“ DC SHOCK ”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PRODI D IV KEPERAWATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
VISI MISI JURUSAN DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
VISI
MISI
ii
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 1
“ DC SHOCK ”
Semester : 7 (Tujuh)
Telah disetujui
Disahkan Oleh :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktu nya. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada nabi
besar kita yakni nya nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa umat
nya dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Allah SWT.
Kelompok 6
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Makalah........................................................................................2
D. Manfaat Makalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Definisi.....................................................................................................3
B. Jenis-jenis Defibrilator.............................................................................4
G. Indikasi.....................................................................................................9
H. Kontraindiksi............................................................................................9
I. Evaluasi Pasien.......................................................................................10
J. Persiapan................................................................................................10
v
K. Pengertian Kardioversi...........................................................................11
L. Penatalaksanaan kardioversi...................................................................12
N. Komplikasi Kardioversi.........................................................................14
A. Kesimpulan.............................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah bentuk pelayanan kesehatan professional yang
merupakan bagian internal dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan dengan bentuk pelayanan biologis,psikologis,social,dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dan mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Depkes,2000).
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan membahas tentang salah
peralatan medis yaitu DC Syok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dc syok ?
2. Apa saja jenis-jenis defibrillator ?
3. Sebutkan perbedaan antara sistem monophasic dan biphasic ?
4. Sebutkan padle versus electrode tambahan ?
5. Sebutkan fungsi kode 1,2,3 pada mesin defibrillator ?
6. Sebutkan aritma yang mengancam nyawa ?
7. Sebutkan indikasi dari tindakan dc syok ?
8. Sebutkan kontraindikasi dari tindakan dc syok ?
9. Sebutkan evaluasi dari tindakan dc syok ?
10. Apa saja persiapan prosedur tindakan dc syok ?
1
11. Apa pengertian kardioversi ?
12. Sebutkan penatalaksanaan kardioversi ?
13. Sebutkan asuhan keperawatan post kardioversi ?
14. Sebutkan komplikasi kardioversi ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dc syok.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis defibrillator.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara sistem monophasic dan
biphasic.
4. Untuk mengetahui paddle versus electrode tambahan.
5. Untuk mengetahui kode 1,2,3 pada mesin defibrillator.
6. Untuk mengetahui aritma yang mengancam nyawa.
7. Untuk mengetahui indikasi dari tindakan dc syok.
8. Untuk mengetahui kontraindikasi dari tindakan dc syok.
9. Untuk mengetahui evaluasi dari tindakan dc syok.
10. Untuk mengetahui persiapan prosedur tindakan dc syok.
11. Untuk mengetahui pengertian kardioversi.
12. Untuk mengetahui penatalaksanaan kardioversi.
13. Untuk mengetahui asuhan keperawatan post kardioversi.
14. Untuk mengetahui komplikasi kardioversi.
D. Manfaat Makalah
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka makalah ini bermanfaat untuk
mengetahui pengetahuan tentang peralatan medis yaitu DC SHOCK .
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Suatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung ke jantung lewat
sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding toraks untuk renjatan sinkron
gelombang elektroda yang diletakkan pada dinding toraks untuk menghentikan
takikardia ventrikuler dan supraventrikuler. Pemberian renjatan sinkron
gelombang R (Kompleks QRS). Renjatan listrik mendepolarisasi sel pemacu
jantung automatic dan sel miokardial serta menghilangkan aritmia. Nodus
sinoatrial, nodus atriventrikular dan system purkinje mengambil alih irama
jantung.
Terapi elektrik (DC Syok) adalah tindakan yang dilakukan terhadap korban
gawat darurat yang mengalami gangguan irama jantung menggunakan alat yang
dinamakan menggunakan alat yang dinamakan defibrillator. Tujuan terapi
elektrik adalah untuk membuat irama jantung menjadi asystole, sehinga SA Node
(pacemaker) dapat berfungsi kembali secara efektif.
3
E. Jenis-jenis Defibrilator
1. Otomatis Eksternal Defibrilators (AED)
a. Sangat praktis karena penggunaannya tidak memerlukan
pelatihan medis khusus.
b. Biasanya ditemukan di tempat-tempat umum, seperti
kantor,bandara,stasiun kereta, pusat perbelanjaan.
c. Alat mampu menganalisis irama jantung dan menetukan jeni
tindakan yang sesuai dengan kebutuhannya.
d. Namun alat ini tidak dapat diganti secara manual dan dapat
mengambil 10-20 detik untuk menetukan aritmia.
4
3. Standart dengan monitor mungkin monophasic atau biphasic.
4. Transvenous or implanted Tranvenous atau implant.
5
G. Padle Versus Electrode Tambahan
1. Paddle yang awalnya digunakan , saat ini dipengunaannya sedang
digantikan oleh electrode adhesive
2. Adhesive ditempatkan paling sering anterio-apikal-patch anterior
berjalan dibawah kalvikula kanan dan patch apikal kiri bawah.
