Anda di halaman 1dari 17

Aterosklerosis pada Penyakit Jantung Iskemik

Oleh
Grup SGD A9

Pande Visca Gayatri Prabasari 2002511209


Nyoman Damarhati Jayangrana 2002511212
I Komang Darma Wijaya 2002511213
Ni Wayan Jemma Tristiana Dewi 2002511214
Alexia Ayunda Duarsa 2002511217
I Made Bagus Sanjaya 2002511218
Ni Putu Mirah Permata Dewi 2002511222
Gede Agus Cahya Liang 2002511223
I Wayan Ananda Adi Wirottama 2002511224
Dewa Gede Agung Krisna Wedha Sutha 2002511225
Komang Hendry Wibawa Pramartha 2002511226
Ni Luh Ketut Adi Darmayanti 2002511228
Nida Firhan 2002511231

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya dan karunia-Nya kami SGD A9 sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas
Student Project ini dengan baik dan lancar dengan judul “Aterosklerosis pada Penyakit
Jantung Iskemik”.
Tugas Student Project ini dapat terselesaikan dengan bantuan dan dorongan dari
semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
atas bimbingannya kepada:
1. Dr. dr. I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi, Sp. PA(K) selaku fasilitator yang telah tulus
ikhlas dan penuh kesabaran membimbing SGD A9 sehingga Student Project dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
2. dr. Ni Made Mahastuti, M. Biomed, Sp. PA selaku evaluator yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan masukan kritik dan saran demi perbaikan Student Project
ini.

Kami menyadari bahwa dengan mengerjakan tugas Student Project ini tidak terlepas
dari banyak bantuan yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan lancar.
Tak ada gading yang tak retak maka dari itu kami menyadari bahwa tugas Student
Project ini tidak sepenuhnya sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kami SGD A9 mengharapkan segala bentuk saran dan
kritik yang sopan demi memperbaiki segala kesalahan dan kekurangan yang kami kerjakan di
Student Project ini.
Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan.
Kami juga berharap tugas Student Project dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca.

Denpasar, 20 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.3. Manfaat Penulisan................................................................................. 2
1.3.1.Manfaat Teoristis................................................................................ 2
1.3.2.Manfaat Prakti..................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1. Aterosklerosis........................................................................................ 3
2.1.1. Definisi Aterosklerosis....................................................................... 3
2.1.2. Penyebab Aterosklerosis.................................................................... 3
2.1.3. Patogenesis Aterosklerosis................................................................. 4
2.1.4. Gambaran Makroskopis Aterosklerosis............................................. 5
2.1.5. Gambaran Mikroskopis Aterosklerosis.............................................. 6
2.2. Penyakit Jantung Isklemik.................................................................... 6
2.2.1. Definisi Penyakit Jantung Iskemik.................................................... 6
2.2.2. Mekanisme Iskemik oleh Aterosklerosis........................................... 7
2.2.3. Gambaran Klinis................................................................................ 8
2.2.4. Gambaran Makroskopis..................................................................... 8
2.2.5. Gambaran Mikroskopis...................................................................... 8
2.2.6. Pencegahan dan Tata Laksana........................................................... 9
BAB 3. KESIMPULAN .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patogenesis Aterosklerosis..................................................................... 4


