Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi teraupetik adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengn tukar
menukar perilaku, perasaan, fikiran dan pengalaman guna membina hubungan intim
teraupetik. Komunikasi dengan lansia harus mempertimbangkan faktorfisik, psikologis,
lingkungan dan situasi individu harus mengaplikasikan keterampilan komunikasi yang
tepat, disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh erta memperhatikan waktu yang
tepat (Stuard & Sundeen, 2013)
10 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
1. Buat percakapan yang akrab
a. Sebutkan nama orang tersebut untuk menarik perhatiannya
b. Bicara langsug kepada orang tersebut dan bertatap muka dan fokus kepada
matanya
c. Sentuh lengan atau tangan agar ia terfokus kepada pembicara
2. Pakailah kalimat yang pendek dan sederhana
a. Gunakan kalimat yang singkat dan mudah dimengerti
b. Bicara dengan singkat dan jelas
3. Ulangi kalimat secara tepat
a. Apabila orang tersebut tidak mengerti suatu kata dapat diganti dengan kata
lainnya dan diulang
4. Beri pilihan yang sederhana
a. Ajukan pertanyan yang memerlukan jawaban “iya” atau “tidak”
b. Batasi pilihan dalam pertanyaan seperti, “Apakah kakek mau teh?” bukan,
“Apakah kakek mau mium sesuatu?”
H. Teknik Komunikasi pada Lansia
1. Knali segera reaksi penolakan manusia
2. Membiarkan lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu
3. Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri
G. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia
1. Tunjukan rasa hormat, seperti “Bapak” atau “Ibu” atau panggilan sebelumnya.
2. Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
3. Pertahankan kontak mata denga pasien
4. Pertahankan langkah yang tidak tergesa-tega dan mendengarkan adalah kunci
komunikasi efektif
5. Beri kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
6. berbicara dengan jelas, intonasi jelas dan tidak tergesa-gesa serta sederhana
7. Mnggunakan bahasa yang dimengerti pasien
8. gunakan sentuhan lembut sebagai wujud kehangatan
9. Jangan mengabaikan pasien ketika berinteraksi
11 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
I. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pelaksanaan :
lansia.
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
2. Menguraikan kembali tanda dan gejala yang muncul pada kepikunan/demensia yang
dialami lansia.
12 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
4. Menjelaskan bagaimana langkah pengobatan apabila ditemukan tanda dan gejala
kepikunan/demensia pada lansia, yaitu siapa yang perlu ditemui dan pengobatannya.
2. MATERI PEMBELAJARAN
D. Siapa yang perlu ditemui dan pengobatan yang Tersedia pada kepikunan atau
demensia.
3. METODE PEMBELAJARAN
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
13 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
kontrak waktu
5. Warga mampu
menyampikan pendapat
2. Interaksi Menjelaskan isi dari materi Warga mau mendengarkan
yang diberikan: dengan baik dan kooperatif
Pencegahan Dini
Kepikunan (Dimensia)
Pada Lansia
3. Terminasi 1. Evaluasi 1. Warga mampu menjawab
pelaksanaan penkes pertanyaan perawat
2. Kesimpulan dari 2. Warga memperhatikan
penkes 3. Warga menyetujui
3. Kontrak waktu yang 4. Warga menjawab salam.
akan datang
4. Salam penutup
A. Laptop.
B. Proyektor.
7. EVALUASI BELAJAR
Evaluasi Struktur
a. Persiapan warga sudah terlaksana dengan baik berupa : kontrak waktu, topic dan
tempat.
14 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
Evaluasi Proses
a. Warga mau mengikuti penkes dengan baik dan sampai dengan selesai.
Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Kognitif
2) Menyebutkan dan menjelaskan tanda dan gejala pada kepikunan atau demensia.
Evaluasi Afektif
2) Warga berjanji akan merawat orang tua yang sudah lansia dengan baik
sehingga terhindar dari kepikunan atau demensia.
3) Warga berjanji akan merawat orang tua yang sudah lansia dengan baik yang
telah menderita kepikunan atau demensia.
Evaluasi Psikomotor
Setiap warga dapat memberikan perawatan guna pencegahan kepikunan atau demensia pada
lansia.
15 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Lanjut usia adalah proses penurunan dalam segala aspek kehidupan, mencakup
fisiologis, biologis, dan psikologis. Penurunan ini kemudian ditandai dengan
kesulitan berkomunikasi yang disebabkan berbagai faktor, seperti gangguan
pendengaran, gangguan penurunan kognitif, dan penurunan kesehatan. Gangguan
komunikasi ini dapat menjadi hambatan dalam menyampaikan pesan antara
perawat dengan pasien lansia.
2. Saran
16 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i
DAFTAR PUSTAKA
Kushariyadi. 2017. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta : Salemba Medika
17 | M a s a l a h K o m u n i k a s i p a d a L a n s i