Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“Pemeriksaan Diagnostic Pada Pasien Gangguan Jantung dan Alergi”

Disusun Oleh :

Ajeng Pratiwi NIM : SR212160

Dedy Hermawan NIM : SR212160

Rizki Akbar Ramadhan NIM : SR21216078

Yorim Tambuni NIM : SR212160

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH (STIK)


PONTIANAK

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-
Nya maka makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Karunia dan
rahmat-Nya menjadi motivasi tertinggi penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyusun makalah yang berjudul “PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC PADA


PASIEN GANGGUAN JANTUNG dan ALERGI” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan STIK Muhammadiyah Pontianak..

Penulis dalam menyelesaikan makalah ini sering mengalami berbagai kesulitan. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut penulis dibantu oleh pihak-pihak terkait. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada pihak-pihak yang telah
memberikan saran dan petunjuk untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Ucapan terima
kasih dan penghargaan yang tulus itu , penulis sampaikan kepada :

1. Usman, M.Kep

2. Rekan-rekan mahasiswa STIK Muhammadiyah Pontianak.

Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini sehingga menjadi sempurna.
Semoga kritik dan saran yang diberikan akan menyempurnakan makalah ini , sehingga
bermanfaat untuk kita semua.

Pontianak, 18 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................1
1. Tujuan Umum..............................................................................................................................1
2. Tujuan Khusus.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian pemeriksaan diagnostic..............................................................................................3
B. Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic..............................................................................................3
C. Interpretasi hasil dari pemeriksaan diagnostic gangguan jantung..........................................21
D. Tanda-tanda dari gangguan jantung.........................................................................................22
E. Pengertian alergi..........................................................................................................................24
F. Jenis-jenis penyakit alergi...........................................................................................................25
G. Intepretasi................................................................................................................................25
H. Tanda-tanda pada alergi.........................................................................................................28
BAB III.....................................................................................................................................................30
PENUTUP................................................................................................................................................30
A. Kesimpulan....................................................................................................................................30
B. Saran.............................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan
itu sendiri bermacam-macam, bisa berupa gangguan pada pembuluh darah jantung, katup
jantung, atau otot jantung. Penyakit jantung juga dapat disebabkan oleh infeksi atau kelainan
lahir.
Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan
penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia
meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.[1] Sedangkan sebagai
perbandingan, HIV / AIDS, malaria dan TBC secara keseluruhan membunuh 3 juta populasi
dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya,
15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

Penyakit Kardiovaskular juga paling sering menyerang kelompok usia produktif,


sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) yang didirikan sejak 1957
sebagai wadah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah telah bergerak aktif dalam
berbagai lini untuk turut berperan dalam gerakan mengatasi penyakit kardiovaskular di
Indonesia. Tahun ini, World Heart Foundation bekerjasama dengan PERKI menginspirasi
jutaan orang di Indonesia untuk menjadi Pahlawan Jantung dengan berjanji untuk menjaga
jantung mereka, kerabat, dan teman-teman.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pemeriksaan diagnostic pada pasien gangguan jantung dan alergi?

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

a) Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic pada pasien gangguan jantung dan alergi

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengertian dari pemeriksaan diagnostic


b) Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada jantung
c) Untuk mengetahui interpretasi hasil dari pemeriksaan diagnostic gangguan jantung
d) Untuk mengetahui tanda-tanda dari gangguan jantung
e) Untuk mengetahui pengertian alergi
f) Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit alergi
g) Untuk mengetahui intervensi hasil dari pemeriksaan diagnostic alergi
h) Untuk mengetahui tanda-tanda pada alergi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pemeriksaan diagnostic


Secara etimologi, Pengertian dari diagnosis itu berasal dari bahasa Yunani dari kata
Gnosis yang artinya dalah Ilmu pengetahuan. Diagnosis merupakan klasifikasi seseorang
dengan berdasarkan suatu penyakit yang dideritanya atau satu abnormalitas yang diidapnya.
Pengertian diagnosis atau diagnosa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya. Diagnosis juga
diartikan sebagai pemeriksaan terhadap sesuatu hal.
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.

B. Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic


1. Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan penunjang ini sering digunakan untuk memantau kerja jantung,


khususnya irama detak jantung dan aliran listrik jantung. EKG juga dapat dilakukan
untuk mendeteksi kelainan jantung, seperti aritmia, serangan jantung, pembengkakan

3
jantung, kelainan pada katup jantung, penyakit jantung coroner,dan supraventricular
tachycardia (SVT).

a) Indikasi dan Kontraindikasi Elektrokardiogram


Elektrokardiogram dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi-kondisi berikut:
1. Serangan jantung
2. Kardiomiopati
3. Gangguan irama jantung
4. Penyakit jantung koroner
5. Gangguan elektrolit
6. Keracunan obat-obatan
7. supraventricular tachycardia (SVT)
Dokter juga dapat menggunakan EKG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien
sebelum dan setelah menjalani operasi, serta untuk menilai efektivitas pengobatan
penyakit jantung, seperti penggunaan alat pacu jantung dan obat-obatan.
Tes EKG tidak menyakitkan, cepat, dan aman dilakukan. Oleh karena itu, secara
umum, tidak ditemukan kontraindikasi pada elektrokardiogram, kecuali pasien menolak
untuk menjalani pemeriksaan tersebut. Dengan kata lain, EKG dapat dijalankan pada
siapa saja dalam semua golongan usia

Sebelum Elektrokardiogram
EKG sering kali dilakukan pada kondisi gawat darurat untuk mendeteksi serangan
jantung. Namun, pada beberapa kasus, EKG dapat dilakukan melalui perencanaan
sebelumnya atau ketika pasien menjalani pemeriksaan kesehatan rutin (check-up). Dalam
kondisi ini, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Beri tahu dokter jika Anda menggunakan alat pacu jantung.
2. Beri tahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen, termasuk suplemen herba, yang
sedang Anda konsumsi karena obat tersebut bisa memengaruhi hasil EKG.
3. Bila terdapat bulu di dada, sebaiknya dicukur terlebih dulu agar elektroda tidak sulit
menempel di tubuh.
4. Hindari pemakaian losion, minyak, atau bedak pada tubuh, terutama di bagian dada.