Gambar 2.2 Mekanisme Iskemik oleh Aterosklerosis............................................... 7
Gambar 2.3 Struktur Aterosklerosis ........................................................................ 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai negara sering dihadapkan dengan beragam masalah kesehatan salah satunya
di Indonesia. Masalah kesehatan yang dimaksud adalah penyakit menular dan penyakit tidak
menular. Satu diantaranya yang tergolong dalam penyakit tidak menular yaitu penyakit
kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular menjadi masalah terbesar di dunia karena dominan
sebagai penyebab utama kematian. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO), tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan mencapai 31% dari
total kasus penyebab kematian lainnya, yaitu mencapai 17,9 juta jiwa per tahunnya.
Penyakit kardiovaskular meliputi sekelompok gangguan pada jantung, pembuluh
darah, dan penyakit pembuluh darah otak. Penyakit kardiovaskular dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dan penyakit
kardiovaskular lainnya (WHO, 2017). Penyakit jantung iskemik atau penyakit arteri koroner
sebagai salah satu penyakit yang ditimbulkan oleh aterosklerosis. Sementara untuk penyakit
kardiovaskular lainnya terdiri dari penyakit jantung bawaan, kardiomiopati, penyakit jantung
rematik, dan aritmia jantung (Sastrawan, 2019).
Aterosklerosis sebagai dasar patofisiologi penyakit jantung iskemik merupakan
kondisi inflamasi kronis akibat adanya peningkatan yang tidak normal pada kadar kolesterol
sehingga di dalam dinding pembuluh darah terjadi akumulasi kolesterol. Pembentukan
sumbatan berupa plak yang dapat memicu kerusakan pembuluh darah disebabkan oleh
adanya akumulasi kolesterol. Plak tersebut dapat mengeras apabila terbentuk di arteri hingga
dapat mempersempit lumen arteri yang berdampak pada kurangnya aliran darah menuju otot
jantung sehingga timbullah penyakit jantung iskemik (Selvia & Vradinatika, 2020). Terdapat
faktor risiko adanya aterosklerosis yakni hipertensi, obesitas, diabetes militus, jenis kelamin,
usia, rokok dan displidemia. Aterosklerosis merupakan penyakit inflamasi kronik yang sudah
ada sejak dekade awal kehidupan. Penyakit ini sering timbul tanpa adanya gejala. Oleh
karena itu, diperlukan pemeriksaan yang dapat berguna untuk mendeteksi aterosklerosis dan
memprediksi penyakit jantung koroner sejak awal sehingga dapat memberikan kewaspadaan
pada diri sendiri dan klinisi.

1
1.2.Tujuan
1. Untuk memahami pengertian aterosklerosis penyakit jantung iskemik
2. Untuk memahami mekanisme aterosklerosis penyakit jantung iskemik
3. Untuk memahami bagian-bagian aterosklerosis penyakit jantung iskemik
4. Untuk memahami kegunaan aterosklerosis. penyakit jantung iskemik
5. Untuk memahami interaksi obat aterosklerosis penyakit jantung iskemik
6. Untuk memahami efek samping aterosklerosis penyakit jantung iskemik

1.3.Manfaat
1.3.1.Manfaat Teoristis
1. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Sebagai bahan untuk perpustakaan.
3. Sebagai acuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Sebagai contoh penelitian ilmu pengetahuan selanjutnya.
1.3.2.Manfaat Praktis
A. Untuk Universitas
Dengan adanya penulisan ini menjadi salah satu bahan ajar yang bersumber
dari universitas. Selain itu, mampu bersaing dengan universitas lain dalam
bidang penelitian mahasiswa.
B. Untuk Mahasiswa
Dengan adanya penulisan ini, diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengoptimalkan pemahaman materi mengenai aterosklerosis penyakit
jantung iskemik lebih spesifik.
C. Untuk Pembaca
Dengan adanya penulisan ini, diharapkan pembaca dapat menambah wawasan
mengenai pemahaman tentang aterosklerosis penyakit jantung iskemik secara
efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aterosklerosis
2.1.1 Definisi Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit yang terjadi pada dinding arteri yang
disertai dengan rekrutmen dan akumulasi leukosit, akumulasi lipid ekstra sel, migrasi
dan proliferasi miosit, pembentukan sel busa, yang disebabkan oleh multi faktor dari
beberapa patogenesis yang bersifat progresif yang ditandai adanya deposit massa
lemak, kolesterol, kalsium, kolagen, dan produk buangan sel, sehingga menimbulkan
pengerasan dan penebalan pada dinding pembuluh arteri yang melibatkan arteri besar,
yaitu aorta, arteri yang bercabang besar, dan arteri sedang untuk menyuplai daerah otak,
organ utama, jantung, dan daerah ekstremitas (Fitriana, 2016).

2.1.2 Penyebab Aterosklerosis


Beberapa faktor penyebab terjadinya aterosklerosis antara lain hiperkolestrolemia,
hipertensi, dan stres oksidatif. Penyakit jantung koroner juga merupakan salah satu
penyakit yang disebabkan oleh aterosklerosis pada pembuluh darah dan dapat
menyebabkan kematian. Terdapat 2 faktor risiko terjadinya aterosklerosis, yaitu faktor
risiko mayor dan faktor risiko minor (Iman, 2017).
1. Faktor risiko mayor.
a. Hiperkolesterolemia.
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Diabetes melitus
e. Inflamasi
2. Faktor risiko minor.
a. Obesitas.
b. Stres emosional
c. Kurangnya gerak fisik.
d. Hiperuricemia.

