KASUS 4
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Disusun oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Laporan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. E
Dengan Kasus Coronary Artery Disease (CAD) STEMI ” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kasus Coronary Artery
Disease (CAD) STEMI. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat di pahami oleh siapa saja yang
membacanya, dan semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi siapa
saja yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan,
dan Kami mohon adanya kritik dan saran agar dapat memperbaiki di saat yang akan datang.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI..........................................................................................................................3
1. Anatomi jantung....................................................................................................................3
2. Etiologi...................................................................................................................................6
3. Gambaran Klinis..................................................................................................................12
4. Komplikasi...........................................................................................................................13
5. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................................13
BAB III.............................................................................................................................................18
TINJAUAN KASUS.......................................................................................................................18
A. Tinjauan Kasus....................................................................................................................18
B. ANALISA DATA...............................................................................................................33
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................34
D. INTERVENSI......................................................................................................................35
BAB IV.............................................................................................................................................40
PEMBAHASAN.............................................................................................................................40
A. PENGKAJIAN.....................................................................................................................40
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................................................41
C. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................................41
BAB V..............................................................................................................................................42
PENUTUP........................................................................................................................................42
A. Kesimpulan...........................................................................................................................42
ii
B. Saran.....................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................43
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelainan pada pembuluh darah arteri coroner atau Coronary Artery Disease (CAD)
pada jantung adalah pembuluh darah yang memasok aliran darah ke otot- otot jantung,
membawa oksigen dan zat- zat lain yang dibutuhkan untuk metabolisme sel- sel otot
jantung sehingga berfungsi abnormal. Kelainan pada arteri koroner dapat berupa
penyempitan atau bahkan sumbatan sehingga diameter pembuluh darah mengecil atau
dinding pembuluh darah menjadi kaku/ tidak estetis lagi. Adanya kelainan tersebut dapat
menganggu aliran darah menuju otot jantung. Akibat terjadi ketidakseimbangan antara
pasokan oksigen dengan kebutuhan oksigen jaringan, dimana pasokan oksigen yang
sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat (Kumar dan Canon, 2009). Pada pasien
STEMI, terjadi penurunan aliran darah koroner secara mendadak akibat oklusi trombus
pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi
secara cepat pada lokasi injuri vaskuler. Injuri vaskuler dicetuskan oleh faktor-faktor
seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid. Karakteristik gejala iskemia miokard
EKG dapat menentukan terjadinya STEMI (Alwi, 2014). Saat ini, kejadian STEMI
sekitar 25-40% dari infark miokard, yang dirawat di rumah sakit sekitar 5-6% dan
Tatalaksana STEMI ditujukan untuk reperfusi arteri koroner yang tersumbat dan harus
segera ditatalaksana sehingga dapat mengurangi kematian sel miokard (Sukhum, 2011).
Trombolitik bekerja dengan melarutkan bekuan darah atau trombus yang terbentuk
1
2
sehingga dapat mengembalikan fungsi daerah yang bermasalah. Trombus yang terbentuk
yang rusak. Jika trombus terbentuk, dapat menyebabkan iskemik, emboli, serangan
penelitian, pasien yang menerima trombolitik dalam 6 jam dari onset nyeri dada
memiliki angka kematian yang lebih rendah (5,1%) dibandingkan dengan pemberian
setelah 6 jam (16,2%) (Mulay dan Mukhedkar, 2013; Dewoto, 2012). Di subkelompok
yang terdiri dari 3300 pasien berusia di atas 75 tahun yang datang dalam 12 jam onset
gejala dengan STEMI atau bundle-brunch block, tingkat kematian berkurang secara
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut yaitu “Bagaimana Asuhan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn.E dengan kasus CAD STEMI.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan analisis perumusan keperawatan pada pasien Tn. E dengan kasus CAD
STEMI.
b. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien Tn. E dengan kasus CAD STEMI.
