sakit sedikit saat jarum infus dimasukkan ke dengan klien tentang keberhasilan tindakan
pembuluh darah, apakah ibu sudah siap?” yang telah dilakukan.
•5. EVALUASI