2.1.3 Patogenesis Aterosklerosis

3
Aterosklerosis merupakan penebalan dinding yang melibatkan darah dan
kandungan materi di dalamnya, endotel vaskular dan vasa vasorum. Biasanya daerah
yang sering terjadi aterosklerosis yaitu di daerah aorta dan arteri koronaria (Oliver,
2019). Aterosklerosis dikenal sebagai penyakit radang kronis yang diakumulasi dari
sel lipid di lapisan intimal arteri (Aziz & Yadav, 2019). Ada 3 tahapan pathogenesis
pada atheroma yaitu inisiasi, progresi, dan komplikasi (Prameswari, 2019).

Gambar 2.1 Patogenesis Aterosklerosis


Sumber : (Oliver, 2019)

Inisiasi diawali dengan perekrutan leukosit monokuler ke tunika intima. Lesi awal
yang sering muncul akibat adanya peningkatan fokal kandungan lipoprotein disebut
dengan fatty streak (Prameswari, 2019). Secara khusus, low-density lipoprotein (LDL)
memiliki apolipoprotein B yang berhubungan dengan aterosklerosis. Interaksi ini
yang membuat keluarnya partikel kaya lipid tersebut dari intima menjadi lambat.
Antioksidan plasma mengasingkan lipoprotein dalam ruang ekstraselular intima
sehingga sangat rentan dalam modifikasi oksidatif dan menyebabkan timbulnya
oksisterol, hidroperoksida, produkaldehida, lisofosfolipid dari pemecahan fosfolipid
dan asam lemak. Akumulasi leukosit juga merupakan ciri utama dari pembentukan
lesi awal aterosklerosis. Dalam atheroma yang berkembang terdapat beberapa jenis
sel inflamasi, yaitu sel dendritik, makrofag, sel mast, serta limfosit T dan B. Jalur
dalam oksidasi lipoprotein yang menginduksi pelepasan sitokin dari dinding
pembuluh darah dapat memberikan akses tambahan antara perekrutan leukosit dan

4
akumulasi lipoprotein. Endotel dapat mengeluarkan nitrat oksida (NO) yang
disebabkan oleh adanya peningkatan shear stres. Selain menjadi vasolidator, NO
dapat bertindak sebagai anti-inflamasi lokal dengan cara membatasi ekspresi molekul
adhesi lokal. Untuk memproduksi enzim antioksidan yaitu superoxide dismutase,
shear stres bisa melakukannya dengan menstimulasi endotel. Oleh karena adanya
peristiwa hemodinamik tersebut, lesi aterosklerosis sering terjadi pada lokasi yang
mengalami gangguan aliran atau shear stress rendah. Fagosit mononuclear akan
mengalami maturase menjadi makrofag kemudian menjadi cell sarat lemak setelah
menetap di dalam intima (Oliver, 2019).
Setelah melalui tahap inisiasi, terjadi tahap progresi. Ateroma yang sedang
terbentuk akan ikut terakumulasi pada otot polos. Sel pada otot polos ini kaya akan
kolagen yang berguna untuk melindungi stabilitas plak. Maka dari itu, jika terjadi
penurunan aktivitas sintesis sel otot polos dapat membahayakan stabilitas plak. Jika
terjadi kekurangan sel otot polos pada lokasi rupture, maka itu akan berkaitan dengan
proses apoptosis. Dengan terbentuknya ateroma sering kali menyebabkan kalsifikasi
yang dapat mempengaruhi stabilitas plak. Plak ateromatosa ini tersusun dari beberapa
komponen seluler seperti makrofag, sel otot polos, sel T, matriks ekstraseluler
(kolagen, serat elastis, proteoglikan, dan lipid). Plak tersebut memiliki pelindung
fibrosa yang tersusun dari kolagen dan sel otot polos (Oliver, 2019).
Tahap terakhir yaitu komplikasi yang terjadi ketika plak yang stenosis lama-
kelamaan menyebabkan oklusi pembuluh darah, menurunkan aliran darah, dan jika
menutupi lumen sebesar 70% dapat menyebabkan iskemia pada miokardium. Selain
itu juga dapat terjadi rupture plak yang diakibatkan oleh inflamasi, penurunan sintesis
matriks, serta remodelling pelindung fibrosa dan inti lipid. Hal lain yang mungkin
terjadi adalah ruptur plak. Selain itu juga ada faktor lain yang menyebabkan
instabilitas plak seperti vasospasme, aliran yang rendah, dan penurunan aktivitas
fibrinolitik (Oliver, 2019).

