Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT TROPIS DAN DEGENERATIF

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

Di Susun Oleh:
Riska Nurmayunita (212113027)
Novi Putri Sri Mayunda (212113023)

Dosen Pembimbing :
Meily Nirnasari, S.Kep, Ns, M.Biomed

PRODI D-3 KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH


TANJUNGPINANG
T.A 2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Definisi .................................................................................................................. 3
B. Etiologi .................................................................................................................. 3
C. Klasifikasi Penyakit ............................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis .................................................................................................. 5
E. Patofisiologi ........................................................................................................... 6
F. Phatway .................................................................................................................. 8
G. Komplikasi ............................................................................................................ 9
H. Penatalaksanaan ..................................................................................................... 9
I. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 10
J. Pencegahan ......................................................................................................... 11
K. Asuhan Keperwatan Stroke ................................................................................. 12
1. Pengkajian ................................................................................................. 12
2. Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 15
3. Intervensi Keperawatan ............................................................................. 16
4. Implementasi Keperawatan ....................................................................... 22
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................................... 22
BAB III ..................................................................................................................... 24
PENUTUP................................................................................................................ 24
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 24
B. Saran....................................................................................................................... 24
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 25

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang MahaEsa yang telah member rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami mampu menyusun sebuah makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Stroke”. Makalah
ini ditulis untuk memenuhi tugas yang diberikan dalam mata kuliah askep tropis dan degeneratif
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjung Pinang.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Wiwiek Liestyaninggrum, S.Kp,M.Kep selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


Hang Tuah Tanjung Pinang.
2. Komala Sari, S.Kep, NS, M.Kep. selakuka-Prodi D-3Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Hang TuahTanjung Pinang.
3. Meily Nirnasari, S.Kep., Ns., M.Biomed selaku pembimbing mata kuliah askep tropis
dan degeneratif
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik pada penulisan maupun materi.
Mengingatkan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Tanjungpinang, 26 Agustus 2023

Kelompok 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern
saat ini. Stroke menjadi masalah serius yang dihadapi di seluruh dunia. Hal ini
dikarenakan Stroke adalah penyebab kematian ketiga terbanyak setelah penyakit jantung
koroner dan kanker. Stroke merupakan. suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan bahkan kematian (Batticaca B
Fransisca, 2016). Yang dimana pada tahun 2013, diperkirakan 6,4 juta kematian (11,8%
dari semua kematian) disebabkan oleh stroke (Kim, Cahill, & Cheng, 2015). Stroke
dibagi dalam dua kategori mayor yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke
hemoragik terjadi karena aliran darah ke otak terhambat akibat aterosklorosis atau
pembekuan darah. Sedangkan stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah
otak sehingga menyebabkan terhambat aliran darah ke otak, darah merembas area otak
dan merusaknya (Batticaca B Fransisca, 2016).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah “Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Stroke”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan klien dengan stroke
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa/l mampu memahami konsep dasar stroke
b. Mahasiswa/I mampu memahami pengakajian stroke
c. Mahasiswa/l mampu memahami diagnose keperawatan stroke
d. Mahasiswa/l mampu memahami intervensi keperawatan stroke

1
e. Mahasiswa/l mampu memahami implementasi keperawatan stroke
f. Mahasiswa/l mampu memahami evaluasi keperawatan stroke

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut WHO (World Health Organization), stroke didefinisikan suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian,
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda
yangsesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi
antar tempat, waktu dan keadaan penduduk. (Chris W. Green dan Hertin Setyowati 2015)
Chandra B. mengatakan stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan
oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (dalam beberapa
detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan
daerah fokal daerah otak yang terganggu.

