Anda di halaman 1dari 10

Komunikasi Teraupetik Pada Anak

Dosen Pembimbing : Indah Dwi Rahayu, S.Kep.,Ns,. M.kep

Disusun Oleh :

1. Rizki Akbar Ramadhan (SR21216078)


2. Diko Aditya Rinanto (SR21216078)
3. Sigit Prayoga (SR21216069)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH

KALIMANTAN BARAT

2022/2023
A. Pengertian Komunikasi.
Berkomunikasi berarti manusia berusaha untuk mencapai kesamaan makna dan
manusia mencoba untuk berbagi informasi, gagasan, atau sikap dengan partisipan lainnya.
Apabila tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan yaitu
komunikan tidak mengerti dengan pesan yang diterimanya maka komunikasi tidak terjadi
atau tidak komunikatif. Komunikasi sendiri dapat dipahami sebagai jalannya proses
dimana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah
informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar. Secara etimologis, kata
komunikasi berasal dari bahasa latin "communicare" yang artinya "menyampaikan".
Menurut asal katanya tersebut, arti komunikasi adalah proses penyampaian makna dari
satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan
aturan semiotika yang dipahami bersama. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
dipahami bahwa pengertian komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi,
baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya yang dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Komunikasi menjadi peranan terpenting bagi
kehidupan manusia dalam berinteraksi dikehidupannya sehari- hari, terutama komunikasi
yang terjadi di dalam masyarakat terkecil yaitu keluarga. Feedback dalam sebuah
komunikasi merupakan hal yang diharapkan, untuk mampu mencapai tujuan yang
dimaksud dalam berkomunikasi.
B. Karakteristik Anak Usia Dini Dalam Berkomunikasi.
1. Anak berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan isyarat
tubuhnya.
2. Kemampuan bahasa anak terus didorong untuk membantu anak dalam
mengungkapkan keinginan dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Untuk membuat anak merasa nyaman saat berkomunikasi, upayakanlah menerapkan
hal-hal berikut:
 Dengarkan apa yang diceritakan anak dan pancing untuk lebih banyak bercerita.
 Saat anak sedang menceritakan sesuatu, fokuskan perhatian pada ceritanya.
 Ulangi cerita anak untuk menyamakan pengertian, karena mungkin bahasa anak
berbeda dengan bahasa kita, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dalam
memahami cerita anak.
 Bantu anak mengungkapkan perasaannya dengan bertanya. Jika anak masih
bingung tentang apa yang dirasakannya, apa yang membuatnya sedih atau gembira,
maka dengan meminta ia bercerita akan membuatnya merasa diperhatikan.
 Bimbing anak untuk memutuskan sesuatu yang tepat. Jelaskan akibat apa yang
akan terjadi jika ia mengambil suatu keputusan, jelaskan sebab dan akibat dari
keputusan itu secara sederhana agar mudah dimengerti olehnya.
 Emosi anak yang masih belum stabil membuat ia mudah marah. Tunggu sampai ia
tenang, baru dekati dan tanyakan apa yang mengesalkan hatinya.
C. Hambatan Komunikasi Teraupetik pada Anak
1. Mood anak yang kurang baik
2. Sikap terapi yang terakadang belum bisa mengontrol emosinya
3. Suasana dalam kegiatan terapi

D. Petunjuk Untuk Berkomunikasi dengan Anak


1. Anak harus merasa nyaman
2. Hindarkan ucapan yang cepat atau tiba-tiba menghentak
3. Senyum
4. Kontak mata diperhatikan
5. Bicara pelan, percaya diri, hangat, tidak terburu-buru
6. Beri kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasannya missal: takut, gembira
7. Gunakan teknik yang bervariasi
8. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak

E. Tahapan Proses Komunikasi Dengan Anak


Cara yang terapeutik dalam berkomunikasi dengan anak adalah sebagai berikut;
1. Nada suara
Bicara lambat dan jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan
yang sederhana hindari sikap mendesak untuk dijawab dengan mengatakan “jawab
dong”.
2. Mengalihkan aktivitas
Kegiatan anak yang berpindah-pindah dapat meningkatkan rasa cemas terapis dan
mengartikannya sebagai tanda hyperaktif. Anak lebih tertarik pada aktivitas yang
disukai sehingga perlu dibuat baru jadwal yang bergantian antara aktivitas yang
disukai dan aktivitas terapi yang diprogramkan.
3. Jarak interaksi
Perawat yagmengobservasi tindakan non verbal dan sikap tumbuh anak harus
mempertahankan jarak yang aman dalam berinteraksi.
4. Marah
Perawat perlu mempelajari tanda kontrol perilaku yang rendah pada anak untuk
mencegah tempertantrum. Perawat menghindari bicara yang keras dan otoriter serta
mengurangi kontak mata jika respon anak meningkat. Jika anak mulai dapat
mengontrol perilaku, kontak mata dimulai kembali namun sentuhan ditunda dahulu.
5. Kesadaran diri
Perawat harus menghindari konfrontasi secara langsung, duduk yang terlalu dekat
dan berhadapan. Meja tidak diletakkan anatara perawat dan anak. Perawat secara non
verbal selalu memberi dorongan, penerimaan da persetujuan yang diperlukan.
6. Sentuhan
Jangan sentuh anak tanpa izin dari anak. Salaman dengan anak merupakan cara
untuk mengilangkan stress dan cemas khusunya pada anak laki-laki.

F. Teknik Komunikasi Pada Anak Supaya Lebih Trust Terhadap Perawat.


1. Ajak anak bercerita.
Sudah menjadi sesuatu yang wajar kalau anak cenderung menceritakan apapun
yang mereka lihat dan alami kepada orang tuanya. Saat mereka menceritakan hal
apapun sempatkan waktu untuk mendengarkannya. Biarpun yang mereka ceritakan
adalah hal yang sangat sepele tetap jadilah pendengar yang baik.Dengan begitu anak
akan merasa bahwa apapun yang ada di dalam pikirannya bisa dibagikan dengan
orang tuanya. Anak akan merasa nyaman sehingga tidak mencari kesenangan di luar
rumah yang bisa membawa hal-hal negatif.
2. Berbicara pada waktu yang tepat.
Kita harus cermat dan peka melihat gerak gerik dan bahasa tubuh anak. Kalau
merasa ada yang berbeda dari gerak gerik dan bahasa tubuh mereka kemungkinan ada
masalah yang sedang dihadapi. Jangan menunggu terlalu lama agar anak
menceritakan hal tersebut, sebaliknya pancing mereka untuk bicara. Kita bisa
memulainya dengan mengajak anak bercerita tentang apapun dan setelah dirasa
nyaman tanyakan pelan-pelan apa yang sedang mereka pikirkan. Yakinkan anak kalau
mereka bisa menceritakan apapun kepada Anda sebagai orang tuanya.
3. Hargai pendapat anak.
Masih banyak orang tua yang selalu menganggap bahwa pendapatnya pasti benar
dan apa yang dikatakan anak pasti salah. Ini adalah sesuatu yang keliru dan harus
dibenahi. Sekalipun Anda merasa tidak cocok dengan apa yang dikatakan anak
dengarkanlah lebih dulu agar mereka merasa dihargai. Tanyakan kepada anak
mengapa mereka memiliki pendapat seperti itu. Jika ada yang keliru atau salah pada
pendapat anak maka tugas orang tua untuk memberitahukan hal yang benar.Dengan
memahami bagaimana cara dan teknik komunikasi pada anak yang efektif maka
mereka akan merasa nyaman di rumah bersama orang tuanya.Dengan begitu mereka
tidak lagi merasa harus mencari kehangatan di luar rumah yang bisa mendekatkan
anak pada perilaku negatif. Jadi, jangan pernah abaikan pentingnya komunikasi pada
anak ya!
G. Percakapan Komunikasi Terapeutik.
Pada Anak Fase Prainteraksi.
Pada suatu hari ada seorang ibu yang membawa anaknya yang sedang demam
dandiare kesebuah Rumah Sakit. Ibu itu segera menuju resepsionis untuk
mendaftar.Selang beberapa menit kemudian, perawat datang menghampiri
resepsionis untukmengambil data. Setelah membaca form pendaftaran dari
pasien perawat segeramenghampiri wali.
1. Perawat telah menyiapkan mental dan rasa percaya diri.
2. Perawat telah memahami anak tersebu
3. Perawat telah mendapatkan data-data pasien Fase Orientasi

