Anda di halaman 1dari 41

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WARGA PADA


SALAH SATU KELURAHAN DI KECAMATAN KELAPA GADING
TERHADAP PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun oleh :

ALDINUGRAHA ATMADINATA
NPM 1102015015

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar


Sarjana Kedokteran

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
TAHUN 2017

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi dari :


Nama : Aldinugraha Atmadinata.
NPM : 1102015015
Fakultas : Kedokteran Umum
Universitas : Universitas YARSI
Tingkat : Pendidikan Sarjana 1
Judul : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Warga Pada
Salah Satu Kelurahan Di Kecamatan Kelapa Gading
Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Pembimbing Skripsi : dr. Elita Donanti, M. Biomed
Diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas akhir pendidikan sarjana

Jakarta, 22 Mei 2018

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Peneliti

(dr. Elita Donanti, M. Biomed) (Aldinugraha Atmadinata)

i
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................

i DAFTAR ISI..........................................................................................................

ii DAFTAR GAMBAR............................................................................................

iv DAFTAR TABEL

................................................................................................. v DAFTAR

LAMPIRAN ........................................................................................ vi BAB I:

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

2.1. Landasan Teori ..................................................................................... 5

1. Demam Berdarah Dengue (DBD) ........................................................ 5

2. Pengetahuan (Knowledge)................................................................... 10

3. Perilaku ................................................................................................ 12

2.2. Kerangka Teori ................................................................................... 14

2.3. Kerangka Konsep................................................................................ 15

2.5. Definisi Operasional ............................................................................ 16

BAB III: METODE PENELITIAN.................................................................. 17

3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 17

3.2. Rancangan Penelitian .......................................................................... 17

3.3. Populasi ................................................................................................. 17

3.4. Sampel ................................................................................................... 17

i
3.5. Cara Penetapan sampel ....................................................................... 18

3.6. Penetapan Besar Sampel ..................................................................... 18

3.7. Jenis Data .............................................................................................. 18

3.8. Cara Pengumpulan............................................................................... 18

3.9. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 19

3.10. Analisa Data.......................................................................................... 19

3.11. Alur Penelitian...................................................................................... 20

3.12. Jadwal Penelitian ................................................................................. 21

Daftar Pustaka..................................................................................................... 22

3.13. Anggaran Penelitian ............................................................................ 24

3.14. Biodata Peneliti .................................................................................... 24

LAMPIRAN......................................................................................................... 26

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ..............................................................................14

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..........................................................................15

Gambar 3.1 Alur Penelitian ..............................................................................20

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional ...........................................................................16

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................................21

Tabel 3.2 Anggaran Penelitian ...........................................................................24

5
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent.............................................................................26

Lampiran 2 Data Responden................................................................................27


Lampiran 3 Kuesioner Pengetahuan.....................................................................28
Lampiran 4 Kuesioner Perilaku……....................................................................33

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes
(Ae). Ae aegypti merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti
Ae.albopictus juga dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (Depkes, 2015).
Penyakit DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi
munculnya DBD antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat
dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan (Depkes, 2015).
World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 2,5 miliar orang
atau dua perlima populasi penduduk di dunia berisiko terserang DBD dengan
estimasi sebanyak 50 juta kasus infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahun.
DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis (WHO, 2012). Data dunia
menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD tiap
tahunnya (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
DBD sangat umum ditemui di Indonesia. Lingkungan alam tropis, sanitasi
buruk yang berpotensial sebagai sarang nyamuk dan rendahnya kesadaran
masyarakat menjadi alasan utama berkembangnya penyakit ini. Penyakit DBD
juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, kepadatan penduduk, mobilitas
penduduk, keberadaan pot tanaman hias, keberadaan saluran air hujan, dan
keberadaan kontainer buatan ataupun alami di tempat pembuangan akhir sampah
(TPA) ataupun di tempat sampah lainnya (Fathi, 2005; Suyasa,dkk, 2006).
Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD
di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal

1
dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun
2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus
meninggal sebanyak 871 penderita (Depkes, 2015).
Mengingat masih tingginya angka kematian akibat penyakit DBD, maka
perlu ada upaya pemberantasan yang komprehensif dari penyakit tersebut.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang diatur dalam Kepmenkes no 581
tahun 1992 tentang pemberantasan penyakit DBD dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur) plus
menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan-
kegiatan lainnya yang dapat mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak.
Ini merupakan cara utama yang dianggap efektif, efisien, dan ekonomis untuk
memberantas vektor penular DBD mengingat obat dan vaksin pembunuh virus
DBD belum ditemukan. Program PSN 3M Plus perlu diimbangi dengan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang DBD. Pengetahuan masyarakat ini
diperlukan karena sebagai modal awal perubahan perilaku masyarakat.
Pengetahuan yang baik diyakini akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi
masyarakat untuk mencegah munculnya penyakit DBD di lingkungan sekitarnya
(Depkes RI, 2007).
Menurut penelitian Santosa dan Budiyanto pada tahun 2008 di kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan responden dengan perilaku responden. Penelitian
Indah, dkk di Kota Aceh pada tahun 2011 menyatakan adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terkait pencegahan
DBD. Dengan demikian, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
responden yang berpengetahuan rendah mempunyai kemungkinan akan
berperilaku buruk dalam pencegahan DBD, sedangkan responden yang
berpengetahuan tinggi dan peduli dengan lingkungan sekitar akan berperilaku baik
dalam pencegahan DBD.
Data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Jakarta Utara menyatakan bahwa
wilayah Kecamatan Kelapa Gading merupakan salah satu daerah dengan kasus
DBD tertinggi di Jakarta Utara yaitu berjumlah 260 penderita pada tahun 2015.

2
Secara administratif, wilayah Kelapa Gading termasuk wilayah kota Jakarta
Utara, dengan jumlah penduduk 104.984 jiwa. Kecamatan Kelapa Gading terdiri
dari Kelurahan Kelapa Gading Barat dengan jumlah penduduk 26.387 jiwa,
Kelurahan Kelapa Gading Timur dengan jumlah penduduk 41.409 jiwa, dan
Kelurahan Pegangsaan Dua dengan jumlah penduduk 37.188 jiwa.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, penulis ingin meneliti
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku warga dalam pencegahan DBD di
salah satu kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading.

1.2 Rumusan Masalah


Menurut WHO, Indonesia menduduki peringkat pertama kasus DBD
terbanyak di Asia Tenggara. Pengetahuan serta kesadaran masyarakat yang
rendah dalam tindakan pencegahan DBD merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi banyaknya kasus DBD di Indonesia. Namun, belum diketahui
apakah ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam
pencegahan DBD di salah satu Kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading.

1.3. Pertanyaan Penelitian


1. Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat di salah satu Kelurahan di
Kecamatan Kelapa Gading?
2. Bagaimana kondisi perilaku masyarakat di salah satu Kelurahan di
Kecamatan Kelapa Gading?
3. Bagaimana hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam
pencegahan DBD di salah satu Kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading?

1.4. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku masyarakat dalam
pencegahan DBD di salah satu Kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading.
2. Tujuan khusus

3
a. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di salah satu
Kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading.
b. Mengetahui kondisi perilaku masyarakat di salah satu Kelurahan di
Kecamatan Kelapa Gading.
c. Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam
pencegahan DBD di salah satu Kelurahan di Kecamatan Kelapa
Gading.

1.5. Manfaat Penelitian


a. Manfaat Teoritik
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pogram studi kedokteran dan
berguna untuk menambah wawasan serta pengalaman terutama tentang
masalah DBD.
b. Manfaat Metodologik
1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan
pembanding untuk penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian dapat menambah rujukan dalam bidang parasitologi
dan ilmu kesehatan masyarakat.
3. Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya di Universitas YARSI.

c. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang Demam Berdarah
Dengue sehingga masyarakat lebih berperan aktif dalam menurunkan
prevalensi penyakit ini di wilayahnya masing-masing.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan. Penyakit
DBD ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah
(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Penyakit DBD dapat menimbulkan kematian yang singkat dan


sering menimbulkan wabah. Gejalanya ditandai dengan demam mendadak
2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu
hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan atau ruam.
Kadang-kadang disertai dengan mimisan, berak darah, muntah darah,
kesadaran menurun atau renjatan (shock) (Depkes RI,2007). Pada keadaan
yang parah, bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam
syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue
shock syndrome (DSS) (Mardiana, 2010).

