Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANITA OKTAVIA HARIYONO

NIM : 858721575
SOAL TT3

1. Jelaskan karakteristik anak berkesulitan belajar dan penyebab anak berkesulitan belajar!
JAWAB :
Menurut Clement yang dikutip oleh Hallahan dan Kauffman ( 1991:133 ) terdapat 10
(sepuluh) gejala yang sering dijumpai pada anak berkesulitan belajar, yaitu:
(1) hiperaktif,
(2) gangguan persepsi motorik,
(3) emosi yang labil,
(4) kurang koordinasi,
(5) gangguan perhatian,
(6) impulsif,
(7) gangguan memori dan berfikir,
(8) kesulitan pada akademik khusus ( membaca, matematika, dan menulis),
(9) gangguan dalam berbicara dan mendengar, dan
(10) hasil electroencephalogram (EEG )tidak teratur serta tanda neurologis yang tidak jelas.

2. Jelaskan tahap intervensi terhadap anak berkesulitan menulis, mulai dari tipe kesulitan
menulis, asesmen kesulitan menulis, serta diagnostic dan remidiasi.
JAWABAN :

1.Tipe-tipe Kesulitan Menulis

 Ada berbagai tipe kesulitan menulis, diantaranya:

a.Kesalahan dalam menuliskan bentuk huruf

b.Ukuran huruf yang tidak normal

c.Ukuran huruf tidak proporsional


d.Bentuk huruf yang tidal menentu

e.Menulis tidak lancar

f.Kesalahan dalam menuliskan angka

g.Tulisan terlalu miring

h.Kesulitan menentukan besarnya jarak perhuruf

i. Berantakan

j. Ketidakmampuan unuk menulis tepat pada garis horizontal

k.Pensil terlalu ditekan

l. Kotor

2.Asesmen Kesulitan Menulis

Asesmen terhadap kesulitan menulis dapat dilakukan dengan menggunakan asesmen


formal dan informal.

3.Diagnostik dan Remidiasi

Pembahasan mengenai diagnostic dan remidiasi kesulitan menulis, mencakup menulis


dengan tangan, mengeja, dan menulis ekspresif

3. Jelaskan langkah awal yang dilakukan oleh guru untuk mengidentifikasi anak berkebutuhan
khusus!
JAWABAN :

1. Menghimpun data tentang anak


Pada tahap ini petugas (guru) menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas (berdasar
gejala yang nampak pada siswa) melalui instrumen-instrumen daftar ceklist
perkembangan anak, baik secara fisik atau psikis. Bisa juga dengan membaca hasil tes
psikologi yang pernah dilakukan anak sebelumnya.

2. Menganalisis data dan mengklasifikasi anak


Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak
dengan kebutuhan khusus (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus). Buatlah
daftar nama anak yang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri dan standar nilai
yang telah ditetapkan. Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi
kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama
anak yang berindikasi kelainan. Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan
gejala atau tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus
tersebut. Kemudian data ini bisa dilanjutkan lagi kepada ahli PLB / Orthopedagog untuk
ditindaklanjuti.

3. Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah


Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan kepada
Kepala Sekolah untuk mendapat saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.

4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)


Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data anak dengan
kebutuhan khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat melibatkan: (1)
Kepala Sekolah sendiri; (2) Dewan Guru; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga
professional terkait, jika tersedia dan dimungkinkan; (5) Guru Pembimbing Khusus (Guru
PLB) jika tersedia dan memungkinkan.

Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru


mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta
penanggulangannya.

5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus


Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya
perlu dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus.
4. Jelaskan lima butir kode etik yang harus dipegang teguh dalam melakukan asesmen
sebagaimana yang diungkapkan oleh MCLaughlin & Lewis (1985:608)!
JAWABAN:

1. Tidak ada kecerobohan dalam pengadministrasian


2. Tidak ada jalan pintas dalam merancang rencana asesmen seorang siswa
3. Tidak ada kecurangan dalam pemberian skor
4. Dalam pertemuan, anggota tim tidak boleh diwakili
5. Tidak ada tindakan yang bersifat diskriminatif

5. Jika salah satu siswa Anda menunjukkan gejala kelainan seperti hiperaktif, usaha apa yang
dapat Anda lakukan untuk membantu siswa tersebut! Jelaskan usaha tersebut dari awal
sampai akhir, dan beri perincian setiap langkah yang Anda tempuh lengkap dengan
contohnya!

JAWABAN:
1. Mencari Tahu Penyebab Siswa ADHD
Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyelidiki faktor penyebabnya.
Setiap anak yang mengalami gangguan mental ini memiliki latar belakang yang
berbeda-beda. Bisa jadi karena didikan orang tuanya yang terlalu kasar, anak broken
home, gegar otak, dan semacamnya. Jika Anda sudah mengetahui pemicunya, maka
langkah yang akan Anda lakukan dapat lebih terarah dan tepat sasaran.

