Anda di halaman 1dari 5

Nama febriansyah ade

Nim e01.022.012

1 Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, emosi, dan
sosial. Anak-anak ini dalam perkembangannya mengalami hambatan, sehingga tidak sama dengan
perkembangan anak sebayanya. Hal ini menyebabkan anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu
penanganan yang khusus

2. 1 TunanetraTunanetra adalah anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan daya


penglihatan sebagian atau kebutaan total.

2. TunarunguKategori anak dengan kebutuhan khusus ini mengalami gangguan pendengaran, baik
sebagian atau secara menyeluruh sehingga biasanya kemampuan berbahasa dan berbicaranya
terhambat.

3. tunagrahita. Dalam kondisi ini, anak memiliki fungsi intelektual yang berada di bawah rata-rata anak
seusianya dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku.

4. TunadaksaTunadaksa merupakan klasifikasi anak berkebutuhan khusus yang memiliki gangguan


gerak akibat kelumpuhan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh, atau kelainan anggota gerak.

5. Tunalaras Contoh anak berkebutuhan khusus berikutnya adalah tunalaras. Anak memiliki kelainan
atau masalah dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, bahkan melakukan perilaku menyimpang.
6. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) ADHD termasuk dalam macam-macam
anak berkebutuhan khusus. Anak dengan ADHD mengalami gangguan pengendalian diri, sulit fokus atau
memperhatikan, berperilaku hiperaktif dan impulsif.

7 .Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi
sosial. Gangguan ini bisa membuat anak seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.

8. Gangguan ganda

gangguan ganda termasuk ke dalam jenis-jenis anak berkebutuhan khusus. Dalam kondisi ini, anak
memiliki dua atau lebih gangguan yang mempengaruhi perkembangannya.

9. Lamban belajar

Anak yang lamban belajar memiliki potensi intelektual sedikit di bawah rata-rata, tetapi belum termasuk
gangguan mental.

10. Kesulitan belajar khusus Anak mengalami hambatan atau penyimpangan pada proses psikologis
dasar, seperti berpikir, membaca, menulis, mengeja, dan berhitung.
11. Gangguan kemampuan komunikasi Klasifikasi anak berkebutuhan khusus selanjutnya adalah
gangguan kemampuan komunikasi. Anak mengalami hambatan pada perkembangan bahasa, suara,
irama, dan kelancaran berkomunikasi.

12. Gifted Anak berkebutuhan khusus ini memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa, seperti
musik, seni, atau olahraga yang luar biasa.

3. 1. Penjaringan (screening)

Penjaringan dilakukan terhadap semua anak di kelas dengan Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
(AI AKB) terlampir.Pada tahap ini identifiksi berfungsi menandai anak-anak mana yang menunjukkan
gejala-gejala tertentu, kemudian menyimpulkan anak-anak mana yang mengalami
kelainan/penyimpangan tertentu, sehingga tergolong anak dengan kebutuhan khusus.Dengan AI ALB
guru, orang tua, maupun tenaga professional terkait, dapat melakukan kegiatan ini secara baik dan
hasilnya dapat digunakan untuk bahan penanganan lebih lanjut.

2. Pengalihtanganan (referral)
Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada tahap penjaringan, selanjutnya anak-anak dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, ada anak yang tidak perlu dirujuk ke ahli lain (tenaga
profesional) dan dapat langsung ditangani sendiri oleh guru dalam bentuk layanan pembelajaran yang
sesuai.

Kedua, ada anak yang perlu dirujuk ke ahli lain terlebih dulu (referal) seperti psikolog, dokter,
orthopedagog (ahli PLB), dan/atau therapis, baru kemudian ditangani oleh guru.