Komponen untuk terjadinya DBD menurut Badan Litbang dan


Pengembangan Kesehatan (2010) adalah sebagai berikut:

1. Agent (virus)

Virus dengue adalah anggota genus flavivirus dan famili flavividae.


Virus berukuran 50 nm ini memiliki single standart RNA. Virus
dengue membentuk suatu kompleks yang nyata di dalam genus
flavivirus berdasarkan kepada karakteristik antigenik dan biologisnya.
Terdapat empat serotipe virus yang disebut sebagai DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan

5
DEN-4. Keempat serotipe virus ini menyebabkan kejadian luar biasa
dan menyebabkan penyakit menjadi berat dan fatal.
2. Host
Virus dengue menginfeksi manusia. Tubuh manusia merupakan urban
reservoir yang utama bagi virus tersebut.
3. Environment
Aedes aegepty menyukai tempat yang gelap, lembab, tempat
tersembunyi dalam rumah dan bangunan. Tempat penampungan air
seperti drum, ember dan bak air serta pembuangan sampah yang tidak
memenuhi persyaratan sanitasi menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk.
Nyamuk Aedes Aegepty aktif menggigit pada waktu pagi hari dan
sore hari. Nyamuk ini berkembang biak pada tempat tempat
penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan
tanah seperti: vas bunga, toren air, bak mandi, tempayan, ban bekas,
kaleng bekas, botol minuman bekas dll (Depkes RI, 2012).
Beberapa spesies nyamuk Aedes dapat berperan sebagai vektor
penyakit DBD. Nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus berperan
sebagai vektor terutama bagi negara Asia, Filipina, dan Jepang, sedangkan
nyamuk jenis Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris dan Aedes
pseudoscutellaris merupakan vektor di negara-negara kepulauan Pasifik
dan New Guinea. Vektor DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus (Djunaedi, 2006).
Menurut Notoatmojo (2010), faktor resiko terjadinya DBD yaitu:
1. Status imunologi seseorang

Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh kurang maka dengan


mudah terserang penyakit termasuk penyakit yang disebabkan virus
khususnya virus dengue
2. Strain virus/ serotipe virus yang menginfeksi

6
Virus dengue juga merupakan faktor penyebab resiko timbulnya DBD
namun tidak semua virus memiliki potensi menimbulkan wabah/KLB.
3. Usia

Meskipun DBD mampu dan terbukti menyerang tubuh manusia


dewasa, namun lebih banyak kasus ditemukan pada pasien anak-
anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Hal ini disebabkan karena
sistem kekebalan tubuh pada anak-anak masih kurang sehingga rentan
terhadap penyakit dan aktivitas anak-anak lebih banyak diluar rumah
pada siang hari, sedangkan nyamuk Aedes aegypti biasanya menggigit
pada siang hari.
Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang
menjadi terinfeksi saat menghisap darah dari manusia yang sedang sakit
dan viremia (terdapat virus dalam darah). Virus berkembang dalam tubuh
nyamuk selama 8-10 hari, sehingga kelenjar air liur nyamuk menjadi
terinfeksi dan virus dapat disebarkan ketika nyamuk menggigit dan
menginjeksikan air liur ke luka gigitan pada orang lain (Widoyono, 2008)
Dalam tubuh manusia, virus akan berkembang selama 3-14 hari
(rata rata 4-6 hari). Orang yang di dalam tubuhnya terdapat virus dengue
tidak semuanya akan sakit DBD, tergantung dari status imunitas setiap
individu. Pada individu yang imunitasnya lemah, akan tampak gejala awal
seperti demam, sakit kepala, mialgia, hilang nafsu makan, dan gejala
nonspesifik lain termasuk mual, muntah, dan ruam kulit (Widoyono, 2008)
Tanda dan gejala yang muncul pada penderita DBD adalah bintik
bintik merah pada kulit, suhu badan lebih dari 38o C, badan terasa lemah
dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki berkeringat, nyeri ulu hati dan
muntah. Dapat pula disertai pendarahan seperti mimisan dan buang air
besar bercampur darah serta turunnya jumlah trombosit hingga
100.000/mm 3 (Depkes RI, 2012).
Diagnosis penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria
diagnosis klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD

7
yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosis klinis dan
laboratoris:
1. Diagnosis Klinis
a. Demam tinggi mendadak 2-7 hari (38-40 o C).
b. Manifestasi pendarahan dengan bentuk: uji torniquet
positif, petekie (bintik merah pada kulit), purpura
(pendarahan kecil di dalam kulit), ekimosis,
pendarahan konjungtiva (pendarahan pada mata),
epistaksis (pendarahan hidung), perdarahan gusi,
hematemesis (muntah darah), melena (BAB darah), dan
hematuria (adanya darah dalam urin).
c. Perdarahan pada hidung dan gusi.
d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik bintik
merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
e. Pembesaran hati (hepatomegali).
f. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg
atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih
rendah.
g. Gejala kinis lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia
(hilangnya selera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut,
diare, dan sakit kepala.
2. Diagnosis Laboratoris
a. Trombositopenia, pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan
penurunan trombosit hingga 100.000/mmHg.
b. Hemokonsentrasi, meningkatnya hematokrit sebanyak 20%
atau lebih.
(Depkes RI, 2005)
Penatalaksanaan DBD menurut WHO (2005) yaitu:
1. Observasi tanda tanda vital pasien meliputi suhu, nadi, tekanan
darah, serta adanya tanda pendarahan, hepatomegali, serta nyeri
tekan pada hati.

8
2. Pertahankan tirah baring sangat dianjurkan selama fase demam
akut.
3. Berikan kompres hangat pada kepala maupun axilla untuk
menurunkan suhu tubuh.
4. Catat intake dan output pasien, amati terhadap adanya ketidak
seimbangan cairan tubuh.
5. Kaji tanda dan gejala dehidrasi/ hipovolemik (muntah, diare,
tampak kehausan, turgor kulit buruk) dan anjurkan pasien untuk
banyak minum, untuk mencegah dehidrasi.
6. Observasi tanda dan gejala syok seperti gelisah, tangan dan
kaki terasa dingin dan terdapat sianosis sirkumoral, oliguri,
denyut cepat dan lemah atau hipotensi.

Belum ada vaksin untuk penyakit DBD. Pengendalian DBD


tergantung pada pengendalian nyamuk Aedes aegepty. Gerakan PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) adalah keseluruhan kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk mencegah penyakit DBD
yang disertai pemantauan hasil hasilnya secara terus menerus. Dikenal
dengan nama PSN 3M Plus, yaitu:
1. Menguras bak mandi, bak penampungan air, tempat minum
hewan, dan sebagainya minimal sekali dalam seminggu.
2. Menutup rapat tempat penampungan air sedemikian rupa
sehingga tidak diterobos oleh nyamuk dewasa.
3. Mengubur barang barang bekas yang sudah tidak dipakai, yang
semuanya dapat menampung air hujan.
4. Menabur larvasida.
5. Penyebaran ikan pada tempat penampungan air.
6. Kegiatan - kegiatan lain yang dapat mencegah nyamuk
Aedes aegypti berkembangbiak (Depkes RI, 2007).

9
2. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu diperoleh dari berbagai
informasi dan berbagai sumber. Pengetahuan diperoleh dari pendidikan
yang direncanakan dan tersusun secara baik misalnya melalui pelatihan
dan pendidikan formal, maupun infomasi yang tidak tersusun secara baik
misalnya membaca surat kabar, membaca majalah, pembicaraan dengan
teman atau keluarga, mendengarkan radio, melihat televise, dan
berdasarkan pengalaman diri (Mantra, 1993).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
atau individu melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 1997).
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif terdapat 6
tingkatan, yaitu:

1. Know (Tahu)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari/ rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Comprehension (Memahami)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Orang
tersebut paham dan dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek
yang telah dipelajari.
3. Application (Aplikasi)

1
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan,
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi yang sebenarnya.
4. Analysis (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi atau obyek kedalam komponen komponen, tetapi masih
dalam satu struktur dan masih ada kaitan satu sama lain.
5. Synthesis (sintesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan menyusun formulasi baru
dari formulasi formulasi yang ada.
6. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi merupakan kemampuan untuk melalukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian ini berdasarkan
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria
yang sudah ada.