B. Etiologi
Terhambatnya aliran darah ke otak beberapa detik saja dapat menyebabkan seseorang
pingsan. Apalagi penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, bisa menyebabkan
sel – sel saraf di otak menjadi rusak dan mengakibatkan kelumpuhan. Berbagai factor
yang bisa menyebabkan serangan stroke, seperti factor keturunan, gaya hidup, dam
komplikasi penyakit . Orang – orang yang memiliki satu atau lebih factor risiko di bawah
ini digolongkan ke dalam stroke prone person, yaitu orang yang memiliki kemungkinan
lebih besar mengalami serangan stroke dari pada orang normal suatu saat selama
perjalanan hidupnya apabila tidak dikendalikan. Terdapat macam faktor yang
menyebabkan seseorang mengalami serangan stroke (Agromedia, 2017) yaitu :
1. Keturunan
Para ahli meyakini terdapat hubungan antara risiko stroke dengan factor keturunan,
walaupun secara tidak langsung. Pasien yang memiliki anggota keluarga dengan

3
riwayat stroke perlu mewaspadai factor-faktor yang dapat menyebabkan stroke,
seperti hipertensi dan hiperkolesterol.
2. Jenis Kelamin
Menurut studi kasus yang sering ditemukan, laki – laki lebih berisiko terkena stroke
tiga kali lipat dibandingkan dengan wanita. Laki – laki cenderung terkena stroke
iskemik, sedangkan wanita cenderung terkena hemoragik.
3. Umur
Mayoritas stroke menyerang orang berusia diatas 50 tahun. Namun, dengan pola
makan dan jenis makanan yang ada sekarang ini, tidak menutup kemungkinan stroke
bisa menyerang mereka yang berusia muda.
4. Pola Hidup
5.
C. Klasifikasi Penyakit Stroke
Berdasarkan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan
stroke hemorragik. Berikut penjelasan kedua jenis stroke tersebut (Agromedia, 2017) :
a. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada sel – sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan
nutrisi yang disebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah
(ateriosklerosis). Arteriosklerosis terjadi akibat timbunan lemak pada arteri yang
menyebabkan luka pada dinding arteri. Luka ini menimbulkan gumpalan darah
(thrombus) yang mempersempit arteri. Gumpalan ini dapat juga terbawa aliran darah
dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan penyumbatan.
Hampir sebagaian besar pasien atau sebesar 83% pasien stroke mengalami stroke
iskemik. Stroke iskemik menyebabkan aliran darah ke sebagaian atau keseluruhan
otak menjadi terhenti.Berikut jenis – jenis stroke iskemik berdasarkan mekanisme
penyebabnya.
1) Stroke trombotik merupakan jenis stroke yang disebabkan terbentuknya
thrombus yang membuat penggumpalan.
2) Stroke embolik merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya pembuluh
arteri oleh bekuan darah.

4
3) Hipoperfusion sistemik merupakan jenis stroke yang disebabkan berkurangnya
aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemorragik
Stroke hemorragik adalah stroke perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh
darah di otak. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah mengenai dan
merusak sel – sel otak di sekitarnya. Selain itu, sel otak juga mengalami kematian
karena aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi terhenti. Stroke jenis ini
terjadi sekitar 20% dari seluruh pasien stroke. Namun, 80% dari orang yang terkena
stroke hemorragik mengalami kematian dan hampir 70% kasus stroke hemorragik
terjadi pada penderita hipertensi.
Menurut letaknya, stroke hemorragik dibagi menjadi dua jenis, sebagai berikut :
1) Hemorragik intraserebral, yakni perdarahan terjadi di dalam jaringan otak.
2) Hemorragik subaraknoid, yakni perdarahan terjadi di ruang subaraknoid (ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).

D. Manifestasi Klinis
Menurut (Nurarif Huda, 2016), manifestasi klinis stroke sebagai berikut:
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak

5
E. Patofisiologi
Stroke disebabkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis yang memberi
vaskularisasi pada otak atau oleh emboli dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut
di arteri otak. Saat terbentuknya plak fibrosis (ateroma) dilokasi yang terbatas seperti di
tempat percabangan arteri. Trombosit selanjutnya melekat pada permukaan plak bersama
dengan fibrin, perlekatan trombosit secara perlahan akan memperbesar ukuran plak
sehingga terbentuk thrombus. Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan
terlepas dan terbawa hingga terperangkap dalam pembuluh darah distal, lalu
menyebabkan pengurangan aliran darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan
mengalami kekurangan nutrisi dan juga oksigen, sel otak yang mengalami kekurangan
oksigen dan glukosa akan menyebabkan asidosis atau tingginya kadar asam di dalam
tubuh lalu asidosis akan mengakibatkan natrium klorida, dan air masuk ke dalam sel otak
dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi edema setempat. Kemudian kalium
akan masuk dan memicu serangkaian radikal bebas sehingga terjadi perusakan membran
sel lalu mengkerut dan tubuh mengalami defisit neurologis lalu mati (Esther, 2020).
Infark iskhemik serebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan
arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam manifestasi klinis
dengan cara:
a) Menyempitnya lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi atau jantung
tidak dapat memompa darah secara memadai keseluruh tubuh.
b) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan perdarahan aterm.
c) Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
d) Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau menjadi lebih
tipis sehingga dapat dengan mudah robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:
a. Keadaan pembuluh darah.
b. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran darah ke
otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak menjadi menurun.
c. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi otak yaitu
kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur agar pembuluh darah otak
tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan perfusi otak.

6
d. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena lepasnya
embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak. Suplai darah ke otak dapat berubah
pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).

7
F. Phatway

8
G. Komplikasi

Komplikasi Stroke Menurut (Pudiastuti, 2011) pada pasien stroke

1) Bekuan darah (Trombosis) Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh


menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan (edema) selain itu juga
dapat menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk
dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru.
2) Dekubitus Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah pinggul,
pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak pengaruh dirawat dengan
baik maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
3) Pneumonia Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan sempurna, hal
ini menyebabkan cairan terkumpul di paruparu dan selanjutnya menimbulkan
pneumoni.
4) Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur) Hal ini disebabkan karena kurang
gerak dan immobilisasi.

5) Depresi dan kecemasan Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke dan
menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan karena terjadi
perubahan dan kehilangan fungsi tubuh

H. Penatalaksanaan
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu.lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
b. Mengendalikan tekanan darah untuk usaha memperbaiki hipotensi dan
hipertensi.
c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK dengan meninggikan
kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan.
9
f. Pengobatan Konservatif
1. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid,papaverin intra
arterial.
2. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
3. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
4. Diuretika untuk menurunkan edema serebral.

I. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Angiografi serebral membantu menentukan penyebab Cerebrovasculer
Accident (CVA) secara spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri, oklusi
atau ruptur (Hadi, 2020).
2) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT). Untuk
mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT)
(Nurdiana, 2019).
3) CT-scan memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya
infark (Hadi, 2020).
4) Elektro Encepaligraphy (EEG) digunakan untuk mengidentifikasi melihat
masalah yang timbul dan. dampak dari jaringan yang infark, sehingga
menurunnya implus listrik dalam jaringan otak (Muttaqin dalam Nugroho,
2019)
5) Magnetic Imaging Resnance (MRI) menunjukan adanya tekanan abnormal
dan biasanya ada trombosisi, emboli, tekanan meningkat dan cairan
mengandung darah menunjukan hemoragik subarachnoid atau perdarahan
intra kranial (Hadi, 2020).
6) Ultrasonography Doppler mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah
sistem arteri karotis atau aliran. darah/arterosklerosis) (Hadi, 2020).

10
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium menurut Muttaqin (dalam Lusiana, 2019) yaitu:
1) Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2) Analisa gas darah: pH darah di ukur secara langsung memakasi pH meter.
3) Pemeriksaan kimia darah: untuk melihat kandungan gula darah,kolesterol,
asam urat, dan lain-lain (Wasena, 2019).
4) Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan. pada darah itu sendiri.
5) Kreatini kinase (CK): enzim yang dianalisis untuk mendiagnosa infark
jantung akut dan merupakan enzim pertama yang meningkatkan.
6) C-Reactive protein (CRP): kadarnya akan meningkat 100x dalam 24-48
jam setelah terjadi luka jaringan. 7) Profil lemak darah: kolesterol serum total
yang meningkat di atas 200 mg/ml merupakan prediktor peningkatan risiko
stroke atau emboli serebri.