4
5. Hindari minum air dingin atau olahraga sebelum menjalani EKG karena dapat
memengaruhi hasil tes.

Setelah Elektrokardiogram
Setelah pemeriksaan EKG, pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa, kecuali
bila dokter menyarankan pasien membatasi aktivitas karena adanya suatu penyakit. Hasil
EKG juga dapat langsung didiskusikan dengan dokter di hari itu juga atau di lain waktu.

Jika hasil EKG normal, maka pemeriksaan lain mungkin tidak diperlukan. Tetapi bila
hasil EKG menunjukkan suatu penyakit, pasien mungkin akan diminta menjalani EKG
ulang atau pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan enzim jantung, tergantung pada
penyakit yang dicurigai oleh dokter.
Beberapa informasi yang bisa didapatkan dari pemeriksaan EKG adalah:
1. Irama jantung teratur atau malah tidak teratur (aritmia).
2. Denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat (takikardia).
3. Suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang.
4. Kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan, misalnya
karena pernah mengalami serangan jantung.
5. Struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat pembesaran
pada bilik jantung.

Prosedur Elektrokardiogram

Berikut adalah prosedur perekaman EKG (Rizal & Suryani, 2008)

1. Persiapan pasien :
2. Pasien dan keluarga di beri pengetahuan tentang tujuan perekaman EKG
3. Menjaga privasi klien
4. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama
perekaman.

5
5. Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset,
beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
6. Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah
dengan telapak tangan.
7. Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
8. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai
ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
9. Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
10. Merah (RA / R) lengan kanan
11. Kuning (LA/ L) lengan kiri
12. Hijau (LF / F ) tungkai kiri
13. Hitam (RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)
14. Hubungkan kabel dengan elektroda:
15. Kabel merah dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kanan
16. Kabel kuning dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kiri
17. Kabel hijau dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kiri
18. Kabel hitam dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kanan
19. Bersihkan pula permukaan kulit di dada klien yang akan dipasang elektroda
prekordial dengan kapas alkohol dan beri jelly pada setiap elektroda, pasangkan pada
tempat yang telah dibersihkan.
20. Hubungkan kabel dengan elektroda:
21. C1 : untuk Lead V1 dengan kabel merah
22. C2 : untuk Lead V2 dengan kabel kuning
23. C3 : untuk Lead V3 dengan kabel hijau
24. C4 : untuk Lead V4 dengan kabel coklat
25. C5 : untuk Lead V5 dengan kabel hitam
26. C6 : untuk Lead V6 dengan kabel ungu
Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II.

6
EKG normal

EKG abnormal

EKG aritmia(Tidak teratur)

EKG jantung coroner

7
Kardiomiopati

Supraventricular tachycardia (SVT)

2. Foto Rontgen

8
Foto Rontgen merupakan jenis pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiasi
sinar-X atau sinar Rontgen untuk menggambarkan kondisi berbagai organ dan jaringan
tubuh.

a. Indikasi Foto Rontgen


Rontgen dilakukan untuk diagnosis penyakit dan/atau untuk menentukan terapi yang
akan ditempuh. Anda dianjurkan untuk foto Rontgen jika memiliki indikasi berikut:

1. Kelainan tulang, seperti patah tulang, dislokasi sendi, radang sendi, dan osteoporosis
2. Masalah pada gigi
3. Untuk evaluasi organ paru dan jantung
4. Pemeriksaan kesehatan berkala (routine medical check up)
5. Beberapa kondisi kesehatan lainnya sesuai petunjuk dokter

Foto Rontgen dilakukan dengan memberikan radiasi pada tubuh. Hasil foto Rontgen
berupa gambar hitam putih. Warna putih menggambarkan area tulang, gigi, darah, batu
kalsium, dan metal. Sedangkan warna hitam menggambarkan paru-paru, udara, dan organ
lunak dalam tubuh lainnya.

Perlu diketahui bahwa foto rontgen tidak dapat melihat kelainan pada otak, beberapa
organ yang lunak dan padat (seperti hati, limpa, otot dan tendon) ataupun organ memiliki
rongga di dalamnya, seperti usus dan saluran cerna, ginjal dan saluran kemih, atau
pembuluh darah. Untuk organ yang berongga terkadang diperlukan bantuan pemberian
zat pewarna untuk dapat tampak pada foto Rontgen.
b. Kontraindikasi
foto Rontgen biasanya tidak direkomendasikan pada ibu hamil kecuali untuk tindakan
darurat atau apabila manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya. Orang tua
disarankan untuk mendiskusikan dulu dengan dokter mengenai manfaat dan risiko foto
Rontgen pada anak sebelum prosedur ini dilakukan.
c. Prosedur Foto Rontgen
Berikut prosedur foto rontgen:

9
1. Dokter meminta pasien untuk berdiri atau berbaring dan melakukan posisi tertentu
sesuai bagian tubuh yang akan di-rontgen;
2. Dokter meletakkan plat pada bagian tubuh yang akan difoto. Film tersebut nantinya
akan menjadi gambar foto rontgen;
3. Dokter mengarahkan alat rontgen yang bentuknya seperti tabung dan dilengkapi
cahaya pada bagian tubuh yang akan di-rontgen. Alat rontgen tersebut berguna untuk
memproduksi sinar-X guna mengambil gambar;
4. Pasien diminta tidak bergerak dan menahan napas saat pengambilan foto rontgen
supaya hasil gambarnya tidak kabur. Pada pasien anak-anak, pengambilan foto
rontgen biasanya menggunakan bantuan alat penyangga untuk menahan posisi anak
supaya tidak banyak bergerak;
5. Pasien tidak akan merasakan apa pun saat di-rontgen. Namun, pada kasus tertentu
seperti patah tulang, pasien dapat merasakan nyeri karena harus memindah-
mindahkan posisi tubuh.
6. Proses rontgen dilakukan dalam waktu hitungan menit. Tetapi jika menggunakan
kontras, prosesnya bisa lebih lama, yakni sekitar 60 menit atau lebih.
7. Setelah foto rontgen selesai, pasien boleh langsung pulang dan dapat beraktivitas
seperti biasanya. Apabila selama prosedur foto rontgen menggunakan kontras, pasien
disarankan untuk banyak minum air putih setelahnya.
3. Ultrasonografi (USG)

