Disusun Oleh
KELOMPOK III :
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan
meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh
seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bahwa komunikasi adalah
sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang
melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu
berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu
merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya
dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap
pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk
menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada
kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang
berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering
sangat membantu.
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan
verbal dan nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya
pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan
hubungan. Komunikasi pada lansia membutuhkan perhatian khusus. Perawat
harus waspada terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang
mempengaruhi pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan dengan umur
dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan kerusakan pada pendengaran.
Perubahan pada telinga baguan dalam dan telingan mengalami proses
pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran terhadap suara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?
2. Apa strategi komunikasi dengan lansia yang mengalami penurunan fungsi
(Pendengaran, penglihatan dan Wicara)?
3. Bagaimana cara berkomunikasi pada lansia yang tidak sadar ?
4. Bagaimana cara berkomunikasi pada lansia dengan penurunan daya
ingat ?
C. Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui pengertian dari komunikasi.
2. Agar pembaca mengetahui strategi komunikasi dengan lansia yang
mengalami penurunan fungsi.
3. Untuk mengetahui cara berkomunikasi pada lansia yang tidak sadar
4. Untuk mengetahui cara berkomunikasi pada lansia dengan penurunan
daya ingat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang
bersumber dari kata communis yang berarti “sama” dan bermakna “sama” (Onong
dalam Lubis, dkk., 2001). Sebagai contoh, apabila dua orang atau lebih
mengadakan percakapan, dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak
mengerti bahasa yang digunakan dan mengerti makna bahan yang
diperbincangkan. Dahulu orang menyatakan komunikasi sebagai proses mengirim
atau menerima informasi. Saat ini “berbagai informasi” lebih dekat dengan arti
komunikasi sebenarnya. Komunikasi lebih berarti dua orang atau lebih berbagi
informasi bersama daripada seseorang memberi informasi dan orang lain
menerima.
B. Strategi Komunikasi dengan lansia yang mengalami penurunan fungsi
Menurut Nugroho (2012), lansia sering mengalami gangguan komunikasi
karena mengalami penurunan penglihatan, wicara dan persepsi. Semua ini
menyebabkan penurunan kemampuan lansia untuk menangkap pesan atau
informasi serta melakukan transfer informasi. Gangguan indra pada lansia yang
tinggal di rumah sendiri atau di lingkungan keluarga, di lingkungan sosial seperti
panti werdha, atau di rumah sakit disebabkan oleh gangguan anatomik organ,
gangguan fisiologis organ, kematangan/maturasi, degenerasi atau gangguan
kognitif-persepsi. Ada 2 tingkat gangguan komunikasi, yaitu gangguan pada
sistem pengindraan dan tingkat integratif. Gangguan pengindraan meliputi
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, atau gangguan wicara.
Sedangkan gangguan yang melibatkan sistem integratif yang lebih tinggi adalah
gangguan mental, gangguan maturasi pikir (degenerasi proses pikir), atau
gangguan kesadaraan.
C. Startegi dalam Berkomunikasi dengan Lansia
Untuk berkomunikasi secara efektif dengan lansia diperlukan beberapa
strategi, sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik. Beberapa strateginya
antara lain :
1. Kenali bahwa mungkin terdapat perbedaab antar generasi antara pasien
dan perawat, hargai sudut pandang pasien.
2. Dengarkan narasi riwayat pasien, sesuai ketersediaan waktu. Hal ini akan
menggambarkan pengalaman, kepribadian, kekuatan, dan tantangan
pasien tersebut.
3. Hindari istilah teksins berlebihan dangan menilai pemahaman pasien dan
mengulang kembali penjelasan istilah medis dan intervensi sesuia tingkat
pemahaman pasien.
4. Hindari nama yang merendahkan seperti “Nenek” dan “Sayang”. Selalu
memulai secara formal dan kemudian tanya pasien dengan nama apa ia
lebih suka dipanggil.
5. Sadari bahwa beberapa orang dewasa mungkin menggunakan nada
merendahkan terhadap perwat yang lebih muda. Hargailah tetapi tunjukkan
pengetahuan anda yang luas, menegaskan latihan dan keahlian anda.
6. Luangkan waktu lebih untuk mengajarkan mengenai pemeriksaan atau
pembedahan dan pengobatan. Lakukan dengan kecepatan yang lebih
lambat dan nilai ulang pemahamannya secara berkala.
7. Berikan pasien kesempatan untuk membuat keputusan secara mandiri,
sesuai kebutuhan.
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi gerontik adalah proses tercapainya penyampaian pesan dari
perawat atau pemberi asuhan kepada lansia dan mendapat tanggapan dari
lansia. Terdapat beberapa hambatan yang mempengaruhi proses komunikasi
kepada lansia, beberapa diantaranya adalah kebisingan, keadaan psikologis
komunikan, kekurangan komunikator atau komunikan, kesalahan penilaian
komunikator, kurangnya pengetahuan komunikator atau komunikan, bahasa, isi
pesan berlebihan, bersifat satu arah, kepentingan atau interest, prasangka, dan
cara penyajian yang verbalitis.
Secara biologis semakin menua usia seseorang maka fungsi tubuh akan
semakin menurun, pada lansia fungsi dari pendengaran dan penglihatan akan
menurun sehingga mempengaruhi proses komunikasi pada lansia, pesan yang
disampaikan akan sulit diterima oleh lansia. Untuk berkomunikasi secara efektif
dengan lansia diperlukan beberapa strategi, sehingga komunikasi dapat terjalin
dengan baik. Berkomunikasi dengan lansia tidak hanya dengan menggunakan
kata-kata atau secara verbal saja, komunikasi non-verbal atau dengan tidak
menggunakan kata-kata juga diperlukan untuk menjalin pendekatan dengan
lansia.
Saran
Untuk tenaga kesehatan khususnya perawat dan calon perawat dapat
mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan lansia. Untuk masyarakat
yang mempunyai keluarga (lansia) juga dapat mengetahui cara untuk
berkomunikasi dengan lansia.
DAFTAR PUSTAKA