KOTA BANDUNG
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NIM: 032016050
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP SELF CARE PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI UPT PUSKESMAS SUKAJADI
KOTA BANDUNG
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NIM: 032016050
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Pengetahuan dan Sikap terhadap Self Care pada Penderita Hipertensi di UPT
Puskesmas Sukajadi Kota Bandung” disusun sebagai syarat dalam mencapai gelar
Dalam proses penyelesaian proposal ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan
dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
Bandung.
penelitian ini.
i
5. Andri sebagai penanggung jawab di UPT Puskesmas Sukajadi yang telah
6. Semua para dosen beserta staff dan pihak yang turut serta membantu dalam
7. Orang tua peneliti dan keluarga yang selalu memberikan untaian doa restu serta
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR BAGAN.......................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................7
E. Sistematika Penulisan.........................................................................................8
A. Landasan Teoretis.............................................................................................10
1. Pengetahuan (Knowledge)............................................................................10
2. Sikap (Attitude).............................................................................................14
4. Hipertensi......................................................................................................19
C. Kerangka Pemikiran.........................................................................................27
D. Hipotesis...........................................................................................................29
A. Metode Penelitian.............................................................................................30
B. Varibel Penelitian.............................................................................................30
iii
E. Instrumen Penelitian.........................................................................................39
H. Prosedur Penelitian...........................................................................................46
J. Etika penelitian.................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................51
LAMPIRAN...............................................................................................................57
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR BAGAN
Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta akan mempengaruhi kualitas hidup dan
menular (PTM) dan ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah bernilai
>140/90 mmHg. Hipertensi disebut juga dengan “silent killer” karena karakteristik
dari penyakit ini tidak mempunyai gejala sehingga banyak penderita yang akhirnya
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 sebanyak
1,13 miliar orang di dunia mempunyai penyakit hipertensi dan jumlah penderita
hipertensi semakin terus meningkat setiap tahun. Hipertensi merupakan salah satu
Dasar (Riskesdas, 2018) berdasarkan hasil pengukuran yang di dapat pada penduduk
umur ≥ 18 tahun mencapai 34,1%. Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
tahun 2017 prevalensi hipertensi di Provinsi Jawa Barat sebanyak 1.397.935 orang.
Di Kota Bandung menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2018
jumlah penderita hipertensi sejumah 9.884 jiwa dan tersebar di 30 kecamatan dan
puskesmas.
1
2
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, ada hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Faktor penyebab dari hipertensi primer meliputi faktor usia, faktor
keturunan, stres fisik dan psikis, kegemukan atau obesitas, kurangnya aktivitas fisik,
pola makan tidak sehat. Faktor penyebab hipertensi sekunder adalah hipertensi
disebabkan adanya penyakit lain yaitu penyakit ginjal, penyakit jantung, penyakit
pembuluh darah dan kelainan hormon atau penyakit endokrin (Garnadi, 2012)
dan stroke. Berdasarkan penelitian Anam (2016) adanya komplikasi pada mata
menyebabkan lemah jantung, timbul rasa nyeri dan bisa menyebabkan kematian
mendadak.
Pada ginjal yaitu suplai darah vaskuler pada ginjal akan turun menyebabkan
terjadinya penumpukan produk sampah berlebih dan menimbulkan rasa sakit pada
ginjal, komplikasi pada otak akan menimbulkan aliran darah pada otak berkurang
menyebabkan pusing, apabila terjadi penyempitan pembuluh darah sudah parah maka
sekitar 20-25% dan risiko stroke sekitar 35-40% (Pujasari et al., 2015), akan tetapi,
komplikasinya. (Sutini dan Emaliyawati, 2018). Terdapat beberapa faktor yang akan
kontrol dan tidak patuh dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi (Pujasari et al.,
2015). Faktor lain yaitu asupan natrium dan lemak yang berlebih akan memperberat
al., (2015) pola hidup tersebut merupakan kesalahan utama yang dilakukan penderita
Salami dan Wilandika (2017) menyatakan bahwa berdasarkan data mortalitas dan
ditangani dengan tepat. Menurut Bakhsh et al., (2017) beberapa penelitian diseluruh
dunia telah menunjukkan bahwa perawatan diri seperti gaya hidup atau aktivitas fisik
dan nutrisi, memainkan peran penting dalam mengendalikan hipertensi dan mencegah
Menurut James, et al 2014 dalam Salami dan Wilandika (2017) self care ini
diri atau disebut juga dengan self care yaitu kemampuan individu untuk
perawatan diri diantaranya yaitu faktor budaya, nilai sosial pada individu atau
keluarga, persepsi terhadap perawatan diri serta pengetahuan terhadap perawatan diri
sendiri. Self care pada penderita hipertensi merupakan bagian dari bentuk usaha
tanda dan gejala yang muncul, mencegah adanya komplikasi dan meminimalkan
Salah satu untuk meningkatkan perawatan diri atau melakukan self care, pasien
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman terkait dengan hipertensi agar tekanan
darah bisa terkontrol. Menurut Afrida et al., (2018) self care atau perawatan diri
diakibatkan karena kurang informasi yang didapat dari petugas kesehatan, akan
care. Oleh karena itu, maka dibutuhkannya upaya preventif yang diberikan melalui
penyakitnya, maka akan semakin sadar dalam menjaga pola hidup, teratur minum
obat, dan akan meningkatkan kepatuhan pada pasien penderita hipertensi. (Sinuraya
et al., 2017). Menurut Lukmawati et al., (2019) pengetahuan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap self care, dinyatakan bahwa pasien yang tidak patuh terhadap
5
perawatan diri adalah pasien yang berpengetahuan kurang sedangkan pasien yang
sehingga ada peningkatan dalam perilaku self care penderita hipertensi. Berbeda
dengan hasil penelitian dari (Bakhsh et al., 2017) mengatakan bahwa meskipun
tingkat pengetahuan yang cukup mengenai hipertensi tetapi jika tidak mempunyai
kesadaran yang penuh maka akan mempengaruhi sikap yang buruk, sehingga
perawatan diri atau self care tidak bisa dilakukan dengan baik.
