Oleh :
Komang aprilio Kusuma celagi (21089014091)
2. Komunikasi adalah Proses penyampaian pesan atau informasi dari seseorang kepada
orang lain
Komponen
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain.
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.
Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan
getaran nada/suara.
menerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
4. tahapan-tahapan dalam proses komunikasi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
A) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan: Pengirim Mempunyai Suatu Ide
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terbentang luas dihadapan kita. Sebelum
melakukan komunikasi syarat utama adalah adanya ide/gagasan. Seorang komunikator
yang baik, harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan, dan
memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan. Proses tersebut
dikenal sebagai abstraksi.
B) Ide diubah menjadi suatu pesan: Mengubah Ide menjadi Suatu Pesan
Dalam suatu proses komunikasi tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan
sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti secara sempurna pengirim pesan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu: subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud
(tujuan), audience, gaya personal, dan latar belakang budaya. Ide yang berbentuk abstrak
harus diubah kedalam bentuk pesan.
5. a) komunikasi dua arah > kemampauan menyampaikan informasi agar direspon secara
umpan balik.
b) asertif> kemampuan menyampaikan pikiran dan perasaan ke objek tertentu secara tepat.
c) empati> kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang di rasakan oleh orang
lain.
d) bahasa tubuh. agar orang lain merasa terkesan dangan topik pembicaraan tersebut.
6. a. Jelas dan ringkas : Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung.
Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan
b. Perbendaharaan kata : Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien.
c. Intonasi : perlu adanya penekanan pada kalimat yang kita sampaikan kepada pasien
d. Kecepatan berbicara : Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-
kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi
waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata.
e. Arti denotatif dan konotatif : Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi
mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan
keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus
hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat
penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.
d. Humor : mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit
yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan
dukungan emosional terhadap klien.
7.. Sebagai dokumentasi keuntungan dari komunikasi tertulus yang pertama adalah
setiap komunikasi akan memiliki bentuk, catatan, pertinggal ataupun ataupun bukti yang
dapat dijadikan sebagai dokumentasi. Sedangkan kerugiannya adalah memerlukan waktu
yang lama karena harus menulisnya terlebih dahulu, memerlukan biaya yang lebih untuk
alat tulis, hanya bisa dilakukan untuk dua orang yang bisa baca tulus, tidak dapat
menyampaikan emosi yang terbaik seperti komunikasi lisan.