Anda di halaman 1dari 5

Konsep komunikasi terapeutik pada lansia •Mengetahui teknik komunikasi pada lansia

Pengertian •Bersama perawat, lansia dapat memilih


tindakan untuk memelihara kemampuan fisik
•Lanjut usia yaitu seseorang yang berusia 60
serta menciptakan lingkungan yang dapat
tahun ke atas
mendukung kesejahteraan sosial dan spritual
•Lanjut usia tua adalah seseorang yang berusia lansia
75 sd 90 tahun (WHO)
Teknik komunikasi pada lansia
•Lansia sangat tua lebih dari 90 tahun
1.untuk lansia yang mengalami penurunan
Tugas perkembangan lansia pendengaran gunakan teknik komunikasi pada
klien yang mengalami gangguan pendengaran
1.beradaptasi terhadap penurunan
2.Untuk lansia yang mengalami gangguan
kesehatan dan kekuatan fisik,misalnya penglihatan guanakan teknik komunikasi pada
perubahan pada aspek fisik berupa perubahan klien yang mengalami gangguan penglihatan
neurologis dan sensorik, perubahan visual,
perubahan pendengaran.

•Perubahan-perubahan tersebut dapat 3.Tehnik Asertif


menghambat proses penerimaan dan
Asertif adalah sikap yang dapat menerima,
interpretasi terhadap maksud komunikasi.
memahami pasangan bicara dengan
Perubahan ini juga menyebabkan klien lansia
menunjukkan sikap peduli, sabar
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
mendengarkan dan memperhatikan ketika
•Perubahan kognitif yang berpengaruh pada pasangan bicara agar maksud komunikasi atau
tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya pembicaraan dapat dimengerti. Asertif
memori dan motivasi lansia merupakan pelaksanaan etika berkomunikasi.
Sikap ini akan sangat membantu petugas
2.Beradaptasi terhadap masa pensiun dan kesehatan untuk menjaga hubungan yang
penurunan pendapatan terapeutik dengan klien lansia.
3.Beradaptasi terhadap kematian pasangan 4.Responsif
4.Menerima diri sebagai pribadi yang menua Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena
5.Mempertahankan kehidupan yang yang terjadi pada lansia merupakan bentuk
memuaskan perhatian petugas kepada lansia . Ketika
perawat mengetahui adanya perubahan sikap
6.Menetapkan kembali hubungan dengan anak atau kebiasaan lansia sekecil apapun hendaknya
yang telah dewasa segera menanyakan atau klarifikasi tentang
7.Menemukan cara mempertahakan kualitas perubahan tersebut, misalnya dengan
hidup mengajukan pertanyaan, "Apa yang sedang
Bapak/Ibu pikirkan saat ini ? Apa yang bisa saya
Tujuan komuniksi pada lansia bantu ?". Berespon berarti bersikap aktif, tidak
menunggu dari lansia. Sikap aktif dari petugas
•Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
kesehatan ini akan menciptakan perasaan
lansia
tenang bagi lansia.
5.Fokus cara mengajukan pertanyaan ulang dan
memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap
dilakukan oleh perawat agar maksud
konsisten terhadap materi komunikasi yang
pembicaraan kita dapat diterima dan
diinginkan. Ketika lansia mengungkapkan
dipersepsikan sama oleh klien. "Bapak/Ibu bisa
pernyataan-pernyataan diluar materi yang
menerima apa yang saya sampaikan tadi ? bisa
diinginkan, maka perawat hendaknya
minta tolong Bapak/Ibu untuk menjelaskan
mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini
kembali apa yang saya sampaikan tadi?"
perlu diperhatikan karena umumnya lansia
senang menceritakan yang mungkin tidak
relevan untuk kepentingan petugas kesehatan
8.Sabar dan Ikhlas
6.Supportif
Seperti diketahui sebelumnya bahwa lansia
Perubahan yang terjadi pada lansia baik pada umumnya mengalami perubahan-perubahan
aspek fisik maupun psikis secara bertahap yang terkadang merepotkan dan kekanak-
menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. kanakan. Perubahan ini bila tidak disikapi
Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan
kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan perasaan jengkel bagi perawat sehingga
mengiyakan, senyum dan menganggung kepala komunikasi yang dilakukan tidak terpeutik,
ketika lansia mengungkapkan perasaannya solutif, namun dapat berakibat komunikasi
sebagai sikap hormat dan menghargai sesama berlangsung emosional dan menimbulkan
lansia berbicara. kerusakan hubungan antara lansia dengan
petugas kesehatan.
•Suportif menumbuhkan kepercayaan diri lansia
sehingga lansia tidak merasa menjadi beban
bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan
Konsep Komunikasi terapeutik pada proses
lansia termotivasi untuk mandiri dan berkarya
keperawatan
sesuai kemampuannya.
Proses keperawatan
•Tidak terkesan menggurui atau mengajari
lansia karena ini dapat merendahkan •1. pengkajian
kepercayaan lansia kepada perawat atau
petugas kesehatan lainnya. Ungkapan-ungkapan Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses
yang bisa memberi motivasi, meningkatkan keperawatan.Pengkajian dilakukan oleh
kepercayaan diri klien tanpa terkesan perawat dalam rangka pengumpulan data klien .
menggurui atau mengajari misalnya : "Saya Data klien di perlukan sebagai dasar dalam
yakin Bapak/Ibu lebih berpengalaman dari saya, melaksanakan proses keperawatan pada tahap
untuk itu kami yakin Bapak/Ibu mampu berikutnya
melaksanakan....dan bila diperlukan kami siap •Data klien di peroleh melalui wawancara
membantu". (anamnesa ) , pemeriksaan fisik , pemeriksaan
7.Klarifikasi diagnostik (laboratorium, foto Rongent, dan
sebagainya ) , informasi/catatan dari tenaga
Dengan berbagai perubahan yang terjadi kesehatan lain.
dengan lansia, sering proses komunikasi tidak
berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan •Hampir dipastikan bahwa semua data yg
didapat tersebut diperoleh melalui proses
komunikasi , baik komunikasi secara langsung 7.Mengevaluasi kondisi pasien misal pasien
(verbal) maupun secara tidak langsung yang sesak berat dan memerlukan oksigen tidak
(nonverbal). mampu berbicara

