MAKALAH
KEPERAWATAN GERONTIK
PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN
MASALAH KOMUNIKASI DAN KASUS LANSIA BESERTA
PENYELESAIAANNYA
Dosen:
Dr. Wiwit Ciptaningsih H., S.Kep., Ns., MMR
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Mahakuasa atas segala rahmat dan tuntunannya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan Tindakan
Keperawatan Pada Lansia Dengan Masalah Komunikasi dan Kasus Lansia Beserta
Penyelesaiannya”. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Gerontik.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapakan kritik dan saran demi kesempurnan penyusunan
makalah yang selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga isi makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang
akan datang.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….4
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN ..……………………………………………………………………5
A. Pengertian Komunikasi Pada Lansia………………………………………………….5
B. Manfaat Komunikasi Terapeutik ……………………………………………………..5
C. Komunikasi Terapeutik Pada Lansia …………………………………………………5
D. Faktor yang menghambat Proses Komunikasi Dengan Lansia ………………………5
E. Hambatan dalam Melakukan Komunikasi Dengan Lansia …………………………..6
F. Gangguan yang sering dijumpai pada Lansia ………………………………………..9
G. Prinsip Gerontologi untuk Komunikasi ……………………………………………..10
H. Teknik Komunikasi pada Lansia ……………………………………………………10
I. Hal yang perlu diperhatikan dalam Berkomunikasi dengan Lansia ………………...10
J. Contoh Kasus Keperawatan Lansia Dan Penyelesaiannya………………………………….10
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………...12
B. Saran………………………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSRTAKA……………………………………………………………………....13
4
BA B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas, kami tertarik untuk melakukan pembahasan tentang, baik
dari segi definisi, aspek-aspek yang terkait dan contoh penerapannya beserta SAP
(Satuan Acara Penyuluhan) Komunikasi Teraupetik Pada Pasien Lansia yang kami
lampirkan.
C. Tujuan Penulisan
Umum
1. Agar menjadi sarana informasi bagi mahasiswa perawat untuk dapat
diaplikasikan kepada pasien lansia
Khusus
5
BAB II
PEMBAHASAN
Lansia yang diajak melakukan komunikasi namun lebih banyak diam biasanya
merupakan jenis lansia yang pasif. Lansia dengan kondisi seperti ini akan
menyerahkan setiap topik dan keputusan dalam sebuah komunikasi pada
lawan bicaranya. Mereka juga akan sulit untuk dimintai pendapat karena lebih
banyak mengiyakan dan mengikuti apa yang dipikirkan oleh lawan bicara.
11. Cerewet
Bagi kebanyakan orang, lansia adalah pribadi yang cerewet yang dihindari
untuk diajak bicara. Beberapa lansia memang terkesan sangat cerewet. Hal ini
tidak terlepas dari pemikiran mereka untuk selalu menasehati orang yang lebih
muda. Keinginan untuk selalu berbicara juga tidak terlepas dari rasa kesepian
dan kebosanan yang mereka rasakan.
Salah satu cara mengatasi sifat cerewet yang banyak dihindari lawan bicara ini
adalah dengan berusaha menjadi pendengar yang baik. Dengan melihat sikap
lawan bicaranya yang menghargai apa yang ia katakan, maka ia pun akan ikut
memberikan kesempatan pada lawan bicaranya untuk berbicara.
12. Mudah marah
Lansia identik dengan berbagai macam penyakit dan komplikasi. Rasa sakit
yang dirasakan tentu saja akan membuatnya tidak nyaman dan menjadi mudah
marah, bahkan meskipun tidak ada penyebabnya. Rasa mudah marah ini
membuat banyak orang menjadi malas untuk melakukan cara berkomunikasi
dengan baik dengan lansia karena akan selalu disalahkan atas segala sesuatu
yang ada.
13. Pasien dengan Defisit Sensorik
Beberapa pasien menunjukkan defisit pendengaran dan penglihatan yang
terkait dengan usia, keduanya memerlukan adaptasi dalam berkomunikasi.
