Proposal Ini Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
OLEH :
DELFINA PEBRIANTI
NIM. 2048201048
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb
Segala puji hanya milik allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya, penulis mampu
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Obat
Antihipertensi pada Pasien Stroke Iskemik di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi”. Proposal ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk ujian akhir semester ganjil mata kuliah metode
penelitian Sarjana Farmasi.
Dalam penyusunan proposal ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan penyusunan
proposal ini tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat teratasi. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak
Deny Sutrisno, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah metode penelitian.
Semoga proposal ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi. Penulis sadar bahwa proposal
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kepada dosen
mata kuliah meminta masukan demi perbaikan pembuatan proposal penulis dimasa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Delfina Pebrianti
NIM. 2048201048
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................ 7
A. Stroke .................................................................................................... 7
B. Desain Penelitian.................................................................................. 20
ii
D. Hipotesi Penelitian ............................................................................... 21
H. Instrumen Penelitian............................................................................. 24
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke menjadi salah satu kasus yang memiliki tingkat kematian kedua di
Kanker (Ivanov et al,. 2015 dalam Erna Nurul, 2021). Proporsi stroke di
tahun 2018 yaitu 10,9% dan diprediksi ada 2.120.362 jiwa mengalami stroke
dalam Yosi Oktarina dkk (2020) prevalensi stroke tertinggi berada di Provinsi
dipengaruhi oleh banyak faktor risiko terdiri dari yang tidak dapat diubah berupa
usia dan jenis kelamin dan yang dapat diubah seperti hipertensi, peningkatan
kadar gula darah, dislipidemia, dan pekerjaan (Cintya dkk, 2013). Stroke dapat
dikatakan gejal klinis yang timbul secara tiba-tiba, progresi cepat, deficit
neurologis fokal dan global, hal ini dapat berlangsung selama 24 jam sehingga
akan menyebabkan kematian dan adanya pendarahan pada otak. Stroke dapat
Menurut laporan American Heart Associaton (AHA) dalam Erna Nurul (2021)
menyatakan apabila tingkat kejadian penderita stroke ikemik 87% lebih tinggi
1
2
penyakit diantaranya dikenal sebagai faktor resiko stroke pada saat serangan,
mempunyai latar belakang hipertensi. Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu
dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak,
resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer,
dan gagal jantung. Penanganan tekanan darah adalah salah satu strategi untuk
mencegah stroke dan mengurangi resiko kekambuhan pada stroke iskemik dan
Salah satu faktor risiko utama pada stroke yang dapat dimodifikasi salah
agregasi platelet serta yang membentuk clot mengakibatkan adanya emboli dan
membentuk trombus. Thrombus ini menyumbat aliran darah pada otak sehingga
menurun. Penyebab stroke iskemik ialah oklusi pada arteri trombotik, emboli
atau kombinasi keduanya (Gorgui et al., 2014 dalam Erna Nurul, 2021).
3
stroke dan mengurangi risiko kekambuhan pada stroke iskemik dan perdarahan.
hingga kondisi klinis pasien stabil (Fagan dan Hess, 2005 dalam Intan Mustika
kerusakan vaskular yang lebih parah. Dengan demikian, pada stroke iskemik
receptor blocker (ARB), dan calcium channel blocker (CCB) (Muir, 2013 dalam
bertahap dengan memperhatikan kondisi yang dialami pasien. Pada pasien stroke
penurunan perfusi lokal yang berbahaya, aliran darah di otak yang menurun
Selain itu, pemberian antihipertensi pada golongan ACEI bersama aspirin akan
pada tekanan darah pasien stroke iskemik dapat dilakukan dengan baik.
di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang’’ menunjukkan bahwa obat
obat, 62% tepat pasien dan 95% tepat dosis. Pasien yang berhasil mencapai
tekanan darah target saat keluar dari rumah sakit adalah 50 pasien (50%).
B. Rumusan Masalah
pasien stroke iskemik di instalasi rawat inap di RSUD Raden Mattaher Jambi?
C. Tujuan Penelitian
1. Gambaran pasien stroke iskemik yang menjalani rawat inap di RSUD Raden
Mattaher Jambi.