•Pada tahap pegkajian dapat dikatakan bahwa 8.Mengkaji tingkat kecemasan pasien, pasien
proses komunikasi berlangsung paling banyak yang mengalami kecemasan tinggi tidak mampu
dibanding pada tahap berikutnya. mendengar penjelasan .

•Kemampuan komunikasi perawat sangat 9.Mengobservasi apa yang terjadi pada pasien
menentukan kelengkapan data yang saat pengkajian
diperolehnya dan akan menentukan proses
Contoh penerapan komunikasi saat
selanjutnya
pengkajian
•Prinsip komunikasi pada saat pengkajian:
a.Fase orientasi:
1.kaji kemampuan bicara klien,,,
Salam Terapeutik: “Selamat Pagi Bu, saya
2.Tentukan bahasa yang dipahami oleh klien perawat Wardah yang akan bertugas merawat
dalam berkomunikasi karena penguasaan ibu hari. Terima kasih ibu telah mempercayakan
bahasa akan sangat mempengaruhi persepsi kami untuk membantu mengatasi masalah ibu”
dan interpretasi klien dalam menerima pesan
Evaluasi dan validasi: “Bagaimana perasaan ibu
secara adekuat.
sekarang?” (tunggu respon dan jawaban ibu)
3.Kaji Kemampuan mendengar, melihat, merasa
Kontrak: “ Saat ini saya akan mengumpulkan
dan membau Pasien. Penting dalam komunikasi,
data terkait dengan sakit yang ibu derita, saya
sebab pesan komunikasi akan dapat diterima
membutuhkan informasi tentang bagaimana
dengan baik apabila kemampuan mendengar,
asal mula masalah ibu sehingga ibu tidak bisa
melihat dan membau berfungsi dengan baik.
makan selama beberapa hari. Waktu yang saya
4.Pastikan apakah ada gangguan kognitif. butuhkan 15-20 menit, dan ibu bisa tetap
Misalnya adanya kerusakan yang melemahkan berada di tempat tidur”
fungsi kognitif (misalnya pada klien strook,
b.Fase Kerja:
Alzhemer,s, tumor otak) stadium lanjut sehigga
tidak mampu memahami atau mengucapkan “Apakah yang ibu rasakan sekarang?”. Jelaskan
kata asal mula penyakit yang ibu rasakan sekarang
(tunggu respon pasien)
5.Kaji gangguan pada struktur tubuh terutama
pada struktur yang berhubungan langsung “Apakah pengobatan atau tindakan yang telah
dengan tempat keluarnya suara, misalnya dilakukan selama ibu dirumah (tunggu respon
mulut,laring atau intubasi trakea sehingga tidak pasien)
dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas
karena udara tidak dapat melewati pita suara c.Fase Terminasi
dan keterbatasan pergerakan lidah. •Evaluasi subyektif/Obyektif: “bagaimanakah
6.Mengidentifikasi tingkat perkembangan perasaan ibu sekarang?”. (tunggu respon
pasien sehingga interaksi yang diharapkan bisa pasien). Berdasarkan data hasil wawancara
realistik. dapat kita identifikasi bersama bahwa ibu
mengalami nyeri pada lambung dan mual - mual
jika makan”.
•Kontrak yang akan datang : “Baiklah bu saya perawat dinas pagi dapat di evaluasi atau
akan berkonsultasi dengan dokter dan 10 menit dilanjutkan oleh perawat dinas sore dan
lagi saya akan kembali untuk melakukan seterusnya.
tindakan keperawatan sesuai hasil kesepakatan
•Model komunikasi ini memungkinkan
dengan dokter” untuk sementara ibu dapat
pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan
melakukan teknik nafas dalam jika mengalami
secara berkesinambungan ,terukur dan efektif.
nyeri dan mual”
Prinsip pada perencanaan
•2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Membantu pasien untuk memenuhi
Pada tahap proses keperawatan ini komunikasi
kebutuhan sendiri .
dilakukan untuk mengklarifikasi data dan
melakukan analisis sebelum menentukan •Membantu pasien agar dapat menerima
masalah keperawatan klien. pengalaman yang pernah dirasakan.
Masalah atau diagnosa keperawatan yang telah •Meningkatkan harga diri pasien.
ditetapkan disampaikan/dikomunikasikan
kepada klien agar dia kooperatif dan berusaha •Memberikan support karena adanya
bekerjasama dengan perawat untuk mengatasi perubahan lingkungan.
masalahnya dan juga kepada perawat lain •Perawat dan pasien sepakat untuk
secara langsung dan tulisan untuk dokumentasi. berkomunikasi secara lebih terbuka.
Contoh: “berdasarkan data yang saya peroleh •Contoh komunikasi pada perencanaan:
melalui pemeriksaan fisik dan informasi dari ibu
terkait keluhan yang menyebabkan ibu masuk “ berdasarkan masalah keperawatan yang telah
rumah sakit, saya menyimpulkan ibu mengalami kita tetapkan bersama, selanjutnya saya
masalah gangguan nutrisi” kolaborasikan dengan dokter terkait dengan
masalah tersebut saya sampaikan bahwa salah
•Sikap perawat yang komunikatif dan sikap satu tindakan yang akan dilakukan pada ibu
klien yang koopratif merupakan faktor penting adalah pemasangan infus. Adapun tujuan
dalam menetapkan diagnosa keperawatan. pemasangan infus ini adalah untuk memenuhi
•3.PERENCANAAN kebutuhan nutrisi ibu. Pemasangan infus ini
sifatnya sementara jika ibu sudah tidak mual
Pada tahap perencanaan ini perawat muntah lagi infus akan kami lepaskan”
merumuskan tujuan dan menetapkan kriteria
keberhasilan merencanakan asuhan 4.IMPLEMENTASI /PELAKSANAAN
keperawatan dan tindakan kolaboratif yang Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari
yang akan dilakukan. perencanaan yang sudah ditentukan
Penting dilakukan diskusi dengan klien dan sebelumnya.
pelibatan keluarga terkait dengan rencana yang Contoh komunikasi pada tahap implementasi:
telah disusun dan bersama klien menentukan
rencana keberhasilan yang akan di capai “ seperti yang telah saya sampaikan tadi bahwa
salah satu tindakan yang akan saya lakukan
•Rencana tindakan yang dibuat perawat adalah memasang infus . Tujuan pemasangan
merupakan media komunikasi antar petugas infus ini adalah untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan sehingga perencanaan yang disusun nutrisi ibu. Saat pemasangan, ibu akan merasa
sakit sedikit saat jarum infus dimasukkan ke dengan klien tentang keberhasilan tindakan
pembuluh darah, apakah ibu sudah siap?” yang telah dilakukan.