3. Klasifikasi

Pada tahap klasifikasi, kegiatan identifikasi bertujuan untuk menentukan apakah anak yang telah dirujuk
ke tenaga professional benar-benar memerlukan penanganan lebih lanjut atau langsung dapat diberi
pelayanan pendidikan khusus.Apabila berdasar pemeriksaan tenaga professional ditemukan masalah
yang perlu penanganan lebih lanjut (misalnya pengobatan, therapy, latihan-latihan khusus, dan
sebagainya) maka guru tinggal mengkomunikasikan kepada orang tua siswa yang bersangkutan. Jadi
guru tidak mengobati dan/atau memberi therapy, melainkan sekedar meneruskan kepada orang tua
tentang kondisi anak yang bersangkutan. Guru hanya akan membantu siswa dalam hal pemberian
pelayanan pendidikan sesuai dengan kondisi anak. Apabila tidak ditemukan tanda-tanda yang cukup
kuat bahwa anak yang bersangkutan memerlukan penanganan lebih lanjut, maka anak dapat
dikembalikan ke kelas semula untuk mendapatkan pelayanan pendidikan khusus.

4. asesmen anak berkebutuhan khusus adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang anak secara
menyeluruh yang berkenaan dengan kondisi dan karakteristik kelainan, kelebihan dan kelemahan
sebagai dasar dalam penyusunan program pembelajaran dan program kebutuhan khusus yang sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan anak.

5. Tujuan utama kegiatan asesmen adalah memperoleh informasi tentang kondisi anak, baik yang
berkaitan dengan kemapuan akademik, non akademik dan kekhususan secara lengkap, akurat dan
obyektif.
6. Belajar adalah suatu kejadian dalam diri ataupun setiap proses yang harus dilalui untuk mencapai
perubahan didalam diri untuk menjadi prilaku yang lebih baik ataupun perubahan tingkah laku, adapun
tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku bersifat positif atau lebih baik dari sebelumnya.

7. Faktor pertama yang mempengaruhi bagaimana prestasi belajar siswa adalah faktor internal. Faktor
yang sudah ada pada diri siswa itu sendiri merupakan faktor internal. Jenis faktor internal yang bisa
mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut terdiri dari : Kondisi fisiologis atau fisik pada siswa.
Misalnya mata minus sehingga membuatnya sulit untuk membaca dari jarak jauh.

Minat untuk belajar. Siswa yang minat belajarnya tinggi pastinya bisa meraih prestasi belajar yang lebih
baik.

Tingkat intelegensi atau kecerdasan. Siswa dengan tingkat kecerdasan tinggi lebih mudah mengikuti
pelajaran di sekolah.

Motivasi untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih mudah mudah meraih prestasi
karena dia akan lebih bersemangat untuk mempelajari semua materi yang diberikan guru.

Bakat dan minat siswa. Seorang siswa akan lebih bersemangat untuk mempelajari materi yang
disukainya. Misalnya siswa yang suka berhitung maka dia akan bersemangat mengikuti pelajaran
matematika sehingga kemungkinan besar nilainya lebih bagus dibandingkan mata pelajaran lainnya yang
kurang diminati.

8. 1. Mengajak Siswa Untuk Aktif Saat Proses Pembelajaran

Cara pertama yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan mengajak siswa
untuk aktif saat proses pembelajaran. Dimana guru bisa melibatkan siswa dalam berdiskusi saat sedang
menerangkan materi pelajaran. Selain itu, dorong siswa untuk mau bertanya tentang materi apa yang
belum dipahami. Metode ini bisa dibilang cukup efektif akan tetapi dalam penerapannya membutuhkan
kesabaran dan juga keuletan.

2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan

Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya yaitu dengan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Kesulitan yang dialami seseorang bisa terjadi karena suasana belajar yang tidak
kondusif. Maka dari itu, penting untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan supaya lebih
berkonsentrasi. Konsentrasi sangat dibutuhkan saat belajar karena akan mempermudah dalam
memahami materi pelajaran yang sedang dipelajari.

3. Jangan Belajar Sambil Bermain Handphone

Banyak siswa yang menganggap bahwa belajar merupakan aktivitas yang sangat membosankan.
Biasanya rasa bosan tersebut diatasi dengan bermain handphone. Padahal belajar sambil
bermain handphone bisa membuyarkan konsentrasi sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak bisa
dipahami dengan baik. Maka dari itu, supaya bisa lebih fokus dan konsentrasi sebaiknya jangan
bermain handphone saat sedang belajar.