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu (Notoatmodjo,


2007) :

1. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman
orang lain. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah.
Semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka
akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal
tersebut.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan

1
seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima, serta
mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
3. Media massa/ sumber informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, dan lain lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
seseorang.
4. Sosial budaya
Kebudayaan beserta kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang
terhadap sesuatu
5. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

3. Perilaku

Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan


dari luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap
rangsangan atau obyek yang berkaitan dengan sehat – sakit, penyakit dan
semua faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut, seperti kondisi
lingkungan, makanan atau minman yang dikonsumsi, serta pelayanan
kesehatan. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi (Machfoedz,
2003):

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)


Perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas kesehatan atau pencarian
pengobatan (health seeking behavior)
Upaya atau tindakan seseorang untuk mencari pengobatan pada saat
sakit.

1
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Upaya atau tindakan seseorang untuk menjaga lingkungan, baik fisik
maupun sosial budaya sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi derajat kesehatan individu, keluarga, maupun
masyarakat.

Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang


terhadap suatu objek, sehingga pengetahuan dalam konteks pencegahan DBD
tidak lepas dari proses terbentuknya perilaku. Pengetahuan akan memberikan
penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam
berperilaku. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam proses pembentukan suatu perilaku. Perilaku yang didasari pengetahuan,
sifatnya akan lebih langgeng dibanding dengan yang tidak didasari oleh
pengetahuan. (Notoatmodjo, 2010)

1
2.2. Kerangka Teori

Faktor resiko :
1.Status imunologi
seseorang
2.Strain virus/ serotipe
virus yang menginfeksi
3.Usia
Etiologi: Vektor Kejadian DBD
Flavivirus Serotype DEN-1, Aedes aegepty dan
Aedes albopticus
DEN-2, DEN-3, dan DEN-

Pencegahan DBD:
1. Program PSN 3M Plus

Perilaku Kesehatan

Pengetahuan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

1
2.3. Kerangka Konsep

Pengetahuan
Perilaku pencegahan
masyarakat tentang DBD
pencegahan DBD

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.4. Perumusan Hipotesis

HO : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku


pencegahan DBD.

H1 : Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan


DBD.

1
2.5 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala Nilai

1 Pengetahuan Pemahaman masyarakat Wawancara Kuesioner Ordinal Tinggi


mengenai hal-hal yang >14
Salah = 0
berkaitan dengan
Cukup:
penyakit DBD yaitu Benar = 1
7-14
etiologi, manifestasi
Jawaban
klinis, pencegahan, dsb. Kurang:
lebih dari
<7
1 (no.7):

≥3=1

<3=0

2 Perilaku Kegiatan atau aktifitas Wawancara Kuesioner Ordinal Baik:


Pencegahan secara langsung atau >10
Tidak = 0
DBD tidak langsung yang
Cukup:
dilakukan oleh Iya = 1
masyarakat dalam 5-10
rangka pencegahan
Kurang:
DBD
<5

1
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik observasional. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku
masyarakat dalam pencegahan DBD di salah satu kelurahan di wilayah
Kecamatan Kelapa Gading. Data mengenai pengetahuan dan perilaku masyarakat
diperoleh dari observasi dan kuesioner.

3.2. Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian ini dengan menggunakan rancangan potong lintang
(cross-sectional).

3.3. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di salah satu kelurahan di
wilayah Kecamatan Kelapa Gading. Penentuan lokasi kelurahan dilakukan dengan
melihat angka kejadian DBD tertinggi di Kecamatan Kelapa Gading.

