DISUSUN OLEH:
NAMA NIM
IDA ASRI D.0020.009
MILDA EKA PRATIWI D.0020.010
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT pada kelas D3 Keperawatan semester IV dengan judul “
ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MIOKARD AKUT ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. MANFAAT..................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
1. KONSEP TEORI.........................................................................................................6
A. DEFINISI.................................................................................................................6
B. ETIOLOGI...............................................................................................................6
C. PATOFISIOLOGI....................................................................................................8
D. MANIFESTASI KLINIS.......................................................................................11
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................................11
F. PENATALAKSANAAN MEDIS..........................................................................13
G. KOMPLIKASI.......................................................................................................14
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................15
A. PENGKAJIAN.......................................................................................................15
B. ANALISA DATA..................................................................................................20
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN............................................................................20
D. INTERVENSI........................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................................24
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................................24
A. PENGKAJIAN...........................................................................................................24
B. ANALISA DATA......................................................................................................29
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................................31
D. INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................................31
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI.........................................34
BAB 4....................................................................................................................................39
PENUTUP.............................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan
penyebab nomor satu kematian di dunia. Penyakit infark miokard merupakan
gangguan aliran darah ke jantung yang menyebabkan sel otot jantung mati. Aliran
darah di pembuluh darah terhenti setelah terjadi sumbatan kororner akut, kecuali
sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh darah di sekitarnya. Daerah otot di
sekitarnya sama sekali tidak mendapat aliran darah atau alirannya sangat sedikit
sehingga tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami
infark (Suddarth, 2014).
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan
melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan Infark Miokard
Akut dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “ Bagaimanakah asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnose Infark Miokard Akut?
C. MANFAAT
Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose Infark
Miokard Akut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Istilah infark miokardium menunjukkan terbentuknya suatu daerah nekrosis
miokardium akibat iskemia lokal. Infark miokar akut yang dikenal sebagai serangan
jantung merupakan penyebab tunggal tersering kematian di negara industri (Robbins,
2007). Infark miokard merupakan daerah nekrosis otot jantung sebagai akibat
berkurangnya pasokan darah koroner yang tiba-tiba, baik absoluth ataupun relatif.
Penyebab paling sering ialah trombosis yang diperberat atau perdarahan dalam, plak
ateromatosa dalam arteri koronaria epikardial (Underwood, 1999)
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke
jaringan otot jantung. ( Joyce, 2014 )
B. ETIOLOGI
Penyakit jantung koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran,
pembekuan darah yang semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh
darah tersebut.
Hal tersebut mengakibatkan otot jantung didaerah tersebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat 16 yang cukup
serius, dari angina pektoris sampai infark jantung, yang dapat mengakibatkan
kematian mendadak.
Faktor resiko penyakit arteri koroner antara lain (Suddarth, 2014) :
1. Perokok
Merokok merupakan faktor risiko pasti pada pria, dan konsumsi rokok mungkin
merupakan penyebab peningkatan insiden dan keparahan atherosclerosis pada wanita
(Kumar, Buku ajar Patologi, 2015). Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard
bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat
inhalasi CO atau dengan perkataan lain dapat menyebabkan takikardi, vasokonstrisi
pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10
% Hb menjadi carboksi -Hb. Disamping itu dapat menurunkan HDL kolesterol tetapi
mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang dihisap, kadar HDL
kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL
kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki-laki perokok. Merokok juga dapat
meningkatkan tipe IV abnormal pada diabetes disertai obesitas dan hipertensi,
sehingga orang yang merokok cenderung lebih mudah terjadi proses aterosklerosis
dari pada yang bukan perokok.
2. Memiliki riwayat kolestrol tinggi
Hiperlipidemia merupakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida serum di
atas batas normal. Peningkatan kadar kolesterol di atas 180 mg/dl akan meningkatkan
resiko penyakit arteri koronaria, dan peningkatan resiko ini akan lebih cepat terjadi
bila kadarnya melebihi 240 mg/dl. Peningkatan kolosterol LDL dihubungkan dengan
meningkatnya resiko penyakit arteri koronaria, sedangkan kadar kolesterol HDL yang
tinggi berperan sebagai faktor pelindung terhadap penyakit ini.
3. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
Hipertensi merupakan faktor risiko mayor dari IMA, baik tekanan darah systole
maupun diastole memiliki peran penting. Hipertensi dapat meningkatkan risiko
ischemic heart disease (IHD) sekitar 60% dibandingkan dengan individu
normotensive. Tanpa perawatan, sekitar 50% pasien hipertensi dapat meninggal
karena gagal jantung kongestif, dan sepertiga lainnya dapat meninggal karena stroke
(Kumar, Buku Ajar Patologi, 2015).
4. Memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus
5. Memiliki berat badan berlebihan (overweight) ataupun obesitas.
6. Memiliki riwayat keluarga mengalami penyakit jantung koroner atau stroke.
C. PATOFISIOLOGI
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat
suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab
penurunan suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena
aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atau thrombus. Penurunan
aliran darah koroner juga bisa diakibatkan oleh syok atau perdarahan. Pada setiap
kasus infark miokardium selalu terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (Suddarth, 2014).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan adalah pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG). Dengan pemeriskaan ini maka dapat ditegakkann
diagnosis STEMI. Gambaran STEMI yang terlihat pada EKG antara lain:
Lead II, III, aVF : Infark inferior
Lead V1-V3 : Infark anteroseptal
Lead V2-V4 : Infark anterior
Lead 1, aV L, V5-V6 : Infark anterolateral
Lead I, aVL : Infark high lateral
Lead I, aVL, V1-V6 : Infark anterolateral luas
Lead II, III, aVF, V5-V6 : Infark inferolateral
Adanya Q valve patologis pada sadapan tertentu.
2. Echocardiogram
3. Foto thorax
Foto thorax tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat pada
bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi ventrikel
5. Tes Treadmill
Laboratorium :
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Istirahat total, Tirah baring, posisi semi fowler.
2. Monitor EKG
3. Diet rendah kalori dan mudah dicerna, makanan lunak/saring serta rendah
garam (bila gagal jantung).
4. Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
5. Atasi nyeri :
6. Antikoagulan: Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv
7. Bowel care : laksadin
8. Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat 22
diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit. Dengan trombolisis, kematian
dapat diturunkan sebesar 40%.
9. .Psikoterapi untuk mengurangi cemas
G. KOMPLIKASI
1. Aritmia Beberapa bentuk aritmia mungkin timbul pada IMA. Hal ini
disebabkan perubahan-perubahan listrik jantung sebagai akibat iskemia pada tempat
infark atau pada daerah perbatasan yang mengelilingi, kerusakan sistem konduksi,
lemah jantung kongestif atau keseimbangan elektrolit yang terganggu. (Suddarth,
2014)
2. AV Blok Blok jantung bukan penyakit pada jantung, tetapi dihubungkan
dengan berbagai jenis penyakit jantung, khususnya penyakit arteri koroner dan
penyakit jantung reumatik. Pada blok jantung atrioventrikuler (AV), kontraksi
jantung lemah dan tidak memiliki dorongan yang cukup untuk mengirim darah dari
atrium ke ventrikel. Denyut nadi dapat rendah, mencapai 30 kali per menit.
(Suddarth, 2014)
3. Gagal jantung Pada IMA, heart failure maupun gagal jantung kongestif dapat
timbul sebagai akibat kerusakan ventrikel kiri, ventrikel kanan atau keduanya
dengan atau tanpa aritmia. Penurunan cardiac output pada pump failure akibat IMA
tersebut menyebabkan perfusi perifer berkurang. Peningkatan resistensi perifer
sebagai kompensasi menyebabkan beban kerja jantung bertambah. Bentuk yang
paling ekstrim pada gagal jantung ini ialah syok kardiogenik. (Suddarth, 2014)
4. Emboli/tromboemboli Emboli paru pada IMA: adanya gagal jantung dengan
kongesti vena, disertai tirah baring yang berkepanjangan merupakan faktor
predisposisi trombosis pada vena-vena tungkai bawah yang mungkin lepas dan
terjadi emboli paru dan mengakibatkan kemunduran hemodinamik. Embolisasi 23
sistemik akibat trombus pada ventrikel kiri tepatnya pada permukaan daerah infark
atau trombus dalam aneurisma ventrikel kiri. (Suddarth, 2014)
5. Ruptura Komplikasi ruptura miokard mungkin terjadi pada IMA dan
menyebabkan kemunduran hemodinamik. Ruptura biasanya pada batas antara zona
infark dan normal. Ruptura yang komplit (pada free wall) menyebabkan perdarahan
cepat ke dalam cavum pericard sehingga terjadi tamponade jantung dengan gejala
klinis yang cepat timbulnya. (Suddarth, 2014)
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.Identitas Pasien
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor
register, pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan dengan
stress atau sebab dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Jenis kelamin lebih
sering terjadi pada laki – laki umur 35 tahun dan wanita lebih dari 50 tahun
( Shoemarker, 2011 ).
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada dada,
jantung berdebar-debar bahkan sampai sesak nafas.
