Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN DEWASA

ASUHAN KEPERAWATAN JANTUNG CORONER

Oleh :

1. Komang Aprilio Kusuma Celagi (21089014091)


2. Ni Kadek Maya Febiyanti (21089014092)
3. Ni Made Salma Silsilia Linggayani (21089014093)
4. Ni Kadek Enggi Apriani (21089014094)
5. I Made Rediman (21089014095)
6. Yohanes Roni (21089014096)
7. I Kadek Mahendra Diva (21089014098)
8. Putu Sukrawan (21089014099)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk memenuhi
mata kuliah Keperawatan Dewasa ,Penulisan ini dapat dimaksudkan untuk melengkapi tugas -
tugas yang sudah di berikan kepada kami.

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang mendorong terbentuknya makalah ini. Ucapan terimakasih kepada : Ns, Ni Made Dwi Yunica
Astriani S.Kep.,M.Kep sebagai pengajar dalam mata kuliah ini.

Dengan menyelesaikan tugas ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun sudah
berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, yang dimana sifatnya membangun untuk jadikan
bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya
tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Buleleng, 7 September 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................................................................1

1.1.Latar Belakang ...........................................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah .....................................................................................................................1

1.3.Tujuan ........................................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN ............................................................................................................................2

2.1 Definisi .......................................................................................................................................2

2.2 Etiologi ......................................................................................................................................2

2.3 Manifestasi Klinis .....................................................................................................................4

2.4 Patofisiologi ..............................................................................................................................4

2.5 Partway Jantung Koroner ...........................................................................................................4

2.6 Pemerikasaan Diagnostik ..........................................................................................................6

2.7 Penatalaksanaan ( Obat Obatan , Pembedahan , Terapi Koplementer Alternatif ) ....................6

2.8 Komplikasi ................................................................................................................................ 9

2.9 Pendidikan Kesehatan .............................................................................................................10

2.10 Pengkajian .............................................................................................................................10

ii
2.11 Diagnosa Keperawatan .........................................................................................................12

2.12 Intervensi Keperawatan .........................................................................................................12

2.13 Implemtasi .............................................................................................................................14

2,14 Evaluasi .................................................................................................................................14

2.15 Pendidikan Kesehatan Jantung Koroner ...............................................................................14

2.16 Penyakit Yang Menjadi Tren Dan Isu Keperawatan Di Indonesia Pada Sytem
Kardiovaskuler Jantung Koroner .................................................................................................15

BAB III
PENUTUP ....................................................................................................................................23

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................23

3.2 Saran ........................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arterikoroner.Plaque
terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arterikoronaria kanan dan agak
jarang pada arteri sirromflex. Penyakit jantung koroner ( PJK ) atau bisa disebut Coronary
Heart Disease ( CHD ) atau penyakit Coronary Artery Disease ( CAD ) merupakan
penyakit yang disebabkan adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga
terjadi penyempitan atau sumbatan yang mensuplai oksigen ( 02 ) ke otot jantung. Penyakit
jantung koroner ( PJK ) terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang
berimbas pada otot jantung yang kekurangan darah sehinga terjadi gangguan fungsi jantung

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari penyakit jantung koroner

2. Apa penyebab dari penyakit jantung koroner

3. Apa penyebab terjadinya komplikasi jantung koroner

4. .Bagaimana cara pengkajian pada penderita penyakit jantung coroner

5. Bagaimana Diagnosa keperawatan pada penderita penyakit jantung coroner

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Definisi Dari Penyakit Jantung Koroner

2. Untuk Mengetahui Penyebab Dari Penyakit jantung Koroner

3. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya komplikasi jantung koroner

4. Untuk mengetahui cara pengkajian pada penderita penyakit jantung coroner

1
5.Untuk Mengetahui Diagnosa keperawatan pada penderita penyakit jantung coroner