4. Menemani Anak Belajar

Orang tua juga memiliki peran yang besar dalam mengatasi masalah kesulitan belajar anaknya. Supaya
anak lebih semangat belajar, orang tua bisa menemaninya. Perlu diketahui anak-anak banyak yang
malas belajar apabila orang tua hanya memberikan perintah saja. Namun, jika ditemani anak akan lebih
semangat dan merasa diperhatikan.

5. Mengadakan Belajar Kelompok

Belajar kelompok merupakan metode belajar yang hingga saat ini masih digunakan. Hal ini bukan tanpa
alasan karena belajar kelompok bisa membuat siswa menjadi lebih aktif dibandingkan dengan belajar
sendiri. Dalam satu kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang
berbeda sehingga bisa saling melengkapi.

6. Memberikan Pujian

Ketika anak mengalami kesulitan belajar, guru ataupun orang tua sebaiknya membantu siswa mengatasi
masalah tersebut. Cara sederhana dan sangat mudah untuk dilakukan yaitu dengan memberikan pujian
kepadanya. Contoh kalimat pujian yang bisa diberikan seperti “anak pintar”, “bagus sekali” dan
sebagainya. Dengan memberikan pujian maka siswa menjadi lebih termotivasi dan meningkatkan rasa
percaya dirinya.

7. Berhenti Membandingkan Anak dengan Anak Lainnya

9. kesulitan belajar merupakan suatu kondisi siswa dimana proses belajar yang ditandai dengan adanya
hambatan-hambatan dalam mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana siswa tidak dapat belajar dengan
mestinya. Hambatan ini berasal dari dalam maupun dari luar siswa.

10. Untuk mengidentifikasi siawa yang diperkirakan mengalami masalah belajar dapat dilakukan dengan
cara; analisis hasil tes belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar,
dan observasi saat proses belajar mengajar berlangsung

11. langkah yang perlu ditempuh dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa dapat dilakukan melalui
enam tahap sebagai berikut. Pertama, pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui:
kunjungan rumah, studi kasus, case history, daftar pribadi, meneliti pekerjaan siswa, meneliti tugas
kelompok dan melaksanakan tes IQ dan tes prestasi. Kedua, pengolahan data. Pengolahan data dapat
dilakukan melalui langkah-langkah: identifikasi kasus, membanding antar kasus, membandingkan
dengan hasil tes, dan menarik kesimpulan. Ketiga, diagnosis. Diagnosis adalah keputusan mengenai hasil
dari pengolahan data. Diagnosis dapat berupa: keputusan mengenai berat dan ringan kesulitan belajar
siswa, keputusan mengenai faktor yang ikut menjadi penyebab kesulitan belajar siswa, dan keputusan
mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar siswa.

12 manajemen kelas adalah segala usaha atau tindakan guru yang diarahkan untuk mewujudkan
suasana atau lingkungan belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan serta dapat memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik.
13 Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan kelas adalah: kurikulum, gedung dan sarana
kelas / sekolah, guru, murid/siswa, dinamika kelas, keluarga, lingkungan sekitar, komponen-komponen
pembelajaran.

14 Indikator keberhasilan pengelolaan kelas sendiri antara lain: 1) Terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif, tertib, disiplin dan bergairah; 2) Adanya hubungan yang baik antara siswa dan guru maupun
guru dan siswa secara interpersonal.

15 Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan program, perencanaan dan pengembangan


kurikulum, serta untuk akreditasi program kelembagaan. Sasaran evaluasi pembelajaran adalah tujuan
pembelajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum.

16. evaluasi pembelajaran berperan untuk mengetahui efisiensi proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dan efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Fungsi pembelajaran

pembelajaran adalah membantu mengembangkan kemampuan individu siswa agar mampu


menyelesaikan masalah. Berikut beberapa tujuannya : Membantu siswa mengembangkan kemampuan
individual para siswa supaya mereka bisa mengatasi permasalahannya menggunakan terobosan solusi
alternatif

Anda mungkin juga menyukai