3. Perekat electrode lebih baik karena alat tersebut menempel pada
dinding dada sehingga tidak ada kekacauan dengan jely
4. Paddle memerlukan setidaknya 10 kg tekanan dan tidak diperlukan
dengan perekat elektroda.
5. Adhesive elektroda EKG juga tidak menimbulkan bekas luka bakar.
6. Adhesive ini juga lebih aman , karena tidak diperlukan opeman,
karena tidak diperlukan operator meskipun sebelum pemakain shock
penting untuk memastikan jika pasien benar-benar memerlukan atau
dalam kondisi aritmia mengancam jiwa.
6
3. Angka 3, sebagai tombol penembak atau delver energy pada paddle
ketubuh pasien, tombol berada pada ujung pegangan paddle kiri dan
kanan /apikal dan sternum.
7
k. VT biasanya didahului dengan timbulnya lebih dari 3 ekstra
systole dari ventrikel yang berurutan.
l. Lebar QRS lebih dari 120msec (consecutive ventricular extra
systole).
m. VT yang timbul dapat berupa satu bentuk RBBB atau LBBB.
n. Dapat berlangsung dengan atau tanpa gangguan
hemodinamik yang berarti.
o. Keadaan ini merupakan kassus gawat darurat dengan
pertolongan segera.
p. Ventrikel takhikardi dengan gangguan hemodinamik dengan
henti jantung,therapy elektrik dengan DC Shock merupakan
pilihan utama.
q. Ventrikel Takhikardi elektrik tanpa nadi paling sering
ditemukan pada kasus henti jantung
8
4. Asystole
Energy yang diperlukan 360 Joule (monofasik), 120-200 Joule (bifasik). Alat
yang diperlukan adalah defibrillator, jelly EKG atau electrode pads dan trolley
emergency.
J. Indikasi
1. Kardioversi darurat
2. Kardioversi elektif
Kardioversi dilakukan efektif pada takikardia
supraventrikuler,fluter atrial,dan fibrilasi atrial,yang gagal berubah
ke irama sinus dengan digitalis,propranolol,adrofonium,
fenilefrin,kuinidin,atau verapamil. Irama sinus lebih baik daripada
aritmia karena curah jantung lebih banyak dan lebih rendah angka
embolisme.
9
K. Kontraindiksi
1. Introsikasi digitalis. Vibrilasi ventrikel dapat menjadi walaupun dilakukan
kardioversi sinkron, simulasi cepat atrium dengan pemacu temporer
( TPM) dapat merubah arritmia supraventrikular.
2. Penyakit sistem konduksi . Blok atrioventrikular dipasang propilaktik
Temporer Pace Maker ( TPM ).
3. Pasien dengan tidak mampu bertahan padairama sinus.
4. Fibrilasi atrial yang telah lama atau bertahun.
5. Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang, dengan dosis kuindinin
profilaktik.
6. Posst operasi baru jantung , kardioversi ditunda 10-14 hari, TPM dapat
menghentikan takiaritmia.
L. Evaluasi Pasien
Evaluasi tentang hipertiroidisme, intake, digitalis, hipoksimia, stres
psikologik, anemia, hipokelemia, hiperkelemia, hipokalsemia, hipomagnesemia,
atau ganguan metabolisme autonom laing yang menyebabkan aritmia.
M. Persiapan
1. Persiapan Pasien
10
gg. Berikan kuinidin (300 mg tiap 6 jam ) selama 2 hari sebelum
kardioversi, menurun 40% pemulihan diirama sinus, tetapi
kadang pencetus VT Atau VF.
hh. Puasakan pasien 6 jam sebelum tindakan kardioversi.
ii. Rawat pasie dengan monitor EKG, untuk evaluasi irama dan
evaluasi EKG 12 lead.
jj. Letakan lempeng resusitasi jantung dibawah dada pasien.
2. Personalia
Dokter atau perawat teramplil kardioversi, anastesi
dibutuhkan untuk penatalaksanaan intubasiendotrakeal.
3. Persiapan alat:
a. Kardioverter arus searah ( DS ) dengan monitor osiloskop,
modus sinkronisasi tombol seleksi tingkat energi, padal
elektroda, dan jelly elektroda.
b. Obat Sadasi : amnesia atau anastesi selama kardioversi dengan
diazepam ( valium ), pentothal atau brevithal.
c. Resusitasi : lempeng dipunggung, sections, oksigen, intubasi
set(ETT,lavingoskope,guidel,jelly,spatel) ambubag dan obat
atropen serta antiaritmia.
N. Pengertian Kardioversi
Kardioversi adalah setiap proses yang bertujuan untuk mengkonversi aritmia
kembali ke irama sinus. Kardioversi listrik digunakan ketika pasien memiliki
denyut nadi tapi tidak stabil, atau kardioversi kimia / dengan obat telah gagal
atau tidak mungkin berhasil. Hal ini juga digunakan dalam kasus - kasus yang
11
tidak gawat, misalnya Fibrilasi Atrial ( AF) untuk mencoba mengembalikan
ritme kembali ke sinus.