Riwayat penyakit sekarang dikaji dimulai dari keluhan yang dirasakan pasien,
sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan perawatan di rumah sakit
sampai dilakukannya pengkajian. Pada pasien penyakit jantung koroner biasanya
didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada dada. Keluhan nyeri dikaji
menggunakan PQRST sebagai berikut :
b. Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda
berat seperti ditusuk, rasa diperas dan dipelintir
d. Severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa dilihat dengan
ekspresi wajah
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentang penyakit apa
saja yang pernah di derita seperti nyeri dada, hipertensi, DM dan hiperlipidemia
dan sudah berapa lama menderita penyakit yang dideritanya,tanyakan apakah
pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
5. Riwayat Psikososial
Pada pasien penyakit jantung koroner didapatkan perubahan ego yaitu pasrah
dengan keadaan, merasa tidak berdaya, takut akan perubahan gaya hidup dan
fungsi peran, ketakutan akan kematian, menjalani operasi, dan komplikasi yang
timbul. Kondisi ini ditandai dengan menghindari kontak mata, insomnia, sangat
kelemahan, perubahan tekanan darah dan pola nafas, cemas, dan gelisah.
a. Nutrisi
Pada pasien penyakit jantung koroner mengalami nafsu makan menurun dan
porsi makan menjadi berkurang (Nurhidayat, 2011).
c. Eliminasi
1) BAK : normal seperti biasanya berkemih sehari 4-6 x dengan konsisitensi cair
2) BAB : normal seperti biasanya sehari 1-2x dengan konsistensi padat
d. Hygiene
e. Aktivitas
8.Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien mulai saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos
mentis (GCS : 14-15 = E4,V5, M6), apatis (GCS: 12-13), delirium (GCS : 10-11),
samnolen (GCS : 7-9), sopor (GCS : 5-6), semi koma (GCS : 4) atau koma(GCS : 3 =
E1,V1, M1).
d. Mata
Inspeksi :mata kanan dan kiri simetris/tidak, mata juling ada/tidak, konjungtiva merah
muda/anemis, sklera ikterik/putih , pupil kanan dan kiri isokor (normal), reflek pupil
terhadap cahaya m iosis(mengecil)/ midriasis (melebar)
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
Inspeksi : bibir ada kelainan kogenital (bibir sumbing)/tidak, warna bibir hitam/meah
muda, mukosa bibir lembab/kering, sianosis/tidak, oeeme/tidak, lesi/tidak, stomatitis
ada/tidak, gigi berlubang/tidak, warna gigi putih/kuning, lidah bersih/kotor.
h. Leher
Inspeksi : luka/tidak,
j. Thorak :
1) Paru-paru
Palpasi : getaran vocal fremitus kanan dan kiri sama/atau tidak, ada fraktur pada
costae/tidak
Auskultasi :normalnya terdengar vasikuler pada kedua paru dan ada suara
tambahan/tidak
2) Jantung
k. Abdomen
l. Intergumen
Palpasi : akral hangat /dingin, CRT (Capilary Refil Time) pada jari normalnya < 2
detik
m. Ekstermitas
B. ANALISA DATA
Data - data yang telah dikumpulkan mulai dari data subjektif dan data objektif
kemudian dianalisa untuk menentukan masalah pada klien. Analisa data adalah
kemampuan mengait data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan
prinsip yang relavan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan klien (Wahyuni, 2016).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi(D.0003)
2. Risiko Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama
jantung(D.0011)
3. Nyeri akut berhbungan agen pencedara fisiologis(D.0077)
D. INTERVENSI
Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan(SLKI) Keperawatan(SIKI)
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Pemantuan respirasi:
gas berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan diharapkan gangguan -monitor
ketidakseimbangan v pertukaran gas frekuensi,irama,kedalaman dan
entilasi-perfusi meningkat dengan upaya napas
kriteria hasil: -monitor pola nafas (seperti
1. Dyspnea bradipnea,takipnea,hiperventilasi,
meningkat kussmeal,cheynestokes ,biot,atak
2. Bunyi nafas sik)
tambahan Terapeutik
menurun -atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
-dokumentasi hasil pemntauan
Edukasi
-jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
-informasikan hasil
pemantauan ,jika perlu
1. Risiko Penurunan Setelah dilakukan Perawatan jantung:
curah jantung tindakan keperawatan Observasi
berhubungan dengan diharapkan Risiko -identifikasi tanda/gejala primer
perubahan irama Penurunan curah penurunan curah jantung
jantung jantung meningkat - identifikasi tanda/gejala
dengan kriteria hasil: sekunder penurunan curah
1. Kekuatan nadi jantung
perifer - monitor tekanan darah
meningkat Terapeutik
2. Ejection fraction -posisikan pasien semi fowler
(EF) meningkat atau fowler dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
Edukasi
-anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
-anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
-rujuk ke program rehabilitasi
jantung
Nyeri akut berhbungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
agen pencedara tindakan keperawatan Observasi
fisiologis diharapkan tingkat nyeri -identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri - identifikasi skala nyeri
menurun - identifikasi faktor yang
2. Meringis menurun memperberat dan memperingan
3. Gelisah menurun nyeri
Terapeutik
-berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
-kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
-jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan
nyeri
-anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
kolaborasi
-kolaborasi pemberian analgetik
jika perlu
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada bab ini akan disajikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan yang mulai
