Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Hambatan Berkomunikasi Pada Anak Dan Remaja

A. Hambatan Komunikasi Pada Anak

Adapun hambatan komunikasi pada anak sebagai berikut:

1. Perilaku khas

Setiap anak memiliki perilaku khas yang berbeda-beda. Ada anak yang tidak
senang berinteraksi dengan lingkungan baru, ada anak yang hiperaktif dan mudah
beradaptasi dengan orang baru, dan lain sebagainya.

2. Emosi

Emosi terbesar ada dalam kehidupan seusia anak karena anak belum dapat
mengontrol emosinya dengan baik. Anak sering terlihat marah-marah, kesal, kecewa,
bahagia, tertawa-tawa dan semuanya dilakukan tanpa alasan tergantung mood yang
sedang dihadapinya.

Komunikasi akan terhambat ketika anak-anak sedang meluapkan emosinya.


Terkadang ada anak yang tidak dapat dikendalikan oleh orangtuanya, sehingga
mengamuk bahkan merusak berbagai benda yang ada di sekitarnya.

3. Gangguan dalam sensoris

Gangguan dalam sensoris anak sering ditemui di kehidupan masyarakat.


Gangguan dalam sensoris ini menjadi pemicu hambatan dalam komunikasi pada anak.
Setiap anak memiliki tujuh sensoris dasar di dalam tubuhnya. Penyebab gangguan
sensoris pada anak adalah adanya perkembangan yang tidak optimal saat sensoris
bekerja.

Sensoris pada anak meliputi sensoris perabaan, sensoris pendengaran, sensoris


penciuman, sensoris penglihatan, sensoris pengecapan, sensoris gerak antar sendi, dan
sensoris keseimbangan.
Semua sensoris tersebut sangat berkaitan terhadap komunikasi pada anak. Oleh
karena itu, perlu adanya deteksi dini terhadap ciri-ciri gangguan sensoris pada anak agar
komunikasi tidak terhambat.

4. Pola bermain

Seorang anak yang salah pola bermainnya akan sulit beradaptasi dengan mainan
lainnya bahkan tidak mau berinterkasi dengan teman bermainnya. Kesalahan dalam pola
bermain anak akan menghambat komunikasi.

5. Gangguan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari

Gangguan komunikasi memang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari seperti


anak yang tidak mengerti arti kata yang diucapkannya. Hal ini membuat komunikasi
menjadi terhambat dan akhirnya menimbulkan permasalahan seperti kesalah pahaman
dalam memahami komunikasi.

B. Hambatan Komunikasi Pada Remaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan
interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi yang kita lakukan
menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita diterima. Hal ini
terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang
disampaikan. Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal, yaitu :
1. Hambatan Fisik :
a. Gangguan Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak yang jauh, dan lain sebagainya. Ini menjadi faktor penentu materi
komunikasi yang perawat tidak dipahami.
b. Teknik bertanya yang buruk.
Perawat yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup
menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan
orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
c. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena
komunikator tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya dijawab,
melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu teknik
menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan
individu menyelesaikan pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.
d. Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas. Begitu perawat tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi. Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah
perawat menguasai materi secara mendalam.
e. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi dapat optimal jika kita
tidak menyiapkan perencanaan dengan baik. Oleh karena itu, pastikan bahwa kita
telah merencanakan materi.
2. Hambatan Psikologis :
a. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama komunikasi
berlangsung. Klien harus jujur tentang keluhannya karena apabila tidak jujur
perawat akan kesusahan menafsirkan keluhan klien.
b. Kurang respek.
Kurang bisa menangkap informasi apa yang perawat ungkapkan.
c. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk.
3. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
b. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi perawat tidak sama
dengan klien. Yang perlu dilakukan adalah kesepakatan antara perawat dan klien
bahwa inilah tujuan komunikasi yang ingin kita raih. Oleh karena itu,
menyampaikan tujuan tersebut kepada klien harus dengan jelas.
Sumber :

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiRkYPwgYjzAh
VZfX0KHXW3BkEQFnoECCAQAQ&url=https%3A%2F%2Fdokumen.tips%2Fdocuments
%2Fhambatan-komunikasi-pda-remaja1.html&usg=AOvVaw2ZvHIjEyP197aydDtK--Lp

Anda mungkin juga menyukai