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Penyakit jantung koroner ( PJK ) atau bisa disebut Coronary Heart Disease ( CHD ) atau
penyakit Coronary Artery Disease ( CAD ) merupakan penyakit yang disebabkan adanya plak
yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan yang
mensuplai oksigen ( 02 ) ke otot jantung. Penyakit jantung koroner ( PJK ) terjadi karena adanya
penyempitan pembuluh darah koroner yang berimbas pada otot jantung yang kekurangan darah
sehinga terjadi gangguan fungsi jantung . PIK merupakan akibat adanya penyumbatan pembuluh
darah koroner. Penyakit CAD terjadi akibat adanya penyempitan atau sumbatan pada liang arteri
koroner oleh karena proses artherosklerosis . Pada proses atherosklerosis yang akan dialami usia
muda sampai usia lanjut akan terjadi perlemakan pada dinding arteri koroner . Itu umum dialami
setiap orang . Ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya infark, tergantung dari
individu masing - masing.

2.2 Etiologi

penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada perinsipnya disebabkan oleh dua faktor utama
yaitu :

1. Aterosklerosis

2. Trombosis.

- Aterosklerosis paling sering ditemukan sebagai sebab terjadinya penyakit arteri koroneria . Salah
satu yang diakibatkan Aterosklerosis adalah penimbunan jaringan fibrosa dan lipid didalam arteri
koronaria , sehingga mempersempit lumen pembuluh darah secara progresif .

Akan membahayakan aliran darah miokardium jika lumen menyempit karena resistensi terhadap
aliran darah meningkat .

3
-Trombosis : Gumpalan darah pada mulanya berguna untuk pencegah pendarahan berlanjut pada
saat terjadi luka karena merupakan bagian dari mekanisme pertahan tubuh . Lama kelamaan
dinding pembuluh darah akan robek akibat dari pengerasan pembuluh darah yang terganggu dan
endapan lemak . Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek tersebut yang bersatu dengan
kepingan - kepingan darah menjadi trombus . Trombosis dapat menyebabkan serangan jantung
mendadak dan stroke

2.3 Manifestasi Klinis

Jantung Koroner memiliki Manifestasi Klinis Diantaranya:

1.Dada terasa tidak nyaman (seperti terasa terbakar,berat,mati rasa,dapat menjalar kepundak
kiri,leher,lengan,punggung,atau rahang).

2.Denyut jantung lebih cepat

3.Pusing

4.Sesak Nafas

5.Mual

6.Jantung Berdebar-debar

7.Kelemahan yang luar biasa didalam diri

2.4 Patofisiologi

penyakit jantung koroner biasanya disebabkan oleh faktor resiko yang tidak bisa dirubah (umur,
jenis kelamin, dan riwayat keluarga) dan faktor resiko yang bisa dirubah (hipertensi,
hiperlipidemia, diabetes melitus, merokok, obesitas, stress, dan kurang aktifitas fisik). Paling
utama penyebab penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis.

Aterosklerosis disebabkan oleh factor pemicu yang tidak diketahui yang dapat menyebabkan
jaringan fibrosa dan lipoprotein menumpuk di dinding arteri. Pada aliran darah,lemak diangkut
dengan menempel pada protein yang disebut apoprotein.Keadaan hiperlipedemia dapat merusak
endotelium arteri.Mekanisme potensial lain cedera pembuluh darah mencakup kelebihan tekanan

4
darah dalam sistem arteri. Kerusakan endotel itu sendiri dapat meningkatkan pelekatan dan
agregasi trombosit serta menarik leukosit ke area tersebut. Hal ini mengakibatkan Low Densitiy
Lipoprotein (LDL) atau biasanya disebut dengan lemak jahat yang ada dalam darah. Semakin
banyak LDL yang menumpk maka akan mengalami proses oksidasi.Jaringan menjadi iskemik dan
akhirnya mati (infark) disebabkan karena suplai darah ke area miokardium terganggu. Ketika sel
miokardium mati, sel hancur dan melepaskan beberapa iso enzim jantung ke dalam sirkulasi.
Kenaikan kadar kreatinin kinase (creatinine kinase), serum dan troponin spesifik jantung adalah
indikator infark mioardium.

5
2.5 Partway Jantung Koroner

Figure 1Pathway jantung coroner

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik Meliputi:

6
1.Tes laboratorium seperti enzim jantung dan kimia darah

2.Elektrokardiogram (EKG) , yaitu dengan merekam aktivitas listrik jantung

3.Echokardiogram yaitu dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran


jantung.

