Anda di halaman 1dari 5

Peran

Fakhri: Perawat II

Hendar: Suami pasien

Syarah: perawat I

Mayang: pasien

Wika: perawat III

Di salah satu ruangan yang ada di rumah sakit Darussalam

Perawat I: “Assallamualikum ibu, apakah benar ini dengan ibu mayang ? ”

Pasien: “Waalaikumsalam betul sus.”

Perawat I: “Perkenalkan saya suster syarah yang berdinas diruang ini pada pukul
tujuh pagi – dua siang, bagaimana ibu sekarang keadaannya? “

Pasien: “Allhamdulilah sudah mulai membaik sus, tapi kemaren malam agak
sedikit sesak karena nyeri ulu hati. “

Perawat I: “Sekarang masih kerasa gak? “

Pasien: “Sudah tidak sus. “

(Suara adzan berkumandang...)

Perawat I: “Allhamdulilah ibu berhubung sudah masuk waktunya shalat dzuhur,


apa ibu mau solat sekarang ? “

Pasien : “Emmmmmh ... bagaimana ya sus.. “

Perawat I: “Kenapa bu , ada yang ingin disampaikan ? atau apakah ada masalah ?

Pasien : “Tapi saya malu untuk menceritakannya suster”


Perawat I: “Tidak apa apa ibu silahkan kalo ibu ada yang ingin disampaikan boleh
diceritakan, insyaAllah saya akan menjaga rahasia ibu, dan jika saya bisa bantu
saya akan bantu ibu .”

Pasien : “Jadi gini suster selama sakit saya sudah tidak melaksanakan solat
dzuhur”

Perawat I: “Apa yang membuat ibu tidak melaksanakan shalat ? “

Pasien: “Jadi, selama sakit saya merasa baju saya kotor karena dari malam belum
diganti dan selama dua hari saya belum mandi.”

Perawat I: ”Ooh ibu belum mandi ? apa yang membuat ibu belum mandi dan baju
ibu belum di ganti ? “

Pasien : “Jadi saya kemarin diharuskan untuk istirahat total di tempat tidur dan
saya belum ada yang membantu untuk mengantikan pakaian saya, sehingga saya
merasa kotor dan saya takut jika saya shalat, shalat saya jadi tidak sah karena
belum bersuci.”

Perawat I: “Apa sebelumnya ibu sudah tahu keringanan shalat dalam Islam dalam
kondosi sakit? “

Pasien: “Tidak tahu sus.”

Perawat I: “Jadi begini bu, di islam itu ada yang namanya rukhsah atau
keringananan menurut hadist mengatakana “Shalatlah sambil berdiri. Jika tidak
mampu maka shalatlah sambil duduk. Jika tidak mampu, shalatlah sambil
berbaring miring. Jika tidak mampu maka shalatlah sambil berbaring terlentang.”
(H.R Bukhari)” nah sebelumnya ibu sudah tau tata cara solat di tempat tidur
seperti apa ?”

Pasien : “Ooh .. begitu ya suster..saya juga tidak tau sus tata cara shalat di tempat
tidur seperti apa ? dan melaksanakan wudhunya bagaimana ? “
Perawat I: “Apa ibu mau saya bimbing untuk melaksanakan solat di tempat
tidur ? “

Pasien : “Mau suster, “

Perawat I: “Untuk melaksanakan wudhu, berhubung ibu tidak bisa bangun dari
tempat tidur, maka wudhu ibu bisa di gantikan dengan tayyamum. Sebelumnya
apakah ibu tau tayyamum itu apa ? “

Pasien : “Belum tau suster.”

Perawat I: “Jadi bu tayyamum itu bisa dilakukan oleh orang – orang terteltu yaitu
salah satunya tidak mampu menggunakan air , khusunya untuk orang yang sakit
dan bisa digantikan dengan debu - debuan .”

Pasien : “Bagaimana melaksanakan tayyamumnya sus?”

Perawat I: “Nanti teman saya yang akan membantu membimbing ibu untuk
melaksanakan tayyamum dan solat.”