3.4. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi. Penentuan sampel dilakukan secara random yaitu dipilih
satu RW di Kelurahan Kelapa Gading dan dari RW ini dipilih RT, kemudian dari
tiap-tiap RT diambil masing-masing rumah penduduk, diutamakan pada rumah
yang penduduknya pernah menderita DBD dalam 1 tahun terakhir dan rumah yang
berada dalam radius 100 meter dari rumah penderita. Setelah lokasi ditentukan,
selanjutnya akan diberikan kuesioner yang harus dijawab oleh salah satu pemilik
rumah.
Kriteria pemilihan sampel:
1. Kriteria inklusi:

1
a. Subyek bertempat tinggal di salah satu Kecamatan Kelapa
Gading.
b. Subyek bersedia menjadi responden.
c. Subyek dapat berkomunikasi dengan baik.

3.5. Cara Penetapan sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster
random sampling.

3.6. Penetapan Besar Sampel


Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin, yaitu sebagai berikut:

N
𝑛=
1 + (N x �� 2 )

Keterangan:
n = jumlah Sampel
N = jumlah Populasi
e = batas toleransi kesalahan = 0,1

104. 9 84
n = 1+(104.984 x 0,12) = 99,90 dibulatkan menjadi 100.

Jadi besar sample yang harus diteliti adalah 100 responden.

3.7. Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
didapatkan langsung dari responden.

3.8. Cara Pengumpulan


Data diperoleh dengan cara kuesioner. Kuesioner yang diberikan berisi
pertanyaan- pertanyaan mengenai karakteristik dan pertanyaan-pertanyaan yang

1
dapat menggambarkan pengetahuan dan perilaku responden dalam pencegahan
DBD.
3.9. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk memperoleh
informasi dari responden ialah menggunakan kuesioner yang telah divalidasi
sebelumnya.

3.10. Analisa Data


Data akan dianalisis dengan program SPSS for windows 20. Data yang ada
akan dilakukan editing, koding, tabulasi, lalu diinput. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji Chi Square. Uji ini digunakan karena melihat hubungan
kategori dari kedua variable yang ada.

1
3.11. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian

Kunjungan ke Dinas
Kesehatan

Kunjungan ke
Puskesmas

Kunjungan ke Kelurahan

Kunjungan ke RW

Memberikan penjelasan
kepada responden

Kunjungan ke RT

Mencari data ke rumah


rumah penduduk

2
3.12. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

– Maret
September

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Januari
November-
No Kegiatan

Penyusunan
1.
Proposal
Persiapan
2. Ujian
Proposal

3. Uji Proposal

Pengumpulan
4.
Data
Pengolahan
5. dan Analisis
Data
Penulisan
6.
Laporan
Revisi Hasil
7.
Laporan
Ujian Hasil
8.
Penelitian

2
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Jakarta: Ditjen PPM dan PL Depkes RI.
Depkes, RI. 2007. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue
(psn dbd). Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Depkes. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue, Jakarta.
Badan Litbang dan Pengembangan Kesehatan.
Djunaedi, Djoni. 2006. Demam Berdarah. Malang : UMM Press.

Fathi, dkk. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Penularan
DBD
di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1. Juli, 2005
Indah, R, Nurjannah, Dahlia dan Hermawati, D. 2011. Studi Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Masyarakat Aceh Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue
(KAP study on dengue prevention in aceh. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Kebencanaan TDMRC-Unsyiah, Banda Aceh. 13 – 19 April 2011.
Indrawan. 2001. Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Bandung:
Pioner Jaya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. 2010. Demam Berdarah Dengue. Buletin
Jendela Epidemiologi. 2:2.
Kemenkes RI., 2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
Ditjen PP dan PL
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Petunjuk Teknis Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik
(Jumantik). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Machfoedz, I. 2003. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.
Jakarta: Fitramaya.
Mantra, I.B. 1993. Perilaku dalam Hubungannya dengan Kesehatan. Jakarta:
Depkes R.I.
Mardiana Ratna. 2010. Panduan Lengkap Kesehatan: Mengenal, Mencegah,
Dan
Mengobati Penularan Penyakit Dari Infeksi. Yogyakarta: Citra Pustaka.
2
Nototatmojo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. hal. 20–26.
Notoadmodjo S. 2013. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
S, Andini. 2009. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Di Paseban Barat Jakarta
Pusat Tentang DBD Dan Faktor Faktor Yang Berhubugan. FK UI
Santoso dan Budiyanto, A. 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
(PSP) Masyarakat Terhadap Vektor DBD di Kota Palembang Provinsi Sumatera
Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 7(2): 732–739.
Suyasa, I. N. G, N. A. Putra dan I. W. R. Aryanta. 2008. Hubungan Faktor
Lingkungan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Vektor Demam
Berdarah Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan.
Ecotrophic 3 (1) : 1 – 6.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
WHO. 2005. Situation of Dengue Haemorrahagic Fever in The South East-Asia
Region, Dengue Bulletin Volume 29.
WHO. 2005. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah
Dengue. Panduan Lengkap. Alih bahasa: Palupi Widyastuti. Editor Bahasa
Indonesia: Salmiyatun. Cetakan I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC : 58–77.
World Health Organization, 2012, Dengue and Severe Dengue,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/, diakses tanggal 20 Januari
2018.