4.Katerisasi pembuluh coroner. Cairan disuntikan ke dalam arteri jantung melalui panjang, tipis,
dan fleksibel (kateter) yang dimasukkan melalui arteri , biasanya di kaki ke arteri jantung. Prosedur
ini dinamakan dengan kateterisasi jantung. Dengan foto sinar x bisa terlihat adanya penyempitan
dan penyumbatan pada arteri koroner jika terdapat sumbatan yang membutuhkan penanganan ,
maka bisa dimasukkan balon pada kateter dan dikembangkan untuk membuka sumbatan , sehingga
aliran darah jantung meningkat. Sebuah stent dipasang untuk menjaga agar arteri tetap terbuka

5. CT angiogram koroner, bisa dugunakan untuk melihat arteri koroner dengan menggunakan zat
kontras yang disuntikkan secara intravena saat melakukan pemeriksaan CT scan

6.MRA (Magnetic Resonance Angiogram) , prosedur ini menggunakan teknologi MRI dengan
pemberian zat kontras untuk memeriksa daerah penyempitan atau penyumbatan pada arteri
koroner

2.7 Penatalaksanaan (Obat-obatan,Pembedahan,Terapi Komplementer Alternatif)

Perlu diketahui bahwa tidak adasatupun cara pengobatan sifatnya menyembuhkan,dengan kata lain
diperlukan modifikasi gaya hidup agar dapat mengatasi factor penyebab yang memicu terjadinya
penyakit.

-Penatalaksanaan Obat,obatan misalnya

1.Pengobatan Farmakologi

a. Nitrat : Nitrat termasuk nitrogliserin dan preparat nitrat kerja lama, digunakan untuk mengatasi
serangan angina dan mencegah angina. Karena nitrat mengurangi kerja miokardium dan kebutuhan
oksigen melalui dilatasi vena dan arteri yang pada akhirnya mengurangi preload dan afterload.
Selain itu juga dapat memperbaiki suplai oksigen miokardium dengan mendilatasi pembuluh darah
kolateral dan mengurangi stenosis.

7
b. Aspirin : Aspirin dosis rendah (80 hingga 325 mg/hari) seringkali diprogramkan untuk
mengurangi risiko agregasi trombosit dan pembenukan trombus.

c. Penyekat beta (bloker : Obat ini menghambat efek perangsang jantung norepinefrin dan
epinefrin, mencegah serangan angina dengan menurunkan frekuensi jantung, kontraktilitas
miokardium, dan tekanan darah sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miokardium.

d. Antagonis kalsium : Obat ini mengurangi kebutuhan oksigen miokardium dan meningkatkan
suplai darah dan oksigen miokardium. Selain itu juga merupakan vasodilator koroner kuat, secara
efektif meningkatkan suplai oksigen.

e. Anti kolesterol : Statin dapat menurunkan resiko komplikasi aterosklerosis sebesar 30% yang
terjadi pada pasien angina. Statin juga dapat berperan sebagai anti trombotik , anti inflamasi.

-Pembedahan Jantung Koroner Biasanya terjadi pada Aliran darah yang menuju miokardium
setelah suatu lesi arterosklerotis pada arteri koroner bisa diperbaiki dengan operasi untuk
mengalihkan aliran dan bagian yang tersumbat dengan suatu cangkok pintas atau dengan cara
meningkatkan aliran di dalam pembuluh yang mengalami sakit melalui pemisahan mekanik serta
kompresi atau pemakaian obat yang dapat merilisiskan lesi. Cangkok pintas ini disebut dengan
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Pembedahan untuk penyakit jantung koroner
melibatkan pembukaan vena atau arteri untuk menciptakan sambungan antara aorta dan arteri
koroner melewati obstruksi. Kemudian memungkinkan darah untuk mengaliri bagian iskemik
jantung.

Balon arteri koroner merupakan suatu teknik untuk membuka daerah sempit di dalam lumen arteri
coroner menggunakan sebuah balon halus yang dirancang khusus. Apabila pada katerisasi jantung
ditemukan adanya penyempitan yang cukup signifikan misalnya sekitar 80%, maka dokter jantung
biasanya menawarkan dilakukannya balonisasi dan pemasangan stent.