Penelitian mengindikasikan bahwa 16% – 24% individu berusia lebih dari 65
tahun mengalami pengurangan pendengaran yang mempengaruhi komunikasi
Bagi mereka yang berusia diatas 80 tahun, jumlah gangguan sensorik
meningkat menjadi lebih dari 60%. Aging/penuaan mengakibatkan penurunan
fungsi pendengaran yang dikenal sebagai presbyacussis, yang terutama
berkenaan dengan suara berfrekuensi tinggi. Suara berfrekuensi tinggi adalah
suara konsonan yang berdampak pada pemahaman pasien diawal dan akhir
kata. Sebagai contoh, jika anda berkata “Take the pill in the morning
(Minumlah pil dipagi hari)”, pasien akan mendengar vokal dalam kata tetapi
pasien dapat berpikir anda berkata “Rake the hill in the morning (Dakilah
bukit dipagi hari)”
Gangguan visual yang berhubungan dengan usia meliputi reduksi diameter
pupil; lensa mata menguning, yang mempersulit untuk membedakan warna
dengan panjang gelombang pendek seperti lavender, biru, dan hijau; dan
menurunkan elastisitas ciliary muscles, yang mengakibatkan penurunan
akomodasi ketika bahan cetakan dipegang diberbagai jarak. Kebanyakan
pasien lanjut usia mengalami penyakit mata yang menurunkan ketajaman
penglihatan (mis. katarak, degenerasi macular, glaucoma, komplikasi ocular
pada diabetes). Lebih dari 15% orang tua berusia lebih dari 70 tahun
melaporkan penglihatannya yang buruk, dan 22% lagi melaporkan
penglihatannya hanya cukup untuk jarak tertentu. Bagi mereka yang berusia
diatas 80 tahun, 30% melaporkan penglihatannya yang terganggu
14. Pasien dengan Demensia
Amerika Serikat pada tahun 2008 diprediksi memiliki lebih kurang 5,2 juta
penduduk berusia lanjut yang diantaranya menderita beberapa bentuk
9
demensia, dan jumlahnya diprediksi akan meningkat dua kali lipat pada 30
tahun yang akan datang . Sebagai akibatnya, dokter dapat berharap untuk
menemui lebih banyak pasien demensia dan pasien tersebut datang berkunjung
ke dokter ditemani oleh anggota keluarga atau perawat nonformal lain (istilah
caregiver digunakan dari point ini untuk merujuk pada setiap orang yang
menemani kunjungan yang merupakan informal caregiver). Penilaian dan
pengobatan pasien lanjut usia dengan demensia juga akan sangat membantu
bila melibatkan caregiver
Ada banyak tingkatan demensia, yang memiliki berbagai kesulitan
komunikasi. Pasien pada stadium awal sering mengalami masalah untuk
menemukan kata yang ingin disampaikan, pasien banyak menggunakan kata-
kata yang tidak memiliki makna, seperti “hal ini”, “sesuatu”, dan “anda tahu”.
Pada demensia parah, pasien dapat menggunakan jargon yang tidak dapat
dipahami atau bisa hanya berdiam diri.
Demensia memiliki efek yang merugikan pada penerimaan dan ekspresi
komunikasi pasien. Sebagian besar pasien mengalami kehilangan memori dan
mengalami kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi. Sebagian pasien
demensia memiliki rentang konsentrasi yang sangat singkat dan sulit untuk
tetap berada dalam satu topik tertentu
15. Pasien yang Ditemani oleh Caregiver
Karakteristik utama kunjungan poliklinik geriatri adalah adanya orang ketiga,
dengan seorang anggota keluarga atau caregiver informal lainnya yang hadir
sedikitnya pada sepertiga kunjungan geriatrik Meskipun caregiver dapat
mengasumsikan berbagai peran, termasuk pendukung, peserta pasif, atau
antagonis, pada sebagian besar kasus, caregiver menempatkan kesehatan orang
yang mereka cintai sebagai prioritasnya.
Caregiver sangat penting untuk sistem perawatan kesehatan lanjut usia.
Mereka tidak hanya membantu dengan nutrisi, aktivitas kehidupan sehari-hari,
tugas rumah tangga, pemberian obat, transportasi, dan perawatan lain untuk
pasien lanjut usia, caregiver membantu memudahkan komunikasi antara
dokter dan pasien serta mempertinggi keterlibatan pasien dalam perawatan
mereka sendiri. Juga merupakan hal penting untuk memperlakukan pasien
lanjut usia dalam konteks atau sudut pandang caregiver-nya agar didapatkan
hasil terbaik bagi keduanya
8. “Overload” dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau
banyak orang berkomunikasi dalam yang sama sehingga kognitif berkurang.
9. Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam pembicaraan
misalnya focus pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh,
udara yang tidak enak, dan lain-lain.
10. Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek
pengobatan dan kondisi patologi, gangguan fungsi psikososial, karena
depresi atau dimensia, gangguan kontak dengan realita.
11. Hambatan dalam suasana/lingkungan tempat wawancara : ribut/berisik,
terlalu banyak informasi dalam waktu yang sama, terlalu banyak orang yang
ikut bicara, peerbedaan budaya, perbedaan, bahasa, prejudice, dan strereotipes.
D. Intervensi
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Lanjut usia adalah proses penurunan dalam segala aspek kehidupan, mencakup
fisiologis, biologis, dan psikologis. Penurunan ini kemudian ditandai dengan
kesulitan berkomunikasi yang disebabkan berbagai faktor, seperti gangguan
pendengaran, gangguan penurunan kognitif, dan penurunan kesehatan. Gangguan
komunikasi ini dapat menjadi hambatan dalam menyampaikan pesan antara
perawat dengan pasien lansia.
Penurunan komunikasi yang dialami lansia perlu diperhatikan perawat agar
proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik. Dengn teknik pendekatan
yang baik serta mengetahui kelemahan pasien lansia, kita akan dengan mudah
untuk menyeimbangkan diri dalam berkomunkasi dengan lansia.
2. Saran
Sebagai perawat kita perlu memahami penurunan keterampilan komunikasi
bagi lensia. Maka daripada itu kita perlu melakukan pendekatan secara hangat
serta menjalin kepercayaan dengan pasien agar pasien menjadi percaya dan
mudah untuk berkomunikasi.
Hambatan dalam komunikasi dengan lansia dapat diatasi dengan teknik-teknik
khusus seperti, teknik sentuhan hangat, memanggil dengan nama yang disukai
dan pandangan terfokus dengan pasien. Untuk Institusi Pendidikan diharapkan
lebih meningkatkan pelayanan pendidikan yang lebih tinggi dan menghasilkan
tenaga kesehatan yang profesional berwawasan global. Bagi pelayanan kesehatan
lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan
keperawatan lansia dengan kerusakan memori Demensia.
DAFTAR PUSTAKA
13