2.1.4 Gambaran Makroskopis Aterosklerosis


adalah dasar dari patofisiologi penyakit arteri koroner (PAK). Aterosklerosis
merupakan kondisi dari timbulnya inflamasi kronis dan jalan dari penyakitnya yang
melibatkan lipid bagian dari dinding vaskular, adapun sistem imun dan trombosis.
Aterosklerosis ditandai dengan diambilnya partikel dari Low Density Lipoprotein

5
(LDL) yang dioksidasi oleh makrofag dengan cara scavenger receptor. Kemudian
terbentuknya plak dan menyebabkan gangguan stabilitasnya, inflamasi dari trombus
menjadi bagian mekanisme PAK. Tergabungnya ketebalan dari atheroma dan lapisan
sumbatan dapat mempengaruhi bedanya gambaran kelinis. Fibrosa yang berbentuk
jenis padat merupakan PLAK atau sedikit lipid ekstrasel maupun di bagian intinya
tidak ada sama sekali. Pasien dengan angina stabil dapat di temukan Plak jenis ini.
Vulnerable plaque atau disebut juga plak tidak stabil memiliki inti lipid tebal dengan
sumbatan lapisan fibrosa tipis atau tidak ada sama sekali. (Lintong, 2013). Penyakit
Aterosklerosis dapat diketahui karena adanya lesi pada bagian tunika intima yang di
disebut dengan ateroma. Plak dari ateromatosa ini merupakan lesi yang meninggi
termasuk dari inti lipid (kolesterol dan kolesterol ester, dengan debris nekrotik) yang
ditutupi oleh tutup yang di sebut fibrosa. Plak dari aterosklerotik mampu
menyebabkan lumen dari pembuluh darah terhambat secara mekanis dan rentan
pecah, dapat mengakibatkan trombosis. Plak mampu melemahkan tunika yang
mendasari media, terkadang menyebabkan terbentuknya aneurisma (Oliver, 2019).

2.1.5 Gambaran Mikroskopis Aterosklerosis


Dalam berkembangnya aterosklerosis bercak ateroma akan terbentuk sehingga
menyempitnya pembuluh darah dan juga akan mengeras. Terbentuknya bercak
atheroma berawal dari adanya fatty streak, yang adalah lesi pertama dari aterosklerosis.
Fatty streak ini tidak menyebabkan gangguan aliran darah dan penebalan dinding dari
pembuluh darah (Ismawati et al., 2020). Aterosklerosis bisa mengenai saluran
pembuluh darah sedang maupun pembuluh darah besar, tetapi paling rentan adalah
aorta, 12 pembuluh darah otak dan pembuluh koroner, sehingga infark otak dan infark
miokard seabagai akibat utama proses ini, Dilihat Secara makroskopis, lesi berwarna
pucat dan menonjol ke dalam lumen dan terdiri dari sekumpulan monosit, jaringan ikat,
sel busa dan limfosit. (Kayan, 2015)

2.2 Penyakit Jantung Iskemik


Penyakit jantung iskemik adalah dimana kondisi otot-otot jantung tidak bekerja secara
efisien karena kurangnya pasokan darah ke jantung akibat penyempitan arteri koroner atau
disebut asteroskleorsis. (Lintong, 2015)

6
2.2.1 Definisi Penyakit Jantung Iskemik
Penyakit jantung iskemik disebabkan oleh perfusi korener yang relatif tidak
adekuat dibandingkan dengan kebutuhan miokardium akibatnya dari perpaduan oklusi
arteri koronaria karena aterosklerois yang telah berlangsung lama. (Robbins, 2018)
Asteroklerosis dapat mengenai setiap arteri koronaria, sirkumfleksa, densenden baik
kanan maupun kiri dan arteri koronaria baik kombinasi maupun secara tunggal. Secara
klinis plak tertletak beberapa centimeter di arteri koronaria densenden dan area
sirkumfleksa kiri , yang berasal dari aorta dan sepanjang koronaria kanan. (Robbins, 2018)