-Terapi Komplementer Alternatif Jantung Koroner

Komplementer pada pasien penyakit jantung koroner serta efektifitas penggunaan terapi yang
sesuai dengan evidence terkini. literature review dengan metode narrative.Tujuh artikel
menggunakan intervensi Biologically Based Therapies meliputi (1) Diet Tibet, (2) Terapi khelasi
EDTA, (3) Bawang putih, (4) Resep liandouqingmai, (5) Tablet xinkeshu, (6) Rebusan Bu Xin Qi,

8
dan (7) Ramuan huoxin. Empat artikel menggunakan intervensi Mind-Body Therapies meliputi
(1) Yoga, (2) Tai chi, (3) Terapi murattal-akupresur, (4) Terapi doa-relaksasi. Tiga artikel
menggunakan intervensi Manipulative and Body-Based Therapies meliputi (1) Pijat refleksi kaki,
(2) Transcutaneous Electrical Acupoint Stimulation (TEAS), (3) Terapi akupresur. Satu artikel
menggunakan intervensi Whole Medical Systems meliputi (1) ayurveda. Semua intervensi
menunjukkan efektifitas untuk menurunkan gejala pada pasien penyakit jantung koroner. Jadi
Terapi Kompomenter menunjukan pengobatan alternatif-komplementer yang digunakan oleh
pasien PJK dapat membantu dalam :

1.Menurunkan berat badan

2.Menurunkan kadar kolesteror LDL

3.Menurunkan tekanan darah,

4.Mengurangi risiko komplikasi PJK

5.Mengurangi kecemasan dan depresi, serta meningkatkan kualitas hidup pada pasien penyakit
jantung koroner.

2.8 Komplikasi

Komplikasi pada Jantung Koroner Diantaranya:

1. Gagal Jantung Kongestif : Gagal jantung kongestif merupakan kongesti pada sistem sirkulasi

miokardium. Gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaandimana jantung tidak dapat
memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.

2. Syok Kardiogenik : Syok kardiogenik ini ditandai oleh adanya gangguan fungsi pada ventrikel
kiri yang di sebabkan oleh infark miokardium mengakibatkan gangguan berat pada perfusi
jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan yang khas .

3. Edema Paru : Edema paru merupakan suatu cairan abnormal yang tertimbun pada paru baik
dalam alveoli atau dirongga intersitial. Paru menjadi kakudan tidak dapat mengembang karena
tertimbun cairan, sehingga udara tidak bisa masuk maka terjadi hipoksia berat .

9
4. Pericarditis Akut : Pericarditis akut adalah penyakit yang biasa di sebut dengan peradangan pada
pericardium yang bersifat jinak dan terbatas sendiridan dapat terjadi manifestasi dari penyakit
sistemik. Efek yangditimbulkan dari pericarditis adalah efusi prikardinal yang memicu tamponade
jantung.

2.9 Pendidkan Kesehatan

pendidikan kesehatan tentang penyakit jantung coroner, terjadi peningkatan pengetahuan peserta
yang sebelum mengikuti pendidikan kesehatan tidak tahu tentang penyakit jantung coroner,
sekarang sudah lebih paham tentang defenisi, tanda dan gejala serta tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan.

2.10 Pengkajian

1. Identitas Pasien

Usia ≥ 40 tahun beresiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) danlebih banyak terjadi pada
laki-laki daripada perempuan.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri padadada, jantung berdebar-
debar bahkan sampai sesak nafas

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit sekarang dikaji dimulai dari keluhan yang dirasakan pasien, sebelum masuk
rumah sakit, ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit sampai dilakukannya pengkajian. Pada
pasien penyakit jantung koroner biasanya didapatkan adanya keluhanseperti nyeri pada dada.
Keluhan nyeri dikaji menggunakan PQRST sebagai berikut :

a. Provocatif : nyeri timbul pada saat beraktivitas

b. Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar,ditindih benda berat seperti ditusuk,
rasa diperas dan dipelintir

c. Region : nyeri dirasakan di dada dan bisa menyebar ke bahu

10
d. Severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa dilihat dengan ekspresi wajah

e. Timing: nyeri timbul secara tiba-tiba dengan durasi ≤ 30 menit

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentangpenyakit apa saja yang pernah
di derita seperti nyeri dada, hipertensi,DM dan hiperlipidemia dan sudah berapa lama menderita
penyakit yang dideritanya,tanyakan apakah pernah masuk rumah sakit sebelumnya.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga tanyakan pada pasien mengenai riwayat penyakit
yang dialami keluarganya. Seperti penyakit keturunan (diabetes melitus, hipertensi, asma, jantung
) dan penyakit menular (TBC, hepatitis).