J. Pencegahan
a. Mengkonsumsi serat larut yang biasanya banyak terdapat dalam biji-bijian
seperti beras merah, gandum, dan jagung b. Obat akan menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL,menurunkan tekanan darah dan menekan nafsu
makan bila.dimakan di pagi hari (memperlambat pengosongan usus). c.
Kacang kedele dan produk olahannya dapat mengurangi kadar lipid
serum, menurunkan kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida.
b. Kacang-kacangan: menurunkan kolesterol LDL. Dan mungkin mencegah
aterosklerosis. e. Makanan/ zat yang dapat membantu memecah
homosistein seperti asam folatvitamin B6, B12 dan riboflavin. f. Kalsium
dan susu memiliki efek protektif terhadap stroke. g Ikan tuna dan salmon
mengandung omega 3 eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic acid
(DHA), makanan ini dianjurkan untuk dikonsumsi 2 kali per minggu
c. Makanan yang kaya vitamin C. E dan beta karoten seperti buah-buahan
dan biji-bijian dapat berperan sebagai sumber antioksidan.

11
d. Menghentikan rokok.
e. Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat.
f. Melakukan olahraga yang teratur.
g. Menghindari stres dan beristirahat yang cukup.
K. Asuhan Keperawatan Stroke
1. Pengkajian
a. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan. alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis.
b. Keluhan utama Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah
badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
c. Riwayat penyakit sekarang Serangan stroke seringkali berlangsung sangat
mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, merasa kesulitan
untuk melakukan. aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralisis (hemiplegia), bicara pelo (Muttaqin dalam Nugroho, 2019),
disamping gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang
lain.
d. Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus,
penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif,
kegemukan.
e. Riwayat penyakit keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita
hipertensi ataupun diabetes Mellitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi
terdahulu (Muttaqin dalam Nugroho, 2019)
f. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan manejemen kesehatan
Riwayat merokok dan jarang berolahraga merupakan faktor risiko terjadinya
stroke akibat gaya hidup yang kurang sehat (Sustrani, dkk dalam Nugroho,
2019). Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury, perubahan
persepsi dan orientasi (Bayu dalam Lusiana, 2019).

12
2) Pola nutrisi-metabolik
Menurut (Muttaqin dalam Nugroho, 2019) bahwa pasien kesulitan menelan
dengan gejala nafsu makan hilang, mual muntah, kehilangan sensasi pada
lidah, pipi dan tenggorokan.
3)Pola eliminasi
Perubahan kebiasaan BAB dan BAK. Misalnya inkontinensia urine, anuria,
distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
4) Pola aktivitas dan latihan
Pada klien dalam kasus stroke didapatkan hasil bahwa pola latihan dan
aktivitasnya terganggu dengan tanda dan gejala kelemahan dan kelumpuhan
pada separuh badan.
5) Pola kognitif
Pada klien dalam kasus stroke didapatkan hasil bahwa pola kognitif terganggu
dengan tanda dan gejala: nyeri atau sakit yang hebat pada kepala. Gangguan
penglihatan (penglihatan kabur), lapang pandang menyempit, hilangnya daya
sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-
kadang pada sisi yang sama di muka.
6) Pola persepsi dan konsep diri
Klien stroke akan timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan
terhadap dirinya yang salah (gangguan citra tubuh).
7) Pola tidur dan istirahat
Pada klien stroke biasanya akan mengalami kesukaran untuk istirahat karena
kejang otot atau nyeri otot.
8) Pola peran hubungan
Pada klien stroke biasanya akan mengalami kesulitan dalam interaksisosial
dengan lingkungan sekitarnya, adanya perubahan hubungan dan peran karena
klien mengalami kerusakan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara.
9) Pola seksual dan reproduksi
Pada klien stroke biasanya terjadi penurunan gairah seksual akibat dari
beberapa pengobatan stroke, seperti obat anti kejang, anti hipertensi,

