Dislexia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan
membaca, menulis, atau mengeja. Penderita dislexia akan kesulitan dalam
mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf
atau kalimat.
Dislexia tergolong gangguan saraf pada bagian otak yang memroses bahasa,
dan dapat dijumpai pada anak-anak atau orang dewasa. Meskipun individu
dengan dislexia kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak memengaruhi tingkat
kecerdasan seseorang.
Gejala Dislexia
Dislexia dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung kepada usia
dan tingkat keparahan yang dialami penderita. Gejala dapat muncul pada usia
1-2 tahun, atau setelah dewasa.
Pada anak balita, gejala dapat sulit dikenali. Namun setelah anak mencapai
usia sekolah, gejala akan makin terlihat, terutama ketika anak belajar
membaca. Gejala yang muncul meliputi:
Infeksi atau paparan nikotin, alkohol, dan NAPZA pada masa kehamilan.
Lahir prematuratau berat badan lahir rendah.
Riwayat dislexia atau gangguan belajar dalam keluarga juga menjadikan anak
menderita dislexia.
Diagnosis Dislexia
Dokter dapat menduga pasien mengalami dislexia, bila terdapat sejumlah
gejala yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun untuk memastikannya, dokter
akan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:
Riwayat kesehatan serta perkembangan dan pendidikan
anak. Dokter akan menanyakan apakah anggota keluarga lain memiliki
riwayat gangguan dalam kemampuan belajar.
Situasi dan kondisi di rumah. Dokter juga akan menanyakan kondisi
keluarga, termasuk siapa saja yang tinggal di rumah, serta apakah ada
masalah dalam keluarga.
Pengisian kuesioner. Dokter akan memberikan sejumlah pertanyaan
untuk diisi oleh anggota keluarga serta guru di sekolah.
Pemeriksaan saraf. Tes fungsi saraf dilakukan untuk memeriksa
apakah dislexia terkait dengan gangguan pada saraf otak, mata, dan
pendengaran.
Tes psikologi. Tes psikologi dilakukan untuk memahami kondisi
kejiwaan anak, dan menyingkirkan kemungkinan gangguan kecemasan
atau depresi yang dapat memengaruhi kemampuan belajarnya.
Tes akademis. Pasien akan menjalani tes akademis yang dianalisis oleh
ahli di bidangnya.
Pengobatan Dislexia
Meskipun dislexia tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi
deteksi dan penanganan sejak usia dini terbukti efektif meningkatkan
kemampuan penderita dalam membaca.
Salah satu metode yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca
tulis penderita dislexia adalah fonik. Metode fonik berfokus meningkatkan
kemampuan dalam mengidentifikasi dan memroses suara. Dalam metode fonik,
penderita akan diajari sejumlah hal berikut:
Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti ‘pasar’ dan ‘pagar’
serta ‘rembulan’ dan ‘ambulan’
Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang
rumit.
Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut.
Membaca kalimat dengan tepat, serta memahami makna yang dibaca.
Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru dan terdengar rumit.
‘Opik berbelanja optik di apotik’
Anak dengan dislexia yang tidak segera ditangani, akan sangat kesulitan dalam
membaca. Kemampuannya dalam memahami pelajaran di sekolah juga akan
tertinggal. Oleh karena itu, bila anak memperlihatkan gejala dislexia,
segera cari dokter anak. Pengobatan akan lebih efektif bila dilakukan lebih
awal.