2. Memberikan Sentuhan yang Menenangkan


Apabila terjadi kegaduhan di kelas dikarenakan siswa yang hiperaktif, jangan lantas
menghukumnya. Coba terlebih dahulu untuk memberikan sentuhan padanya. Semisal
memegang pundaknya, mengelus punggungnya sembari memberi tatapan padanya.
Sebuah tatapan yang mengisyaratkan bahwa tindakannya telah melewati
batas.Tuntun ia untuk mengambil nafas panjang. Bisikkan kalimat penenang di
telinganya. Sebelum menenangkan si hiperaktif, tentu Anda perlu bersikap tenang
terlebih dahulu. Kesabaran Anda adalah kunci untuk mengendalikan suasana di
kelas. Cara ini memang tidak semudah menuliskan atau mengucapkannya. Namun,
semakin sulit proses pembelajaran Anda jika tidak melakukannya.
3. Melakukan Pendekatan
Tunjukkan bahwa Anda tidak memperlakukan ia secara berbeda. Semakin bagus
apabila Anda memberikan pengertian kepada siswa yang lain mengenai kondisi
psikologis siswa yang ADHD. Dengan begitu, semua siswa di kelas dapat saling
bekerja sama untuk tidak mendiskriminasi.Pendekatan ini penting karena gangguan
mental berupa sikap hiperaktif sangat rentan memicu emosi. Butuh dukungan dari
lingkungan sekitar untuk mendidiknya dengan rasa aman. Cari tahu apa saja
kesukaannya, sesuatu yang ia benci, hingga tentang makanan yang harus
dikonsumsinya setiap hari.Lakukan pendekatan secara intensif. Baik di sekolah,
maupun saat ia di rumah. Sering-seringlah berkomunikasi dengan orang tuanya.
Sampaikan semua perkembangan serta penurunan yang terjadi pada anak mereka
secara jujur.
4. Memberi Tugas Secara Khusus
Pada umumnya, anak berkebutuhan khusus jenis ini sangat sulit memahami sesuatu
secara cepat. Mereka cenderung mudah marah ketika tidak dapat menyelesaikan
tugas. Ciri ini menjadi sebuah petunjuk untuk memberikan tugas khusus untuk siswa
ADHD.Bukan untuk membeda-bedakannya dari siswa lain, tapi memperlakukannya
dengan layak. Jika tugasnya disamakan, tentu ia akan kesulitan dalam proses belajar.
Hal tersebut juga akan berakibat pada performa Anda ketika mengajar.
5. Memberi Tanggung Jawab
Tips bagian ini rada beresiko jika Anda tidak siap dengan konsekuensi yang
kemungkinan bisa terjadi. Jika ada siswa hiperaktif di kelas, berilah dia sebuah
tanggung jawab seperti menjadi ketua kelas. Contoh lain, tunjuk ia sebagai pemimpin
saat ada kegiatan darmawisata, dan sebagainya.Dengan mengamanahinya tanggung
jawab, anak yang tidak kenal lelah ini bisa lebih terkontrol energinya. Ia pun
belajar leadership sejak dini. Kendati pun demikian, bukan berarti ia akan berhenti
membuat kegaduhan di kelas. Jadi, Anda harus tetap terus siaga dan memberi tahu
pada siswa lain terkait kondisinya.
6. Konsisten Pada Ucapan dan Janji
Anak hiperaktif paling tidak bisa menerima kebohongan. Sekali Anda berjanji, maka
harus ditepati. Terkait peraturan-peraturan di kelas, Anda juga harus konsisten.
Dalam pemberian tugas harus sesuai dengan apa yang Anda bicarakan. Apalagi Anda
memberikan tugas khusus padanya. Emosinya yang labil membuat dia sangat mudah
marah. Berhati-hati lah dalam berucap karena ia akan terus menagih janji-janji Anda.

7. Bersikap Tegas
Tidak lantas harus marah, namun bersikap tegas pada siswa hiperaktif sangat
dibutuhkan. Terutama saat ia melakukan kesalahan. Hukuman tetap berlaku
meskipun ia adalah anak yang berkebutuhan khusus.
8. Mengarahkan Pada Kegiatan Produktif
Pergerakan siswa yang super aktif di mana mengalami ketidaknormalan pada fungsi
otaknya ini jangan hanya difokuskan pada sisi negatif. Sebagaimana anak-anak
normal, ia juga punya keistimewaan. Pasti ada bakat yang ia miliki. Cari tahu skill
tersebut, lalu arahkan keaktifannya yang berlebihan pada hal yang ia suka.

Anda mungkin juga menyukai