bahwa adanya hubungan pengetahuan antara diet rendah garam yang merupakan
salah satu dari manajemen self care di Puskesmas Anggareja Kabupaten Enrekang
tahun 2018, dimana diperoleh nilai p=0,007 yaitu p<α (0,05). Selain pengetahuan
untuk meningkatkan kesehatan penderita hipertensi, maka diperlukan sikap yang baik
dan mendukung sikap dari pasien tersebut dalam menanggapi apa yang di rasakan.
Berdasarkan penelitian dari Limbong et al., (2018). Sikap responden dalam mencegah
hipertensi.
6
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2019 proporsi jumlah
tanggal 10 maret 2020 dengan pihak UPT Puskesmas Sukajadi total kunjungan
hipertensi tahun 2019 yaitu sebanyak 5.932 kasus tetapi sebagaian pasien tidak
berkunjung kembali ke puskesmas dan banyak pasien lebih memilih pergi ke klinik
atau rumah sakit pada kasus lama dan kasus baru hipertensi di UPT Puskesmas
Sukajadi Kota Bandung. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada 10 orang
yang berlebih setiap harinya, 5 orang masih jarang berolahraga, 4 orang belum
antara pengetahuan dan sikap terhadap self care pada penderita hipertensi di UPT
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah :
Sukajadi?
Sukajadi?
4. Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap self care pada
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dari suatu penelitian. Berdasarkan
rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan dalam ini sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap self care pada
2. Tujuan Khusus
Bandung.
d. Mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap self care pada
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu aspek bagi pihak
perawatan diri serta meningkatkan sikap dalam perawatan diri pasien penderita
hipertensi.
Suatu informasi untuk bahan evaluasi serta tindak lanjut bagi penanggung jawab
penyakit tidak menular dalam peningkatan perawatan diri pada pasien hipertensi.
Suatu informasi untuk dasar – dasar penelitian lanjutan, dan bagaimana caranya
E. Sistematika Penulisan
sikap terhadap self care pada penderita hipertensi di UPT Puskesmas Sukajadi Kota
Bandung.” Peneliti membagi dalam tiga bab pembahasan sebagai acuan dalam
BAB I PENDAHULUAN
9
Pada bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
Pada bab ini membahas tentang teori-teori mengenai tingkat pengetahuan dan sikap
tentang perawatan diri pasien penderita hipertensi, kerangka teori, hasil penelitian
Bab ini membahas jenis dan metode penelitian untuk mencari jawaban dan tujuan
penelitian yaitu hubungan pengetahuan dan sikap dalam self care pada penderita
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretis
1. Pengetahuan (Knowledge)
a. Pengertian Pengetahuan
maupun tidak langsung. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
b. Tingkat pengetahuan
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
memori yang telah ada sebelumya setelah mengamati sesuatu (Notoatmodjo, 2010)
fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya (Budiman
2) Memahami (comprehension)
10
11
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek tersebut tetapi
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
3) Aplikasi (application)
secara benar. Apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
yang lain.
4) Analisis (analysis)
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Seseorang dikatakan sudah ada pada
5) Sintesis (synthesis)
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
6) Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Penilaian ini didasarkan pada
12
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
1) Pendidikan
mana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin
luas pula pengetahuan. Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa seorang yang
komunikasi, berbagai bentuk media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
13
4) Lingkungan
tersebut, karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon
5) Pengalaman
6) Usia
Usia akan mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
d. Kategori pengetahuan
1) Baik : bila subjek mampu menjawab dengan benar 76 % - 100 % dari seluruh
pertanyaan
14
pertanyaan
3) Kurang : bila subjek mampu menjawab dengan benar < 55% dari seluruh
pertanyaan
2. Sikap (Attitude)
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap yang masih tertutup
bahwa sikap yaitu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus
atau objek, sehingga akan melibatkan perasaan, pikiran, perhatian dan gejla
kejiwaan lain. Newcob salah satu seorang psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan
pokok, yaitu :
objek
Ketiga komponen pokok tersebut akan membentuk sikap yang utuh atau disebut
total attitude, beberapa peranan penting dalam menentukan sikap yang utuh ini
dari sikap seseroang, misalnya seorang ibu telah mendengar (tahu) penyakit demam
sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha
supaya anaknya tidak terkena demam berdarah. Dalam berfikir ini komponen emosi
dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut beniat (kecenderungan bertindak)
untuk melakukan 3M agar anaknya tidak terserang penyakit tersebut. Ibu ini
mempunyai sikap tertentu (berniat melalukan 3M) terhadap objek tertentu yaitu
demam berdarah.