USG adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan gelombang suara untuk


menghasilkan gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan penunjang ini

10
sering dilakukan untuk mendeteksi kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu,
atau infeksi pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu.
a. Indikasi
Indikasi pemeriksaan USG abdomen adalah untuk mendiagnosis kelainan pada
organ-organ dalam rongga abdomen seperti batu ginjal, batu empedu, aneurisma aorta
abdominalis, neoplasma hepar, dan karsinoma pankreas. Pemeriksaan ini dapat
menilai ginjal, hepar, kandung empedu, aorta abdominalis, limpa, organ
gastrointestinal dan pankreas. USG abdomen juga dapat digunakan sebagai penuntun
biopsi atau pembedahan
b. Kontraindikasi
Pemeriksaan USG abdomen tidak memiliki kontraindikasi yang signifikan karena
pemeriksaan ini bersifat noninvasif dan tidak melibatkan radiasi. Pemeriksaan USG
abdomen dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan aman.
Kontraindikasi pemeriksaan USG abdomen hanya dapat berupa penolakan dari
pasien sendiri, tidak mendapatkan persetujuan dari informed consent yang telah
diberikan, atau adanya luka pada abdomen yang perlu dihindari karena berisiko
mengalami infeksi. Selain dari kondisi-kondisi tersebut, tidak ada kontraindikasi
pemeriksaan USG abdomen.
c. Prosedur penanganan
Prosedur penanganan USG:
1. Pasien akan dioleskan gel berupa cairan yang mudah dihilangkan pada kulit di
area yang akan diperiksa.
2. Dokter ahli USG atau Sonografer akan mengarahkan transduser (alat USG) ke
area yang sudah diolesi gel yang berfungsi mentransmisikan gelombang suara dari
dalam tubuh ke komputer melalui Transduser.
3. Dalam beberapa jenis kasus USG Diagnostik, misalnya jika dokter membutuhkan
gambar dari organ hati untuk dianalisis maka pasien akan dibius dan transduser
yang menempel pada probe akan dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui
kerongkongan.
4. Proses USG biasanya hanya berlangsung selama 30 menit atau 1 jam. Setelah
proses USG selesai, Radiologis akan menganalisa gambar yang didapatkan

11
selama proses USG dan mengirimkan hasilnya kepada dokter yang menangani
pasien dan menjelaskan hasil dari USG tersebut.
5. Setelah proses USG selesai pasien bisa langsung kembali beraktivitas seperti
sebelumnya.

Hasil USG bayi umur 5 bulan

USG pada Ginjal

12
USG pada Empedu

4. Computed tomography scan (CT Scan)

CT scan adalah pemeriksaan penunjang yang memanfaatkan sinar Rontgen dengan


mesin khusus untuk menciptakan gambar jaringan dan organ di dalam tubuh. Gambar
yang dihasilkan oleh CT scan akan terlihat lebih jelas daripada foto Rontgen biasa.
Pemeriksaan CT scan biasanya berlangsung sekitar 20–60 menit. Untuk menghasilkan
kualitas gambar yang lebih baik atau lebih akurat dalam mendeteksi kelainan tertentu,
seperti tumor atau kanker, dokter dapat menggunakan zat kontras saat melakukan
pemeriksaan CT scan.
a. Indikasi
Indikasi CT-SCAN:
1. Nyeri kepala menetap atau muntah-muntah yang tidak menghilang setelah
obat-obatan analgesia atau anti muntah
2. Adanya kejang-kejang, jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat lesi
intrakranial dibandingkan dengan kejang general

13
3. Penurunan GCS lebih 1 point dimana faktor-faktor ekstracranial telah
disingkarkan (karena penurunan GCS dapat terjadi karena misal terjadi
shock, febris, dll)
4. Adanya lateralisasi
5. Adanya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, misal fraktur
depresi temporal kanan tapi terdapat hemiparese atau plegi kanan
6. Luka tembus akibat benda tajam dan peluru
7. Perawatan selama 3 hari tidak ada perubahan yang membaik dari GCS
8. Bradikardia(denyut nadi kurang dari 60x/menit)
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi CT-SCAN:
1. Pasien yang tidak dapat kooperatif terhadap protokol pemeriksaan dan
instruksi menahan nafas.
2. Pasien yang terlalu besar atau tidak muat pada scanner CT.
3. Gangguan ginjal, baik gagal ginjal akut maupun penyakit ginjal kronis.
4. Hemodinamik tidak stabil dan riwayat hipotensi.
5. Riwayat paru reversibel, misalnya asthma (kontraindikasi relatif).
6. Penggunaan rutin inhibitor fosfodiesterase, misalnya sildenafil.
7. Penyakit kardiovaskular: stenosis aorta berat, hipertropik
kardiomiopati, gagal jantung dekompensata, Blok Atrioventricular
(AV) signifikan.
c. Prosedur CT-SCAN
Keseluruhan prosedur dapat memakan waktu mulai dari 20 menit hingga 1
jam. Secara umum rangkaian prosedur CT scan meliputi:
1. Dokter akan memberikan kontras (zat pewarna khusus) kepada pasien
untuk membantu memperjelas gambar struktur internal pada X-rays.
2. Pemberian kontras tergantung dari bagian tubuh yang akan diperiksa.
Kontras dapat diberikan dengan cara diminum langsung, disuntikkan pada
lengan atau diberikan melalui rektum melalui enema.
3. Dokter kemudian meminta pasien untuk berbaring di atas meja yang akan
bergerak ke pemindai.