dari tahap pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi dari tanggal
27 Desember 2018 di ruang Melati RSUD Bangil.
Data diambil tanggal : 27 Desember 2018 Jam : 21.00 Tgl MRS : 27 Desember 2018
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien Klien adalah seorang laki - laki bernama Tn. H usia 50 tahun
beragama islam, klien tinggal di Gempol – Pasuruan, klien bekerja sebagai
sopir dengan pendidikan terakhir SD, klien menikah dengan Ny. T dan
dikaruniai dua orang anak. Klien MRS pada tanggal 27 Desember 2019 di
Ruang Melati RSUD Bangil.
2. Keluhan Utama pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke
punggung.
3. Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan saat dirumah mengeluh nyeri
dada sebelah kiri kemudian hilang saat dipakai istirahat. Pada tanggal 27
Desember 2018 saat bekerja pasien merasakan nyeri kembali dibagian dada
sebelah kiri dan sesak, pukul 20.00 WIB pasien dibawa ke IGD RSUD Bangil
dan diberikan tindakan pemasangan masker NRBM 10 Lpm. Pukul 21.00
WIB pasien dipindahkan ke ruang melati. Pada saat pengkajian pasien
mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung seperti diremas –
remas dengan skala 6, dan nyeri hilang timbul.
4. Riwayat Keperawatan Sebelumnya Riwayat Kesehatan yang lalu pasien
mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti HT dan DM, tidak
pernah melakukan operasi, dan tidak memiliki alergi makanan atau obat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga Pasien mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
2) Lingkungan rumah dan komunitas Lingkungan rumah tidak kotor, ventilasi
rumah baik, pasien mengatakan sering mengikuti acara dilingkungan rumah
seperti pengajian.
3) Perilaku yang mempengaruhi kesehatan Pasien mengatakan sering
begadang saat masuk malam di tempat kerja, dan jarang melakukan olahraga.
6. Status cairan dan nutrisi
Nafsu makan baik, saat di Rumah pasien makan 1 porsi sedang sebanyak 3x
sehari, dan saat di RS pasien makan 3x sehari 1 porsi habis. Pasien selalu
mengkonsumsi air putih dengan jumlah 1,5 Liter/hari. Pasien mengatakan
tidak ada pantangan dan tidak melakukan diet. Masalah Keperawatan : Tidak
ada masalah keperawatan
7. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Lemah 2) Tanda Vital :
(1) Tensi : 130/80 mmHg
(2) Suhu : 36ºC
(3) Nadi : 100 x/menit
(4) Respirasi : 28 x/menit
1. Breathing (B1)
Bentuk dada normal chest, tidak ada skoliosis pada susunan ruas tulang belakang,
irama nafas tidak teratur dengan jenis dispnea, terdapat retraksi otot bantu pernafasan,
perkusi thorax sonor, getaran sama kanan kiri pada vokal premitus, menggunakan
alat bantu nafas NRBM 10 Lpm, dan terdapat suara nafas wheezing, pasien
mengatakan sesak dan letih setelah beraktivitas. Masalah keperawatan :
Ketidakefektifan pola nafas dan Intoleransi
2. Kardiovaskuler (B2)
Terdapat nyeri dada, irama jantung reguler, ictus cordis teraba kuat pada ICS V
Midclavicula, dunyi jantung S1 dan S2 Tunggal, CRT detik, tidak terdapat sianosis,
tida terdapat clubbing finger, dan tidak ada pembesaran JVP.