b. Tingkatan Sikap
intensitasnya, yaitu :
terhadap stimulus atau objek, dalam artian mengajak orang lain untuk
4) Bertanggung jawab (responsible), atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dan
pribadi dapat meningalkan kesan yang kuat karena sikap akan lebih mudah
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, biasanya seseorang akan lebih
cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap yang dianggap
penting. Hal ini dimotivasi oleh keinginan untuk terlihat baik dan keinginan
4) Media massa (surat kabar, radio, media komunikasi lain) berita yang seharunya
5) Lembaga pendidikan, lembaga agama konsep moral dan ajaran dari lembaga
(positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap yaitu pada hakikatnya merupakan
atau ditolak, maka pernyataan yang diberikan dibagi menjadi dua kategori, yakni
pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu bentuk skala sikap yang
sering digunakan adalah skala Likert. Skala likert dinilai oleh subjek dengan
sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pernyataan
positif diberi skor: 5,4,3,2, dan 1. Sedangkan, pernyataan negatif diberi skor:
1,2,3,4, dan 5.
Self care (perawatan diri) yaitu kegiatan praktik yang mendewasakan dalam
Cornwel dan White dalam Fakhurnia (2017) self care adalah kemampuan individu
dalam melakukan aktivitas perawatan diri. Teori self care dikemukakan oleh
Dorothea Orem berpusat pada kebutuhan pelayanan diri klien, diartikan sebagai
18
kehidupan sekitarnya (Baker dan Dayes dalam Nursalam, 2016). Selain itu, Orem
dan berorientasi pada tujuan yang berfokus pada kemampuan individu untuk
mengatur dirinya dan lingkungan dengan cara sedemikian rupa sehingga individu
tersebut tetap bisa hidup, menikmati kesehatan dan kesejahteraan serta berkontribusi
yaitu mencari tahu apa yang membuat pasien tidak dapat memenuhi semua
Self care dalam konteks pasien yang menderita penyakit kronis merupakan hal
yang kompleks, dan dibutuhkan untuk keberhasilan manajemen serta kontrol dari
penyakit kronis tersebut (Larsen dan Lubkin dalam Nursalam 2017). Pengelolaan
penyakit jangka panjang akan menimbulkan kejenuhan sampai bisa frustasi pada
seluruh aspek kehidupan yang meliputi aspek fisik, psikologis, sosial dan juga
pada pasien penyakit kronis untuk mencegah dan meminimalkan resiko komplikasi
19
(Salami & Wilandika, 2017). Self care bagi hipertensi ada beberapa cara, yaitu
mengontrol tekanan darah, patuh terhadap pengobatan, perubahan gaya hidup, dan
menerapkan perilaku hidup sehat. Hal ini menunjukkan pentingnya self care bagi
penderita hipertensi. Pada responden dengan self care kategori tinggi dan sedang
menandakan responden sudah memiliki kesadaran jika self care adalah kebutuhan
Pada responden dengan self care kategori rendah menunjukkan responden tidak
mempunyai kesadaran melakukan self care atau responden tidak patuh melakukan
anjuran dokter. Hasil penelitian pada responden dengan self care kategori rendah
rata-rata tidak patuh dalam mengkonsumsi obat antihipertensi dan tidak patuh dalam
melakukan diet rendah garam. Pentingnya self care bagi penderita hipertensi
didukung oleh penelitian yang dilakukan Martiningsih (2012) yang menjelaskan self
care merupakan ukuran individu dalam perilaku menjaga kesehatan setiap hari. self
care merupakan indikator keberhasilan setiap individu. Jika self care baik maka
4. Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu perubahan tekanan darah yang
meningkat didalam arterti yang membawa darah dari jantung untuk disebarkan
tekanan darah sistolik berkisar diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
kekuatan yang digunakan oleh darah untuk melawan dinding pembuluh darah arteri
dan biasa diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg). Nilai tekanan darah
dinyatakan dalam dua angka yaitu angka tekanan darah sistolik dan diastolik.