D. Manfaat Penelitian
pelayanan yang lebih efektif, lebih optimal dan maksimal sesuai formularium
Rumah Sakit.
2. Bagi Peneliti
Instansi Pendidikan atau mahasiswa lain yang akan melakukan penelititian yang
lebih lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Definisi Stroke
mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung 24 jam atau lebih (Nasution, 2013 dalam Nia Permatasari, 2020).
fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai
darah ke otak (Putra Agina dkk, 2019). Stroke adalah suatu penyakit defisit
dan tanda yang sesuai pada bagian otak yang terkena, yang dapat menimbulkan
cacat atau kematian (Putri Ayundari, 2021). Stroke adalah kondisi yang terjadi
ketika sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat gangguan aliran darah
2009:2).
merupakan suatu gejala yang terjadi terhadap gangguan pada fungsi otak yang
kematian.
7
8
2. Patofisiologi
Aliran darah serebral normal rata-rata 50 ml/100 g per menit, dan ini
dipertahankan melalui tekanan darah (rata-rata tekanan arteri dari 50 sampai 150
mmHg) oleh proses yang disebut autoregulasi cerebral. Pembuluh darah otak
tetapi proses ini dapat terganggu oleh aterosklerosis, hipertensi kronis, dan
cedera akut seperti stroke. Hipertensi kronis dan tidak terkendali akan memicu
akan memicu munculnya timbunan plak pada pembuluh darah besar. Timbunan
plak akan menyempitkan lumen pembuluh darah. Kemudian, ketika terjadi stres
emboli sampai menuju pembuluh darah dalam otak. Hasil akhir dari trombus dan
emboli adalah oklusi arteri, penurunan aliran darah otak dan menyebabkan
iskemik.
Ketika aliran darah lokal otak menurun dibawah 20 mL/100 g per menit,
iskemia dapat terjadi dan ketika pengurangan lebih lanjut dibawah 12 mL/ 100
g per menit bertahan, kerusakan permanen otak terjadi yang disebut infark.
2 sampai 3 jam dari onset iskemi dan berkontribusi pada kematian sel. Target
masuknya sel-sel inflamasi aktif dan inisiasi apoptosis atau sel mati dapat
2021:121).
3. Manifetasi Klinik
menelan, kesulitan menulis atau membaca, sakit kepala yang terjadi ketika
berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau kadang terjadi secara
pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah satu bagian tubuh,
pada salah satu bagian tubuh (Lidya, 2012 dalam Puti Nadhirah, 2020).
4. Diagnosis
neuroimaging (CT Scan kepala atau MRI). Stroke dengan lesi yang luas,
10
kepala baru akan muncul setelah 1-3 jam. Pemeriksaan CT Scan kepala
dilakukan dalam 24 jam pertama sejak admisi pasien ke rumah sakit. Diagnosis
stroke akut dapat ditegakkan dengan lebih cepat dan akurat dengan
abnormal lebih cepat, dan dapat menilai lesi di batang otak). Jika penampakan
tidak khas atau tidak menunjukkan stroke, maka seorang klinisi harus tetap
menganggap itu adalah stroke dan dilanjutkan dengan penentuan apakah pasien
sangat tergantung dari ketersediaan alat tersebut dan ada tidaknya dokter ahli
Mutiarasari, 2019).
Stroke yang disebabkan oleh karena adanya oklusi pembuluh darah yang
disebabkan adanya trombus. Oklusi dapat terjadi di satu atau lebih pembuluh
berlebihan pada jaringan fibrous di muscular, serta adanya timbunan lemak yang
11
bahkan tertutupnya pembuluh darah (Caplan, 2005 dalam Erna Nurul, 2021).
Iskemia otak yang disebabkan oleh emboli. Emboli dapat berasal dari
a. Berasal dari jantung: Aritmia dan gangguan irama jantung lainnya, infark
a. Merokok
resiko) dan 17.800 (setelah ada penyesuaian), ini menunjukkan bahwa rokok
b. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan
darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Penyakit ini
seringkali disebut silent killer karena tidak adanya gejala dan penyebab
pada penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan
morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan prevalensinya hampir sama besar di
dokter, perawatan di rumah sakit dan penggunaan obat jangka panjang (Depkes
c. Penyakit Jantung
risiko stroke atau emboli menjadi 5 kali lipat daripada pasien tanpa AF. Kejadian
yang lain. Risiko stroke karena AF meningkat jika disertai dengan beberapa
faktor lain, yaitu jika disertai usia >65 tahun, hipertensi, diabetes melitus, gagal
jantung, atau riwayat stroke sebelumnya (Gage et al.,2004 dalam Erna Nurul,
2021).