13
antagonis histamin.
10) Pola toleransi stress- koping
Didapatkan hasil bahwa pola koping dan toleransi diri terganggu dengan
tanda dan gejala: pasien merasa gelisah dan khawatir karena tidak akan bisa
lagi kembali ke aktivitas normal dalam jangka waktu yang lama

11) Nilai dan kepercayaan


Stroke tidak hanya menyangkut aspek neurulogis saja tetapi berdampaknya
pada krisis kepercayaan terhadap Tuhan pemberi kekuatan, arti hidup yang
mengalaminya dan harapan.
g Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Umumnya klien mengalami penurunan kesadaran, tanda-tanda vital: tekanan
darah meningkat, dan denyut nadi bervariasi (Muttaqin dalam Nugroho,
2019). kelumpuhan sebelah bagian tubuh yang disebut dengan hemiplegia
(Sustrani dkk, dalam Nugroho, 2019). merasa kesulitan untuk melakukan
aktivitas karena kelemahan (hemiparase).
2) Rambut
Keadaan bersih atau kotor, warna rambut hitam merah atau putih (beruban)
penyebaran rambut rambut rata atau tidak, bau atau tidak.
3) Wajah
Tampak simetris atau tidak, nyeri atau sakit yang hebat pada kepala, wajah
menyeringai.
4) Mata, hidung
Pada pemeriksaan mata, klien mengalamimi driasis atau dilatasi pada pupil
dan reaksi/refleks cahaya yangnegatif.
5) Mulut Pemeriksaan mulut stroke didapatkan mulut klien tidak simetris.
6) Leher dan tenggorokan Terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak dan
kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada klien stroke
dengan penurunan tingkat kesadaran koma.
7) Sistem integument Kaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang

14
menonjol karena klien stroke mengalami masalah morbilitas fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang akan muncul pada kasus stroke non hemoragik dengan
menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia dalam Tim Pokja
SDKI DPP PPNI (2017) yaitu:
a. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(iskemia).
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan.
d. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakmampuan
menghidu dan melihat.
e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.

15
3. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Kriteraa Hasil Intervensi Keperawatan Rasional

O Keperawa

tan

1 Risiko perfusi Pemantauan


Setelah dilakukan intervensi Observasi
serebral tidak Tekanan
keperawatan selama 3 x 24 jam,
efektif dibuktikan Intrakranial(I.06 • Mengetahui
maka perfusi serebral meningkat,
dengan 198) penyebab
dengan kriteria hasil:
embolisme. peningkatan
Observasi
D.0017 1. Tingkat kesadaran meningkat TIK
• Identifikasi penyebab peningkatan • Mence
2. Sakit kepala menurun
TIK (mis: lesi menempati ruang, gah
3. Gelisah menurun terjadi
4. Tekanan arteri rata-rata (mean gangguan metabolisme, edema
serebral, peningkatantekanan vena, nya
arterial pressure/MAP) syok
obstruksi cairan serebrospinal,
membaik hipertensi intracranial idiopatik) menda
Tekanan intra kranial • Monitor penurunan frekuensi jantung dak
• Monitor ireguleritas irama napas • Mengetahui
membaik • Monitor penurunan tingkat kesadaran adanya perubahan
• Monitor efek stimulus napas
lingkunganterhadap TIK • Mengetahui
kesadaran klien
Terapeutik • Menge
tahui
• Ambil sampel drainase efek
cairanserebrospinal stimul
• Pertahankan sterilitas sistem us
pemantauan lingku
ngan
Edukasi terhad
ap tik

16
Jelaskan tujuan dan prosedur
Terapeutik
pemantauan
• Untuk dilakukan
pemeriksaan Lab
• Mencegah
terkontamina
s bakterisaat
pemantauan
Edukasi