1. Anatomi jantung
antara lain :
a. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari
ventrikel sinistra
c. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru melalui
d. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium kanan dan
e. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot, menerima darah
kaya oksigen dari paru melalui atrium kiri dan memompanya ke dalam system
3
4
f. Arteri pulmonari merupakan pembuluh darah yang keluar dari dekstra menuju
paru (pulmo)
i. Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra
1. Fisiologis Jantung
Jantung adalah organ berupa otot,berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya
di atas dan puncaknya di bawah. Jantung berada di dalam thorak, antara kedua paru-
paru dan dibelakang sternum,dan lebih menghadap kekiri dari pada ke kanan. Ukuran
jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260
gram. Jantung terbagi atas sebuah septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan
kanan.
fungsi tersebut dengan mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh
tubuh dan memompanya ke dalam paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen
b. Perikardium serosum (parietal), yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
a. Siklus jantung
Jantung mempunyai empat pompa terpisah, dua pompa primer atrium dan dua
pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi
potensial aksi secara spontan. Simpul sinoatrial (SA) terletak pada dinding
posterior atrium dekstra dekat muara vena superior. Potensial aksi berjalan dengan
pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel menyediakan sumber tenaga utam bagi
b. Curah Jantung
dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak
demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu, misalnya bila jumlah
darah yang di pompakan ventrikel dekstra lebih besar dari ventrikel sinistra.
Jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistemik
sehingga terjadi penumpukan darah di paru. Besar curah jantung seseorang tidak
selalu sama, tergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung akan meningkat
6
pada waktu kerja berat, stres, peningkatan suhu lingkungan, sedangkan curah
1. Definisi
Kelainan pada pembuluh darah arteri coroner atau Coronary Artery Disease
(CAD) pada jantung adalah pembuluh darah yang memasok aliran darah ke otot- otot
jantung, membawa oksigen dan zat- zat lain yang dibutuhkan untuk metabolisme sel-
sel otot jantung sehingga berfungsi abnormal. Kelainan pada arteri koroner dapat
mengecil atau dinding pembuluh darah menjadi kaku/ tidak estetis lagi. Adanya
2. Etiologi
a. Merokok berperan memperparah penyakit arteri koroner melalui 3 tahap:
terganggu.
b. Hipertensi/ darah tinggi, tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling
membahayakan hal ini mengakibatkan gradien tekanan yang harus dilawan oleh
ventrikel kiri saat memompa darah. Tekanan tinggi yang terus menerus
Lemak yang tidak terlarut dalam air, terikat dengan lipoprotein yang larut dalam
Low densitay lipoprotein) dan lipoprotein densitas tinggi (HDL= High Density
LDL menyebabkan efek berbahaya pada dinding arteri dan mempercepat proses
Faktor risiko CAD sama dengan faktor risiko arterolkerosis. Faktor risiko
Faktor konventional, dikenal sebagai risiko mayor untuk CAD, yang tidak
dapat dimodifikasi antara lain (1) usia lanjut, (2) jeis kelamin laki- laki/
perempuan setelah menopouse, (3) riwayat keluarga. Usia lanjut dan menopouse
8
endotel yang kurang baik. Riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko CAD
melalui faktor genetic dan paparan lingkungan yang sama. Faktor risiko mayor
yang dapat di modifikasi antara lain (1) dyslipidemia, (2) hipertensi, (3) merokok,
(4) diabetes dan resustensi insulin, (5) obesitas, (6) gaya hidu sedentary, (7) diet
arterogenik. Modifikasi dari faktor- faktor risiko ini dapat menurunkan risiko
telah diketahui secara jelas. Istilah lipoprotein merujuk pada lipid, fosfolipid,
kolesterol, dan trigliserida yang terikat pada protein pembawanya. Lipid (terutama
kolesterol) dibuhkan oleh sebagian besar sel untuk pembentukan dan perbaikan
Meskipun kolesterol dapat dengan mudah diperoleh dari asupan diet lemak,
Siklus metabolisme lipid sangat rumit. Lemak dari makanan diangkut oleh
aborbsi lipid dan mentransfor lipid eksogen dari usus menuju hepar dan sel
perifer. Kilomikron merupakan jenis lipoprotein dengan densitas yang paling kecil
dilepaskan dan disimpan dijaringan adipose atau digunakan sebagai sumber energi
lipoproteins (LDLs), terutama berisi kolesterol dan protein; dan high density
hal ini telah di defisinikan oleh Third Reoport of the National Colesterol
genetik dan pola makan. Dislipoproteinemia primer atau familial disebabkan oleh
dan reseptor lipid yang tidak normal. Penyebab dyslipidemia sekunder antara lain
diabetes hipotiroidisme, pankreatitis, dan nefrosis ginjal; serta akibat obat- obatan
LDL merupakan indicator kuat untuk risiko penyakit coroner. Pada keadaan
normal, kadar LDL serum dipengaruhi oleh reseptor pada hepar yang berikatan
pada LDL dan membatasi hepar dalam produksi lipoprotein tersebut. Asupan
darah. Kadar kolesterol HDL yang rendah juga merupakan indicator kuat risiko
coroner, terutama bila dikombinasikan dengan faktor risiko lain seperti diabetes,
10
Lipoprotein (a) [Lp(a)] adalah kompleks molekul yang berkaitan dengan genetic
penyakit arteri koroner melalui modulasi farmakologi pada kadar lemak masih
laki, penelitian yang lain memberikan hasil yang bisa terutama pada perempuan.