2.2.2 Mekanisme Iskemik Oleh Aterosklerosis

Gambar 2.2 Mekanisme Iskemik oleh Aterosklerosis


Sumber: (Robbins, 2018)

Pada saat proses mekanisme iskemik, aterosklerosis akan mengakibatkan


penyempitan yang dapat mengenai setiap arteri koronaria, arteri desenden anterior
kiri, sirkumfleksa kiri, dan arteri koronaria kanan. Pada bagian arteri koronaria
desenden anterior kiri maupun area arteri sirkumfleksa kiri, secara klinis cenderung
terdapat plak yang diperoleh dari arteri korornaria kanan dan berasal dari aorta.
Berikutnya pada mekanisme ini juga terlibat percabangan yakni percabangan
sekunder, mulai dari percabangan arteri koronaria kanan yang mengalami penurunan
menuju bagian posterior, percabangan arteri koronaria desenden anterior kiri dengan
percabangan diagonal.(Lintong, 2015; Robbins, 2018)

7
Pada lumen pembuluh koronaria, sekitar 70% tetap ditutupi oleh pembuluh
obstruksi yang sering kali bersifat asimtomtis, walaupun saat beraktivitas. Berikutnya
sebagai perbandingan, pada stenosis kritis menimbulkan gejala pada kondisi dengan
kebutuhan yang meningkat yang nantinya tentu mengakibatkan seperti nyeri dada,
oleh karena itu pasien yang memiliki gejala seperti itu di diagnosa menderita angina
stabil. Hal ini disebabkan oleh lesi yang menutupi lebih dari 70% lumen.(Robbins,
2018)

2.2.3. Gambaran Klinis


Penyakit jantung iskemik yaitu penyakit yang timbul pembuluh darah jantung
yang mengalami penghambatan pada salah satu paru atau keduanya. Selain itu penyakit
jantung iskemik dapat terjadi karena adanya penyumbatan atau penyempitan pada
blood vessels dan bisa juga terdapat arterial vessels yang abnormal. Ketika terjadinya
penyumbatan atau penyempitan pada blood vessels yang dapat menghentikan blood
flow to heart muscle yang mengakibatkan terjadinya gangguan pada kontraksi otot
jantung hingga dapat terjadinya serangan jantung yang pada akhirnya berujung pada
kematian. (Hermawatirisa, 2015)

2.2.4 Gambaran Makroskopis


Penyakit jantung Iskemik atau disingkat PJI diartikan sebagai suatu keadaan
kurangnya oksigen dan terjadi penurunan atau tidak ada aliran darah menuju
miokardium karena penyempitan atau dihalangi oleh arteri koroner. Penyakit jantung
iskemik atau dikenal dengan penyakit arteri koroner (PAK) ini dapat terjadi pada gejala
koroner akut yang melibatkan angina pektoris yang tidak stabil dan adanya Infark
Miokardial Akut (IMA) yang berhubungan dengan perubahan ECG dan peningkatan
baik pada ST (STEMI) ataupun pada bagian non-ST (INSTEMI). PJI bisa juga muncul
sebagai Miokardial Infark (MI) yang didiagnosis dengan penanda biokimia, angina
eksersional stabil kronis, iskemia tanpa disertai gejala, ataupun iskemia yang
disebabkan oleh adanya vasopasmus arteri koroner pada tubuh pasien (angina
Prinzmetal) (Wibowo, 2016)

2.2.5 Gambaran Mikroskopis


Penyakit jantung iskemik memiliki berbagai etiologi yang biasanya
menyebabkan adanya ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan
8
oksigen miokard. Penyebab paling umum yang biasa ditemui pada iskemia miokard ini
adalah aterosklerosis. Aterosklerosis ditandai dengan adanya lesi pada tunika intima
yang disebut dengan ateroma atau plak ateromatosa atau plak aterosklerotik. Ateroma
ini merupakan lesi meninggi yang terdiri dari inti lipid (kolesterol, kolesterol eter, dan
debris nekrotik) (Oliver, 2019).
Aterosklerosis ini selanjutnya akan menyebabkan terjadinya penyempitan pada
lumen pembuluh arteri koronaria epikardial secara mekanis dan mengakibatkan suplai
oksigen miokard berkurang serta terjadi trombosis. Plak aterotomosa juga dapat
melemahkan tunika media yang mendasari terjadinya pembentukan aneurisma. Pada
keadaan tertentu, iskemia miokard dapat terjadi karena kebutuhan oksigen miokard
yang mengalami peningkatan secara tidak normal, contohnya pada hipertrofi ventrikel
ataupun stenosis pada aorta. Jika iskemik ini terjadi sementara maka akan
menyebabkan gejala yang berhubungan dengan angina pektolis, tetapi jika terjadi
berkepanjangan maka akan menyebabkan nekrosis miokard dan pembentukan parut
dengan ataupun tanpa adanya gambaran klinis infark miokard (Wibowo, 2016)

