Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH KOMUNIKASI

Topik : Penerapan Komunikasi Pada Pasien dengan


Retardasi Mental
Hari, tanggal : Kamis, 4 Nopember 2021
Jam : 10.20 – 12.00 wib
Nama Mahasiswa : Cindy Dina Nuraeni
NIM : 20101440120022
Kelas : 2B

Petunjuk :
1. Mahasiswa dimohon untuk melihat movie dari kelompok VII tentang komunikasi
terapeutik pada pasien dengan retardasi mental!
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

Pertanyaan:
1. Retardasi mental merupakan suatu keadaan fungsi intelektual di bawah rata-rata normal
disertai dengan kekuangan atau hendaya dalam perilaku adapif yang muncul. Bagaimana
karakteristik anak retardasi mental dan jelaskan!

JAWAB :

Karakteristik anak retardasi mental:

 Perkembangannya terlambat dari usianya


 Terlambat untuk bisa berjalan, merangkak, atau duduk dibanding anak seusianya
 Sulit belajar bicara atau cara bicaranya tidak jelas
 Punya gangguan daya ingat
 Tidak memahami konsekuensi atas perbuatannya
 Tidak bisa berpikir logis
 Meski sudah dewasa, masih berperilaku seperti anak-anak
 Tidak punya rasa penasaran terhadap hal yang terjadi di sekitarnya
 Sulit mempelajari
 Memiliki IQ di bawah 70
 Tidak bisa hidup mandiri

2. Bagaimana teknik komunikasi pada pasien dengan retardasi mental? Jelaskan!


JAWAB :

1. Perjelas kata-kata yang diucapkan klien dengan mengulang kem bali,


biasanya orang yang terkena retar dasi mental ber bicara kurang jelas
2. Melakukan interaksi secara verbal sehingga disini akan menumbuhkan
rasa
percaya diri
3. Batasi topik dan buat topik tentang hal yang disukainya

4. Ciptakan lingkungan yang respondif dan kaya akan


bahasa sehingga memungkinkan anak untuk berkomunikasi
5. Jangan menyinggung kata-kata yang klien ucapkan
6. Berikan klien kesempatan jika ingin berbicara sesuatu

3. Perawat akan melakukan komunikasi verbal dan nonverbal pada pasien dengan retardasi
mental. Apa yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal dan komunikasi nonverbal apa
saja yang dapat diilakukan pada pasien dengan retardasi mental? Jelaskan!

JAWAB :
komunikasi verbal adalah komunikasi yang berbentuk lisan ataupun tulisan, contohnya adalah
penggunaan kata-kata. Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak
menggunakan kata-kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan
gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan langsung (berbicara) bisa dilakukan
secara langsung (face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi
menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang
melalui tulisan bisa dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media
sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non-verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to
face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non-verbal
seringkali tidak mungking dilakukan. Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin
kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena
keterbatasan ini pula komunikasi non-verbal sering menimbulkan kesalahpahaman.
Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal
seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya dia ingin mengirim emoji
tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini bisa menyebabkan orang yang dikirimi pesan
menjadi salah paham dan ikut marah.

4. Apa saja terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan retardasi mental? Jelaskan!
JAWAB :
Terapi yang digunakan adalah mengunakan be berapa cara, yaitu

diantaranya se bagai berikut :


a. Terapi baca (dengan pendekatan montesoori)

Guru atau orang tua tidak secara langsung mengu bah anak tetapi
se baliknya guru menco ba mem beri peluang pada anak menyelesaikan
tugas dengan usaha sendiri, tanpa bantuan orang dewasa. Tujuan ini

bertujuan untuk mem berikan edukasi secara dini kepada pasien.

b. Pilihan be bas (anak di beri ke be basan untu memilih ke butuhan yang sesuai
dengan minatnya)
Dengan cara ini, aktivitas kehidupan sehari-hari pasien menjadi
bagian dari kurikulum yang di berikan.
c. Terapi perilaku

Konselor memberikan pengetahuan tentang cara pandang si anaktersebut,


misalnya tidak mau bermain game s, cara pandang terhadap sesuatu dan
lain-lain. Terapi ini bertujuan untuk mengu bah perilaku yang cenderung
agresif dan menciptakan self injur y.
d. Terapi bicara

Konselor mem berikan contoh perilaku bicara yang baik, karena

pada dasarnya, anak retar dasi mental akan terlihat dalam mengucapkan
se buah kata-kata.

e. Terapi sosialisasi
Pasien diajak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, yaitu
tetap menjalin komunikasi dengan orang lain atau individu di sekitarnya dengan
cara bersosialisasi, melakukan interaksi secara ver bal sehingga disini akan
menum buhkan rasa percaya diri, perasaan diterima oleh lingkungan, dan
motivasi pada diri pasien agar tetap sur vive dalam menghadapi kehidupan sehari-
hari.

f. Terapi bermain

Pasien di bim bing untuk dapat mengerjakan sesutu hal berupa hasil karya,
atau se buah permainan. Terapi ini bertujuan untuk dapat mengasah
kemampuan pasien di bidang kognitif yaitu dengan cara merangsang proses
berpikir pasien tentang pola se buah bentuk sehingga disini pasien diajak untuk dapat
merangkai se buah konstruksi bangunan, kemudian dapat meningkatkan imanjinasi
dengan cara merangsang kemampuan imajinasi tentang sesuatu hal yang berada
di pikirannya, selain itu dalam segi kreatifitas, yaitu dengan cara meningkatkan dan
mengolah kreatifitas pasien dengan paduan warna, pola, bentuk yang
ber beda- beda sehingga pasien mempunyai pengetahuan, pemahaman dan
keanekaragaman tentang macam-macam jenis permainan atau hasil karya yang dia
temui.
g. Terapi menulis

Cara ini digunakan untuk dapat mempermudah proses

berjalannya terapi yaitu dengan cara pasien diajak untuk menulis di


selem bar kertas berupa serangkaian kata-kata. Tujuan daripada terapi ini adalah
untuk melemaskan otot atau syarat tangan dalam beraktivitas sehingga
tu buh pasien tidak kaku dan le bih fleksi bel dalam menanggapi respon atau stimulus
yang berada di sampingnya.

h. Terapi okupasi
Terapi ini dilakukan dengan cara memijat-mijat bagian syarafanakterse but seperti pada
bagian pergelangan tangan, kaki dan daerah tu buh lainnya. Terapi ini dilakukan pada
saat pasien berusia muda, karena pada masa muda sendi-sendi dalam tu buh pasien.
i. Terapi music

Terapi ini dilakukan dengan cara pasien diarahkan untuk dapat


mendengarkan danmemaknai se buahalunan musik. Terapi ini
bertujuan untuk dapat mengasah fungsi auditory pasien akan stimulus
suara yang di dengarkannya.

5. Apakah tahapan komunikasi yang ditampilkan di movie sudah seseuai dengan tahapan
komunikasi terapeutik perawat-klien (fase pra interaksi, fase orientasi, dan fase kerja,
serta fase terminasi)? (harap dibandingkan antara konsep teori dengan movie yang sudah
dilihat).
JAWAB :
Sudah sesuai, namun ada beberapa teknik komunikasi yang kurang tepat dan kurang lengkap.

Daftar Pustaka

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-retardasi-mental-yang-membuat-seseorang-sulit-
berkembang

https://qdoc.tips/queue/prinsip-dan-teknik-komunikasi-pada-kelompok-khusus-retardasi-
mental-pdf-free.html

https://binus.ac.id/malang/2020/06/komunikasi-verbal-vs-komunikasi-non-verbal/

Anda mungkin juga menyukai