H. Contoh Komunikasi.
Kasus: Perawat Rizki yang sedang berdinas pagi akan melakukan pemeriksaan TTV
ke pasien anak yang sedang mengalami demam tinggi,dan pusing. Anak tersebut tidak
mau minum obat sehingga menyebabkan nyeri di kepala dan demam tinggi.
Pra Interaksi: Saya Perawat Rizki akan segera bertemu dengan pasien bernama
Diko, pasien berusia 10 tahun, pasien saat ini dirawat diruangan perawatan dengan
keluhan pusing. Pasien tidak mau minum obat sehingga menyebabkan nyeri di
kepala. Saya telah paham apa yang harus saya lakukan, saya telah mengekplorasi
perasaan saya, saya telah mengetahui kelemahan dan kelebihan diri saya, saya telah
mengkaji riwayat kesehatan pasien, saya sudah menyiapkan apa yang diperlukan, saya
telah mencuci tangan dan saya sudah siap bertemu pasien.
Orientasi:
Perawat: Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak, pagi adek.
Wali: Walaikumsalam, pagi abang.
Perawat: Bapak sebelumnya perkenalkan nama saya perawat Rizki Akbar Ramadhan
biasa dipanggil Rizki, saya bertugas pagi hari ini dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang
ya bapak.
Wali: Iya…
Perawat: Sebelumnya sesuai dengan kontrak kita kemarin saya akan melakukan
beberapa pemeriksaan kepada adeknya ya bapak, apakah bapak keberatan?
Wali: Tidak.
Perawat : Sebelum nya, boleh abang tau siapa nama adek ?
Anak : hmmm Diko Aditya.
Perawat : Adek biasanya di panggil siapa ?
Anak : Diko jak bang
Perawat : Usia adek berapa ?
Anak : 10 tahun
Perawat : Baik lah, Sesuai dengan yang di gelang yan bapak, Jadi kedatangan abang
hari ini mau meriksa adek. Adek ndaa takut kan ?
Anak : Enggak bang
Perawat : hmm baik lah, Pemeriksaan ini akan dilakukan 10 sampai 15 menit ya pak
Wali : Iya ngak papa
Perawat : Sebelum kita mulai apakah ada yang ingin ditanyakan bapak ?
Wali : hmm ini, si adek kemaren tuh susah minum obat, terus badan nya masih panas,
merasakan mual dan pusing
Perawat : Ohh baiklah, sebelum kita mulai saya akan tutup tirai untuk menjaga privasi
si adek ya bapak.
Wali :Iyaa
Perawat : Baik lah kita mulai yaa.
TAHAP KERJA
Perawat : Baik lah abang mau memeriksa suhu tubuh nya dulu ya adek.
Anak : Yaaaa
(perawat melakukan pekerjaan nya)
Perawat : Adekk abang cek suhu tubuhnya dulu yaa, adek nii sekarang kelas berapaa ?
Anak : hmm kelas 5 sd bang
Perawat : Sekolah di mana nii kalua abang boleh tauu ?
Anak : SD Muhammadiyah
Perawat : Hmm, permisi ya dek (sambil membuka ketiak pasien), selanjutnya abang
priksa denyut nadinya yaa
Anak : Iyaaa
Perawat : Adek hoby nya apa ?
Anak : Main bola
Perawat : Baiklah abang periksa pernafasan sama tekanan darah nya yaa
( perawat menjelaskan hasil pemeriksaan TTV kepada wali ) suhu tubuh adek nya itu
37,5 C, jadi artinya siadek demam, hmm nanti saya akan mintakan resep ke dokter ya
pak, kemudian untuk denyut nadi nya itu normal pak ya, sedangkan pernafasan nya
cukup teratur. Selanjutnya hasil tekanan darah si adek 110/ 80 cukup normal ya pak
Wali : Jadi gimana ya bang ?
Perawat : Saya mintakan resep ke dokter untuk penurun panas nya.
Wali : Iyaa
Perawat ; Tadi abang dengar dari bapaknya adek nda mau minum obat yaa
Anak : enggak mauuu bang, pahitt