Tekanan darah sistolik merupakan nilai tekan darah pada saat fase kontraksi jantung
dan tekanan darah diastolik adalah pada saat fase relaksasi jantung.
pembuluh darah yang ditandai tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
b. Klasifikasi Hipertensi
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 7 (JNC 7) dapat dilihat pada tabel
2.1 berikut :
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII
21
c. Etiologi Hipertensi
2010)
lain.
b) Jenis kelamin dan usia: laki-laki rentang usia 35-50 tahun dan perempuan pasca-
d) Berat badan: pada seseorang yang BB nya obesitas atau diatas BB ideal dikaitkan
e) Gaya hidup: merokok dan minuman beralkohol dapat meningkatan tekanan darah
2) Hipertensi Sekunder
22
sebelumnya seperti penyakit ginjal atau ganggung tiroid. Faktor pencetusnya antara
lain penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, luka bakar, stress, tumor otak,
d. Gejala Hipertensi
tanda-tanda peringatan dan sering disebut sebagai “silent killer”. Berbeda dengan
kasus hipertensi berat, terdapat gejala yang sering dialami yaitu sakit kepala atau
rasa berat di tengkuk, adanya palpitasi, sering mengalami kelelahan, rasa mual dan
muntah, keringat yang berlebih, tremor pada otot, nyeri dada, epistaksis, pandangan
kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdenging), serta kesulitan untuk tidur.
Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat
dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain adalah usia, genetik, dan jenis kelamin. Faktor risiko yang
overweight, merokok, konsumsi alkohol, diet, dan stress (Bansal et al., 2012)
23
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2.2
Hasil Penelitian yang Relevan
No Judul Nama Tahun dan Rancangan Varibel Hasil Penelitian
Penelitian Peneliti Tempat Penelitian Penelitian
Peneliti
1. Hubungan Pipit Festi Puskesmas Cross Karakteristi Hasil penelitian
karakteristik Wiliyanarti, Medokan sectional k keluarga, menyatakan
keluarga, Lusinta Ayu study dengan pengetahua bahwa ada
pengetahuan Dwi Surabaya analisis n tentang hubungan antara
dan self care Kurniawati, pada statistik pola makan pengetahuan
pada pola Gita Marini tanggal 17 menggunaka lansia, self dengan self care
makan lansia (Wiliyanart Juni 2019- n uji care pada pada lansia
hipertensi i et al., 29 Juni spearman pola makan penderita
2019) 2019 Rank hipertensi
2 Awareness Lama A. Departemen Cross- Awerness, Hasil ditemukan
and Bakhsh, Rawat Jalan sectional, knowledge, bahwa tingkat
Knowledge Alshimaa Kardiologi deskriptif. hypertensio pengetahuan rata-
on A. Adas, (OPD) Dengan cara n and self rata pada 54,7%
Hypertensio Maradi A. Rumah pre-tested a care pasien, sementara
24
data yaitu
simple
random
sampling
5 Knowledge, Dawit Rumah Tekinik Pengetahua Hasil dari
attitude and Barcha sakit St. pengambilan n, sikap, peneltian tersebut
self care Errega Paul, Addit data pada praktik 48% pasien
practice Ababa pada penelitian ini perawatan hipertensi yang
towards tahun 2019 menggunaka diri (self berpartisipasi
control of n random care), dalam penelitian
hypertension samping , kontrol ini memiliki
among menggunkan hipertensi pengetahuan
hypertensive a defisisni dasar yang baik
patients on operasional tentang hipertensi,
follow-up at dan skala 47,8% dari
St.Paul’s likert untuk mereka memiliki
Hospital, membanding sikap yang baik
Addis Ababa kan variabel. dan hanya 39,5 %
dari mereka
memiliki praktif
perawatan diri
atau self care
yang baik
terhadap
pengendalian
hipertensi, tetapi
hal tersebut tidak
untuk rendah akan
mempengaruhi
27
C. Kerangka Pemikiran
dikemukakan oleh Dorothea Orem, self care atau perawatan diri merupakan wujud
jawab terhadap pelaksanaan self care untuk dirinya sendiri dan terlibat dalam
Self care yang dapat dilakukan pada penderita hipertensi yaitu kemampuan
penderita dalam manajemen berat badan, manajemen stress, makan rendah garam,
aktivitas fisik, membatasi rokok dan alkohol, dan penggunaan terapi (Prasetyo,
2012). Selain itu, ada faktor yang mempengaruhi self care pada seseorang salah
satunya pengetahuan dan sikap. Sikap akan timbul dengan adanya pengetahuan dari
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengetahuan tentang hipertensi,
sikap terhadap self care pada penderita hipertensi. pengetahuan dan sikap akan
mempengaruhi terhadap perilaku individu untuk melakukan self care dengan baik.
Tingkatan
pengetahuan :
1) Baik
Faktor yang 2) Cukup
mempengaruhi Self 3) kurang
care Hipertensi
Self Care pada pasien
1. Pengetahuan Hipertensi
2. Sikap
3. Keyakinan
4. Pendidikan Tingkatan sikap :
5. pekerjaan
1) Pernyataan
Positif
2) Pernyataan
Negatif
Bagan 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
D. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap self care pada
Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap self care pada
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
korelasional. Penelitian korelasional ini bertujuan melihat hubungan antara satu atau
beberapa variabel dengan variabel yang lain (Yusuf, 2018). Hubungan korelatif
mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variabel yang
lain dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel independen dan
dependen yang digunakan hanya satu kali saja pada satu saat dan tidak ada tindak
data kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2016).