6. Riwayat Psikososial

Pada pasien penyakit jantung koroner didapatkan perubahan ego yaitu pasrah dengan keadaan,
merasa tidak berdaya, takut akan perubahan gaya hidup dan fungsi peran, ketakutan akan
kematian, menjalani operasi, dan komplikasi yang timbul. Kondisi ini ditandai denganmenghindari
kontak mata, insomnia, sangat kelemahan, perubahan tekanan darah dan pola nafas, cemas, dan
gelisah.

7. Pola Kebiasaan Sehari- hari

a. Nutrisi : Pada pasien penyakit jantung koroner mengalami nafsu makan menurun dan porsi
makan menjadi berkurang.

b. Istirahat : Pola tidur dapat terganggu, tergantung bagaimana presepsi klien terhadap nyeri yang
dirasakannya.

c. Eliminasi

1) BAK : normal seperti biasanya berkemih sehari 4-6 x dengan konsisitensi cair

2) BAB : normal seperti biasanya sehari 1-2x dengan konsistensi padat

11
d. Hygiene

Upaya untuk menjaga kebersihan diri cenderung kurang.

e. Aktivitas

Aktivitas yang dilakukan sehari-hari berkurang bahkan berhenti melakukan aktivitas yang berat.

2.11 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan cara memutuskan masalah kesehatan aktual atau potensial
sebagai dasar untuk menyeleksi respon individu pasien atau masyarakat tentang intervensi
keperawatan dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan (Wahyuni,
2016). Diagnosa yang muncul pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan denganketidakseimbangan suplai darah dan oksigen ke miokardium

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardium

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kebutuhan oksigen ke


miokardium berkurang.

4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses asidosis respatorik

5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan natrium dan air

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai

darah dan oksigen ke miokard

7. Ansietas berhubungan dengan rasa ketakutan akan, ancaman, dan perubahan kesehatan atau
kematian

2.12 Intevensi Keperawatan

Nyeri Akut

Definisi :

Kerusakan jaringan aktual atau

12
fungsional dengan onset yang

mendadak atau lambat dan

berintensitas ringan hingga berat

merupakan pengalaman sensori

dan emosional yang berlangsung

kurang dari 3 bulan.

Penyebab :

a. Agen pencedera fisik (trauma ,abses, prosedur operasi,amputasi)

b. Agen pencedera biologis (neoplamasma, inflamasi)

c. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan)

Gejala & tanda mayor Mengeluh nyeri :

a. Tampak meringis

b. Bersikap waspada, possi menghindari nyeri

c. Gelisah

d. Frekuensi nadi meningkat

Gejala & tanda minor

a. Tekanan darah meningkat

b. Pola nafas berubah

c. Nafsu makan menurun

d. Menarik diri

1. Kondisi kinis yang terkait :

13
a. Sindrom koroner akut

b. Cidera traumatis

c. Kondisi pembedahan

d. Infeksi

2.13 Implementasi

Implementasi merupakan pengolahan dan perwujudan dari suatu rencana keperawatan yang telah
di susun pada tahap intervensi atau perencanaan. Fokus pada intervensi keperawatan antara lain
menemukanperubahan sistem tubuh, mempertahankan daya tahan tubuh,menetapkan hubungan
klien dengan lingkungan,mencegah komplikasi, implementasi pesan dokter (Wahyuni, 2016).

2.14 Evaluasi

Evaluasi Jantung Koroner atau tahap penilaian merupakan Tindakan perbandingan yang sistematis
dan terencana yang memiliki tujuan tentang Kesehatan pasien.dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien,keluarga,dan tenaga Kesehatan.