Gambar 2.3 Struktur Aterosklerosis


Sumber: (Wibowo, 2016)

2.2.6 Pencegahan dan Tatalaksana


Pencegahan arterosklerosis berguna mencegah atau menghindari kejadian
gangguan kardiovaskular. Intervensi faktor risiko adalah dasar pencegahannya. Dimulai
dari anak-anak karena arterosklerosis dimulai dari anak-anak. Pencegahan arterosklerois
dapat menggunakan antiplatelet. Selain itu pencegahan PJK juga ada lima yaitu,
pencegahan primordial, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier
(Devi, 2018).
a. Pencegahan Primodial .

9
b. Pencegahan primer
c. Pencegahan sekunder
d. Pencegahan tersier

Memperbaiki dan mengurangi gejala merupakan tujuan utama dari tatalaksana


Penyakit Jantung Koroner. Rehabilitasi jantung dilakukan bagi penderita Penyakit
Jantung Koroner yang diberikan setelah intervensi koroner atau infark miokard.
Cukup bukti dengan efek menguntungkan rehabilitasi jantung dalam peningkatan
kualitas hidup pasien. Tatalaksana medis dikombinasikan oleh obat-obatan untuk
memperbaiki prognosis, nitrogliserin sublingual dalam nyeri dada, dan setidaknya 1
obat angina. (Devi, 2018).

10
BAB III
KESIMPULAN

Beberapa faktor penyebab terjadinya aterosklerosis antara lain hiperkolestrolemia,