Meningka

tkan

pengetahu

an klien

2 Nyeri akut Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi


Setelah dilakukan intervensi
• Untuk
keperawatan selama 3 x 24 jam, Observasi
berhubung mengetahui
maka tingkat nyeri menurun, • Identifikasi lokasi, letak nyeri
dengan kriteria hasil:
an dengan karakteristik, durasi, ,frekuensi.
1. Keluhan nyeri menurun
frekuensi, kualitas, intensitas • Untuk
agen 2. Meringis menurun nyeri mengetahui
• Identifikasi skala nyeri seberapa besar
3. Sikap protektif menurun
pencedera • Idenfitikasi respon nyeri nonverbal
rasa nyeri yang
5. Gelisah menurun Kesulitan
tidur menurun Identifikasi faktor yang dirasakan Untuk
fisiologis memperberat dan mengetahui
memperingannyeri tingkat nyeri
(iskemia) Terapeutik dari ekspresi
• Berikan Teknik wajah pasien
D.0077 nonfarmakologis untuk • Untuk
mengurangi nyeri (mis: mengetahui
17
TENS, hypnosis, akupresur, faktor yang bisa
terapi music, biofeedback, menbyebabkan
terapi pijat, aromaterapi, nyeri dan
Teknik imajinasi terbimbing, Cara
kompres hangat/dingin, )
• Kontrol lingkungan yang mengatas
memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan, inya
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi
• Anjurkan memonitor nyeri
secaramandiri
• Anjurkan
menggunakananalgesik
secara tepat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian

analgetik,jika perlu

3 Defisit Manajemen Nutrisi (I.03119) Observasi


Setelah dilakukan intervensi 1. Untuk
keperawatan selama 3 x 24 jam, mengetahui
nutrisi
maka status nutrisi membaik, Observasi tingkat adanya
berhubung dengan kriteria hasil: reaksi alergi
• Identifikasi status nutrisi kandungan
1. Porsi makan yang dihabiskan • Identifikasi alergi dan makanan
an dengan meningkat intoleransimakanan 2. Untuk
2. Berat badan membaik • Identifikasi makanan yang disukai memudahkan
ketidakma mencukupi
Indeks massa tubuh
Terapeutik nutrisi karena
mpuan (IMT)membaik sesuai dengan
• Lakukan oral hygiene sebelum selera pasien
makan,jika perlu 3. Untuk

18
menelanm Berikan makanan tinggi mengetahui tipe
makanan yang
akanan serat untuk mencegah akan diberikan
ke pasien.
Teraupetik
[SDKI konstipasi
1. untuk
D.0019] • Sajikan makanan secara meningkatkan
menarik dansuhu yang sesuai selera makan
pasien
Edukasi untuk
memperlancar
• Ajarkan diet yang diprogramkan saluran
Kolaborasi pencernaan
sehinggga tidak
Kolaborasi dengan ahli gizi
terjadi kostipasi
3. untuk
untuk menentukan jumlah
mencu
kalori dan jenis nutrien kupi nilai kkA
Edukasi
yang dibutuhkan, jika perlu
1. meningkatkan pen
Kolaborasi
untuk

memenuh

i nutrisi

yang

sesuai

dengan

19
pasien.

4 Gangguan Manajemen Manaj


Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24 jam,
persepsi Halusinasi emen
maka persepsi sensori membaik,
dengan kriteria hasil:
sensori (I.09288) Halusi
1. Verbalisasi mendengar bisikan
berhubung menurun nasi
Observasi
2. Distorsi sensori menurun
an dengan 3. Perilaku halusinasi menurun • Monitor dan sesuaikan (I.092
Respons sesuai stimulus tingkat aktivitas dan
ketidakma stimulasi lingkungan 88)
membaik • Monitor isi halusinasi (mis:
mpu kekerasanatau membahayakan Observasi
diri)
anmenghid • Mencegah
Terapeutik memperburuk
u dan keadaan
• Pertahankan lingkungan yang
• Mencegah
melihat aman
timbulnya
• Lakukan Tindakan keselamatan
ansietas
SDKI Ketikatidak dapat mengontrol
berlebihan
perilaku (mis: limit setting,
D.0085 pembatasan wilayah, Terapeutik
pengekangan fisik, seklusi)
• Membantu
Edukasi penyembuhan
• Mence
Anjurkan bicara pada orang
gah
yang dipercaya untuk memberi
tindaka
dukungandan umpan balik
n yang
korektif terhadap halusinasi
berlebi
• Anjurkan melakukan distraksi