13
d. Diabetes Mellitus
abnormal. Pada tahun 2007 sekitar 17,9 juta atau 5,9% orang Amerika menderita
diabetes. Berdasarkan studi case control pada pasien stroke dan studi
meningkatkan risiko stroke iskemik dengan risiko relatif mulai dari 1,8 kali lipat
menjadi hampir 6 kali lipat. Berdasarkan data dari Center for DiseaseControl
usia sekitar 9% stroke terjadi pada pasien dengan penyakit diabetes pada usia
a. Usia
bahwa mereka yang berusia lanjut lebih beresiko terserang penyakit yang
usia 45 tahun, resiko stroke dua kali lipat setiap pertambahan usia 10 tahun. Dua
pertiga kasus stroke diderita oleh mereka yang berusia 65 tahun. Angka kematian
stroke yang lebih tinggi banyak dijumpai pada golongan usia lanjut (Asrianti,
2018).
b. Jenis Kelamin
tanpa memandang etnik, dan asal negara. (Sudlow and Warlow, 1997 dalam
14
Erna Nurul, 2021). Wanita biasanya mendapat serangan yang lebih rendah pada
laki-laki dan wanita akan terstimasi dengan baik ketika pada masa menupouse
wanita.
c. Riwayat Keluarga
Beberapa penyakit yaitu hipertensi, diabetes dan cacat pembuluh darah menjadi
faktor genetik yang berperan. Cadasil, yaitu suatu cacat pada pembuluh darah
gaya hidup dan pola makanan dalam keluarga yang sudah menjadi kebiasaan
yang sangat sulit diubah dan juga meningkatkan resiko stroke (Wiwit, 2010
D. Terapi Stroke
adalah modal utama untuk mengurangi risiko terjadi stroke yang kedua (Saseen
dan Carter, 2005). Sekitar 5% pasien yang dirawat dengan stroke iskemik
mengalami serangan stroke kedua dalam 30 hari pertama (Mansjoer et al, 2007).
mengurangi serangan stroke yang kedua (Kirshner, 2003 dalam Intan Mustika
Sari, 2009).
15
1. Diuritek
curah jantung dan tekanan darah. Selain itu beberapa diuretik juga menurunkan
resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat
penurunan natrium di ruang intertisial dan di dalam sel otot polos pembuluh
2. ACE Inhibitor
aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi kalium.
ginjal kronik (Nafrialdi et al., 2007 dalam Intan Mustika Sari, 2009).
ACE inhibitor dianggap sebagai terapi lini kedua setelah diuretik pada
gagal jantung dan stroke lebih sedikit dengan klortalidon dibanding dengan
lisinopril. Pada studi dengan lansia, ACE inhibitor sama efektifnya dengan
diuretik dan penyekat beta dan pada studi yang lain ACE inhibitor menunjukkan
yang kedua kali dengan kombinasi ACE inhibitor dan diuretik tiazid (Anonim,
kelemahan ACE inhibitor (Oates and Brown, 2007 dalam Intan Mustika Sari,
2009).
pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi
renovaskular dan hipertensi genetik, tapi kurang efektif pada hipertensi dengan
resistensi perifer ini sering diikuti oleh refleks takikardia dan vasokonstriksi,
kronotopik negatif langsung pada jantung (Nafrialdi et al., 2007 dalam Intan
obat antihipertensi yang efektif, terutama pada ras kulit hitam. Calcium Channel
koroner dan diabetes, tetapi sebagai obat tambahan atau pengganti. Penelitian
E. Efektivitas Terapi
mampu menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 7-13 mmHg dan diastolik
sekitar 4-8 mmHg (Putri, 2019 dalam Erna Nurul, 2021). Terapi farmakologis
stroke pemakaian obat kombinasi target terapi yaitu tekanan darah <140/90
Pasien Stroke Iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUD Raden Mattaher Jambi
antihipertensi yang diberikan pada pasien stroke iskemik rawat inap di RSUD
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
antihipertensi pada pasien stroke iskemik di instalasi rawat inap RSUD Raden
Mattaher Jambi.