14
4. Dokter dan tim medis lainnya akan meninggalkan ruang pemeriksaan
menuju ke ruang kontrol. Dokter tetap dapat memantau keadaan pasien
dan berkomunikasi menggunakan interkom.
5. Saat meja bergerak menuju pemindai, mesin X-rays akan memutari tubuh
pasien untuk mengambil gambar. Pasien mungkin akan mendengar
desingan selama prosedur.
6. Dokter akan meminta pasien untuk menahan napas untuk mencegah dada
bergerak ke atas dan ke bawah selama mesin X-rays bekerja. Tindakan ini
dilakukan agar gambar yang diambil tidak kabur.
7. Jika CT Scan dilakukan oleh anak-anak, biasanya sebelum prosedur dokter
akan memberikan obat penenang.
8. Setelah selesai, pasien dapat mengganti pakaiannya kembali. Gambar yang
telah diambil akan diperiksa oleh dokter spesialis radiologi.

Pasien dapat beraktivitas seperti biasa setelah melakukan CT scan. Dokter


akan meminta pasien untuk minum lebih banyak air putih untuk membantu
ginjal membuang kontras dari dalam tubuh pasien.

CT-SCAN pada paru paru normal

15
CT-SCAN terdapat kanker pada paru paru

5. Magnetic resonance imaging (MRI)

MRI sepintas mirip dengan CT scan, tetapi pemeriksaan penunjang ini tidak
memanfaatkan sinar Rontgen atau radiasi, melainkan gelombang magnet dan gelombang
radio berkekuatan tinggi untuk menggambarkan kondisi organ dan jaringan di dalam
tubuh. Prosedur MRI biasanya berlangsung selama 15–90 menit. Pemeriksaan MRI dapat
dilakukan untuk memeriksa hampir seluruh bagian tubuh, termasuk otak dan sistem saraf,
tulang dan sendi, payudara, jantung dan pembuluh darah, serta organ dalam lainnya,
seperti hati, rahim, dan kelenjar prostat.
a. Indikasi
MRI diindikasikan untuk:
1. Stroke.
2. Diagnosis penyakit pada organ panggul.
3. Studi tentang trakea, kerongkongan dan pembuluh darah
16
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi MRI:
1. Claustrophobia ketika seseorang takut ruang terbatas.
2. Kehadiran di dalam alat pacu jantung.
3. Trimester pertama kehamilan.
4. Berat badan pasien luar biasa (lebih dari 110 kilogram).
5. Kehadiran implan logam, misalnya, di persendian.
c. Prosedur Penanganan
Pemeriksaan MRI dijalankan dengan prosedur ketat di ruangan khusus. Pasien
akan mendapat penjelasan tentang bagaimana MRI berjalan dari dokter atau
radiolog sebelum proses berlangsung. Sebelum menaiki tempat berbaring di
mesin MRI, pasien harus berganti pakaian sesuai dengan yang disediakan rumah
sakit serta melepas semua aksesori yang terbuat dari logam.
Lalu pasien akan dibantu berbaring dan dibuat senyaman mungkin, termasuk
dengan menyediakan bantal serta selimut. Karena akan ada suara bising dalam
proses MRI, mungkin disediakan penyumbat telinga atau headphone. Pasien juga
bisa mendengarkan musik dari headphone tersebut selama prosedur berlangsung.
Sebelum proses MRI, dokter akan menyuntikkan zat kontras ke pembuluh darah
di lengan. Zat kontras atau pewarna ini akan membantu dokter melihat struktur di
dalam tubuh Anda dengan lebih jelas. Zat yang sering digunakan dalam
pemeriksaan MRI disebut gadolinium.
Pasien yang berbaring di meja periksa akan dimasukkan ke mesin MRI. Tubuh
pasien mungkin sepenuhnya berada di dalam mesin, tapi bisa juga tidak.
Tergantung tujuan pemeriksaan MRI yang dilakukan. Ketika tubuh di dalam
tabung, medan magnet dan suara akan muncul dan menghasilkan sinyal yang
kemudian ditangkap oleh komputer guna membuat serangkaian gambar.
Pemeriksaan MRI biasanya berlangsung selama 20-90 menit. Seusai proses,
pasien bisa pulang langsung. Sebaiknya pasien pulang dengan ditemani
pendamping, terutama bagi yang harus mendapat obat penenang untuk menjalani
MRI.

17
MRI pada payudara

MRI pada jantung

6. Endoskopi

Endoskopi bertujuan untuk memeriksa organ dalam tubuh dengan endoskop, yaitu
alat berbentuk selang kecil yang elastis dan dilengkapi kamera di ujungnya. Alat ini
terhubung dengan monitor atau layar TV, sehingga dokter dapat melihat kondisi organ
dalam tubuh.

18
a. Indikasi
Secara umum endoskopi dapat digunakan untuk melakukan diagnosis
penyakit dan untuk melakukan pengobatan penyakit. Sebagai alat diagnosis,
endoskopi dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui apa yang menjadi penyebab dispepsia.
2. Mengetahui apa yang menjadi penyebab dari nyeri perut atas yang belum
jelas.
3. Mengetahui apa yang menjadi penyebab disfagia (sulit menelan).
4. Mengetahui apa yang menjadi penyebab muntah persisten (menetap).
5. Mengetahui apa yang menjadi penyebab dari berat badan yang turun dengan
signifikan.
6. Menentukan lokasi akurat dari perdarahan saluran pencernaan.
7. Menentukan lokasi tukak lambung atau keganasan saluran pencernaan.
8. Menentukan lokasi pelebaran pembuluh darah kerongkongan dan lambung.
9. Mengevaluasi beratnya reflusk gastroesofageal. Baca: GERD
10. Mengevaluasi luasnya luka akibat menelan zat korosif.