20
(mis:mendengarkan music, han
melakukan aktivitas dan
Teknik relaksasi) Edukasi

Kolaborasi • Memperoleh
kepercayaan
Kolaborasi pemberian obat klien
Membant
antipsikotik dan
u
antiansietas, jika perlu
meringan

kan

ansietas

21
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana

rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang

telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi

dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar

implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,

pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila

perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien

terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada

penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan

data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses

keperawatan berikutnya (Wilkinson, 2012).

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut setiadi (2012) dalam buku konsep dan penulisan asuhan keperawatan

tahapan penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga

dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi berfokus pada aktivitas proses

keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Perumusan evaluasi ini meliputi

4 komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif, objektif,

analisis data dan perencanaan.

1) S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada

klien yang afasia

22
2) O (objektif) : Data objektif dari hasi observasi yang dilakukan oleh

perawat.

3) A (analisis) : Masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis

atau dikaji dari data subjektif dan data objektif.

4) P (perencanaan) : Perencanaan kembali tentang pengembangan

tindakan keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak

terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau

pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Gejala dan tanda stroke yaitu:

1. Mual dan muntah.

2. Sakit kepala hebat yang 24ating secara tiba-tiba, disertai kaku pada

leher dan pusing berputar(vertigo)

3. Penurunan kesadaran.

4. Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.

5. Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.

6. Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.

Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup

sehat. Yaitudengan meenjaga pola makan, hindari konsumsi garam yang

berlebihan, Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu

sendok teh per hari..

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari

pembaca. Semoga makalah yang kelompok buat dapat bermanfaat bagi

pembaca.

24
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D. R. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Stroke Non Hemoragik Di


Ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Retrieved from
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/392/1/DINDA REZKY AMALIA KTI.pdf

American Heart Assosiation (AHA). (2015). Heart Disease and Stroke Statistics 2015
Update. American. https://doi.org/10.1161/CIR.0000000000000152.

Ayuningputri, Novia dan Maulana, Herdiyan. (2016). Persepsi Akan Tekanan Terhadap
Kesejahteraan Psikologis Pada Pasangan Suami-Istri Dengan Stroke. Jurnal
Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol.2 No.2 Oktober 2013.

Bararah, T dan Jauhar, M. (2015). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi


Perawat Profesional. Jakarta: Prestasi Pustakaray.

Dourman, Karel. (2018). Waspadai Stroke Usia Muda. Jakarta: Cerdas Sehat.

Esther (2016). Patofisiologi Aplikasi pada Praktek Keperawatan. Jakarta: EGC.


Retrieved from https://id.scribd.com/doc/69850518/ASKEP-SNH-Stroke- Non-
Hemoragik

Greer DM, Yang J, Scripko PD, Sims JR, Cash S, Kilbride R, et al. (2015) Clinical
examination for outcome prediction in nontraumatic coma. Crit Care Med.; 40:
1150-6. doi: 10.1097/ CCM.0b013e318237bafb.

Hartikasari, A. (2015). Stroke Kenali,Cegah dan Obati. Yogyakarta: Notebook.

Indrawati Lili, Wening Sari, C. S. D. (2016). Care Yourself Stroke (Indriani, ed.).
Jakarta: Penebar Plus.

Junaidi, Iskandar. (2018). Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi Publisher.

Kemenkes RI. (2017). Pengertian Germas. Retrieved from


https://dinkes.gorontaloprov.go.id/apa-itu-germas/.

Lemone, Priscilla., Burke, Karen. M., & Bauldoff, Gerene.(2016). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Lingga, Lanny. (2017). All About Stroke Hidup Sebelum dan Pasca Stroke.
Jakarta: Kompas Gramedia.

25

Anda mungkin juga menyukai