C. STEMI
1. Definisi
Infark miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah
koroner menurun secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik
yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada
lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-faktor seperti
2. Etiologi
Terdapat dua faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner
yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan faktor risiko yang
dengan mengubah gaya hidup dan kebiasaan pribadi, sedangkan faktor risiko yang
(smeltzer, 2002). Menurut Muttaqin (2009) ada lima faktor risiko yang dapat
a. Merokok
karbondioksida yang terdapat pada asap rokok akan lebih mudah mengikat
hubungan yang erat. Lemak yang tidak larut dalam air terikat dengan
d. Hiperglikemia
e. Pola perilaku
Pola hidup yang kurang aktivitas serta stressor psikososial juga ikut
pola tingkah laku tipe A dengan cepatnya proses aterogenesis. Hal yang
persaingan yang kuat, ambisius, agresif, dan merasa diburu waktu. Stres
3. Gambaran Klinis
Pada anamnesis perlu ditanyakan dengan lengkap bagaimana kriteria nyeri
dada yang dialami pasien, sifat nyeri dada pada pasien STEMI merupakan nyeri
dada tipikal (angina). Pada pemeriksaan fisik didapati pasien gelisah dan tidak
nyeri substernal > 30 menit dan banyak keringat dicurigai kuat adanya STEMI.
13
Tanda fisik lain pada disfungsi ventricular adalah S4 dan S3 gallop, penurunan
intensitas jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat
ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apical yang bersifat sementara
(Alwi, 2006).
4. Komplikasi
a. Disfungsi Ventrikuler
b. Gangguan Hemodinamik
c. Gagal Jantung
d. Syok Kardiogenik
e. Perluasan IM
f. Emboli sistemik/pulmonal
g. Perikardiatis
h. Ruptur Ventrikel
i. Otot Papilar
k. Disfungsi Katup
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
(cTn) T atau cTn 1 yang dilakukan secara serial. cTn harus digunakan sebagai
petanda optimal untuk pasien STEMI yang disertai kerusakan otot skletal
karena pada keadaan juga akan diikuti peningkatan CKMB. Peningkatan nilai
enzim diatas dua kali batas atas normal menunjukkan adanya nekrosis jantung.
14
Selain itu, Troponin juga digunakan sebagai marker yang spesifik pada
kerusakan otot jantung, karena reseptor troponin lebih khas pada otot jantung
kinase (CK), Lactic dehydrogenase (LDH). Reaksi non spesifik terhadap injuri
beberapa jam setelah onset nyeri dan menetap selama 3-7 hari. Leukosit dapat
b. Pemeriksaan Penunjang
gambaran iskemia, injuri dan nekrosis yang timbul menurut urutan tertentu
Terdiri dari:
Terdiri dari:
c) Q patologis
Terdiri dari:
menyingkirkan diagnosis IMA membutuhkan EKG serial. Fase evolusi yang terjadi
bisa sangat bervariasi, bisa beberapa jam hingga 2 minggu. Selama evolusi atau
Gambaran infark miokard subendokardial pada EKG tidak begitu jelas dan
segmen ST yang disertai inversi segmen T yang bertahan beberapa hari. Pada
nekrosis miokard. Pada infark miokard dinding posterior murni, gambaran EKG
horisontal, jadi terdapat R yang tinggi di V1, V2, V3 dan disertai T yang simetris.
16
c. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
segera, triase pasien risiko rendah ke ruangan yang tepat di rumah sakit dan
1) Oksigen : suplemen oksigen harus diberikan ada pasien dengan saturasi oksigen
90%. Pada semua STEMI tanpa komplikasi dapat diberikan oksigen selama 6
jam pertama.
17
dosis 0,4 mg dan dapat diberikan sampai 3 dosis dengan interval 5 menit.