Tujuan dari Evaluasi untuk mengetahui kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan.

2.15 Pendidikan Kesehatan Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi terjadi pengurangan aliran darah ke jantung secara
mendadak. Beberapa gejala dari sindrom ini adalah tekanan di dada seperti serangan jantung, sesak
saat sedang beristirahat atau melakukan aktivitas fisik ringan, keringat yang berlebihan secara tiba-
tiba (diaforesis), muntah, mual, nyeri di bagian tubuh lain seperti lengan kiri atau rahang, dan
jantung yang berhenti mendadak (cardiac arrest). Umumnya mengenai klien usia 30 tahun ke atas
walau pada saat ini terdapat kecenderungan mengenai usia lebih muda. Metode penyuluhan yang
digunakan ialah metode promosi kelompok yaitu pada kelompok usia 30 tahun ke atas. Tujuan
dari penyuluhan kesehatan masyarakat yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat akan
penyakit jantung koroner, gejala-gejala dan cara untuk mencegah terkena penyakit jantung koroner
serta cara untuk memperbaiki pola hidup dan pola makan yang baik. Setelah dilakukan Pendidikan

14
Kesehatan tentang penyakit jantung coroner, terjadi peningkatan pengetahuan peserta yang
sebelum mengikuti pendidikan kesehatan tidak tahu tentang penyakit jantung coroner, sekarang
sudah lebih paham tentang defenisi, tanda dan gejala serta tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan.

2.16 Penyakit yang Menjadi Tren dan Issu keperawatan di Indonesia, pada
system Kardiovaskuler “Jantung Koroner”

A. Pengertian
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantungartherostrofik) merupakan
suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arterikoroner.Plaque terbentuk pada
percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arterikoronaria kanan dan agak jarang pada arteri
sirromflex. Aliran darah ke distaldapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara
yang di sebabkanoleh akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang
disekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi
kemiokardium.Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yangadekuat ke
sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguanaliran darah karena obstruksi
tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct)
Pusat Pendidikan TenagaKesehatan Dep.kes, 1993.

B. Resiko dan insidensi


Penyakit arteri koronaria merupakan masalah kesehatan yang paling lazimdan merupakan
penyebab utama kematian di USA.Walaupun data epidemiologimenunjukan perubahan resiko dan
angka kematian penyakit ini tetap merupakantantangan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan
upaya pencegahan dan penanganan.Penyakit jantung iskemik banyak di alami oleh individu
berusia yang berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20 %.(Pusat Pendidikan
TenagaKesehatan Dep.kes, 1993).

Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat digolongkan secara logis
sebagai berikut:

1. Sifat pribadi Aterogenik.

15
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetesmelitus.Faktor ini
bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis (Kaplan &
Stamler, 1991).
2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantungkoroner adalah diet yang
terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol,garam serta oleh kelambanan fisik,
penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan
alkohol (Kaplan &Stamler, 1991).
3. Faktor resiko kecil dan lainnya.
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan
keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada
kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.Berbagai faktor
resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral,kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin
(Kaplan & Stamler, 1991).
C. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner dan micardiail infark merupakan respons iskemik dari miokardium yang
di sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara permanen atau tidak permanen.Oksigen di
perlukan oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana Adenosine Triphospate di
bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat membutuhakn 70 % oksigen.Banyaknya oksigen
yangdi perlukan untuk kerja jantung di sebut sebagai Myocardial OxygenCunsumption (MVO2),
yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksimiocardial dan tekanan pada dinding jantung.
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan
oksigen dangan menambah percepatan dankontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat
jantung. Pada jantung yangmengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplai darah tidak dapat
mencukup terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya obstruksi letal maupun sebagiandapat
menyebabkan anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobic berupaya memenuhi
kebutuhan oksigen.Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik yangdapat
sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.Hipokromia dan asidosis laktat
mengganggu fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksimenurun, gerakan dinding segmen iskemik
menjadi hipokinetik.Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke
volume, pengurangan cardiac out put, peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir diastole

16
dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis serta tanda-tanda kegagalan jantung.Kelanjutan dan
iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri koronaria(permanen atau semntara), lokasi serta
ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemimiocardial adalah angina pectoris, penyempitan arteri
koronarius sementara, preinfarksi angina, dan miocardial infark atau obstruksi permanen pada
arterikoronari (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).