Pada kasus ini menjadi indikasi untuk dilakukan kardioversi jika keadaan
hemodinamik tidak stabil, yang ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah
(hipotensi), korban mengeluh berdebar, pusing, pandangan mata berkunang-
kunang, lemas, keringat dingin, rasa ingin pingsan, atau sampai terjadi pingsan.
Energi yang dibutuhkan untuk kasus SVT tidak stabil dimulai dari 50 J, jika
tidak merespon dapat ditingkatkan menjadi 100, 150, 200, 300, sampai 360
Joule. Untuk kasus VT tidak stabil energi yang dibutuhkan mulai dari 100 Joule,
jika tidak merespon dapat ditingkatkan menjadi 200, 300, sampai 360 Joule.
1. Kegawatdaruratan
Konversi tachycardia dengan tanda – tanda serius yang
berhubungan dengan / geajala (nyeri dada, edema paru,
hipotensi, peribahan status mental).
2. Direncanakan / elektif
Konversi fibrilasi atrium stabil atau flutter yang lebih dari 48
jam durasi. Pertimbangkan pemberian antikoagulasi untuk
setidaknya 3 minggu sebelum kardioversi pilihan untuk
mengurangi risiko sembolisasi dari trombi atrium. Awal
kardioversi dapat diperiksa dengan echokardiografi: TEE
pada pasien yang dicurigai adanya trombus pada atrium.
12
Pendidikan Pasien Sebelum Tindakan Kardioversi :
O. Penatalaksanaan kardioversi
1. Letakan pasien diatas lempeng resusitasi jantung.
2. Pasang elektroda monitor EKG pada dada pasien
3. Nyalakan tombol kardioversi dan singkronasi
4. Singkirkan oksigen atau peralatan atau bahan yang mudah terbakar
5. Berikan obat sedativ perlahan pabtau frekuensi jantung,respirasi
dan tekanan darah
6. Berikan jelly pada pedal elektroda kardioversi, bantalan kassa
larutan garam tidak dipakai karena menyebabkan lengkungan arus
7. Tipe kardioverter anteroapikal,elektroda pertama diletakkan
dibawah klavikula kanan tepat lateral sternum dan elektroda
pertama diletakan dibawah puting susu anterior aksilaris
8. Pilih tingkat energi 100 joule
9. Pastikan tidak ada kontak operator, orang lain dan pasien terhadap
bahan konduktor (logam,air,ventrikulator).
10. Berikan renjatan litrik bila sedasi pasien memadai dengan tekanan
mantap 11,25 kg pada pedal elektroda
11. Periksa nadi pasien ,EKG,dan jalan nafas segera setelah renjatan
listrik kardioversi. Reaksi kardiovaskuler setelah renjatan listrik
tampak vagaldengan bradukardia disusul takikardia 30 detik reaksi
simpatis. Aritmia ventrikel atau kelainan gelombang ST dapat
13
menunjukkan kerusakan miokard akibat renjatan atau interaksi obat
dengan renjatan listrik.
12. Bila renjatan gagal, tingkatkan dosis energi secara bertahap 100,
200, 300, 360 joules, sampai aritmia dikonversi atau sampai 360
joules gagal. Biarkan 2 menit di antara renjatan listrik atau
supraventrikulur takikardi, karena lambat berkonversi.
Q. Komplikasi Kardioversi.
1. Luka bakar kulit. Kontak elektroda tidak memadai atau renjatan
berulang dapat timbul luka bakar derajat I-II.
2. Aritmia. Irama atrioventrikuler, VES, VT dan VF dapat timbul
setelah renjatan.
3. Kerusakan otot jantung. Perubahan gelombang T dan ST terjadi
sekitar 1% dan peningkatan CKMB sekitar 9% pasien.
4. Pembesaran jantung.
5. Edema paru. Diduga paralisis atrial kiri.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DC syok adalah suatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung ke
jantung lewat sepasang elektroda yang diletakkan pada dinding toraks untuk
menghentikan takikardia ventricular dan supraventrikuler.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perawat untuk memiliki pengetahuan
aplikasi tentang fungsi dan cara kerja DC syok dan komplikasinya bagi pasien
sehingga dalam penerapannya dapat dilaksanakan dengan baik.
15
R. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran – saran berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Sartoni, Masudik dan Ade Eneh Suhaei. 2014. Basic Trauma Cardiac Life
Support. Bekasi : GADAR Medik Indonesia
16
http://worrldheath-bokepzz.blogspot.com/2012/02/dc-syok-kardioversi-dan-
defibrilasi.html diakses pada tanggal 1 Agustus 2020 Pukul 20.10 WIB
17