3) Morfin : sangat efektif dalam mengurangi nyeri dada dan merupakan analgesik
pilihan dalam tatalaksana STEMI. Morfin dapat diberikan dengan dosis 2-4 mg
dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg.
4) Aspirin : merupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai STEMI dan
5) Penyekat Beta : Jika morfin tidak berhasil mengurangi nyeri dada, pemberian
penyekat beta intravena dapat efektif. Regimen yang biasa diberikan adalah
metoprolol 5 mg tiap 2-5 menit sampai total 3 dosis, dengan syarat frekuensi
jantung > 60 kali permenit, tekanan darah sistolik > 100 mmHg, interval PR <
0,24 detik dan ronki tidak lebih dari 10 cm dari diafragma. Lima belas menit
mg tiap 6 jam selama 48 jam, dan dilanjutkan dengan 100 mg tiap 12 jam.
d. Algoritma Penatalaksanaan
18
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
KASUS 4
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Nama Pasien Tn. E
Tgl. Lahir 4 November 1966
Jenis Kelamin √ Laki-laki Perempuan
Pendidikan SD SMP
√ SMA/SMK Diploma
Sarjana Lainnya
Pekerjaan Wiraswasta
No. RM 00696993
Alamat Bojong Asem, Lebakwangi
a. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dominan dirasakan pasien atau kondisi terakhir pasien yang tampak dominan
berdasarkan masalah ABC (Airway, Breathing, Circulation)
……………………………………………………………………………………………....
20
21
Klien mengatakan dari ibu ada riwayat penyakit hipertensi penyakit lainnya tidak ada.
c. Pemeriksaan Fisik
1) KEADAAN UMUM
Kesadaran √ Sadar Letargi Obtundasi
Stupor Koma DPO
Bila DPO, jenis obat ……………………….. Dosis obat……………………………
Tekanan Darah 146/85 mmHg Frekwensi nadi 80 x/menit
Frekwensi Pernapasan 25x/menit Suhu 36,6ºC Saturasi 98%
Berat Badan 80 kg Tinggi Badan 175 cm BMI 26,12
Resiko Jatuh Ya √ Tidak
Status Fungsional Bantuan penuh √ Bantuan sebagian Mandiri
2) PERNAPASAN
Work of Breathing √ Minimal Sedang Berat
Alat bantu napas Tidak Ya, …………ltr/menit
√ O2 canule Sungkup sdrhn NRM
RM Ventury Mask NIPPV/CPAP
Ventilator ETT Tracheostomi
Bila terpasang ventilator, mode setting CMV IPPV
SIMV SIMV + PS
……………………………………….
TV…….… MV….….…PEEP ….…… I : E ……………FiO2….….….Rate.….………
Jalan napas √ Bersih Sumbatan ……………..
Penyebab sumbatan Lidah jatuh Sputum Darah
EdemaLaring Cairan lambung
Cairan buih Benda asing : ……………………….
Bunyi napas √ Vesikuler Ronchi Stridor
Wheezing Pada lobus mana…….…….……….
Bau napas keton Ya √ Tidak
Irama & kedalaman √ Dispneu Kusmaul Cheynestokes
Ortopneu
Kecepatan √ Eupneu Bradipneu Tachipneu
Apneu
Retraksi dada √ Simetris Asimetris Flial chest
Penggunaan otot bantu pernapasan Ya √ Tidak
Penurunan kotraksi otot pernapasan Ya √ Tidak
Peningkatan diameter anterior posterior Ya √ Tidak
Pernapasan bibir Ya √ Tidak
Pernapasan cuping hidung Ya √ Tidak
Posisi trachea √ Lurus Bergeser
Bila trachea bergeser, ea rah mana Kiri Kanan
Jejas/lebam dada Kiri Kanan
Luka terbuka dada dengan sucking wound Ya Tidak
Krepitasi Ya Tidak
3) PERSARAFAN
FOUR Score ……………………….. GCS Score : E 4 M 6 V 5 = 15
Riwayat sincope Ya √ Tidak
Bila (ya) berapa kali…………………….. Berapa lama sincope…………………….
23
4) CARDIOVASKULER
Gambaran jantung √ Sinus Rithm Bradikardi takhikardi
Aritmia, bila (ya) tuliskan gambaran aritmia …………………
Rentang Tekanan Darah 146/85 mmHg 99/59 mmHg
Rentang Mean Arterial Pressure (MAP) 105 mmHg 72 mmHg
Rentang Cardiac Output (CO) ….…..…liter/menit ….….…liter/menit
Rentang Stroke Volume ………………...cc ……………….cc
Rentang Frekwensi Nadi 80x/menit 60x/menit
Amplitudo nadi Lemah √ Kuat
Amplitudo kiri & kanan √ Sama Tidak sama
Bila amplitude nadi tidak sama, jelaskan ………………………………………………..