P. Peran dan Fungsi Perawat

1.Pemberi Asuhan Keperawatan,Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien


mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan
emosi, spiritual dan sosial.Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien
dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan
keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
2.Pembuat Keputusan Klinis Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan.
Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian
kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan
dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.Perawat membuat keputusan sendiri atau
berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama,
dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan
Ramos,1995).
3.Pelindungdan Advokat Klien Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan
lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic
atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien
tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di

17
komunitas.Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai
manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila
dibutuhkan.Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha
untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya.Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak
klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin
membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat
dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima
ganti rugi akibat kelalaian.
4. Manager Kasus Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas
anggota tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok
yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat
kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan
keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey,
1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan
dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya
5.Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien
mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka.Disini, perawat berperan
sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa
tersebut.
6.Pemberi Kenyamanan Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan
dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki
perasaan dan kebutuhan yang unik.Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu
klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

18
7.Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif
dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi
yang jelas.Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.
8.Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami
hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-
sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9.Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
10.Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkatpengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11.Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12.Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
B. Fungsi perawat Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan

19
perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke
perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam
memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
yang telah diberikan.
C. Profil Perawat Profesional
1. Profesionalisme , mengandung pengertian menjalankan suatu profesi untuk meuntungan atau
sebagai sumber penghidupan. Disamping istilah profesionalisme, ada istilah profesi.Profesi sering
di artikan dengan pekerjaan atau job sehari-hari.
2. Ciri Profesionalisme, Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect
result), sehingga Anda di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. Profesionalisme
memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan
kebiasaan.Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puasatau
putus asa sampai hasil tercapai.
3. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh“keadaan terpaksa”
atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup. Profesionalisme memerlukan adanya
kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.Ciri di atas

20
menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus
ada kriteria-kriteria tertentu yang mendasarinya Ciri Profesionalisme.
2.17 Terapi Komplementer
Penderita penyakit jantung koroner yang akan mendapatkan tindakan kateterisasi jantung yang
mengalami gangguan kenyamanan di karenakan perubahan status kesehatan dari sehat menjadi
sakit sehingga harus mendapakatkan intervensi kateterisasi jantung yang merupakan suatu
tindakan yang baru (Vaughans, 2013). Sakit adalah suatu sensasi tubuh dasar yang diakibatkan
oleh stimulus yang berbahaya, diterima oleh ujung saraf telanjang, dikarakteristikan oleh
ketidaknyamanan fisik (seperti tertusuk-tusuk, menggigil atau kesakitan), dan biasanya mengarah
pada tindakan infasif dan juga kenyamanan emosional yang dapat menyebabkan pasien dalam
kegiatan untuk peningkatan pemulihan dari sehat menjadi sakit (William & Irurita,
2005).Penelitian yang dilakukan oleh Shari, Suryani dan Emaliyawati (2014) pasien yang akan
mendapatkan tindakan PCI kecemasan dilihat dari karakteristik tingkat kecemasan pasien
didapatkan hasil dengan kecemasan sedang sebanyak 80% responden pada kelompok intervensi
dan 87,3% pada kelompok kontrol. Kecemasan atau ansietas merupakan kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan
dapat di lihat secara langsung melalui perubahan fisiologis serta perilaku. Secara tidak langsung
Penderita penyakit jantung koroner yang akan mendapatkan tindakan kateterisasi jantung yang
mengalami gangguan kenyamanan di karenakan perubahan status kesehatan dari sehat menjadi
sakit sehingga harus mendapakatkan intervensi kateterisasi jantung yang merupakan suatu
tindakan yang baru (Vaughans, 2013). Sakit adalah suatu sensasi tubuh dasar yang diakibatkan
oleh stimulus yang berbahaya, diterima oleh ujung saraf telanjang, dikarakteristikan oleh
ketidaknyamanan fisik (seperti tertusuk-tusuk, menggigil atau kesakitan), dan biasanya mengarah
pada tindakan infasif dan juga kenyamanan emosional yang dapat menyebabkan pasien dalam
kegiatan untuk peningkatan pemulihan dari sehat menjadi sakit (William & Irurita,
2005).Penelitian yang dilakukan oleh Shari, Suryani dan Emaliyawati (2014) pasien yang akan
mendapatkan tindakan PCI kecemasan dilihat dari karakteristik tingkat kecemasan pasien
didapatkan hasil dengan kecemasan sedang sebanyak 80% responden pada kelompok intervensi
dan 87,3% pada kelompok kontrol. Kecemasan atau ansietas merupakan kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan
dapat di lihat secara langsung melalui perubahan fisiologis serta perilaku. Secara tidak langsung