Sebagai alat pengobatan, endoskopi dapat digunakan untuk :


1. Ligasi (mengikat) pembuluh darah esofagus dan gaster yang robek karena
varises maupun non varises.
2. Dilatasi (melebarkan) strictur (penyempitan) esofagus atau strictur pylorus.
3. Ekstraksi (mengeluarkan) corpus alienum (benda asing).
b. Kontraindikasi
Kontraindikasi endoskopi:
1. Penderita tidak kooperatif atau psikopat
2. Penderita tidak puasa
3. Penyakit jantung berat
4. Penyakit paru paru berat
5. Dalam keadaan syok atau koma
6. Keadaan sesak nafas
7. Tumor mediastinum

19
8. Stenosi esophagus korosif
9. Infark miokard akut
c. Prosedur penanganan
Endoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan pasien sadar. Dokter akan
memberikan anestesi lokal pada bagian tubuh yang akan diperiksa.
Sahabat MIKA mungkin juga akan diberikan obat penenang (sedatif) yang
membantu membuat tubuh terasa rileks.
Prosedur ini dilakukan dengan alat yang disebut endoskop. Endoskop memiliki
bentuk tabung kecil panjang dengan kamera pada ujungnya. Tabung ini sangat
lentur dan mudah digerakkan di dalam organ tubuh Anda.
Dokter akan memasukkan endoskop ke dalam tubuh Anda secara perlahan.
Tergantung bagian tubuh yang diperiksa, alat ini dapat dimasukkan melalui mulut,
anus, saluran kemih, atau sayatan kecil yang dibuat dekat persendian.
Selama prosedur berlangsung, dokter akan menggerakkan endoskop untuk
mengamati bagian dalam organ Anda dan mencari sumber gejala.
Bila biopsi diperlukan, dokter akan menggerakkan penjepit kecil pada ujung
endoskop untuk mengambil sampel jaringan.
Endoskopi biasanya berlangsung selama 15 sampai 45 menit. Prosedur ini
umumnya tidak terasa sakit, namun Anda mungkin merasa sedikit tidak nyaman.
Setelah seluruh prosedur selesai, Anda bisa pulang pada hari yang sama.

Endoskopi Penyakit magh

20
C. Interpretasi hasil dari pemeriksaan diagnostic gangguan jantung
Ada kalanya di unit gawat darurat atau poliklinik, suatu kondisi kegawatan harus
ditegakkan dengan cepat, namun terkadang gejala klinis yang tampak pada pasien masih
meragukan atau tidak jelas. Disinilah peranan pemeriksaan laboratorium sangat penting
sebagai data penunjang diagnostik.

Natriuretic peptides: Selain sebagai organ pompa mekanik, saat ini jantung juga
diketahui memiliki fungsi sebagai organ endokrin (penghasil hormon). Bila jantung
mengalami regangan karena overload cairan (gagal jantung) maka jantung dan pembuluh
darah akan mengeluarkan hormon BNP (B-type natriuretic peptide) yang fungsinya
membantu mengeluarkan cairan dari urin. Level BNP dapat diukur dari sampel darah. Salah
satu kegunaan paling penting dari BNP adalah untuk membedakan apakah suatu kondisi
sesak nafas disebabkan oleh gagal jantung (dimana levelnya akan meningkat) ataukah
penyebab lain seperti paru-paru .Nilai normal bervariasi sesuai jenis kelamin dan usia. Untuk
pasien yang sudah kena gagal jantung, BNP dapat dipakai untuk memonitor keberhasilan
pengobatan,dengan membandingkan naik turunnya level BNP terhadap level baseline awal.
Variasi dari BNP yang lebih baru yaitu N-terminal proBNP diduga lebih akurat dan saat ini
cukup sering kami gunakan di Pusat Jantung Nasional.

Enzim Jantung: Apabila terjadi serangan jantung, dimana pembuluh koroner tersumbat
secara total akibat pecahnya plak koroner yang menghalangi aliran darah, seiring waktu
berlalu akan terjadi kerusakan sel otot jantung yang semakin luas. Sel otot jantung
(miokardium) yang rusak akan melepaskan beberapa enzim yang merupakan penanda bahwa
infark sudah terjadi. Semakin tinggi level enzim jantung yang terdeteksi dalam aliran darah,
artinya semakin besar area yang terkena. Creatinine kinase (CK), Creatinine kinase muscle
brain (CKMB), dan troponin adalah beberapa biomarker yang sering dipakai. Dari kombinasi
pemeriksaan beberapa enzim sekaligus, dokter dapat memperkirakan onset kapan serangan
jantung tersebut mulai terjadi dan menentukan penanganan yang paling tepat. Beberapa
kondisi seperti cedera otot (habis dikerok) atau gagal ginjal dapat mengacaukan interpretasi
hasil laboratorium ini, karena itu selalu harus diasosiasikan dengan kondisi klinis tiap pasien.

21
D. Tanda-tanda dari gangguan jantung
1. Ketidaknyamanan di dada
Ini adalah tanda yang paling umum dari bahaya jantung. Jika arteri Anda tersumbat
atau mengalami serangan jantung, Anda mungkin akan merasa sakit, sesak, atau merasa
ada tekanan di bagian dada. "Setiap orang memiliki kata yang berbeda untuk
ketidaknyamanan itu," kata Chambers. "Beberapa orang mengatakan seperti ada gajah
duduk di dada mereka. Orang yang lain mengatakan rasanya seperti dicubit atau
terbakar." Ketidaknyamanan ini biasanya berlangsung lebih lama dari beberapa menit.
Dan mungkin terjadi ketika Anda sedang beristirahat atau ketika sedang melakukan
aktivitas fisik. Jika rasa sakit hanya berlangsung sangat singkat - atau ada satu area yang
sakit ketika Anda tekan, mungkin masalahnya bukan di jantung, kata Chambers. Namun
jika gejala terasala lebih parah dan tidak hilang dalam beberapa menit, segeralah ke
rumah sakit. Anda tetap harus ingat, Anda mungkin memiliki masalah jantung - bahkan
serangan jantung - tanpa disertai rasa nyeri dada. Hal ini berlaku lebih banyak di
kalangan wanita.
2. Mual, mulas, atau sakit perut
Beberapa orang memiliki gejala-gejala di atas saat terjadi atau sebelum terjadi
serangan jantung. Beberapa di antaranya ada yang mengalami muntah-muntah. Sekali
lagi, hal ini lebih banyak terjadi pada wanita. Tentu saja, sakit perut tidak selalu
berhubungan dengan sakit jantung. Terutama, jika Anda usai menyantap sesuatu yang
mencederai pencernaan Anda. Tapi, tetap, Anda perlu menyadari bahwa hal itu juga bisa
terjadi selama serangan jantung.
3. Nyeri yang menyebar ke tangan
Gejala lain serangan jantung yang klasik adalah nyeri yang menjalar ke sisi kiri
tubuh. "Biasanya dimulai dari dada dan bergerak ke arah luar," kata Chambers. "Tapi ada
juga beberapa orang yang mengalami rasa sakit di lengan terlebih dulu baru mengalami
serangan jantung."
4. Pusing
Banyak hal yang bisa membuat Anda kehilangan keseimbangan atau pandangan
berkunang-kunang selama beberapa jenak. Mungkin Anda kelaparan atau kehausan, atau
Anda berdiri dengan tiba-tiba dari posisi duduk. Namun, jika rasa pusing dan goyah