Irama nadi Tidak teratur √ Teratur
Akral Dingin √ Hangat
Warna kulit Sianosis Pucat √ Kemerahan
Jaundice
Konjungtiva Anemis √ Kemerahan
Diaporesis Ya Tidak Keringat dingin
CapillaryRefillTime > 2 detik √ ≤ 2 detik
Peningkatan JVP Ya √ Tidak
Bunyi Jantung S1 S2 S3/Murmur
√ Gallop Suara redup/menjauh
Ictus Cordis terlihat pada ICS 5 midklav kiri Ya √ Tidak
Teraba getaran melebihi midklav ICS 5 kiri Ya √ Tidak
Perdarahan Ya √ Tidak
Bila (ya), di area tubuh mana…………… Derajat kehilangan cairan……………....cc
Sindrome kompartemen Ya Tidak
Area syndrome kompartemen Tangan………. Kaki…………
Penyebab syndrome kompartemen Trombosis Cedera
Pembebatan ………………
5) PENCERNAAN
Ascites √ Tidak Ya, Lingkar perut………....cm
Distensi abdomen √ Tidak Ya Bising usus……x/m
Bentuk abdomen √ Simetris Asimetris
Teraba hepatomegali √ Tidak Ya
Teraba massa √ Tidak Ya, pada kuadran………………………
Keluhan mual √ Tidak Ya …………………….
24
F. PERKEMIHAN
Pola berkemih √ Normal Melalui kateter urine
Terapi diuretik Tidak √ Ya, jenis obat lasik dosis
Jumlah urine 1920cc/24 jam Warna urine kuning
Konsistensi urine ……………………….. Bau …………………………………….
Intake cairan 24 jam terakhir 600 cc Infus…………………………………cc
Makan/minum………………………cc
Cairan oplos obat ………………..….cc
Balancing 24 jam terakhir …….....…cc
Penggunaan kateter urine lama (> 5 hari) Ya √ Tidak
Bila (ya) sudah berapa lama menggunakan kateter urine ………………………………..
Ganti kateter setiap berapa hari……………… nomor kateter……….. ………………..
Jenis bahan kateter Nelaton Silikon …………………
Retensi Urine √ Tidak Ya
Bila (ya) sejak kapan tidak keluar urine ……………………………………………….
Hidroneprosis √ Tidak Ya Kanan Kiri
Edema Anasarka Ekstre atas Ekstre bawah
Turgor kulit √ Baik Jelek
Irigasi kandung kemih √ Tidak Ya, hari ke….… warna………….…….
6) MUSKULOSKELETAL
Kekuatan Otot ( 0 – 5) Atrofi Otot (+ / -)
5 5 - -
5 5 - -
Kontraktur sendi (+ / -)
- -
- -
Farktur √ Tidak Ya
Jenis fraktur Terbuka Tertutup
Area fraktur Cranium Humerus Radius/ulna
Femoralis Patela Vertebra
Panggul ………………….......................................
Terpasang alat Skin traksi Skeletal traksi ………………kg
Gips/bidai ………………….. ………………
Keluhan nyeri sendi Tidak Ya, area sendi…………………………
7) INTEGUMEN
Luka Ya √ Tidak
Jenis luka /lesi Luka bakar Dekubitus Luka tusuk
Vulnus Gangren Abses
Elak Kanker …………………………………………
Area luka/lesi decubitus/gangrene/vulnus/kanker, dll.…………………….…..……………
Luas / diameter……………….…………….. Derajat ……………. Bau : ya / tidak
Warna Merah…….% Kuning……....% Hitam …….%
Eksudat (+) / (-), warna ………….……...... Jumlah eksudat : banyak / sedang / sedikit
8) KEBUTUHAN EDUKASI
Hambatan edukasi Ya √ Tidak
Faktor hambatan Kesadaran Pendengaran Penglihatan
Kognitif Status mental Bahasa
Budaya …………………………………………..
(Lingkari skor sesuai dengan jawaban, Total skor adalah jumlah skor yang dilingkari)
No Parameter Skor
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan
1.
dalam 6 bulan terakhir ?
