STROKE ISKEMIK
Oleh :
Pendamping :
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan kurnia-Nya, penulisan laporan kasus stroke iskemik ini
dapat diselesaikan. Laporan kasus ini diajukan untuk melengkapi tugas pada
Program Internsip Dokter Indonesia.
Meskipun penulisan laporan kasus ini banyak mengalami hambatan,
kesulitan dan kendala, namun karena adanya bimbingan, petunjuk, nasihat dan
motivasi dari berbagai pihak, penulisan laporan kasus ini dapat diselesaikan. Di
sini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Rumah Sakit yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan.
Namun demikian, karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan,
kepustakaan dan waktu, laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
ini, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan kasus ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melaporkan kasus stroke
iskemik yang ditemukan di lapangan dan membandingkannya dengan landasan
teori yang sesuai. Penysusunan makalah ini sekaligus dilakukan untuk memenuhi
persyaratan kegiatan Program Internship.
1.1.3. Manfaat
Laporan kasus ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis
maupun pembaca khususnya peserta Internahip untuk mengintegrasikan teori
yang ada dengan aplikasi kasus yang dijumpai di lapangan.
3
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1. ANAMNESIS
2.1.1. IDENTITAS PRIBADI
Nama : US
No. RM : 0650XX
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 47 tahun
Suku bangsa : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Lambheu
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 21 Desember 2022
Tanggal keluar : 24 Desember 2022
5
2.1.5. ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan pertumbuhan : tidak jelas
Imunisasi : tidak jelas
Pekerjaan : PETANI
Pendidikan : SMA
Perkawinan dan anak : Menikah
2.2.4. GENITALIA
Toucher : tidak dilakukan pemeriksaan
8
NERVUS V Kanan Kiri
Motorik
- Membuka dan menutup mata (+) (+)
- Palpasi otot masseter & temporalis (+) (+)
- Kekuatan gigitan Dalam batas normal
Sensorik
- Kulit Dalam batas normal
- Selaput lender Dalam batas normal
Reflex kornea
- Langsung (+) (+)
- Tidak langsung (+) (+)
Reflex masseter (+) (+)
Reflex bersin Tidak dilakukan pemeriksaan
NERVUS IX, X
Pallatum mole : terangkat
Uvula : medial
Disfagia : (-)
Disartria : (-)
Disfonia : (-)
Reflex muntah : (+)
Pengecapan 1/3 belakang lidah : (+) dan selera makan menurun
NERVUS XII
Lidah
- Tremor : (-)
- Atrofi : (-)
- Fasikulasi : (-)
Ujung lidah sewaktu istirahat : medial
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : medial
10
2.3.6. SISTEM MOTORIK
Trofi : eutrofi
Tonus otot : normotonus
Kekuatan otot :
ESD 5555 ESS 3333
2.3.9. REFLEKS
11
2.3.9.1. REFLEKS FISIOLOGIS
KANAN KIRI
Biceps (++) (+++)
Triceps (++) (+++)
Radioperiost (++) (+++)
APR (++) (+++)
KPR (++) (+++)
Strumple (++) (+++)
2.3.10. KOORDINASI
Lenggang : dalam batas normal
Bicara : dalam batas normal
Menulis : dalam batas normal
Percobaan apraksia : dalam batas normal
Mimik : dalam batas normal
Tes telunjuk-telunjuk : dalam batas normal
Tes telunjuk-hidung : dalam batas normal
Diadhokokinesia : dalam batas normal
Tes tumit-lutut : dalam batas normal
12
Tes romberg : dalam batas normal
2.3.11. VEGETATIF
Vasomotorik : dalam batas normal
Sudomotorik : dalam batas normal
Pilo-erektor : dalam batas normal
Miksi : BAK dalam batas normal
Defekasi : BAB dalam batas normal
Potensi dan libido : tidak dilakukan pemeriksaan
2.3.12. VERTEBRA
Bentuk
- Normal : (+)
- Scoliosis : (-)
- Hiperlordosis : (-)
Pergerakan
- Leher : (+)
- Pinggang : (+)
14
2.4. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
seorang laki-laki, 43 tahun, mengeluhkan lemah setengah tubuh bagian kiri.
Hal ini dialami sejak 2 bulan yang lalu, pada saat istirahat. Diawali dengan
pusing di bagian kepala belakang, kebas pada tangan kiri, dan kaki kiri yang
semakin lama semakin lemah. Riwayat sakit kepala dijumpai sejak 2 bulan
ini, riwayat kejang tidak dijumpai, riwayat muntah menyembur tidak
dijumpai, riwayat hipertensi tidak dijumpai, riwayat DM tidak dijumpai,
riwayat asam urat dijumpai dan familier, riwayat tumor tidak dijumpaik,
riwayat merokok dijumpai, 1 bungkus/hari selama 22 tahun. Riwayat minum
alkohol tidak dijumpai.