22
dibarengi dengan ketidaknyamanan di dada atau sesak napas, hubungi dokter segera. "Ini
bisa berarti tekanan darah Anda turun karena jantung Anda tidak mampu memompa
dengan cara yang seharusnya," kata Bufalino.
5. Sakit tenggorokan atau rahang
Dengan sendirinya, tenggorokan atau rahang terasa nyeri mungkin saja tidak terkait
dengan masalah jantung. Mungkin karena masalah otot, flu atau sinus. Tapi, jika Anda
merasa sakit atau seperti ada tekanan di tengah area dada yang yang menyebar sampai ke
tenggorokan atau rahang, itu bisa menjadi tanda serangan jantung.
6. Mudah lelah
Jika Anda tiba-tiba merasa lelah saat atau setelah melakukan sesuatu yang biasanya
ringan bagi Anda untuk melakukannya, seperti naik tangga atau membawa belanjaan dari
mobil - segera buat janji dengan dokter Anda segera. Kelelahan ekstrim yang tidak jelas
sebabnya, kadang-terjadi selama berhari-hari, bisa menjadi gejala dari serangan jantung,
terutama bagi wanita.
7. Mendengkur
Sedikit mendengkur saat Anda sedang sangat nyeyak, apalagi jika Anda sangat lelah
setelah seharian beraktivitas, adalah hal yang normal. Tapi, dengkuran yang sangat
keras, terengah-engah dan kadang seperti tersedak, bisa menjadi tanda sleep apnea atau
berhenti bernapas sejenak ketika tidur. Hal ini menyebabkan tekanan ekstra pada jantung
dan bukan sesuatu yang baik untuk dibiarkan. Berkonsultasilah dengan dokter spesialis
masalah tidur untuk mengatasinya.
8. Berkeringat dingin
Keluar keringat dingin tanpa alasan yang jelas bisa menandakan serangan jantung.
Jika ini terjadi bersama dengan salah satu gejala lainnya, hubungi layanan darurat medis
segera.
9. Batuk berkepanjangan
Dalam kebanyakan kasus, ini bukan tanda gangguan jantung. Tapi jika Anda
memiliki penyakit jantung atau tahu Anda masuk golongan berisiko tinggi, beri
perhatian khusus terhadap kemungkinan akan adanya serangan jantung. Jika Anda batuk
berkepanjangan disertai keluarnya lendir putih atau merah muda, itu bisa menjadi tanda

23
dari gagal jantung. Hal ini terjadi ketika jantung tidak dapat memenuhi tuntutan tubuh,
sehingga menyebabkan darah kembali atau berbalik arah ke dalam paru-paru.
10. Kaki, termasuk bagian pergelangannya, membengkak
Ini bisa menjadi tanda bahwa jantung Anda tidak memompa darah secara efektif
sebagaimana mestinya. Ketika jantung tidak dapat memompa dengan cukup cepat, darah
akan berbalik arah dan menyebabkan pembengkakan. Gagal jantung juga dapat membuat
ginjal lebih sulit membuang kelebihan cairan dari dalam tubuh sehingga menimbulkan
pembengkakan di area tubuh bagian bawah.
11. Detak jantung tidak normal
Berdebar-debar adalah reaksi jantung yang normal saat Anda sedang gugup atau
terlalu gembira. Namun, jika Anda merasa jantung berdebar tanpa sebab yang jelas dan
debaran berlangsung lebih dari beberapa detik serta seringkali terjadi, segera beritahu
dokter Anda. "Dalam banyak kasus, hal itu bisa disebabkan oleh sesuatu yang mudah
untuk memperbaiki, seperti terlalu banyak kafein atau tidak cukup tidur," kata Bufalino.
Tapi kadang-kadang, hal tersebut juga bisa menjadi pertanda kondisi yang disebut
fibrilasi atrial yang perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter ahli jantung. Fibrilasi atrial
adalah kelainan detak jantung. Selama AF, atrium tidak memompa semua darah mereka
ke ventrikel dan bagian tubuh yang lain, sehingga berisiko terjadi stroke atau gagal
jantung.

E. Pengertian alergi
Alergi adalah suatu reaksi sistem kekebalan tubuh (imunitas) terhadap suatu bahan/zat
asing (alergen). Bentuk reaksi itu macam-macam, bisa berbentuk ruam kemerahan,
penyumbatan (kongesti), pilek, bersin, radang mata, asma, shock atau bahkan kematian
(jarang terjadi).
Alergi dapat berasal dari makanan atau obat. Sebagian besar penyebab alergi makanan
adalah zat-zat protein tertentu dalam susu sapi, putih telur, gandum, kedelai, udang, dll.
Sedangkan dari obat, penisilin dan turunannya yang paling banyak menimbulkan reaksi
alergi. Jenis obat dengan kecenderungan besar menimbulkan reaksi alergi adalah jenis sulfa,
barbiturat, antikonvulsi, insulin dan anestesi lokal.

24
Menghindari penyebab alergi adalah jalan terbaik dalam mencegah timbulnya alergi. Bila
anda telah mengetahui makanan apa yang menyebabkan alergi, maka anda dapat memilih
yang lain. Demikian juga dengan obat, bila anda mengetahui bahwa anda alergi terhadap obat
tertentu maka beritahukan kepada dokter. Dokter anda pun akan memilihkan obat lain yang
juga berkhasiat.