Pasien : “Ooh iya suster.”

Perawat I: “Apakah ibu siap untuk melaksanakan solat sekarang ?”

Pasien : “Ia mau suster, saya ingin solat dzuhur sekarang .”

Perawat I: “ Yasudah kalau begitu saya izin untuk menyiapkan alat –alatnya
terlebih dahulu ya bu? “

Pada saat pasien ingin melaksanakan solat dzhur perawat I Syarah meminta
kepada perawat II yaitu perawat Fakhri untuk membimbing tayyamum dan
sholat kepada ibu Mayang. Tetapi sebelumnya perawat wika membantu ibu
Mayang untuk mensucikan diri terlebih dahulu dengan mengganti pakaian yang
kontor, dan dibantu untuk di lap. Perawat II menyiapkan alat-alat

Perawat I : “ Pak Fahri, bisa tolong bantu saya untuk membimbing ibu Mayang
agar melakukan solat dzuhur di tempat tidur dan bertayyamum ?”
Perawat II : “ Iya bisa bu. “

Perawat II : “Pergi ke ruangan ibu mayang untuk membantu membimbing sambil


menyiapkan alat yang akan digunakan. “

Perawat II: “Assallamualaikum ibu perkenalkan saya perawat fakhri yang akan
membantu membimbing ibu untuk tayamum dan salat ditempat tidur “.

Pasien: “Ooh iya pak silahkan. “

Perawat II:”Mohon maaf bapak, bapak dengan suaminya? “

Suami pasien: “Iya betul pak. “

Perawat II: “Bapak disini saya akan mengajarkan kepada ibu menganai
bertayyamum dan solat di tempat tidur, bapa bisa melihat dan mempraktekkannya
sendiri jika ibu butuh bantun.”

Suami : “Iya baik pak, saya sekalian belajar.”

Perawat II : “Perawat fakhri mengajarkan cara bertayyamum terlebih dahulu. “


cara bertayyamum, pak boleh mengikuti saya. “

1. Siapkan tanah berdebu atau debu yang bersih.


2. Dalam keadaan menghadap kiblat, ucapkan basmalah lalu letakkan kedua
telapak tangan pada debu dengan posisi jari-jari tangan dirapatkan.
3. Usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah disertai dengan niat
dalam hati
4. Letakkan kembali telapak tangan pada debu. Kali ini jari-jari
direnggangkan. Jika ada cincin pada jari, dapat dilepaskan sementara.
5. Tempelkan telapak tangan kiri pada punggung tangan kanan, hingga
ujung-ujung jari salah satu tangan tidak melebihi ujung jari telunjuk dari
tangan yang lain.
6. Usapkan telapak tangan kiri ke punggung lengan kanan sampai ke bagian
siku. Lalu, balikkan telapak tangan kiri tersebut ke bagian dalam lengan
kanan, kemudan usapkan hingga ke bagian pergelangan.
7. Usapkan bagian dalam jempol kiri ke bagian punggung jempol kanan.
Selanjutnya, lakukan hal yang sama pada tangan kiri.
8. Pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-jari.

Perawat II: “Perawat fakhri mengajarkan cara shalat di tempat tidur terlebih
dahulu. “ cara shalat ditempat tidur, pak boleh mengikuti saya. “

1. Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat. Yang utama, kepala


diangkat sedikit dengan ganjalan seperti bantal atau semisalnya sehingga
wajah menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap
kiblat maka tidak mengapa.
2. Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat dalam
keadaan berdiri. Yaitu tangan diangkat hingga sejajar dengan telinga dan
setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.
3. Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit. Kedua tangan
diluruskan ke arah lutut.
4. Cara sujudnya dengan menundukkan kepala lebih banyak dari ketika
rukuk. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.
5. Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun jari telunjuk
tetap berisyarat ke arah kiblat.

Perawat II: “Alhamdulillah ibu, berhubung kita sudah melaksanakan shalat, saya
izin untuk pamit. Apabila memerlukan bantuan ibu bisa menekan bel,
Wasallamualikum. “

Anda mungkin juga menyukai