STATUS PRESENS
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/100 mmHg
HR : 96 kali/menit
RR : 16 kali/menit
Temperatur : 36,50C
Peningkatan TIK : (-)
Rangsangan Meningeal : (-)
NERVUS KRANIALIS
NI : Normosmia
NII, NIII : RC +/+, pupil isokor, diameter kanan = kiri = 3mm
NIII, NIV, NVI : gerakan bola mata (+)
NV : buka tutup mulut (+)
NVII : sudut mulut tertarik ke kiri
NVIII : pendengaran dalam batas normal
NIX,NX : uvula medial, arcus paring terangkat
NXI : fungsi otot sternocleidomastoideus lemah
NXII : lidah istirahat dan dijulurkan medial
15
REFLEKS FISIOLOGIS Kanan Kiri
B/T ++/++ +++/+++
APR/KPR ++/++ +++/+++
2.5. DIAGNOSA
DIAGNOSA FUNGSIONAL : Hemiparese Sinistra + Parese NVII UMN sinistra
DIAGNOSA ETIOLOGIK : DD -Trombosis cerebri
-Emboli cerebri
DIAGNOSA ANATOMIK : subkorteks cerebri hemisfer dextra
DIAGNOSA BANDING
1. Stroke Iskemik
2. Stroke Hemoragik
DIAGNOSA KERJA : Hemiparese Dextra + parese NVII UMN sinistra et
causa stroke iskemik
2.6. PENATALAKSANAAN
- Bed rest, head up 30o
- IVFD RL 20 tpm
- Injeksi citicoline 1000mg/12 jam
- Inj. Omeprazol 40 mg/ 12 jam
- Inj. Mecobalamin 500 mg/12 jam
16
- Inj. Zyfort 1 Amp/ 24 jam
- Amlodipin 1x10 mg
- Atorvastatin 1x20 mg
17
NV buka tutup mulut buka tutup mulut buka tutup mulut
(+) (+) (+)
NVII sudut mulut Sudut mulut sudut mulut
tertarik ke kiri tertarik ke kiri tertarik ke kiri
NVIII pendengaran pendengaran pendengaran
dalam batas dalam batas dalam batas
normal normal normal
NIX, NX uvula medial, uvula medial, uvula medial,
arcus pharing arcus pharing arcus pharing
terangkat terangkat terangkat
NXI fungsi otot fungsi otot fungsi otot
sternocleidomasto sternocleidomast sternocleidomastoi
ideus lemah oideus lemah deus lemah
NXII lidah istirahat dan lidah istirahat dan lidah istirahat dan
dijulurkan medial dijulurkan medial dijulurkan medial
REFLEKS FISIOLOGIS
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Biceps/Triceps ++/++ +++/++ ++/++ +++/++ ++/++ +++/++
+ + +
KPR/APR ++/++ +++/++ ++/++ +++/++ ++/++ +++/++
+ + +
REFLEKS PATOLOGIS
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Schaeffer - - - - - -
Gordon - - - - - -
Kekuatan Motorik ESD: 5555/5555 ESD: 5555/5555 ESD:5555/5555
ESS: 3333/3333 ESS: 3333/3333 ESS: 3333/3333
EID: 5555/5555 EID: 5555/5555 EID: 5555/5555
EIS: 2222/2222 EIS: 2222/2222 EIS: 2222/2222
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja Hemiparese Dextra Hemiparese Dextra Hemiparese
18
+ parese NVII + parese NVII Dextra + parese
UMN sinistra et UMN sinistra et NVII UMN
causa stroke causa stroke sinistra et causa
iskemik + HT stage iskemik + HT stroke iskemik +
II + Hiperkolesterol stage II + HT stage II +
Hiperkolesterol Hiperkolesterol
Penatalaksanaan - Bed rest, - Bed rest, - Bed rest,
head up 30o head up 30o head up
- Injeksi - Injeksi 30o
citicoline citicoline - Injeksi
1000mg/12 1000mg/12 citicoline
jam jam 1000mg/12
- Inj. - Inj. jam
Omeprazol Omeprazol - Inj.