Desain yang dipilih oleh peneliti dengan pertimbangan beberapa hal, yaitu waktu
yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, dan biaya pengeluaran relatif murah namun
B. Varibel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
30
31
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap. Variabel
dipengaruhi oleh sebuah atau sejumlah variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah self care pada penderita hipertensi.
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada bagan 3.2 di bawah ini:
Ada hubungan
antara
pengetahuan dan
sikap terhadap
self care
- Pengetahuan Self Care penderita
penderita hipertensi
Hipertensi
Tidak ada
- Sikap hubungan antara
pengetahuan dan
sikap terhadap
self care
penderita
hipertensi
Bagan 3.2
Kerangka Konseptual
32
Pengetahuan adalah ilmu yang menjadi dasar untuk memperkuat perubahan dan
akan berdampak pada sikap individu (Fan et al., 2018). Sikap merupakan rangkaian
dari perasaan yang bersifat positif maupun bersifat negatif terhadap suatu objek dan
Self care yang dilakukan oleh pasien penderita hipertensi mencakup pengaturan
pola makan, latihan fisik atau olahraga, rutin melakukan kontrol, dan rutin terapi
obat, self care tersebut akan menurunkan resiko penderita hipertensi maupun
2. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini :
Tabel 3.3
Definisi Operasional
Hasil Skor :
Mendukung : 80%
Tidak Mendukung :
<50%
(A.Riyanto, 2013)
3. Self Care Kemampuan Responden kuesioner dari Hasil skor Ordinal
mengisi Peters dan
perawatan secara Baik = (51-100) (>50%)
kuesioner Templin (2008)
Kurang = (10-50)
mandiri yang dan di
(<50%)
modifikasi oleh
dilakukan oleh
Prasetyo (2012)
pasien hipertensi
meliputi
35
pengaturan diet,
olahraga,
kepatuhan
pengobatan
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yaitu manusia atau pasien yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2016). Populasi pada penelitian ini sebanyak 5.932 pasien penderita hipertensi, data ini diperoleh pada tahun
2019 pada kasus lama dan kasus baru hipertensi di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi terjangakau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sampling adalah proses untuk menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Teknik sampling
merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016). Sampel pada penelitian ini penderita hipertensi yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non Probability sampling dengan teknik
Puprosive Sampling, salah satu teknik sampling dimana peneliti memiliki kriteria dalam pengambilan sampel dengan cara
36
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian. Menurut Nursalam (2015), Purposive Sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar dapat mewakili karakteristik populasi yang telah di kenal
sebelumnya data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Alasan menggunakan teknik Purposive Sampling
adalah karena tidak keseluruhan populasi memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang akan diteliti, oleh karena
itu, peneliti memilih teknik Purposive Sampling yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria
tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel dalam penelitian ini. Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
1020
n=
1+1020 ¿ ¿
1020
¿
1+10.2
1020
¿ =91.07=91 sampel ( penderita hipertensi)
11.2
Peneliti menyesuaikan dengan kriteria inkulusi, peneliti mendapatkan populasi menjadi sebanyak 1.020 alasanya
karena sebagaian pasien tidak berkunjung kembali ke puskesmas dan banyak pasien lebih memilih pergi ke klinik atau
rumah sakit pada kasus lama dan kasus baru hipertensi di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung.
Tingkat kepercayaan yang di gunakan yaitu 10% sehingga di peroleh sampel yang digunakan adalah sebanyak 91 orang
responden yang akan diteliti. Selanjutnya jumlah sampel yang masuk kriteria penelitian akan dipilih kriteria inklusi yaitu
batasan ciri atau karakter umum pada subjek penelitian, di kurangi karakter yang masuk dalam kriteria eksklusi
(Nursalam, 2015).
a. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien hipertensi yang berkunjung ke UPT Puskesmas Sukajadi Kota
Bandung :
2) Usia 45 – 65 tahun
Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dimulai pada bulan mei tahun 2020. Data yang diperoleh melalui
pengisian kuesioner yang disebarkan melalui lembar pertanyaan dan sebelumnya peneliti akan memberi lembar
penjelasan dan lembar persetujuan, lalu responden diminta untuk mengisi kuesioner dan didampingi oleh peneliti,
kemudian setelah selesai jawaban dikumpulkan kepada peneliti. Adapun beberapa lembar yang akan diberikan pada
1. Lembar Demografi
Lembar demografi yang ada pada penelitian ini yaitu nama pasien, usia, jenis kelamin, pendidikan, riwayat hipertensi,
2. Lembar Persetujuan
39
Setiap responden mendapatkan lembar persetujuan menjadi respoden, lembar tersebut diisi apabila responden bersedia
3. Lembar Pertanyaan
Lembar pertanyaan berisi pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian (Nursalam, 2016).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Di dalam koesioner ini terdapat data demografi, pertanyaan
tentang pengetahuan hipertensi, sikap hipertensi, dan perawatan diri (self care) hipertensi. Peneliti menggunakan lembar
kuesioner pengetahuan dan sikap self care didapat oleh Prasetyo (2012) , sebelumnya peneliti sudah meminta izin dari
penelitian tersebut dan sudah memberikan izin kepada peneliti, kuesioner ini akan dimodifikasi ulang oleh peneliti yang
1. Pengetahuan
Soal pengetahuan terdapat 10 (1 – 10) soal dengan menggunakan multiple choice dengan bobot soal jawaban benar 1
2. Sikap
Soal sikap terdiri dari 10 (1 – 10) soal menggunakan skala likert dengan pernyataan memiliki skor 5 sampai dengan 1
untuk pertanyaan positif, sementara untuk pernyataan negatif memiliki skor 1 sampai dengan 5.