Tunggal Kombinasi
Efektivitas:
Tekanan Darah Pada Pasien Stroke
Lama Rawat Inap
Analisis Data
Keterangan:
= Diteliti
= Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
19
20
B. Desain Penelitian
dipilih peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Brink, 2009 dalam Ade
data yang dilakukan secara retrospektif yaitu dengan melihat hasil catatan rekam
medis pasien stroke iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUD Raden Mattaher
Jambi.
apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti (Ade Heryana, 2020).
1. Variabel
a. Variabel Bebas
digunakan untuk terapi pasien stroke iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUD
b. Variabel Terikat
tunggal dan kombinasi yang digunakan untuk terapi pasien stroke iskemik di
2. Definisi Operasional
D. Hipotesis Penelitian
tunggal dan kombinasi pada pasien stroke iskemik di Rawat Inap RSUD
3. Adanya hubungan tekanan darah awal dan tekanan darah akhir dengan
1. Lokasi Penelitian
Jl. Letjen Suprapto No. 31, Telanaipura, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi,
Jambi.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu data rekam medis pasien yang
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah data rekam medis pasien stroke iskemik dan
a. Kriteria Inklusi
kombinasi.
b. Kriteria Eksklusi
1. Perizinan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi beserta proposal penelitian
2. Observasi
RSUD Raden Mattaher Jambi. Dengan tujuan untuk mengetahui jumlah pasien
3. Pengambilan data
Pada tahapan ini dilakukan pengambilan data dari rekam medis pasien
stroke iskemik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Adapun data rekam medis
H. Instrumen Penelitian
data yang berkaitan dengan rekam medis pasien stroke iskemik seperti usia, jenis
kelamin, tekanan darah awal, tekanan darah akhir dan golongan obat
1. Pengolahan
dengan tujuan riset sehingga diharapkan bisa menanggapi kasus riset (Ika
Lenaini, 2021). Data yang diperoleh yaitu jumlah pasien stroke iskemik di
RSUD Raden Mattaher Jambi. Jumlah pasien yang diambil dapat dihitung
menggunakan rumus Slovin (Maulana, 2017 dalam Erna Nurul, 2021) adalah
sebagai berikut:
N
n=
1 + 𝑁 . (𝑒)2
25
Dimana:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini Analisa data yang diambil dari ruang rekam medis di
obat antihipertensi tunggal dan kombinasi pada pasien stroke iskemik. Data yang
diambil berupa prosentase dari distribusi pada pasien berdasarkan usia, jenis
(sistolik 7-13 mmHg, diastolik 4-8 mmHg) dan lama rawat inap antara
untuk melihat distribusi pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, serta pengunaan
𝑛
% Persentase : x 100%
∑𝑛
Keterangan:
n : Jumlah Bagian
∑𝑛 : Jumlah Total
DAFTAR PUSTAKA
Cintya. 2013. “Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap
di Bagian Penyakit dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari
2010 - 31 Juni 2012”. Jurnal FK Unand. Vol. 3, No. 1, Hal. 2.
Mutiarasari, Diah. 2019. “Ischemic Stroke: Symtoms, Risk factors, and Prevention”.
Jurnal Ilmiah Kedokteran. Vol. 6, No. 1, Hal. 61-62.
Mona, Jondri D dkk. 2022. “Proporsi Obesitas Sentral dan Stroke Menurut Provinsi
di Indonesia Tahun 2018”. Jurnal Kesmas. Vol. 11, No. 2, Hal. 152.
Nurul, Erna. 2021. Efektivitas Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Stroke
Iskemik di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soeroto Ngawi. Skripsi. STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun. Madiun.
Oktarina, Yosi dkk. 2020. “Edukasi Kesehatan Penyakit Stroke pada Lansia”.
Jurnal Edukasi Kesehatan. Vol. 3, No. 2, Hal. 107.
26