40 mg/ 12 40 mg/ 12 Omeprazol
jam jam 40 mg/ 12
- Inj. - Inj. jam
Mecobalam Mecobalam - Inj.
in 500 in 500 Mecobala
mg/12 jam mg/12 jam min 500
- Inj. Zyfort 1 - Inj. Zyfort mg/12 jam
Amp/ 24 1 Amp/ 24 - Inj. Zyfort
jam jam 1 Amp/ 24
- Amlodipin - Amlodipin jam
1x10 mg 1x10 mg - Amlodipin
- Atorvastatin - Atorvastati 1x10 mg
1x20 mg n 1x20 mg - Atorvastati
n 1x20 mg
19
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.2 Epidemiologi
Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah menderita stroke
pada tahun 2011. Di Indonesia stroke merupakan pembunuh nomor tiga.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 pada usia 45-54
tahun angka kematian akibat stroke sebesar 15,9% (di daerah perkotaan) dan
11,5% (di daerah pedesaan total penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5 persen
atau 250 ribu orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 7,0%. Secara khusus, di Provinsi
Sumatera Utara memiliki prevalensi sebesar 6,0% (Riskesdas 2013). Pada laki-
laki dan perempuan, tidak didapati perbedaan pada prevalensinya. Dan menurut
Centers for Disease Control and Prevention (2015), hampir 75 % kasus stroke
terjadi pada orang-orang berusia di atas 65 tahun. Mulai usia 55 tahun, risiko
untuk menderita stroke bertambah dua kali lipat setiap dekade. Sedangkan
menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan bahwa 63,52 per
100.000 penduduk Indonesia berumur di atas 65 tahun ditaksir menderita stroke.
2. Pemeriksaan penunjang
27
Pemeriksaan penunjang dalam rangka membantu menegakkan diagnosis
stroke iskemik dapat berupa pemeriksaan laboratorium maupun
pemeriksaan imaging. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
biasanya tidak bersifat diagnosis, tetapi hanya sebagai pelengkap seperti
pemeriksaan darah lengkap (untuk mendeteksi anemia, leukositosis, dan
jumlah trombosit yang abnormal), PT, dan PTT (dalam rangka persyaratan
terapi rtPA), pemeriksaan gula darah, kreatinin, elektrolit, enzim jantung
(untuk mengetahui ada tidaknya iskemia miokardium). Pemeriksaan
imaging merupakan pemeriksaan yang penting dalam menegakkan
diagnosis stroke iskemik dan menyediakan informasi dalam evaluasi
pasien stroke. CT scan non kontras merupakan pemeriksaan imaging
diagnostik dalam evaluasi awal pasien stroke iskemik dengan adanya
gambaran hipodensitas pada CT scan otak.
3.4.7. Penatalaksanaan7
A. Stadium Hiperakut
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat dan
merupakan tindakan resusistasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan agar kerusakan
jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien diberi oksigen 2L/menit dan
cairan kristaloid/koloid. Hindari pemberian cairan dekstrosa atau salin dalam H 2O.
Dilakukan pemeriksaan CT scan otak, EKG, foto thoraks, darah perifer
lengkap, dan jumlah trombosit, PT/INR, aPTT, glukosa darah, kimia darah
(termasuk elektrolit). Jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah.
Tindakan lain di Instalasi Gawat Darurat adalah memberikan dukungan
mental kepada pasien serta memberikan penjelasan pada keluarganya agar tetap
tenang.
B. Stadium Akut
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktor-faktor etiologik maupun
penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara, dan psikologis
serta telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien. Penjelasan dan edukasi
28
kepada keluarga pasien perlu menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan
keluarga serta tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga.
Terapi Umum
Letakkan kepala pasien pada posisi 30 derajat, kepala dan dada pada satu
bidang. Ubah posisi tidur setiap 2 jam, mobilisasi dimulai bertahap bila
hemodinamik sudah stabil. Selanjutnya, bebaskan jalan nafas, berikan oksigen 1-2
liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan
intubasi. Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian dicari
penyebabnya. Jika kandung kemih penuh, dikosongkan.
Pemberian nutrisi cairan isotonik, kristaloid atau koluid 1500-2000 ml dan
elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung glukosa atau salin
isotonik. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik. Jika
didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan melalui selang
NGT.
KGD >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150 mg
% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia
(KGD <60 mg% atau <80% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40%
IV sampai kembali normal dan harus dicari penyebabnya.
Nyeri kepala atau mual diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai
gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik
≥220 mmHg, diastolik ≥120 mmHg, MAP ≥130 mmHg, atau didapati infark
miokard akut, gagal jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah
maksimal adalah 20% dan obat yang direkomendasikan; natrium nitropusid,
penyekat ACE, atau antagonis kalsium.
Jika terjadi hipotensi yaitu tekanan sistolik ≤90 mmHg, diastolik
≤70mmHg, diberi NaCl 0,9% 250 ml selama 1 jam, dilanjutkan 500 ml selama 4
jam dan 500 ml selama 8 jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum
terkoreksi yaitu tekanan darah sistolik masih <90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-
20 ug/kg/menit sampai tekanan darah sistolik ≥110 mmHg.
29
Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg IV perlahan-lahan selama 3 menit,
maksimal 100 mg per hari, dilanjutkan dengan pemberian antikonvulsan per oral.
Jika kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan per oral jangka
panjang.
Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberikan manitol bolus
IV 0,25-0,5 g/kgBB per 30 menit dan jika dicurigai fenomena rebound atau
keadaan umum memburuk dilanjutkan 0,25 g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam
selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (<320 mmol). Sebagai
alternatif, dapat diberikan larutan hipertonik (NaCl 3%) atau furosemid.
Terapi Khusus
Ditujukan untuk reperfusi dengan pemberian antiplatelet seperti aspirin
dan antikoagulan, atau yang dianjurkan dengan trombolitik rt-PA (recombinant
tissue Plasminogen Activator). Dapat juga diberi agen neuroproteksi yaitu
sitikolin atau pirasetam (jika didapatkan afasia).
3.4.8. Komplikasi
Komplikasi stroke iskemik dapat berasal dari kerusakan jaringan otak
akibat kematian dalam beberapa hari atau cacat fisik sekunder akibat kerusakan
otak.16 Menurut Ismail17, komplikasi stroke dibagi menjadi dua sebagai berikut:
a. Komplikasi neurologi yang terbagi menjadi :
1. Cacat mata dan cacat telinga
2. Kelumpuhan
3. Lemah
b. Komplikasi non neurologi yang terbagi menjadi:
1. Akibat neurologi yang terbagi menjadi:
a. Tekanan darah sistemik meninggi
b. Reaksi hiperglikemi (kadar gula dalam darah tinggi)
c. Edema paru
d. Kelainan jantung dan EKG
e. Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
30
2. Akibat mobilisasi meliputi:
a. Bronkopneumoni, emboli paru, depresi, nyeri, kaku bahu,
kontraktur, deformitas, infeksi traktus urinarius, dekubitus, dan
atropi otot
3.4.9. Prognosis
Prognosis setelah stroke iskemik akut berbeda-beda pada setiap orang
tergantung kepada tingkat keparahan stroke, usia, komplikasi, dan kondisi pasien
sebelum terkena stroke.18
BAB 4
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Saidi, S., Mahjoub T., and Almawi, W.Y., 2010. Aldosterone Syntase Gene
(CYP11B2) Promoter Polymorphism as a Risk Factor for Ischemic Stroke in
Tunisian Arabs. Journal of Renin-Angiotensin-Aldosterone System 11: 180.
2. World Health Organization, 2006. STEP Stroke Surveillance. Available from:
http:// www.who.int/entity/chp/steps/Section1_Introduction.pdf [Accessed 14
Mei 2015].
3. World Health Organization, 2010. Global Burden of Stroke. Available from:
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_15_burden_strok
e.pdf [Accessed 14 Mei 2015]
4. Xu, C. et al., 2010. Minor Allele C of Chromosome 1p32 Single Nucleotide
Polymorphism rs11206510 Confers Risk of Ischemic Stroke in Chinese Han
Population. J Stroke 41:1587-1592.
5. Janssen, A.W.M., Leeuw, F.E., Janssen, M.C.H., 2011. Risk Factors for
Ischemic Stroke and Transient Ischemic Attack in Patients Under Age 50. J
Thromb Thrombolysis 31:85-91.
33
6. Hasnawati, Sugito, Purwanto, H., dan Brahim, R., 2009. Profil Kesehatan
Indonesia 2008. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
7. Davenport, R. & Dennis, M., 2000. Neurological Emergencies: Acute Stroke.
J Neurol Neurosurg Psychiatry 68: 277-288.
8. Nasution D, 2007. Strategi Pencegahan Stroke Primer. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap Neurologi FK USU. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
9. Kelompok Studi Serebrovaskuler Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia, 2004. Guidelines Stroke 2004. Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI).
10. Misbach, J., 1999. Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
11. Bhatnagar, P., Scarborough,P., Smeeton, N.C., and Allender, S., 2010. The
Incidence of All Stroke and Stroke Subtype in The United Kingdom, 1985 to
2008: A Systematic Review. BMC Public Health 10: 539-549.
12. Sjahrir, H., 2003. Stroke Iskemik. Medan: Yandira Agung
13. Smith, W.S., Johnston, S.C., & Easton, J.D., 2006. Cerebrovascular Disease.
In: Hauser, S.L., ed. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. USA:
McGraw-Hill, 233-239.
14. World Health Organization, 2011. Global Atlas on Cardiovascular Disease
Prevention and Control. Available from:
http://whqlibdoc.who.int/publications/2011/97892415 64373_eng.pdf
[Accessed 13 Mei 2015]
15. National Stroke Association, 2009. Public Stroke Prevention Guidelines.
Available from: http://www.stroke.org/site/PageServer?pagename=RISK.
[Accessed 14 Mei 2015]
16. Junaidi, I. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Penerbit Andi, Yogyakarta
17. Setyopranoto, Ismail. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK
185:38(4)
34
18. Elkind, Mitchell. 2009. TIA and Stroke: Pathophysiology, Management, and
Prevention. American Health and Drugs Benefits: 2009 (8)
35