3. Self care
Soal self care terdiri dari 10 (1 – 10) soal menggunakan skala rating, dengan kriteria tidak pernah, jarang, kadang-
Dibawah ini terdapat kisi-kisi yang akan diberikan pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4
risiko, penilaian
pengobatan hipertensi,
pencarian informasi
penyakit, penilaian
tentang penyakit
Self Care Manajemen berat badan, 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
makan rendah garam,
aktivitas fisik,
manajemen stress,
membatasi alkohol,
membatasi merokok,
penggunaan terapi
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah kriteria yang paling kritis dan menunjukkan sejauh mana suatu instrumen mengukur apa yang
seharusnya diukur (Duli, 2019). Prinsip validitas merupakan pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsip keandalan
instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2016), suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
42
tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2014). Pada penelitian
ini menggunakan uji validitas menggunakan Pearson Product Moment dengan rumus yaitu :
2. Reliabilitas
43
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diterapkan.
Hal tersebut menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama nilai dilakukan pengukuran
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan alat ukur yang sama (Budiman dan Riyanto, 2013)
Peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan KR-20 untuk jenis pertanyaan guttman dan menggunakan
Alpha Cronbach untuk jenis pertanyaan likert. Dikatakan realibilitas memiliki hasil yaitu bila nila α hitung lebih besar
Dimana :
Analisa yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis adalah dengan analisa univariat dan bivariat.
Pengolahan data dilakukan guna untuk memberikan kemudahan dalam analisis data dan menginterpretasikan hasil
penelitian. Data diolah terlebih dahulu dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Data yang diperoleh diolah
dengan komputer menggunakan software program statistik. Hidayat (2010) menyatakan bahwa proses pengolahan data
1. Editing
Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di peroleh atau di kumpulkan. Editing
dapat di lakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Kegiatan yang di lakukan dalam editing
adalah pengecekan dari sisi kelengkapan, relevansi, dan konsistensi jawaban. Kelengkapan data di periksa dengan cara
memastikan bahwa jumlah kuisioner yang terkumpul sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang ditentukan dan
memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam kuisioner sudah terjawab dan jelas. Relevansi dan konsistensi jawaban di
periksa dengan cara melihat apakah ada data yang bertentangan dengan data lain.
2. Coding
45
Coding merupakan kegiatan upemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
Mengubah data dari yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka agar memudahkan penginterpretasian hasil dari
penelitian.
3. Entry Data
Entry Data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database computer.
Entry Data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program software statistic atau SPSS versi 20.
4. Cleaning
Setelah data dimasukkan dalam program komputer, selanjutnya peneliti melakukan cleaningya itu memeriksa kembali
data yang sudah di- entry untuk mengetahui kemungkinan adanya data yang masih salah atau tidak lengkap sebelum
dilakukananalisis.
5. Teknik analisis
Dalam melakukan teknik analisis, khusunya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik, sehingga
analisis yang digunakan statistika inferensial (menarik kesimpulan) yaitu statistika yang digunakan untuk menyimpulkan
parameter (populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial
46
6. Tabulating
Tabulating adalah membuat distribusi frekuensi sederhana atau tabel kontingensi yang telah diberi skor dan
a) Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap tiap variable hasil penelitian yang digunakan tujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini yang
akan diuji menggunakan analisis univariat adalah pengetahuan dan sikap terhadap self care penderita hipertensi, untuk
menentukan pengkategorian sikap perlu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov
karena lebih dari 50 responden, keputusan uji normalitas di nilai sebagai berikut :
F
ρ= x 100 %
n
Keterangan :
47
Ρ : Besar persentase
F : Frekuensi
n : Jumlah pertanyaan
Uji normalitas digunakan pada variabel pengetahuan untuk pengkategorian tingkat pengetahuan dan variabel sikap dan
perilaku, guna untuk penentuan dalam pemilihan mean dan median. Dikatakan data terdistribusi normal makan
menggunakan mean, tetapi jika data terdistribusi normal maka menggunakan median (Sugiono,2016)
b) Analisis Bivariat
Analisa biavariat adalah analisa yang digunakan untuk dua variabel yang saling berhubungan (Notoatmodjo, 2014).