21
membatalkan tindakan yang akan didapatkan. Dari perubahan hemodinamik tersebut pasien yang
akan mendapatkan tindakan prekateterisasi jantung harus mengembalikan status hemodinamik
yang baik (Muttaqin, 2009). Kecemasan dan gangguan kenyamanan pada pasien sebelum
mendapat tindakan kateterisasi jantung dapat di atasi dengan terapi farmakologi dan non
farmakologi seperti terapi modalitas dan komplementer. Terdapat beberapa untuk menurunkan
kecemasan dan meningkatkan kenyamanan berupa terapi komplementer salah satunya adalah
Hipnosis lima jari (Kushriyadi, 2016). Hipnosis lima jari atau hipnosis lima jari merupakan salah
satu bentuk self hipnosisyang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi, sehingga akan
mengurangi ketegangan, serta meningkatkan kenyamanan seseorang dan pelaksanaan intervensi
mudah untuk dilakukan (Hastuti & Arumsari, 2015). Hipnosis lima jari merupakan komunikasi
verbal yang menggunakan variasi dengan lima jari sebagai terapi generalis keperawatan yang
mana pasien yang melakukan sendiri dengan cara memikirkan pengalaman yang menyenangkan
(Keliat, 2016).Efektivitas hipnosis lima jari dapat menurunkan tekanan darah yang merupakan
salah satu dari gejala kecemasan dan gangguan kenyamanan dan saat dilakukan hipnosis lima jari
dapat terjadi peningkatan kenyamanan dan rileks (Syukri, 2017). Terapi hipnosis lima jari
merupakan terapi yang mudah dilakukan dan dapat dilakukan dalam waktu 10 menit (Keliat,
2016).

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner ( PJK ) atau bisa disebut Coronary Heart Disease ( CHD ) atau
penyakit Coronary Artery Disease ( CAD ) merupakan penyakit yang disebabkan adanya
plak yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan
yang mensuplai oksigen ( 02 ) ke otot jantung. Penyakit jantung koroner ( PJK ) terjadi
karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang berimbas pada otot jantung
yang kekurangan darah sehinga terjadi gangguan fungsi jantung . penyakit jantung koroner
biasanya disebabkan oleh faktor resiko yang tidak bisa dirubah (umur, jenis kelamin, dan
riwayat keluarga) dan faktor resiko yang bisa dirubah (hipertensi, hiperlipidemia, diabetes
melitus, merokok, obesitas, stress, dan kurang aktifitas fisik). Paling utama penyebab
penyakit jantung koroner adalah aterosklerosis. Penderita penyakit jantung koroner yang
akan mendapatkan tindakan kateterisasi jantung yang mengalami gangguan kenyamanan
di karenakan perubahan status kesehatan dari sehat menjadi sakit sehingga harus
mendapakatkan intervensi kateterisasi jantung yang merupakan suatu tindakan yang baru
(Vaughans, 2013).
B. Saran

Kami menyadari bahwa kekurangan makalah yang kami buat di atas merupakan kelemahan
dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami untuk memperoleh data dan informasi
karena terbatasnya pengetahuan kami. Jadi kami harapkan kritik dan saran yang membangun
agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Dengan segala pengharapan dan
keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus - tulusnya. Akhir kata,
kami berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni. (2016, Agustus 15). Konsep dasa penyakit jantung koroner. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONOGORO , hal. 5-53.

24

Anda mungkin juga menyukai