•Prinsip komunikasi pada implementasi:

-Pada saat menghampiri klien: menunjukan


muka yang jujur dan ikhlas dengan klien. Hal ini
penting agar tercipta suasana saling percaya
saat berkomunikasi.

-Kontak mata dengan baik, Kesungguhan dan


perhatian perawat dapat dilihat dari kontak
mata saat berkomunikasi dengan klien

-Fokus kepada klien, agar komunikasi dapat


terarah dan mencapai tujuan yang di inginkan

-Aktif mendengarkan eksplorasi perasaan klien


sebagai bentuk perhatian, menghargai dan
menghormati klien. Crouch (2002)
mengingatkan bahwa manusia mempunyai dua
telinga dan satu mulut.

Dalam berkomunikasi Dia menyarankan agar


tindakan komunikasi dilaksanakan dengan
perbandingan 2:1, lebih banyak mendengar dari
pada berbicara. Sikap ini akan meningkatkan
kepercayaan klien kepada perawat.

•Gunakan berbagai teknik komunikasi

•5. EVALUASI

Komunikasi antara perawat dan klien pada


tahap ini adalah untuk mengevaluasi apakah
tindakan yang telah dilakukan perawat atau
tenaga kesehatan lain membawa pengaruh atau
hasil yang positif bagi klien, bagaimana kriteria
hasil yang telah ditentukan pada tahap
sebelumnya. Semua hasil dicatat dalam catatan
perkembangan pasien.

•Evaluasi yang dilaksanakan meliputi aspek


kognitif, sikap dan keterampilan yang dapat
diungkapkan klien secara verbal maupun non
verbal. Pada tahap ini juga mamberi
kesempatan bagi perawat untuk melihat
kembali tentang efektifitas rencana tindakan
yang telah dilakukan, dan mendiskusikan

Anda mungkin juga menyukai