Dalam penelitian ini variabel yang akan diuji hubungan adalah pengetahuan dan sikap terhadap self care pada penderita
hipertensi menggunakan uji rank spearman karena menggunakan skala data kategorik ordinal, dengan ketentuan hasil uji
1) Nilai p < 0,05 maka H0 ditolak atau (Ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap self care pada penderita hipertensi
2) Nilai p >0,05 maka H0 diterima atau (Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap self care pada penderita
Rumus :
−6. Ʃb 12
ρ= 2
n(n −1)
Keterangan :
n : Jumlah sampel
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini di lakukan di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung, prosedur yang akan di lakukan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mengajukan fenomena dan judul terlebih dahulu kepada dosen pembimbing, kemudian peneliti
membuat surat dan perizinan studi pendahulan kepada dinas-dinas yang terkait untuk mencari informasi mengenai data
yang diperlukan, setelah mendapatkan data dari dinas lalu peneliti menemukan tempat yang akan di teliti yaitu UPT
49
Puskesmas Sukajadi. Peneliti melakukan uji instrumen dengan cara uji validitas realibilitas terhadap penderita hipertensi
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, beberapa langkah yang akan dilakukan sebagai berikut :
b. Responden dimintai persetujuan (informed consent) sebagai sampel penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian
kepada responden
c. Peneliti menyebarkan lembar demografi dan lembar kuesioner kepada setiap responden penelitian di UPT Puskesmas
Sukajadi Bandung
d. Responden dipersilahkan untuk bertanya bila ada hal yang tidak dimengeti dalam lembar kuesioner
g. Data yang telah di cek, kemudian akan diolah dengan program komputer
Penelitian ini akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung. Waktu penelitian direncanakan dimulai
J. Etika penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin pelaksanaan penelitian. Peneliti meyakinkan bahwa responden perlu
mendapat perlindungan dari hal-hal yang merugikan selama penelitian, dengan memperhatikan aspek-aspek etika. Etika
penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip etika penelitian seperti pendapat Notoatmodjo (2014) yaitu sebagai berikut :
1. Informed Consent
Informed consent merupakan lembar persetujuan yang akan diteliti oleh peneliti agar subyek paham tujuan penelitian.
Pada tahapan ini, di bagian awal peneliti menjelaskan kepada responden secara lisan maupun tulisan tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, kemudian peneliti meminta persetujuan kepada responden untuk menjadi responden
pada penelitian tersebut, maka responden diminta untuk menanda tangani lembar lembar informed consent yang telah
disiapkan, akan tetapi jika tidak bersedia maka boleh untuk tidak mengikutinya.
2. Anonymity
51
Anonymity menjelaskan dimana peneliti harus memberikan kenyamanan terhadap responden. Dalam penelitian ini
peneliti tidak mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
3. Confidentiality
Peneliti wajib menjamin kerahasiaan hasil dari penelitiannya baik dalam hal informasi, hasil jawaban kuesioner atau
dalam hal lain yang menyangkut kerahasiaan responden. Maka kuesioner yang sudah diolah akan langsung disimpan
dengan rapi secara pribadi selama 2 tahun, setelah 2 tahun peneliti akan membakar hasil kuesioner tersebut.
4. Beneficient
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, memiliki manfaat teoritis maupun manfaat praktis bagi responden yang diteliti
tentang pengetahuan, sikap terhadap self care pada penderita hipertensi sehingga pasien penderita hipertensi bisa
mengevaluasi pengetahuannya serta sikapnya, pasien bisa lebih tertarik untuk mengetahui self care dan bisa
menyikapinya dengan baik sehingga akan berdampak pada peningkatan perawatan diri pasien penderita hipertensi dan
untuk pencegahan terjadinya komplikasi dan peningkatan kualitas hidup pasien, lalu penelti akan memberikan hadiah
5. Non-Maleficience
52
Non-maleficience yaitu setiap tindakan harus berpedoman pada prinsip prium non norece (yang paling utama jangan
merugikan). Dalam penelitian ini, peneliti akan meminimalisir kemungkinan terjadinya dampak merugikan responden
seperti waktu, maksimal yang diminta sekitar 20-25 menit oleh peneliti.
6. Justice
Dalam penelitian, peneliti harus bersikap sama pada seluruh responden yang ada ditempat penelitian tanpa membeda-
bedakan ras, suku, maupun agama. Serta memastikan tidak ada pasien yang merasa diabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrida, M., Huriah, T., & Fahmi, F. Y. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Aligood. (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Dan Karya Mereka. Singapore:
Elsevier.
Rineka Cipta.
Erlangga.
Pustaka Pelajar.
Bakhsh, L. A., Adas, A. A., Murad, M. A., Nourah, R. M., A., S. H., Aljahdali, A.
and its Self- Care Practices Among Hypertensive Patients in Saudi Arabia.
Annals of International Medical and Dental Research, Vol (3), Issue (5)5,
3(5), 1–5.