Perawat : Kenapaa ? pahit yaa, tapi kalau adek ndaa mau minum obat nanti panas nya
nda turun, nanti malahan tambah pusing,, emang mauu ?
Anak : Hmm gak mauuu
Perawat : hmm Abang punya tebak tebakan nihh, kalau adek bisa jawab adek boleh
nda minum obat tapi kalua adek ndaa bisa jawab adek harus minum obat yaa,
gimana ? setuju?
Anak: Setuju!!!
Perawat: nah , bala bala apa yg bisa jadi raja?
Anak: mmmmm bala bala bang!
Perawat: Salah, nyerah dak adek ni?
Anak: belum bang (sambil mikir)
5 menit kemudian
Anak: nyerah yak la bang
Perawat: nyerah adek ni? Jawabannyaaa Bala Raja, Karena adek salah jadi adek harus
minum obat yaaa
Anak: mmmmm iya lah bang
Perawat: abang ambil obatnya dulu ya
(perawat mengambil obat)
Perawat: adek duduk dulu,ini pegang air minumnya abang bukain obatnya
(perawat menyuapkan obat ke anak)
Perawat: nah adek hebat banget udah mau minum obat, pahit gak?
Anak: enggak
Perawat: nah kalua begitu nanti adek harus minum obat lagi ya biar cepat sembuh….
Maukan?
Anak: iyaa mauuu
Perawat: sebelum abang akhiri pemeriksaan ini adek ada yang mau ditanyakan gak
sama abang? Atau ibu mau bertanya?
Anak : adaa kak, aku mau nanya kapan aku bisa pulang dari rumah sakit? Aku udah
gak betah aku mau main sama teman teman ku
Perawat: mmm udah gak betah yaa adek mau cepet main ya sama teman temannya,
kalua adek mau cepet pulang adek harus minum obat, adek harus makan dan minum
yg bergizi trus tu tidurnya gak oleh malam malam..
Anak: mmm iya bang
Fase Terminasi
Perawat: baik bapak setelah pemeriksaan tadi untuk kondisi adeknya sekarang udah
lebih sehat dari sebelumnya, untuk panas nya juga udah menurun. Untuk
nadi,pernapasan dan tekanan darah nya juga sudah normal tapi untuk suhu tubuhnya
masih belum normal ya buk.
Wali: iyaaa
Perawat: untuk obat yang diberikan dokter kemarin tetap diminum ya buk.
Wali: iya bang, tapi nanti boleh gak saya minta tolong kalo anak saya susah minum
obat ?
Perawat: oh iya bu, kalo ada apa-apa bapak bisa panggil saya dengan memencet
tombol bel atau ibu bisa keruangan sebelah untuk untuk menemui saya atau rekan
saya .
Wali: ooh iya bang
Perawat: ibu jangan lupa sebelum minum obat adeknya harus makan dulu ya, harus
habis ya adek makannya yaaa.
Anak: iyaa bang
Perawat: kemudian untuk jadwal pemeriksaan selanjutnya saya akan konfirmasi ke
dokter dulu ya pak ya, eee sebelum saya akhir apa ada yang ditanyakan lagi ga dek?
Anak: gak adaaa
Perawat: oh ga ada, pemeriksaan kali ini mungkin hanya ini aja ya pak, nanti siang
mungkin saya akan datang kembali Bersama dokter, jangan lupa minum obat ya dek.
Janji ya sama abang.
Anak: iya bang janji
Perawat: hebatt ,abang mau mengucapkan terimakasih ya dek katas kerja samanya,
udah ga takut minum obat, gak takut diperiksa ya dek ya
Anak: hehehe iya bang
Perawat: kalo begitu abang pamit dulu yaa ibu, adek. Semoga cepat sembuh ya dek
Assalamu’alaikum
Wali: iya terimakasih bang waalaikumsalam
Daftar Pustaka

R. Panji Hermoyo. “Membentuk Komunikasi Yang Efektif Pada Masa Perkembangan


Anak Usia Dini.” Jurnal Pedagogi 01, No. 01 (2014): 18-19

Ismaya et all. “Membangun Karakter Anak Usia Dini Melalui Komunikasi Yang
Efektif.” Jurnal Pendidikan Edumaspul 06. No. 01 (2022): 1-2

Anda mungkin juga menyukai