26
a. Tidak 0
b. Ya 1
Total skor
d. Hasil Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan Laboratorium
JENIS TANGGAL
NILAI RUJUKAN
PEMERIKSAAN 19-07-2019 20-07-2019
Darah Rutin
Hemoglobin 12-16 g/dl 17.1
leukosit 3800-10600 sel/ul 14200
Eritrosit 3,6-5,8 juta/ul 5.49
Hematocrit 35-47 % 51.7
150.000-440.000
Trombosit
sel/ul 351000
Kimia Klinik
Troponin I ng/L 15259
Natrium 134-135 mmol/L 133
Kalium 3,6-5,6 mmol/L 4.0
Kalsium 1.15-1.35 mmol/L 1.02
Kolestrol Total <200 mg/dL 246
Trigliserida 40-180 mg/dL 162
Kolestrol HDL >55 mg/dL 44
Kolestrol LDL 167
<150 mg/dL
Fungsi Liver
AST (SGOT 10-33 U/L 115
ALT (SGPT) 9-36 U/L 43
Fungsi Ginjal
Ureum 10-50 mg/dl 17
Kreatinin 0.7-1.13 mg/dl 1.05
Asam Urat 3.4-7.0 mg/dL 6
Gula Darah
Glukosa Darah Sewaktu 70-200 mg/dl 106 96
Pemeriksaan diagnostic
Photo thorax
Kesan : Tidak tampak TB paru aktif, tidak tampak kardiomegali
Hasil EKG
29
e. Terapi Obat
Nama Dosis Taggal/ Cara Indikasi Efek samping Jenis Obat
Obat/terapi pukul
Alprazolam 1x 0,5 19 juli PO Obat ini digunakan untuk Peningkatan air Benzodiazepi
mg 2019 mengatasi gangguan liur, perubahan ne
16.00 kecemasan, obat ini seksual,
bekerja di dalam otak perubahan
dan saraf untuk suasana hati,
menghasilkan efek gangguan ingatan
menenangkan dengan
meningkatkan aktivitas
zat kimia dalam tubuh
yang disebut GABA.
ISDN 3x5 19 juli PO Obat ini digunakan untuk Pusing, mual, Nitrat
mg 2019 mencegah dan mengobati muncul ruam,
16.00 angina pada penderita kejang, gangguan
jantung koroner. Obat ini penglihatan,
bekerja dengan gangguan
melebarkan pembuluh kesadaran
darah agar aliran darah
ke otot jantung lancar.
Arixtra 1 x 2,5 IM Obat ini digunakan untuk Sakit kepala, sulit Factor Xa
mg mencegah dan nengibati tidur, sesak nafas inhibitor
DVT, yaitu kondisi yang
menyebabkan
terbntuknya gumpalan
darah. Obat ini berperan
dalam menurunkan
kemampuan darah untuk
membekudengan
menghambat XA
32
B. ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DO : Jaringan fibrinogen Nyeri Akut
menyumbat di pembuluh darah
1. Skala nyeri 4
jantung
2. Px tampak gelisah
3. TTV :
Aterosklerosis
Tekanan Darah MAP
146/85 mmHg 105 mmHg
Suplai nutrisi dan O2 ke
99/59 mmHg 72 mmHg jantung menurun
Suhu =36,6ºC,
Nadi = 80 x/menit Metabolisme anaerob
60 x/menit
RR = 25 x/menit, Asam laktat
DS : Pelepasan histamin,
Mengeluh nyeri dada prostaglandin
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
(S3) ATP yg dihasilkan sangat
3. EKG ST Elevasi sedikit
4. Pemeriksaan Lab
Kolesterol LDL : >167 Pompa natrium, kalsium
berhenti
DS :
1. Pasien mengeluh
Sel terisi ion natrium dan air
nyeri dada sebelah
kiri
2. Pasien mengeluh
Sel pecah kondisi infark
sesak
Volume sekuncup
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan jantung
2. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan hiperlipidemia
35
D. INTERVENSI
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Nyeri merupakan perasaan
dengan iskemia jaringan tindakan keperawatan secara komprehensif termasuk subyektif yang dialami dan
jantung selama 3x24 jam Pasien lokasi, karakteristik, durasi, digambarkan sendiri oleh pasien
tidak mengalami nyeri, frekuensi, kualitas dan faktor dan harus dibandingkan dengan
DO : dengan kriteria hasil: presipitasi gejala penyakit lain sehingga
-Skala nyeri 4 1. TTV dalam didapatkan data yang akurat
-Px tampak gelisah keadaan normal
- TTV : TD ; (120/80 2. Observasi TTV 2. Peningkatan nyeri akan
Tekanan Darah MAP mmHg) meningkatkan tanda tanda vital.