Bansal, S. K., Saxena, V., Kandpal, S. D., Gray, W. K., Walker, R. W., & Goel,
D. (2012). The prevalence of hypertension and hypertension risk factors in a
https://doi.org/10.4103/0975-3583.95365
Bilal, M., Haseeb, A., & Yaqub, A. (2016). Knowledge, Awareness and Self-Care
1916-9744, 8(2).
Medika.
Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2018). Tabel Profil Kesehatan Kota Bandung
Fan, Y., Zhang, S., Li, Y., Li, Y., Zhang, T., Liu, W., & Jiang, H. (2018).
https://doi.org/10.1186/s12879-018-3122-9
Garnadi, Y. (2012). Hidup Nyaman dengan Hipertensi. Jakarta: PT AgroMedia
Pustaka.
Health Books.
Aplikasi Konsep Orem “Self Care Deficit” dan Studi Kasus (Rendy (ed.);
Kemenkes RI. (2019). Hari Hipertensi Dunia 2019 : “Know Your Number,
hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-
dengan-cerdik
Educative Terhadap Self Care Pasien Hipertensi Pada Salah Satu Puskesmas
Dan Sikap Pada Penderita Hipertensi Dengan Kontrol Diet Rendah Garam.
Media.
Rineka Cipta.
Salemba Medika.
Fmedia.
Kudus.
Pujasari, A., Setyawan, H., & Udiyono, A. (2015). Faktor – Faktor Internal
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Salami, & Wilandika, A. (2017). Hubungan Efikasi Diri Dan Dukungan Sosial
Sinuraya, R. K., Siagian, B. J., Taufik, A., Destiani, D. P., Puspitasari, I. M.,
Solehatul, M., Taufik, M., Arini, F. A., & Malkan, I. (2015). Hubungan Gaya
7(2), 1–9.
Berhubungan dengan dengan Self Care pada Orang Dewasa yang Mengalami
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Bandung
NIM : 032016044
terhadap Self Care pada Penderita Hipertensi di UPT Puskesmas Sukajadi Kota
bapak/ibu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan berkenan
untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan pada penelitian ini. Peneliti akan
menjamin penelitian ini tidak akan mengakibatkan dampak negatif atau pengaruh
yang merugikan bagi siapapun. Cara untuk mengisi kuesioner dapat dilihat sesuai
Bandung, 2020
Peneliti
INFORMED CONSENT
Saya yang mengisi dan bertanda tangan dibawah ini menyatakan telah
menerima penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Mayang Arlita Afandi dengan judul “Hubungan
Pengetahuan dan Sikap terhadap Self Care pada Penderita Hipertensi di
UPT Puskesmas Sukajadi Kota Bandung”
1. Nama : .....................
2. Umur : ..................... Tahun
3. Pendidikan : Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA/SMK
Diatas SMA/SMK
4. Jenis Kelamin :
5. Sudah berapa lama menderita Hipertensi :
Bandung,.....................
(............................................)
KUESIONER : A PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI
Petunjuk
1. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan dengan hipertensi dan
penatalaksanaan hipertensi. Bacalah pernyataan dengan cermat sebelum
menjawab.
2. Jika pernyataan tersebut anda rasa benar maka maka beri tanda chek list (√)
pada kolom benar. Jika pernyataan tersebut anda rasa salah maka beri tanda
chek list (√) pada kolom salah.
Petunjuk
1. Berikut ini adalah pernyataan yang berkaitan penatalaksanaan hipertensi.
Bacalah pernyataan dengan cermat sebelum menjawab.
2. Seberapa sering yang anda terkait pernyataan berikut? Gunakan skala yang
tersedia sesuai dengan jawaban anda dengan memberikan tanda chek list (√)
pada skala yang tersedia.
Tidak Selalu
No Pernyataan pernah
1 Saya makan makanan rendah 1 2 3 4 5 6 7
lemak setiap hari
2 Saya makan makanan rendah 1 2 3 4 5 6 7
garam setiap hari
3 Saya makan sedikitnya lima 1 2 3 4 5 6 7
buah-buahan dan sayuran
setiap hari
4 Saya berolahraga sedikitnya 30 1 2 3 4 5 6 7
menit setiap hari
5 Saya dapat menjaga tingkat 1 2 3 4 5 6 7
stress yang rendah setiap hari
6 Saya mampu mempertahankan 1 2 3 4 5 6 7
berat badan yang normal
7 Saya minum alkohol (seperti 7 6 5 4 3 2 1
bir, minuman keras) setiap hari
8 Saya merokok 7 6 5 4 3 2 1
9 Saya periksa kedokter sesuai 1 2 3 4 5 6 7
anjuran dokter
10 Saya minum obat penurun 1 2 3 4 5 6 7
tekanan darah sesuai dosis
Modifikasi dari Measuring blood pressure knowledge and self-care behaviors of
African Americans. Peters, R. and Templin, T. (2008). Research in Nursing and
Health, 31, 543-552 dalam Hall (2011)
Lampiran 2
Perbaiki BAB II
4
Selasa, 17/03/20 Konsul BAB I & II sistematika penulisan,
penomeran, referensi