Wuryaningsih T. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Persepsi Dengan


Perilaku Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (PSN DBD) Di Kota Kediri.Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

2
3.13. Anggaran Penelitian
Tabel 3.2 Anggaran Penelitian

Item Biaya

Pembuatan skripsi
• Print skripsi Rp. 150.000

• Penjilidan Rp. 18.000

Pengumpulan
data Rp. 50.000
• Izin Etik Rp. 1.000.000
• Bingkisan untuk responden
Persiapan Penelitiann
• Penyusunan dan penggandaan Rp. 180.000

laporan akhir penelitian


• Penjilidan hardcover Rp. 75.000

Total Rp. 1.473.000

3.14. Biodata Peneliti

Nama Lengkap : Aldinugraha Atmadinata


NIM : 1102015015
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 06 April 1998
Jenis Kelamin : Laki - laki
Fakultas/program studi : Fakultas Kedokteran Umum
Alamat Rumah : Jalan Kenanga 2 no.23 Taman Lembah Hijau
Lippo Cikarang
Riwayat Pendidikan :
- TK Karya Iman ( 2002 – 2004 )
- SD Karya Iman ( 2004 – 2010 )
- SMPN 1 Cikarang Utara ( 2010 – 2013 )

2
- SMA International Islamic Boarding School
( 2013 – 2015 )
- Universitas Yarsi ( 2015 – Sekarang )

2
LAMPIRAN

LAMPIRAN I
JUDUL PENELITIAN : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Warga
Pada Salah Satu Kelurahan di Kecamatan Kelapa Gading Terhadap Pencegahan
Demam Berdarah Dengue.
Persetujuan Setelah Penjelasan
(INFORMED CONSENT)
Kami, Aldi, Abiyyu, Ali, Dandi, Akbar adalah mahasiswa S1 Kedokteran
Umum FK YARSI. Kami akan melakukan penelitian yang bertema DBD

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dengan


perilaku warga terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue.

Bersama ini kami mohon kesediaan bapak atau ibu untuk bersedia mengisi daftar
pertanyaan penelitian kami sebagaimana terlampir dengan jujur dan apa adanya.
Jika responden bersedia, silahkan mengisi identitas dan menandatangani
persetujuan di lampiran 2 sebagai bukti kesukarelaan bapak atau ibu. Identitas
responden akan dirahasiakan dan penelitian ini bersifat sukarela tanpa ada
paksaan.

Kerahasiaan informasi dan identitas dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan
untuk keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas kerjasama saudara.

2
LAMPIRAN II

DATA RESPONDEN

Pembimbing : dr. Elita Donanti, M. Biomed

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
NPM :
TTL :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden. Dengan ketentuan apabila ada hal hal
yang tidak berkenan, maka responden berhak untuk mengundurkan diri.
Kerahasiaan informasi dan identitas dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan
untuk keperluan penelitian ini.
Demikian pernyataan ini, terima kasih atas kesediaan bapak atau ibu untuk ikut
serta dalam penelitian ini.

Jakarta, ………………….

Responden

(…………………….)

2
LAMPIRAN III

Kuesioner pengetahuan

2
29
30
31
32
Kuesioner perilaku

33
34

Anda mungkin juga menyukai