hipertensi, dan stres oksidatif. Penyakit jantung koroner juga merupakan salah satu penyakit
yang disebabkan oleh aterosklerosis pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan kematian.
Aterosklerosis merupakan penebalan dinding yang melibatkan darah dan kandungan materi di
dalamnya, endotel vaskular dan vasa vasorum. Interaksi ini yang membuat keluarnya partikel
kaya lipid tersebut dari intima menjadi lambat. Setelah melalui tahap inisiasi, terjadi tahap
progresi. Ateroma yang sedang terbentuk akan ikut terakumulasi pada otot polos. Hal lain
yang mungkin terjadi adalah ruptur plak. Aterosklerosis ditandai dengan diambilnya partikel
dari Low Density Lipoprotein (LDL) yang dioksidasi oleh makrofag dengan cara scavenger
receptor. Penyakit Aterosklerosis dapat diketahui karena adanya lesi pada bagian tunika
intima yang di disebut dengan ateroma. Terbentuknya bercak atheroma berawal dari adanya
fatty streak, yang adalah lesi pertama dari aterosklerosis. Penyakit jantung iskemik adalah
dimana kondisi otot-otot jantung tidak bekerja secara efisien karena kurangnya pasokan darah
ke jantung akibat penyempitan arteri koroner atau disebut asteroskleorsis. Penyakit jantung
iskemik disebabkan oleh perfusi korener yang relatif tidak adekuat dibandingkan dengan
kebutuhan miokardium akibatnya dari perpaduan oklusi arteri koronaria karena aterosklerois
yang telah berlangsung lama. Secara klinis plak tertletak beberapa centimeter di arteri
koronaria densenden dan area sirkumfleksa kiri, yang berasal dari aorta dan sepanjang
koronaria kanan. Penyakit jantung iskemik yaitu penyakit yang timbul pembuluh darah
jantung yang mengalami penghambatan pada salah satu paru atau keduanya. Penyakit jantung
Iskemik atau disingkat PJI diartikan sebagai suatu keadaan kurangnya oksigen dan terjadi
penurunan atau tidak ada aliran darah menuju miokardium karena penyempitan atau
dihalangi oleh arteri koroner. Aterosklerosis ditandai dengan adanya lesi pada tunika intima
yang disebut dengan ateroma atau plak ateromatosa atau plak aterosklerotik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Devi, G.A.P.C. (2018). Hubungan Asupan Kalsium Dan Aktivitas Fisik Terhadap Profil
Lipid Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di Rsup Sanglah
Denpasar. Diploma thesis, Jurusan Gizi. Tersedia pada: http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/1196/3/BAB%20II.pdf. Diaskes pada: [17 Februari 2021]
Fitriana, Y. (2017). Pengaruh Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipoema batatas L) Tehadap
Ekspresi Heat Shock Protein 70 (Hsp 70) Pada Tikus Jantan Putih (Rattus novergicus
strain wistar) Model Aterosklerosis. Undergraduate (S1) thesis, University of
Muhammadiyah Malang. Tersedia pada: http://eprints.umm.ac.id/41039/3/jiptummpp-
gdl-yulandafit-47141-3-bab2.pdf. [Diakses pada: 17 Februari 2021]
Sastrawan, I.G.G. (2019). “Capsaicin Loaded Nanoliposome Agonis Trpv1 : Potensi Terapi
Dalam Penatalaksanaan Aterosklerosis I”, Essence of Scientific Medical Journal.
Tersedia pada : https://ojs.unud.ac.id/index.php/essential/article/view/47127. Diakses
pada : [16 Februari 2021]
Hermawatirisa (2016). “Konsep Penyakit Jantung Koroner Konsep Medis”,
http://eprints.umpo.ac.id/3913/3/BAB%202.pdf. Diakses pada : [19 Februari 2021]
Iman, F. N. (2017). Pengaruh Ekstrak Ubi Jalar Ungu (Ipoema batatas L) TERHADAP Kadar
Malondealdehide (MDA) Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus strain wistar) Model
Aterosklerosis. Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah Malang.
Tersedia pada : http://eprints.umm.ac.id/41284/3/jiptummpp-gdl-fakihnadhi-47034-3-
babii.pdf. [Diakses pada: 17 Februari 2021]
Ismawati, I., Romus, I., & Utami, E.A. (2020). “Efek Inhibitor Proteasom terhadap
Histopatologi Arteri Koronaria pada Tikus Model Aterosklerosis”, Jurnal Kedokteran
Dan Kesehatan, Vol. 16 No. 2, pp. 135–142. Diaskes pada: [17 Februari 2021]
Kayan, A. (2015). “No Title proposal kerangka analisis untuk bisnis yang menghasilkan
keunggulan kompetitif berkelanjutan-Riview penelitian sebelumnya dan redefinisi
membedakan kerangka kerja sistem- ”, Buletin Sekolah Pascasarjana Perdagangan,
Universitas Waseda, pp.57-77. Diaskes pada: [17 Februari 2021]
Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Perkins, J. A. (2018). Robbins basic pathology
(Tenth edition.). Philadelphia: Elsevier. Diaskes pada: [17 Februari 2021]

12
Lintong, P. (2015). “Perkembangan Konsep Patogenesis Aterosklerosis”, Jurnal Biomedik
(Jbm), Vol. 1 No. 1, available at:https://doi.org/10.35790/jbm.1.1.2009.806. Diaskes
pada: [17 Februari 2021]
Aziz, M. & Yadav, K. (2016). “Pathogenesis of Atherosclerosis A Review”, Medical &
Clinical Reviews, Vol. 2 No. 3, available at:https://doi.org/10.21767/2471-
299x.1000031. Diakses pada: [17 Februari 2021]
Prameswari, N. P. (2019). “Pemanfaatan Senyawa Antiaterogenik Jamur Tiram Putih
(Pleurotus Spp.) dalam Pencegahan Aterosklerosis”, Jimki, Vol. 7 No. 2, p. 6. Available
at : http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/215/213.
Diakses pada : [17 Februari 2021]
Oliver, J. (2019). “Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi”, Hilos Tensados, Vol. 1, pp. 1–476.
Available at: http://eprints.undip.ac.id/29345/3/Bab_2.pdf. Diakses pada : [17 Februari
2021]
WHO. (2017). Cardiovascular Disease (CVDs). Tersedia pada : https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/cardiovascular-diseases-(cvds). Diakses pada : [17 Februari
2021]
Wibowo, Agung. (2016). Di Rumah Sakit Islam Surakarta Tahun 2003. Skripsi. Fakultas
Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta. Diaskes pada: [17 Februari
2021]

13

Anda mungkin juga menyukai