F. Jenis-jenis penyakit alergi


Jenis penyakit alergi ini banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan ialah
yang umum dijumpai, contoh adalah asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama
pada pagi hari).
Penderita alergi rinitis atau istilah lainnya pilek alergi biasanya mengalami bersin, hidung
tersumbat, rasa gatal di hidung. Tidak jarang gejala rinitis alergi disertai gejala
konjungtivitas, seperti keluarnya air mata, gatal dan kemerahan. Gejala gangguan
pendengaran kadang juga dijumpai seperti rasa tersumbat dan kurang dapat mendengar.
Penyakit rinitis alergi seringkali mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Bila penyakit ini
dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit kronis seperti asma.
Jenis penyakit lainnya adalah terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu/kaligata),
dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telingan bagian dalam terasa
gatal - gatal adalah salah satu gejala alergi.
Urtikaria ada yang bersifat akut dan ada yang bersifat kronis. Dikatakan urtikaria akut
bila gejala bentol berlangsung sepanjang hari. Penyebab urtikaria akut umumnya jelas,
seperti makanan, obat, infeksi virus atau mikroba lain, sengatan serangga, lateks, dll. Pada
urtikaria kronis, sebagian besar penyebabnya tidak diketahuim sehingga dipergunakan istilah
urtikaria kronik idiopatik. Sebagian kecil penyebab yang diketahui antara lain penyakit
autoimun, urtikaria fisis (udara dingin, akuatik, solar, tekanan, vibratori), infeksi kronik
(infeksi gigi dan sinusitis).

G. Intepretasi
Pemeriksaan alergi
Untuk mengetahui kemungkinan adanya reaksi alergi di dalam tubuh seseorang dapat
dilakukan dengan pemeriksaan kadar IgE di dalam darah. Seseorang dengan kadar IgE yang
berada pada ambang batas tinggi akan memiliki kecenderungan mudah mengalami reaksi

25
alergi. Selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan alergi untuk menentukan alergen penyebab,
dan berikut ini beberapa jenis pemeriksaan yang umumnya dilakukan:
1. Anamnese (wawancara dengan pasien)
Dokter akan memberikan beberapa pertanyaan pada pasien terkait dengan dugaan alergi yang
dialami, antara lain meliputi gejala/keluhan yang dirasakan, riwayat bagaimana keluhan itu
bisa timbul (misalnya gatal-gatal muncul setelah makan udang), riwayat keluarga yang
menderita alergi, dan pertanyaan lainnya yang mendukung untuk menegakkan diagnosa.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat gejala-gejala yang
secara nyata terlihat.
2. Tes Tusuk Kulit (Skin Prick/Puncture Testing)

Tes ini dilakukan dengan meletakkan setetes ekstrak (bahan-bahan alami) alergen di
permukaan kulit lengan bawah sisi dalam atau punggung yang sudah ditandai sebelumnya.
Kemudian, ekstrak alergen tersebut dimasukkan ke dalam kulit dengan menusukkan lancet
steril pada kulit. Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya benjolan merah dengan
diameter tertentu yang disertai rasa gatal di area kulit tempat tusukan tadi dalam waktu 15-20
menit. Tes tusuk kulit sangat bermanfaat terutama untuk menentukan alergen hirup (inhalan),
seperti debu, bulu hewan peliharaan, polen, dan sebagainya.
3. Tes Kulit (Intracutaneous Test)

26
Tes kulit dilakukan apabila ada dugaan alergi terhadap obat dengan menyuntikkan obat
tersebut di kulit lengan bawah hingga dapat memasuki lapisan bawah kulit. Hasil dapat
diperoleh dalam waktu 15 menit, dan bila positif akan timbul bentol merah disertai rasa gatal.
Tes ini memiliki sensitifitas yang lebih baik dibandingkan dengan tes tusuk kulit, namun
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menimbulkan reaksi sistemik dan seringkali
memberikan reaksi positif palsu. Meski demikian, tes ini diindikasikan ketika ekstrak alergen
tidak cukup kuat untuk memberikan hasil reaksi positif pada tes tusuk kulit.
4. Tes Tempel (Patch Test)

Tes ini dilakukan bila ada dugaan reaksi alergi yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan
bahan kimia, atau yang disebut dermatitis kontak alergi. Tes tempel dilakukan dengan
meletakkan bahan-bahan kimia dalam suatu tempat khusus yaitu finn chamber (seperti
plester), lalu menempelkannya pada kulit punggung. Hasil tes baru dapat diperoleh dalam
waktu 48-72 jam, dan selama tes dianjurkan agar tidak melakukan aktivitas yang berat dan
mengeluarkan keringat, tidak boleh mandi, posisi tidur terlungkup, dan usahakan agar
punggung tidak bergesekan dengan apa pun. Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya
bercak kemerahan (rash) pada kulit tersebut.

27
5. Rast (Radioallergosorbent Test)

RAST merupakan pemeriksaan darah yang akurat untuk mengukur kadar IgE spesifik
dalam darah. Umumnya, terjadinya alergi akan ditandai dengan adanya peningkatan kadar
IgE yang spesifik, misalnya seseorang yang memiliki alergi terhadap putih telur, akan
menunjukkan peningkatan kadar IgE terhadap putih telur tersebut (IgE spesifik putih telur).
Pada RAST, alergen akan ditempatkan di suatu paper disc atau polyurethane caps (CAP-
RAST) dan kemudian direaksikan dengan sampel serum yang diambil dari pembuluh darah
vena pasien. Pengikatan IgE spesifik terhadap alergen tersebut terdeteksi melalui suatu
enzyme linked-human IgE antibody pada reaksi kolorimetrik.
Dengan mengetahui alergen penyebab reaksi alergi, maka upaya pencegahan dan
pengobatan yang tepat akan lebih mudah dilakukan. Sekali diketahui seseorang menderita
alergi terhadap suatu alergen, maka sebaiknya dihindari dengan sedapat mungkin mengontrol
lingkungannya agar tidak membahayakan, misalnya mengupayakan ruangan yang bersih dan
bebas debu bila penyebab alerginya tungau debu rumah, tidak mengkonsumsi makanan yang
diketahui sering menimbulkan reaksi alergen seperti putih telur, hazelnut, tepung gandum,
dan sebagainya.
Pemeriksaan alergi terutama alergi atopi sangat dianjurkan bagi seseorang dengan
kecendrungan alergi dan atau memiliki riwayat keluarga menderita alergi, serta wanita hamil
dengan riwayat alergi tertentu agar pencegahan terhadap paparan alergen pada bayi yang
baru dilahirkan dapat dilakukan sedini mungkin.
Pemeriksaan alergi atopi, yakni IgE Atopy saat ini sudah dapat dilakukan di
Laboratorium Klinik Prodia. Pemeriksaan IgE Atopy merupakan pemeriksaan yang