S = Skala nyeri 6
Lain-lain : Hasil Lab CK-MB 366,3 mg/dL, Troponin I 11,400 ng/mL, dan pada hasil
EKG terdapat ST Elevasi pada V2 dan V3
3. Persyarafan (B3)
4. Genetourinaria (B4)
Bentuk alat kelamin normal dan bersih, terpasang kateter dengan jumlah 1300/24
Jam dengan warna kuning dan bau khas. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan
5. Pencernaan (B5)
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, terdapat caries, dan saat di RS tidak
menggosok gigi tetapi melakukan oral hygiene menggunakan listerine. Pasien tidak
mengalami kesulitan menelan dan tidak ada pembesaran tonsil. Tidak ada nyeri
abdomen, tidak kembung dan peristaltik usus 10 x/menit. Pasien mengatakan saat
dirawat di RS belum BAB. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Tidak terdapat fraktur, tidak ada dislokasi, akral pucat, turgor kulit baik, tidak ada
oedema, dan kekuatan otot
7. Pengindraan (B7)
Pada mata tidak menggunakan alat bantu penglihatan dan pasien bisa melihat dengan
jelas, konjungtiva anemis, sklera putih. Ketajaman penciuman normal, tidak ada
sekret dan mukosa hidung lembab. Pada telinga tidak ada keluhan. Perasa normal
( bisa merasakan manis, pahit, asam, asin )
8. Endokrin (B8)
Pada pasien tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada pembesaran
kelenjar parotis. Tidak terdapat luka gangren.
9. Data Psikososial
Pasien mengatakan merasa bangga terhadap tubuhnya, karena pasien merasa
sempurna dengan apa yang diberikan Allah SWT. Pasien sebagai kepala keluarga dan
sebagai kakek merasa sangat puas terhadap status dan posisinya didalam keluarga.
Pasien sudah mampu menjadi ayah dari anakanaknya, tetapi saat sakit tidak bisa
mencari uang. Harapan pasien ingin cepat sembuh dan bisa cepat pulang untuk
berkumpul dengan anggota keluarganya, dan menganggap bahwa penyakit yang
dideritanya merupakan ujian dari Allah dan memasrahkan semua kepada tim medis
untuk melakukan yang terbaik bagi kesembuhan pasien. Selama di RS pasien sering
dijenguk oleh keluarga dan hubungan pasien dengan keluarga sangat baik.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien adalah pemeluk agama islam yang taat
beribadah selama di rumah dan dirumah sakit, dan pasien yakin akan sembuh dari
penyakitnya.
Nama : Tn. H
Umur : 50 Th
NO RM : 0038xxxx
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan(SLKI) Keperawatan(SIKI)
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Pemantuan respirasi:
gas berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan diharapkan gangguan -monitor
ketidakseimbangan v pertukaran gas frekuensi,irama,kedalaman dan
entilasi-perfusi meningkat dengan upaya napas
kriteria hasil: -monitor pola nafas (seperti
3. Dyspnea bradipnea,takipnea,hiperventilasi,
meningkat kussmeal,cheynestokes ,biot,atak
4. Bunyi nafas sik)
tambahan Terapeutik
menurun -atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
-dokumentasi hasil pemntauan
Edukasi
-jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
-informasikan hasil
pemantauan ,jika perlu
2. Risiko Penurunan Setelah dilakukan Perawatan jantung:
curah jantung tindakan keperawatan Observasi
berhubungan dengan diharapkan Risiko -identifikasi tanda/gejala primer
perubahan irama Penurunan curah penurunan curah jantung
jantung jantung meningkat - identifikasi tanda/gejala
dengan kriteria hasil: sekunder penurunan curah
3. Kekuatan nadi jantung
perifer - monitor tekanan darah
meningkat Terapeutik
4. Ejection fraction -posisikan pasien semi fowler
(EF) meningkat atau fowler dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
Edukasi
-anjurkan beraktivitas fisik sesuai
toleransi
-anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
-rujuk ke program rehabilitasi
jantung
Nyeri akut berhbungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
agen pencedara tindakan keperawatan Observasi
fisiologis diharapkan tingkat nyeri -identifikasi lokasi, karakteristik,
menurun dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri
4. Keluhan nyeri - identifikasi skala nyeri
menurun - identifikasi faktor yang
5. Meringis menurun memperberat dan memperingan
6. Gelisah menurun nyeri
Terapeutik
-berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
-kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
-jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan
nyeri
-anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
kolaborasi
-kolaborasi pemberian analgetik
kolaborasi
-kolaborasi
pemberian analgetik
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis Stemi Anterior, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut : Pada pengkajian pasien didapatkan nyeri dada sebelah kiri dan
menjalar ke punggung seperti di remas – remas dengan skala nyeri 6, nyeri hilang
timbul dan letih setelah beraktivitas. Terdapat irama nafas tidak teratur dengan jenis
dispnea, terdapat retraksi otot bantu pernafasan, menggunakan alat bantu nafas
NRBM 10 lpm, dan terdapat suara nafas wheezing.Tekanan darah pasien 130/80
mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36ºC, respirasi 28 x/menit
B. Saran