146/85 mmHg 105 RR : 16-20X/mnt
mmHg N : 55-100x/mnt 3. Kurangi faktor presipitasi nyeri 3. Membantu dalam penurunan
99/59 mmHg 72 2. Mampu persepsi/respons nyeri.
mmHg mengontrol nyeri Memberikan kontrol situasi,
Suhu =36,6ºC, (tahu penyebab meningkatkan prilaku positif.
Nadi = 80 x/menit nyeri, mampu
60 x/menit menggunakan 4. Ajarkan tentang teknik non 4. Membantu atau mengontrol dalam
RR = 25 x/menit, tehnik farmakologi: napas dalam, mengalihkan rasa nyeri,
nonfarmakologi relaksasi, distraksi, kompres memusatkan kembali perhatian
untuk mengurangi hangat/ dingin dan dapa mengingatkan koping.
DS :
36
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai kesenjangan antara teori dengan
praktek selama melakukan asuhan keperawatan pada pasien Tn. E dengan diagnosa medis
STEMI.
Pada kasus ini, CAD STEMI yang dialami oleh klien dikarenakan klien merupakan
perokok berat dan klien mengeluh nyeri dada sehingga menjalar ke punggu dan tangan
sebelah kiri secara mendadak dan terjadi terus menerus. Menurut Sudoyo (2010), Infark
miokard akut dengan elevasi ST (STEMI) terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya.
Trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskuler, dimana injuri ini
A. PENGKAJIAN
Langkah pertama pada kasus STEMI yaitu pengkajian dengan primary survey karena
kasus tersebut termasuk ke dalam kasus kritis, hasil pengkajian yang di dapat yaitu klien
mengeluh nyeri dada dengan skala 4 dari 10, dan pada saat dilakukan pemeriksaan klien
mengalami penurunan tekanan darah yaitu dengan TD awal 146/85 mmHg dan
mengalami penurunan yaitu 99/59 mmHg, terdapat penurunan nadi yaitu awal adalah
respirasi yaitu 25x/menit, dan hasil kolesterol LDL adalah 167 mg/dL. Secara teori, pada
pengkajian CAD STEMI disarankan untuk mencatat status volume cairan klien, tetapi
40
41
Intake-output
BB : 80 Kg
U = (0,5 – 1 cc/kg/Jam)
40 – 80 cc/ 24 jam
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah melakukan pengkajian dan mendapatkan data – data, penulis mengelompokan,
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perencanaan yang dibuat oleh penulis sesuai dengan pedoman yang terdapat pada
sumber buku dan literatur NOC dan NIC. Penulis sedikit kebingungan menentukan
tindakan keperawatan mandiri untuk klien. karena pada kasus CAD STEMI ini mayoritas
Penulis hanya merencanakan anjuran untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi untuk
A. Kesimpulan
Kelainan pada pembuluh darah arteri coroner atau Coronary Artery Disease (CAD)
pada jantung adalah pembuluh darah yang memasok aliran darah ke otot- otot jantung,
membawa oksigen dan zat- zat lain yang dibutuhkan untuk metabolisme sel- sel otot
jantung sehingga berfungsi abnormal. Kelainan pada arteri koroner dapat berupa
penyempitan atau bahkan sumbatan sehingga diameter pembuluh darah mengecil atau
sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat dimana terjadi penurunan aliran darah
koroner secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak aterosklerotik yang sudah ada
Diagnosa yang muncul pada kasus Tn. E yaitu terdapat dua diagnosa keperawatan
yaitu : nyeri akut b.d iskemia jaringan jantung dan resiko penurunan perfusi jaringan
B. Saran
Pemberian oksigen kepada klien khususnya pada CAD STEMI untuk memberikan
42
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. (2013). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit . Jakarta: EGC, Edisi
Revisi
Huether, Kathryn. (2018). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Elsevier, Edisi keenam Volume 2
Hudak, Gallo. (2010). Keperawatan KRITIS pendekatan Holistik. Jakarta: EGC, Volume 1
Herdman, T Heather. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015- 2017.
Jakarta: EGC, Edisi 10
43