28
bermanfaat untuk mendeteksi adanya IgE spesifik di dalam darah terhadap 20 jenis alergen
sekaligus, yaitu: rumput alang-alang, tanaman gandum, pohon Birch, Mugwort, kucing,
anjing, kuda, putih telur, susu, tungau debu rumah, ikan kod, tepung terigu, nasi, kedelai,
hazelnut, wortel, kentang, apel, Alternaria alternata, dan Cladosporium herbaru.
Selain pemeriksaan IgE Atopy, Laboratorium Klinik Prodia juga menyediakan paket
pemeriksaan yang bermanfaat sebagai uji saring untuk mendeteksi dan memastikan
kemungkinan adanya reaksi alergi dalam tubuh seseorang. Paket pemeriksaan tersebut adalah
Panel Uji Saring Alergi yang mencakup pemeriksaan IgE Total, Eosinofil dan Faeces Rutin.

H. Tanda-tanda pada alergi


Tanda-tanda pada alergi:
1. Kulit terasa gatal,baik gatal dalam taraf ringan ataupun berat. Selain gatal,kulit juga
mengalami eksim,ruam kemerahan, atau biduran
2. Bibir menebal, muka dan bagian tubuh lainnya tampak bengkak.
3. Bersin-bersin, sulit bernapas, dan hidung berair.
4. Sakit perut, diare, mual, dan muntah.
5. Sakit kepala dan mata berkunang-kunang.
6. Detak jantung kencang, terjadi syok, penurunan tekanan darah yang parah, dan
kehilangan kesadaran.

29
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Ada beberapa jenis pemeriksaan diagnostic yaitu elektrokardiogram (EKG), foto rontgen,
ultrasonografi (USG), computed tomography scan (CT Scan), magnetic resonance imaging
(MRI), dan endoskopi

Alergi adalah suatu reaksi sistem kekebalan tubuh (imunitas) terhadap suatu bahan/zat asing
(alergen). Bentuk reaksi itu macam-macam, bisa berbentuk ruam kemerahan, penyumbatan
(kongesti), pilek, bersin, radang mata, asma, shock atau bahkan kematian (jarang terjadi).
Menghindari penyebab alergi adalah jalan terbaik dalam mencegah timbulnya alergi. Bila anda
telah mengetahui makanan apa yang menyebabkan alergi, maka anda dapat memilih yang lain.
Demikian juga dengan obat, bila anda mengetahui bahwa anda alergi terhadap obat tertentu maka
beritahukan kepada dokter. Dokter anda pun akan memilihkan obat lain yang juga berkhasiat.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat

30
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Saran untuk pembaca jagalah kesehatan kalian karena
sehat itu mahal.

DAFTAR PUSTAKA
Tomizama M, Shinozaki F. Abdominal ultrasonography for patients with abdominal pain as a
first-line diagnostic imaging modality. Experimental and Therapeutic Medicine.
2017;3(5):1932–1936. doi: 10.3892/etm.2017.4209

Skoczylas K, Pawełas A. Ultrasound imaging of the liver and bile ducts – expectations of a
clinician. Journal of Ultrasonography. 2015;15(62): 292–306. doi:
10.15557/JoU.2015.0026

Schäberle W, Leyerer L, Schierling W, Pfister K. Ultrasound diagnostics of the abdominal aorta.


Gefasschirurgie Journal. 2015;20(Suppl 1):22–27. doi: 10.1007/s00772-014-1411-1

Zucker EJ, Prabhakar AM. Abdominal aortic aneurysm screening: concepts and controversies.
Cardiovascular Diagnosis and Therapy. 2018;8(Suppl 1):S108–S117. doi:
10.21037/cdt.2017.09.13

Rizal, A., & Suryani, V. (2008). Pengenalan Signal EKG Menggunakan Dekomposisi Paket
Wavelet dan K-Means Clustering. In Proceeding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Inofrmasi 2008(SNATI 2008).

Midwifery Yuni. 2013. Pemeriksaan Diagnostik. Diakses tanggal 25 Mei 2022 melalui
https://blogger-yuni-midwifery-pemeriksaan.blogspot.com/

Albertus Audric. 2018. Kontraindikasi Coronary Computed Tomography Angiography. Diakses


tanggal 25 Mei 2022 melalui Kontraindikasi Coronary Computed Tomography
Angiography - Alomedika

31
https://jagad.id/pengertian-diagnosis/

CT Scan: Fungsi, Prosedur, dan Hasilnya - IDN Medis

https://www.medicalnewstoday.com/articles/146309#during-a-scan

https://www.freepik.com/free-vector/brain-mri-hospital-cartoon-doctor-patient-medical-
examination_2238325.htm#page=2&query=MRI&position=40

https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/2012/01/25/memahami-hasil-pemeriksaan-
laboratorium-penyakit-jantung/

https://www.academia.edu/7701288/Jenis_Jenis_Alergi

Prodia. 2017. Kunci Pencegah Gejala Reaksi Alergi. Diakses tanggal 25 Mei 2022 melalui
https://prodia.co.id/id/infokesehatan/penyakitdiagnosisdetails/kunci-pencegah-gejala-
reaksi-alergi

32

Anda mungkin juga menyukai