PROFESI KEGURUAN
Hal hal yang berkaitan dengan pendidikan bagi anak hiperaktif
Nama kelompok 5:
1. Nur Anisah Mahmud
2. Putri nadira
3. Nur aini maulidia
4. Nirwanti
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah mata kuliah
StrategiBelajar Matematika. Penulis berterima kasih kepada bapak Dr. Takridmin
S.p.,M.Pd.selaku dosen yang bersangkutan yang telah memberikan bimbingan kepada
penulis selamaproses pembelajaran mata kuliah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih.Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca
Makassar,
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Pendidikan Luar Biasa kita banyak mengenalmacam-macam Anak Berkebutuhan Khusus.
Salah satunyaanak Autis. Anak autis juga merupakan pribadi individuyang harus diberi
pendidikan baik itu keterampilan,maupun secara akademik.Permasalahan yang dilapangan
terkadang setiaporang tidak mengetahui tentang anak autis tersebut. Oleh kerena itu kita harus
kaji lebih dalam tentanganak autis. Dalam pengkajian tersebut kita butuh banyakinformasi
mengenai siapa anak autis, penyebabnya danlainnya.Dengan adanya bantuan baik itu pendidikan
secaraumum. Dalam masyarakat nantinya anak-anak tersebutdapat lebih mandiri dan anak-anak
tersebut dapatmengembangkan potensi yang ada dan dimilikinya yangselama ini terpendam
karena ia belum bisa mandiri. Olehkarena itu makalah ini nantinya dapat membantu
kitakengetahui anak autis tersebut.Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin bisadilakukan oleh
siapa saja. Tetapi mendidik anak untukmempunyai emosi yang stabil, tidak semua orang
bisamelakukannya. Dibutuhkan orang tua dan guru yang sabar,serius, ulet, serta mempunyai
semangat dedikasi tinggidalam memahami dinamika kepribadian anak. Perilakusiswa usia
sekolah saat ini banyak dikeluhkan guru.Para guru mengeluh sikap anak-anak yang sangat sulit
diatur emosinya di kelas. Saya bingung, apa lagi yangharus saya lakukan agar siswa saya bisa
duduk dengantenang selama pelajaran berlangsung sehingga dapatdengan mudah memahami
yang saya ajarkan. Itulah salahsatu contoh keluhan para guru menghadapi siswa
yanghiperaktif.Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanyapara guru sangat susah mengatur
dan mendidiknya. Disamping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuktenang, juga karena
anak hiperaktif sering menggangguorang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman,dan
mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yangdiajarkan guru kepadanya. Selain itu juga,
prestasibelajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal.Untuk itulah dibutuhkan suatu
pendekatan untukmembantu anak-anak yang hiperaktif tersebut supayamereka dapat
memaksimalkan potensi diri danmeningkatkan prestasinya. Pendekatan ini yaitu denganadanya
bimbingan konseling berupa layanan atautreatment yang sesuai dengan kebutuhannya.
Sehinggadengan demikian, diharapkan setiap anak akan memperolehhaknya untuk mendapatkan
pendidikan yang terbaik tanpaterkecuali, karena pengajaran yang diberikan telahdisesuaikan
dengan kemampuan dan kesulitan yangdimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian anak hiperaktif
2. Ciri – ciri anak hiperaktif
3. Problem yang biasa dihadapi anak hiperaktif
4. Faktor penyebab hiperaktif
5. Cara mengatasi anak hiperaktif
C. Tujuan
Untuk mengetahui secara detail anak autis dan jugaanak hiperaktif.
D. ManfaatSebagai penambah ilmu pengetahuan tentang anak
autis dan anak hiperaktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HIPERAKTIF
Hiperaktif adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum
berusia tujuh tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan
impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto
Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah
anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada
seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan
bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah sebuah kondisi yang amat kompleks;
gejalanya berbeda-beda.
Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai
hal ini, akan tetapi mereka membagi ADHD ke dalam tiga
jenis yaitu :
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian. Mereka sangat mudah terganggu
perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala
hiperaktif.Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat
digambarkan seperti sedang berada “di awang- awang”.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa memusatkan
perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
3.Tipe gabungan.
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak
termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada
seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian
dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah
merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka,
dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-
akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.
B. CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF
Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu :
a. Inatensi Tidak Ada Perhatian
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam
memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan
konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal
yang lain.Ketidak- mampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca,
menyimak pelajaran.
b. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak
bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan
berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung
banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
c. Impulsif
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan
untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk
diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah
perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan.
Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan.
Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga
pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya. Anak
juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah
anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang lain. Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih
ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum
anak berusia 7 tahun.
Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.
Adapun ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah sebagai berikut :
Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah
habis.
Sering terlalu banyak bicara.
Sering sulit menunggu giliran.
Sering memotong atau menyela pembicaraan.
Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap
lawan bicaranya).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi otak yang bersifat
pervasive yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan gangguan
interaksi sosial, sehingga ia mempunyai dunianya sendiri. Layanan pendidikan bagi anak autis
bagitu beragam antara lain; kelas transisi, program pendidikan inklusi, program pendidikan
terpadu, program sekolah di rumah, panti rehabilitasi autis. Bentuk layanan ini rasanya begitu
cocok diterapkan bagi anak autis tersebut agar ia kelak lebih mandiri dan mengembangkan
potensiyang ada pada dirinya. Yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada
seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian
dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah
merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh anak- anak lain seusia mereka,
dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-
akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.
Hiperaktif juga mengacu kepada ketiadaannya pengendalian diri, contohnya dalam mengambil
keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat terkena hukuman atau mengalami
kecelakaan. Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu: Tidak ada perhatian;
Hiperaktif, mempunyai terlalu banyak energi; dan Impulsif, Bertindak tanpa dipikir atau
berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
B. SARAN
Agar kita lebih peduli bagi anak-anak barkebutuhab khusus terutama bagi anak autis. Sebagai
manyarakat secara umum kita harus bisa menerima anak-anak tersebut. Semoga makalah ini
menjadi rujukan bagi kita untuk bisa memberikan layanan pendidikan bagai anak-anak autis.
Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, juga kesadaran untuk
senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan si anak. Beberapa hl berikut dapat dijadikan pedoman
dalam menangani masalah anak hiperaktif
Sekolah merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan formal. Oemar Hamalik
(2010: 6) menjelaskan bahwa sekolah memiliki tujuan untuk membentuk anak didik menjadi
manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh, yang dapat dipertanggungjawabkan
dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan terhadap dirinya. Guru sebagai pendidik
menjadi salah satu pihak yang memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan siswa di
sekolah. Selain mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, guru juga memiliki tanggung
jawab untuk membentuk kepribadian siswa dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki