Anda di halaman 1dari 64

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA, JENIS KELAMIN DAN MASA KERJA


DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA
PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI PT. PLN (PERSERO)
GEDONG KUNING YOGYAKARTA

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai


derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat

Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Oleh
Regita Syafira
NIM 1500029247

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019

i
SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA USIA, JENIS KELAMIN DAN MASA KERJA


DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA
PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI PT. PLN (PERSERO)
GEDONG KUNING YOGYAKARTA

Disusun oleh

Regita Syafira
NIM 1500029247

Telah Disetujui untuk Ujian Skripsi


Tanggal:.........................

Dosen Pembimbing

Subhan Zul Ardi, SKM.,M.Sc

NIY 60150804

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lina Handayani, S.KM.,M.Kes.,Ph.D.


NIY. 60030447

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“HUBUNGAN ANTARA USIA, JENIS KELAMIN DAN MASA KERJA

DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA

PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI PT. PLN (PERSERO) GEDONG

KUNING YOGYAKARTA”.

Laporan penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

mrngerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan Kesehatan Masyarakat,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Skripsi

ini dapat terselesaikan berkat semangat, niat, motivasi, bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. Kasiyarno, M.Hum., selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta.

2. Lina Handayani, S.KM.,M. Kes., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

3. Ahmad Ahid Mudayana, S.KM., MPH., selaku Ketua Dewan Penguji

yang telah memberikan masukan dan arahan, sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini.

4. Muchamad Rifai, S.KM., M.Sc., selaku Penguji I yang telah memberikan

masukan dan arahan, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

iii
5. Subhan Zul Ardi, S.KM., M.Sc., selaku Penguji II dan Dosen

pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi, ide dan arahan,

sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

6. Muchsin Maulana, S.KM., MPH., selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing dan memberi arahan kepada penulis baik secara

akademik dan non akademik selama awal perkuliahan sampai saat ini.

7. Orang tua, keluarga dan sahabat tercinta yang selalu mendoakan,

memberi motivasi, semangat dan dukungan serta kasih sayang, terima

kasih banyak atas kebaikan kalian

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaannya skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, Juli 2019

Yang menyatakan,

Regita Syafira

1500029247

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 9


A. Telaah Pustaka ............................................................................................. 9
B. Kerangka Teori........................................................................................... 19
C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 20
D. Hipotesis..................................................................................................... 20

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 21


A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 21
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 22
D. Instrumen dan Alat Penelitian .................................................................... 23
E. Variabel dan Definisi Operasional ............................................................. 24
F. Jalan Penelitian........................................................................................... 27
G. Analisis Data .............................................................................................. 29
H. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 31


A. Profil Lokasi Penelitian ............................... Error! Bookmark not defined.

v
vi

B. Hasil Dan Pembahasan ................................ Error! Bookmark not defined.

BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 48


A. Simpulan ................................................................................................. 48
B. Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48


LAMPIRAN

vi
vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ......................................... 53

Lampiran 2. Lembar Kuesioner ............................................................................ 55

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Computer Vision Syndrome (CVS) adalah berbagai keluhan yang

disebabkan oleh penggunaan komputer dalam waktu yang lama. Akinbinu

dan Mashalla (2014) menjelaskan bahwa keluhan yang sering dirasakan oleh

pengguna komputer, yaitu: sakit kepala, mata kering, mata lelah, pengelihatan

kabur, iritasi dan sensasi seperti terbakar pada mata, mata kemerahan dan

pengelihatan ganda. Keluhan CVS juga disebabkan oleh faktor-faktor dari

individual yang berperan dalam terjadinya CVS antara lain: usia, jenis

kelamin, penggunaan kacamata, lamanya bekerja dengan komputer, lama

bekerja di depan komputer dan lama istirahat setelah penggunaan komputer.

Faktor dari lingkungan diantaranya: tingkat pencahayaan, suhu dan

kelembapan, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari komputer diantaranya:

jarak penglihatan, posisi bagian atas monitor terhadap ketinggian horizontal

mata, polaritas monitor dan jenis komputer (Adzkadina, 2012).

CVS akan terus bertambah dan dapat mengurangi produktivitas

seseorang ditempat kerja serta mengurangi kualitas hidup pekerja kantoran,

sedangkan menurut Computer Visions Syndrome Organization (2017) lebih

dari 10 juta pasien berkunjung ke dokter mata setiap tahunnya untuk keluhan

yang berkaitan dengan CVS.

1
2

Di Indonesia dalam penelitian yang dilakukan oleh Azkadina (2012)

jenis kelamin berhubungan secara signifikan dengan kejadian CVS dan risiko

pekerjaan pengguna komputer berjenis kelamin perempuan menderita CVS

lebih tinggi lima kali lipat dibandngkan pekerja penggunaan komputer berjenis

kelamin laki-laki. Studi yang dilakukan oleh Lumolos, dkk (2016) bahwa

pengguna komputer yang berusia lebih dari 40 tahun mengeluhkan keadaan

tidak nyaman saat berada didepan komputer. Bhanderi, et al (2008)

menyatakan bahwa angka kejadian CVS lebih tinggi pada individual yang

menggunakan komputer kurang dari lima tahun.

PT.PLN (Perusahaan Listrik Negara) Unit Pelaksanaan Pelayanan

Pelanggan Yogyakarta yang berlokasi Jalan Gedong Kuning No.3,

Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Di Yogyakarta hanya terdapat satu APJ

(Area Pelayanan Jaringan) sebagai pusat pelayanan diarea Yogyakarta yang

bertugas mengatur seluruh distribusi energi listrik di wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta. Sesuai dengan visi perusahaan, yaitu diakui sebagai perusahaan

kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan

bertumpu pada potensi insani. Untuk menjadi perusahaan yang unggul dan

terpercaya PLN harus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) disetiap

kegiatan dalam proses bisnis. Hal ini ditekankan dengan tujuan untuk

memperkecil kerugian perusahaan akibat kesalahan sehingga kualitas

pelayanan pelanggan tetap terukur dan dapat diperbaiki secara berkelanjutan.

Standar Operasional Prosedur (SOP) harus terus diperbarui menyesuaikan

perkembangan teknologi, perubahan konsumen, regulasi dan lingkungan


3

disekitar perusahaan. Hal ini tentu saja penggunaan komputer menjadi

kegunaan yang sangat penting dalam mewujudkan kepuasan pelanggan.

Berdasarkan studi pendahuluan pada 14 November 2018 di PT.PLN

(Persero) Gedong Kuning Yogyakarta diberikan kuesioner kepada 6 pekerja

sebagai perwakilan mengenai keluhan CVS, dimana terdapat 2 laki-laki dan 4

perempuan. responden yang berusia lebih dari 40 tahun berjumlah 3 orang

dengan masa kerja di depan komputer lebih dari 5 tahun. Keluhan yang sering

terjadi ketika menggunakan komputer yaitu mata lelah dan tegang, mata

kering dan iritasi, nyeri kepala, mata terasa sakit, mata melihat kembar,

kesulitan dalam memfokuskan pengelihatan dan pengelihatan kabur karena

dalam sehari rata-rata menggunakan komputer 6-7 jam dan tidak adanya

Screen Guard pada layar monitor. Terdapat 74 pekerja pengguna komputer

sebagai alat atau media dalam bekerja dengan waktu penggunaan komputer

adalah 8 jam/hari. Selain itu, belum ada yang melakukan penelitian mengenai

usia, jenis kelamin dan masa kerja dengan Keluhan CVS Pada Pekerja

Pengguna Komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta.


4

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ditemukan di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta terdapat keluhan yang dialami pekerja ketika menggunakan

komputer yaitu mata lelah,tegang dan terasa berat (pegal), iritasi pada mata

(pedih, perih, sensasi terbakar dan berpasir), mata melihat kabur atau blur,

nyeri kepala, mata terasa sakit, mata kering, mata melihat kembar dan

kesulihan dalam memfokuskan pengelihatan. Berdasarkan permasalahan yang

ditemukan, peneliti tertarik untuk meneliti ”apakah ada hubungan antara

umur, jenis kelamin dan masa kerja dengan keluhan CVS pada pekerja

pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin dan masa kerja

dengan keluhan CVS pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN

(Persero) Gedong Kuning Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu:

a. Mengetahui hubungan antara usia dengan keluhan CVS pada

pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong

Kuning Yogyakarta.
5

b. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan

CVS pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero)

Gedong Kuning Yogyakarta.

c. Mengetahui hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS

pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong

Kuning Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta.

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan

masukan kepada pimpinan PT.PLN tentang gejala dan akibat dari

CVS dengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan pencegahan

dan pengendalian.

2. Peneliti

Hasil penelitian ini di harapakan dapat menambah

pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan

sebuah penelitian terutama bidang keselamatan dan Kesehatan

kerja terutama tentang faktor yang berhubungan dengan CVS.

3. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

ilmu pengetahuan khususnya bagi perkembangan kesehatan

masyarakat dan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.
6

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan,sebelumnya

telah dilakukan penelitian tentang yang sama tentang CVS, berikut ini keaslian

penelitian yang dikutip :

1. Ibrahim, dkk (2018) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Keluhan CVS Pada Pekerja Operator di PT. Semen Tonasa

Pangkep. Persamaan penelitian ini yaitu pada variabel dependent untuk

mengetahui keluhan CVS dan uji yang digunakan adalah Chi-Square

untuk mengetahui hubungan, sedangkan perbedaan penelitian ini adalah

lokasi penelitian, variabel independen, lokasi penelitian di Sulawesi

Selatan, jumlah sampel 33 orang dan teknik pengambilan sampel

menggunakkan Multistage Cluster Sampling. Hasil penelitian menyatakan:

(1) Tidak ada hubungan antara istirahat mata pekerja pada shift 1 dan shift

3, frekuensi kedipan pekerja pada shift 1, shift 2 dan shift 3, durasi kerja

pekerja pada shift 1, shift 2 dan shift 3, masa kerja pada shift 3, jarak

monitor pada shift 1, shift 2 dan shift 3, pencahayaan pekerja pada shift 1,

shift 2 dan shift 3 dengan keluhan CVS. (2) ada hubungan antara istirahat

mata pekerja pada shift 2, masa kerja pekerja pada shift 1 dan shift 2

dengan keluhan CVS.

2. Jonge, dkk (2018), Hubungan Lama Penggunaan Komputer Dengan

Kejadian CVS Pada Siswa Jurusan TKJ di SMK I Tahuna. Persamaan

penelitian adalah variabel dependent untuk mengetahui keluhan CVS dan

dan uji yang digunakan Chi-Square, sedangkan perbedaannya adalah


7

variabel inpendent, jumlah sampel 113 orang, teknik pengambilan sampel

menggunakkan Stratified Sampling dan lokasi penelitian di Kabupaten

Sangihe Sulawesi Utara. Hasil penelitian menyatakan: (1) lama

penggunaan komputer pada siswa jurusan teknik komputer dan jaringan di

SMK I Tahuna Kabupaten Sangihe yaitu lama penggunaan < 6 jam/ hari

sebanyak 58 responden, (2) kejadian CVS pada siswa jurusan teknik

komputer dan jaringan di SMK I Tahuna Kabupaten Sangihe, yaitu CVS

ringan sebanyak 81 responden. (3) ada hubungan yang signifikan antara

lama penggunaan komputer dengan kejadian CVS pada siswa jurusan

teknik komputer dan jaringan di SMK I Tahuna Kabupaten Sangihe.

3. Maulidini (2018) dengan judul Karakteristik Responden Dan Intensitas

Pencahayaan Ruang Dengan Keluhan Subjektif CVS Pada Karyawan

Kantor Kampus 3 Univesitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Persamaan

penelitian ini yaitu pada variabel dependen, sedangkan perbedaannya

adalah lokasi penelitian di kantor Universitas Ahmad Dahlan kampus 3,

jumlah sampel 36 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan

Purposive Sampling. Hasil penelitian menyatakan: (1) ada korelasi antara

usia lama penggunaan komputer dan waktu kerja dengan keluhan

subyektif CVS, (2) tidak ada korelasi antara intensitas pencahayaan ruang

dengan keluhan subyektif CVS.

4. Permana, dkk (2015) dengan judul Faktor Yang Berhubungan Dengan

Keluhan CVS Pada Pekerja Rental Komputer di Willayah UNNES.

Persamaan penelitian ini yaitu pada variabel dependen dan teknik


8

pengambilan sampel menggunakkan sampel jenuh (total sampling)

sedangkan perbedaanya yaitu pada variabel inpenden, sampel berjumlah

36 orang, dan lokasi penelitian di Semarang. Hasil penelitian menyatakan

ada hubungan antara lama kerja, jarak mata dengan monitor, intensitas

penerangan, sikap kerja dengan keluhan CVS pada pekerja rental

komputer di wilayah kampus UNNES.

5. Priliandita (2016) dengan judul Analisis Faktor Yang Berhubungan

Dengan Keluhan CVS Pada Operator Komputer Warung Internet di

Kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember. Persamaan penelitian ini adalah

analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square dan variabel dependent

untuk mengetahui keluhan CVS, sedangkan perbedaannya adalah variabel

independent dan teknik pengambilan sampel menggunakkan Propotional

Random Sampling, sampel berjumlah 44 orang dan lokasi penelitian di

Kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan:

(1) ada hubungan yang siginifikan antara waktu istirahat mata 20/20/20,

durasi kerja, tingkat pencahayaan buatan, tingkat pencahayaan alami,

penggunaan Air Conditioner (AC), pengaturan Visual Display Terminal

(VDT) dengan gejala CVS (2) tidak ada hubungan usia, jenis layar Visual

Display Terminal (VDT), masa kerja dan polaritas VDT dengan gejala

CVS.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Definisi Usia

Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur

dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang

memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama

(Nuswantari, 1998). Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang hampir

sama dalam menetapkan persyaratan umur minimal dan maksimal bagi

karyawan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut

berkaitan dengan faktor fisiologis dan psikologis dalam melaksanakan

pekerjaan terutama yang berhubungan dengan pekerjaan yang memerlukan

ketahanan tubuh tinggi. Konsekuensinya bagi para pekerja yang telah

berusia 50 sampai 60 tahun dalam menghadapi pekerjaan rutin akan

mengalami penurunan kinerja apabila tidak di imbangi dengan

pemeliharaan kesehatan tubuh dan mental secara teratur dan

berkesinambungan (Kuswana, 2017).

Usia 50 sampai 60 tahun mengalami penurunan ketahanan otot

mencapai 25% kemampuan sensoris menurun sekitar 60% pertambahan

usia akan diikuti oleh penurunan VO2 (volume oksigen maksimum)

ketajaman penglihatan pendengaran kecepatan pembedaan pembuatan

9
10

keputusan dan mengingat jangka pendek (Astrand dan rodhal, 1997;

Gradjean, 1993; Genaidy, 1996; dan Kondz, 1996 dalam kuswana, 2017).

Berdasarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009),

definisi usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan

makhluk baik dengan klasifikasi usia, yaitu: a) masa balita usia 0 – 5

tahun, b) masa kanak-kanak usia 5 – 11 tahun, c) masa remaja awal usia

12 – 16 tahun, d) masa remaja akhir usia 17 – 25 tahun, e) masa dewasa

awal usia 26 – 35 tahun, f) masa dewasa akhir usia 36 – 45 tahun, g) masa

lansia awal usia 46 – 55 tahun, h) masa lansia akhir usia 56 – 65 tahun,

dan i) masa manula usia 65 – ke atas.

2. Definisi Jenis Kelamin

Mansour (2010) dalam penelitiannya mendeskripsikan jenis

kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia.

Jenis kelamin ditentukan secara biologis melekat pada kelamin tertentu.

Menurut Hungu (2007) jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan

dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Konsep Gender

dengan peran yang dikonstruksikan oleh masyarakat kepada seseorang

sebagai perempuan atau laki-laki. Perbedaan perempuan dan laki-laki

berdasarkan jenis kelamin, yang dibentuk oleh masyarakat dan lingkungan

serta dipengaruhi oleh waktu, tempat, sosial budaya, sistem kepercayaan

dan situasi politik (Yanti, 2011).


11

3. Definisi Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu orang tersebut memulai melakukan

pekerjaannya sampai sekarang masih bekerja (Suma’mur, 2014). Menurut

Handoko (2009) masa kerja yaitu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja

itu bekerja di suatu tempat. Tenaga kerja merupakan aset penting

perusahaan. Oleh karena itu tenaga kerja harus diberikan perlindungan

dalam hal K3 ( Djatmiko, 2016).

4. Teori Perilaku Kesehatan

Suatu teori yang dikembangkan oleh Green (1980) dalam

Noorkasiani, dkk (2007) mengatakan bahwa kesehatan individu atau

masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan faktor

diluar perilaku. Faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu

faktor predisposisi, pendukung dan pendorong. Faktor predisposisi

(predisposing factors) mencakup pengetahuan, individu, sikap

kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat

dalam diri individu dan masyarakat. Pada diri individu terdapat ciri khas

yang menunjukkan perbedaan seseorang sesuai dengan perwatakkan

tertentu, jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, jumlah

tanggungan dan posisi. Faktor pendukung (enabling factor) ialah

tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan bahan untuk mencapai derajat

kesehatan, sedangkan faktor pendorong (reinforcing factors) adalah sikap

dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan bahwa pendidikan

kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan


12

ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga

menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap program tersebut

dan terhadap kesehatan pada umumnya Model teori Green ini dapat

digambarkan dengan skema berikut:

Gambar 1. Derajat Kesehatan dan faktor yang mempengaruhi (Green, 1980)

5. Definisi CVS

CVS adalah masalah yang dihadapi orang-orang yang banyak

menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya didepan layar komputer

(Sulianta, 2010). Menurut Laudon dan Laudon (2007) sindrom

pengelihatan komputer dari rancangan yang tidak ergonomis adalah

kondisi mata yang tegang karena melihat layar monitor komputer untuk
13

waktu yang lama, gejala sementara meliputi sakit kepala, pandangan

kabur, serta mata kering dan iritasi.

Bekerja dengan komputer ternyata dapat mengalami penyakit

akibat kerja yang berasal dari layar monitor ke mata adalah organ tubuh

yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja karena terlalu fokus

ke layar monitor tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna

warna merah kuning akan mempercepat kelelahan pada mata selain itu

pantulan cahaya silau yang berasal dari sumber lain seperti jendela lampu

penerangan lain-lain sebagainya akan menambah beban mata. Tidak

disarankan untuk secara terus-menerus berada di depan meja dan kursi

komputer setelah 1-2 jam bekerja, luangkanlah waktu untuk berdiri dan

berjalan meninggalkan alat kerja tersebut (Anies, 2014).

Menurut penelitian Permana, dkk (2015) dengan menggunakkan

uji Chi-Square yang dilakukan adanya hubungan antara sikap kerja dengan

keluhan CVS pada pekerja rental komputer di wilayah kampus UNNES.

Sikap kerja tidak alamiah menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh

bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya: pergerakan tangan terangkat,

punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin

jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi

pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal.


14

Menurut peneliti Jonge, dkk (2018) cara pencegahan dalam

penggunaan komputer siswa dan siswi dapat membagi waktu antara

menggunakan komputer dengan waktu istirahat yaitu dengan melakukan

kegiatan lain seperti berbicara dengan teman, makan, jalan-jalan dan lain

sebagainya. Berdasarkan penelitian Ibrahim, dkk (2018) cara untuk

mengurangi keluhan CVS adalah melakukan rotasi kerja, menggunakan

alat pelindung diri khususnya pelindung mata yang bisa menyebabkan

iritasi pada mata, sedangkan menurut Priliandita (2016) cara untuk

mengurangi keluhan CVS dengan pemberian informasi dan edukasi

tentang kesehatan kerja khususnya terkait CVS dan memberikan

pelayanan kesehatan kerja pada pekerja sektor informal seperti operator

komputer.

6. Faktor yang mempengaruhi Keluhan CVS

a. Usia

Faktor usia mempengaruhi kemampuan kepekaan terhadap

kontras cahaya dan kekuatan mata untuk berakomodasi karena

lensa berkurang elastisitasnya. Bertambahnya usia fungsi dari mata

dapat memburuk dan menjadikan titik terdekat mata dapat bergerak

lebih jauh dari fokus yang seharusnya (Iriadiastadi dan Yassierli,

2014).

Menurut Castillo dan lemp (2013) subyek yang berusia

lebih dari 40 tahun yang menggunakkan layar monitor kehilangan

amplitudo yang lebih akomodatif dari pada yang tidak


15

menggunakkan komputer. Menurut Swartz (2014) Hal ini

disebabkan karena produksi air mata mengalami penurunan seiring

dengan bertambahnya usia, baik pada wanita maupun pria.

Studi yang dilakukan oleh Bhanderi, et al (2008)

menunjukan hubungan yang signifikan antara pengaruh usia

dengan meningkatnya kejadian CVS. Menurut Paramita, dkk

(2014) usia ternyata berkaitan dengan kinerja. Usia yang

meningkat diikuti dengan proses degenerasi organ tubuh sehingga

kemampuan organ akan menurun. Salah satunya adalah

kemampuan panca indera seperti mata. Hasil penelitian Maulidini

(2018) menyatakan ada korelasi antara usia, lama penggunaan

komputer dan waktu kerja dengan keluhan subyektif CVS.

b. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin merupakan salah satu faktor pendukung

terjadinya kejadian CVS. Berdasarkan teori Swartz (2014) dimana

mata kering lebih tinggi pada wanita karena perubahan hormonal.

Perbedaan pada fisiologis antara perempuan dan laki-laki.

Perbedaan fisiologis tersebut yang menyebabkan perempuan lebih

rentan terhadap penyakit sindrom mata kering dan memiliki tingkat

stress yang lebih tinggi. Perempuan cenderung lebih teliti dan

telaten dalam bekerja sehingga mereka akan benar-benar

memusatkan perhatian pada pekerjaan yang dihadapi untuk

mengurangi tingkat kesalahan kerja. Kumarsela, dkk (2013)


16

menyatakan tuntutan untuk dapat memusatkan perhatian didepan

komputer secara terus-menerus menjadi sumber stressor untuk

penglihatan maupun psikologis. Penglihatan jarak dekat yang

dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan otot

siliaris mengalami penegangan dan kekakuan. Hal ini secara tidak

langsung akan membuat mata mudah teriritasi dan memicu rasa

tidak nyaman dan akhirnya menimbulkan keluhan-keluhan

penglihatan.

c. Masa Kerja

Berdasarkan penelitian oleh Bhanderi, et al (2008)

melaporkan bahwa angka kejadian CVS lebih tinggi pada

individual yang menggunakan komputer kurang dari lima tahun,

sedangkan menurut penelitian Hanum (2008) dimana kejadian

CVS lebih banyak pada terjadi pada pekerja pengguna komputer

yang telah bekerja selama 10 tahun. Saat ini belum ada standar

masa kerja dan durasi penggunaan komputer yang

direkomendasikan secara internasional.

Belum ada standar lama kerja dan durasi penggunaan

komputer yang direkomendasikan secara internasional, namun

dalam penelitian yang dilakukan Yen (2008) penggunaan komputer

lebih dari 6 tahun dengan durasi lebih dari 3 jam per hari dapat

meningkatkan risiko terjadinya CVS. Penelitian Zubaidah (2012)

mengemukakan bahwa masa kerja dapat mengakibatkan keluhan


17

serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja

komputer adalah kelelahan mata, mata terasa kering, mata terasa

terbakar, pandangan menjadi kabur, penglihatan ganda, sakit

kepala, nyeri pada leher, bahu, otot punggung dan tekanan darah

tidak normal.

7. Tanda dan Gejala CVS

Masalah penglihatan pada komputer menyebabkan inefisiensi

visual dan menyebabkan gejala terkait mata di antara pekerja komputer.

Semua gejala dikaitkan dengan tuntutan pekerjaan visual terutama yang

menuntut pekerjaan didepan komputer, seperti: sekretaris, akuntan,

pemegang buku, juru gambar dan orang lain dengan tuntutan pekerjaan

secara visual yang dekat. Penyebab CVS adalah kombinasi dari masalah

visual individu dan ergonomi visual yang buruk. Gejala muncul setiap kali

tuntutan visual tugas melebihi kemampuan visual individu. Selain itu, ada

banyak aspek tampilan komputer dan lingkungan kerjanya seperti

pencahayaan, pantulan, kualitas tampilan yang buruk, flicker dan

pengaturan desain stasiun kerja yang mengakibatkan keluhan terkait mata

di antara pengguna komputer, yaitu: mata lelah, sakit kepala, penglihatan

kabur, kesulitan dalam memfokuskan pengelihatan, iritasi mata (sensasi

terbakar, kering dan kemerahan), nyeri leher, nyeri bahu dan nyeri

punggung. Tanda-tanda yang dapat mengenali sindrom ini dapat dilihat

seperti mata merah karena iritasi dan mata kering. Gejala-gejala ini juga

terkait dengan penempatan yang tidak tepat dari layar komputer yang
18

menyebabkan otot keseleo. Gejala muskuloskeletal akibat dari kurangnya

pergerakkan tubuh yang optimal, yang menyebabkan stres tonik di otot.

Salah satu cara yang paling mudah untuk mengetahui gejala CVS adalah

dengan mengamati bahwa frekuensi kedipan mata berkurang ketika

menatap layar komputer dibandingkan dengan sebelum menggunakkan

komputer (Sheedy dan Shaw 2003).

Dari segi pengelihatan menurut Blehm et al (2005), CVS dapat

dikategorikan menjadi empat, yaitu:

a. Gejala astenopia, berupa mata tegang, mata lelah, mata nyeri, dan

mata kering

b. Gejala yang berkaitan dengan permukaan Okuler, berupa mata berair,

mata teriritasi, dan masalah dengan lensa kontak

c. Gejala Visual, berupa penglihatan kabur, kesulitan dalam

memfokuskan penglihatan, penglihatan ganda, dan presbiopia

d. Gejala ekstraokuler, berupa nyeri leher, nyeri punggung, dan nyeri

bahu.
19

B. Kerangka Teori

Faktor Individu
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Masa kerja
4. Lensa kontak
5. Waktu Istirahat
mata 20/20/20 Keluhan
6. Penggunaan
kacamata 1. Mata lelah dan
7. Kelainan refraksi tegang
8. Frekuensi Berkedip 2. Mata kering
9. Riwayat 3. Iritasi pada
pengobatan mata
10. Riwayat penyakit 4. Mata melihat
kabur (blur)
Faktor Lingkungan 5. Nyeri kepala

1. Durasi kerja
CVS 6. Mata
sakit
terasa

2. Tingkat 7. Mata melihat


pencahayaan kembar
3. Penggunaan 8. Kesulitan dalam
Air Conditioner memfokuskan
pengelihatan
Faktor Komputer
1. Pengaturan VDT
2. Jenis layar VDT
3. Screen Filter
4. Polaritas VDT

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2. Kerangka Teori


(Priliandita, 2015; Anshel, 2005)
20

C. Kerangka Konsep

jjVVariabel Independen

jjVVariabel Dependen
1. Usia
jjVComputer Vision
2. Jenis Kelamin
Syndrome
3. Masa Kerja

: Variabel yang diteliti

Gambar 3. Kerangka konsep

D. Hipotesis

1. Ada hubungan antara usia dengan keluhan CVS pada pekerja

pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan CVS pada

pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

3. Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS pada pekerja

pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan

metode survei Cross Sectional atau potong lintang. Cross Sectional ialah suatu

penelitian untuk mencari hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan

melakukan pengukuran sesaat atau saat bersamaan (Susilani dan Wibowo,

2015). Tujuan pendekatan Cross Sectional pada penelitian ini adalah untuk

mencari hubungan antara usia, jenis kelamin dan masa kerja dengan keluhan

CVS pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Yogyakarta yang

terletak di jalan Gedong Kuning No.3 Pringgolayan, Banguntapan, Bantul,

Daerah Istimewa Yogyakarta 55198. Waktu penelitian dilaksanakan pada 23

april- 29 april 2019.

21
22

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pekerja yang menggunakan

komputer di PT.PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta berjumlah 65

pekerja pengguna komputer.

2. Sampel Penelitian

a. Jumlah Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

pekerja bagian pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong

Kuning Yogyakarta berjumlah 65 orang.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Jenis sampel yang digunakan, yaitu sampling non

porbabilitas yang artinya peneliti tidak menyeleksi individu karena

mereka bersedia dan merasa nyaman serta mewakili ciri khusus

tertentu yang ingin diteliti oleh peneliti (Creswell, 2015). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh (total

sampling) dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai

sampel (Carsel, 2018).


23

D. Instrumen dan Alat Penelitian

Instrumen penelitian adalah perangkat yang digunakan untuk

mengungkap data sehingga data dapat dianalisis dan akhirnya dapat mencapai

tujuan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang

digunakan, yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner (lembar Check List) ini

diadopsi dari penelitian Azkadina (2012) yang berisi pertanyaan

tertutup tentang karakteristik pekerja bagian komputer dengan

tujuan untuk menggali informasi dari responden tentang keluhan

CVS yang terdiri dari 8 pertanyaan dengan jawaban “Ya” dan

“Tidak” untuk variabel terikat. Pada variabel bebas kuesioner berisi

3 pertanyaan yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka yaitu usia,

jenis kelamin dan masa kerja. Hasil uji validitas pada kuesioner

Azkadina (2012) sudah dilakukan oleh 3 ahli yang berkompeten

tentang kuesioner yang telah disusun kemudian dihitung korelasi

antar skor masing-masing pertanyaan dengan teknik korelasi

product moment. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik tes ulang,

Kuesioner Azkadina (2012) merupakan hasil modifikasi dari

Wendy Strouse Watt, Thomas H Murphy, Hospitality Eyecare

Center dan vsp.com yang sudah teruji reliabilitasnya.


24

2. Smartphone

Smartphone digunakan untuk mendokumentasikan

kegiatan penelitian dan proses pekerja yang menggunakan

komputer di PT.PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta.

3. Alat Tulis

Alat tulis digunakan untuk mencatat hasil penelitian.

4. Informed Consent

Lembar persetujuan yang digunakan untuk menyatakan

responden bersedia di teliti dan rahasia responden terjaga.

E. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat 2 macam jenis variabel yang digunakan

peneliti untuk meneliti, yaitu :

a. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau disebut juga variabel independen

adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi terjadinya

perubahan. Faktor-faktor nantinya akan diukur dan dipilih oleh

peneliti untuk melihat hubungan antara fenomena atau peristiwa

yang diteliti atau diamati. Dalam penelitian ini variabel bebas yang

diambil yaitu usia, jenis kelamin dan masa kerja.


25

b. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat atau disebut juga variabel dependen adalah

variabel yang merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur

oleh peneliti dalam sebuah penelitian, untuk mengetahui ada atau

tidak pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikat yang diambil adalah CVS.

2. Definisi Operasional

a. Usia

Usia responden yang mengikuti penelitian adalah 20-56 tahun

di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Menurut

Azkadina (2012) sebagai berikut

Alat ukur : Kuesioner (lembar Check List)

Hasil ukur : (1)≤40 tahun

(2) ≥40 tahun

Skala ukur : Nominal

b. Jenis kelamin

Perbedaan gender responden yang mengikuti penelitian di

PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Menurut Azkadina

(2012) pengukuran dilakukan sebagai berikut:

Alat ukur : Kuesioner (lembar Check List)

Hasil ukur : (1) Laki-laki

(2) Perempuan

Skala ukur : Nominal


26

c. Masa Kerja

Masa kerja dimulai waktu responden melakukan

pekerjaannya menggunakkan komputer sampai sekarang di PT.

PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Menurut Bhanderi, et

al (2008) pengukuran dilakukan sebagai berikut:

Alat ukur : Kuesioner (lembar Check List)

Hasil ukur : (1) ≤5 tahun

(2) ≥5 tahun

Skala ukur : Nominal

d. Kejadian CVS

Kumpulan gejala pada mata dan penglihatan dengan gejala

utama yaitu mata lelah dan tegang, mata kering karena iritasi,

penglihatan kabur, nyeri kepala, mata terasa sakit, mata melihat

kembar dan sulit memfokuskan pengelihatan. Menurut Azkadina

(2012) pengukuran dilakukan sebagai berikut:

Alat ukur : Kuesioner (lembar Check List)

Hasil ukur : (1) minimal tiga gejala utamaCVS= CVS(+)

(2) tidak mengeluhkan atau kurang dari tiga

gejala utama CVS = CVS (-)

Skala ukur : Nominal


27

F. Jalan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dengan tahapan, yaitu :

1. Tahap persiapan

a. Tahapan ini meliputi survei tempat penelitian di PT.PLN (Persero)

Gedong Kuning Yogyakarta selama 1 bulan

b. Mencari studi pustaka penelitian tedahulu tentang CVS

c. Membuat surat izin penelitian dari Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta dan sebagai persyaratan administratif yang diperlukan

sebagai syarat untuk penelitian

d. Melakukan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara kepada

asisten penelitian dan memberi kuesioner berupa pertanyaan yang

ada pada lembar Check List kepada 6 pekerja (4 perempuan dan 2

laki-laki) pengguna komputer PT.PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan Asisten penelitian di PT.PLN

(Persero) Gedong Kuning Yogyakarta

b. Mengumpulkan responden

c. Responden diminta untuk mengisi informed consent (pernyataan

pesetujuan mengikuti penelitian)

d. Melakukan briefing dan tata cara pengisian Kuesioner (lembar

Check List). Hasil pengisian kuesioner yang di adopsi dari penelitian

Azkadina (2012) bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai


28

CVS pada pekerja bagian komputer di PT.PLN (Persero) Gedong

Kuning Yogyakarta

e. Responden diminta mengisi identitas responden dan mencentang

pertanyaan dari lembar kuesioner penelitian

f. Melakukan pengamatan secara langsung kepada pekerja yang

menggunakan komputer

g. Mengumpulkan lembar kuesioner dari responden

h. Melakukan pemeriksaan kembali semua lembar kuesioner dari

responden.

3. Tahap akhir penelitian

Pada tahap akhir peneltian dilakukan pengolahan data

menggunakkan uji statistik, kemudian menginterpretasikan hasil dari

pengolahan data kemudian melakukan penyusunan laporan akhir

penelitian dalam bentuk Skripsi. Tahap-tahap pengolahan data yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Editing

Kegiatan editing digunakan untuk memeriksa kembali data

yang terkumpul apakah sudah lengkap, terbaca dengan jelas, tidak

meragukan, terdapat kesalahan atau tidak, dan sebagainya.

b. Coding

Kegiatan coding adalah memberikan kode dengan tujuan

untuk mengubah data yang sudah terkumpul terbentuk agar lebih


29

mudah dalam menginput data. Pada variabel yang diteliti diberikan

kode masing-masing sebagai berikut:

1) usia ≤ 40 tahun diberikan kode 1

2) usia ≥ 40 tahun diberikan kode 2

3) jenis kelamin laki-laki diberikan kode 1

4) jenis kelamin perempuan diberikan kode 2

5) masa kerja ≤ 5 tahun diberikan kode 1

6) masa kerja ≥ 5 tahun diberikan kode 2

c. Tabulating

Menyusun data dengan bantuan komputer. Data yang telah

diperoleh dari proses pengumpulan data selanjutnya diolah

menggunakan program statistik di komputer.

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis yang digunakan secara deskriptif dilakukan

terhadap setiap variabel dari hasil penelitian, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable)

yang menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah usia, jenis

kelamin dan masa kerja.

2. Analisis Bivariat

Analisis data menggunakan analisa statistik dengan uji Chi-

Square yaitu uji hipotesis komparatif variabel kategorik tidak


30

berpasangan. Syarat uji Chi-Square adalah jumlah sel yang

mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari

jumlah sel yang ada. Uji alternatif yang digunakan adalah Uji

Fisher bila nilai expected lebih dari 5. Dasar pengambilan hipotesis

penelitian berdasarkan tingkat signifikan (nilai p), yaitu :

a. Jika nilai p ≥ 0,05 maka hipotesis penelitian Ho diterima

b. Jika nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian Ho ditolak.

( Riwidikdo, 2010 ).

H. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian skripsi ini adalah mengumpulkan

responden dalam satu waktu. Hal ini sesuai dengan rancangan penelitian

yaitu Cross Sectional dimana dilakukan penelitian dalam satu waktu. Pada

saat studi pendahuluan didapatkan data pekerja pengguna komputer di

PT.PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta 77 responden. Pada proses

penelitian hanya terdapat 65 pekerja dimana terdapat 5 responden yang

telah pensiun dan 7 responden yang mutasi kerja. Penelitian ini dilakukan

berdasarkan anamnesis dan tidak dengan pemeriksaan fisik, dimana

pemeriksaan fisik menentukan diagnosis CVS secara lebih akurat. Hal ini

telah diantisipasi peneliti dengan menanyakan adanya keluhan secara

mendalam kepada responden melalui lembar Check List. Responden

sendiri juga dapat memberikan batas yang jelas antara pernah atau tidak

pernah mengeluhkan gejala-gejala CVS. Saat ini belum ada standar masa

kerja baik secara internasional ataupun literatur yang direkomendasikan.


31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

PT PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyediaan tenaga listrik

yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai salah

satu instrumen dalam pembangunan, keberadaan BUMN di Indonesia

dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

masyarakat luas. Sesuai dengan peraturan Direksi PT. PLN (Persero)

Nomor: 0051.P/DIR/2018 pada Oktober 2018 PLN terjadi perubahan dan

penataan organisasi PLN dengan melakukan reorganisasi diharapkan

perusahaan dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnis. Diharapkan

reorganisasi ini akan meningkatkan pendapatan usaha (Listrik dan

Properti), membuka kesempatan karir pegawai dan memperkuat peran

divisi khususnya untuk menjalankan fungsi manajemen, fungsi koordinasi,

fungsi standarisasi dan fungsi quality control sehingga mensukseskan

program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

PT. PLN (Persero) UP3 (Unit Pelayanan Pelanggan) merupakan

Perusahaan Listrik Negara BUMN jaringan dari distribusi Jawa Tengah

dan DIY berlokasi di jalan Gedong Kuning No.3 Yogyakarta. PLN UP3

Yogyakarta berfungsi untuk memberikan fasilitas untuk kemudahan

pelanggan. Salah satu Misi PLN adalah mengupayakan agar tenaga listrik
32

menjadi penunjang kegiatan ekonomi. Untuk itu, PLN akan selalu siap

berkontribusi dalam menyediakan pasokan listrik, baik untuk kegiatan

pembangunan industri maupun pemenuhan kebutuhan listrik untuk

UMKM dan rumah tangga.

PT.PLN (Persero) UP3 Yogyakarta terdiri dari 65 pekerja

pengguna komputer. Pada bagian humas terdapat 3 pekerja pengguna

komputer, 2 pekerja pengguna komputer dibagian ruang manajer, 6

pekerja pengguna komputer dibagian ruang perencanaan, 3 pekerja

pengguna komputer dibagian ruang pengadaan barang atau jasa, 3 pekerja

pengguna komputer dibagian ruang transaksi energi listrik, 25 pekerja

pengguna komputer dibagian ruang administrasi, 3 pekerja pengguna

komputer dibagian ruang ruang CSR&PKBL dan 20 pekerja pengguna

komputer dibagian ruang konstruksi.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman

responden. Berdasarkan data yang didapatkan 22 pekerja pengguna

komputer berusia kurang dari 40 tahun dan 43 pekerja pengguna komputer

berusia lebih dari 40 tahun dengan 36 pekerja pengguna komputer berjenis

kelamin laki-laki dan 29 pekerja pengguna komputer berjenis kelamin

perempuan dan 5 pekerja pengguna komputer dengan masa kerja kurang

dari 5 tahun masa kerja dan 60 pekerja pengguna komputer dengan masa

kerja lebih dari 5 tahun.


33

B. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tanggal 23 April

sampai 29 April 2019 pada semua pekerja pengguna komputer di PT.

PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta didapatkan jumlah sampel

sebanyak 65 responden.

a. Analisis Univariat

Responden dalam penelitian ini yaitu pekerja pengguna

komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta

dengan jumlah 65 pekerja. Analisis univariat dalam penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan distribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel penelitian. Variabel

independen yang diteliti yaitu usia, jenis kelamin dan masa kerja

selama menggunakkan komputer.

1) Usia responden

Berikut merupakan tabel distribusi berdasarkan

variabel independen (usia) pada pekerja pengguna komputer di

PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta:

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Usia Responden Pengguna


Komputer

Usia Frekuensi Persentase


< 40 tahun 22 34%
>40 tahun 43 66%
Jumlah 65 100%

Sumber: Data Primer 2019


34

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan bahwa responden

terbanyak adalah responden yang berusia lebih dari 40 tahun

sebanyak 43 orang (66 %) dan sebanyak 22 orang (34 %) yang

berusia kurang dari 40 tahun.

2) Jenis kelamin

Berikut merupakan tabel distribusi berdasarkan

variabel independen (jenis kelamin) pada pekerja pengguna

komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta:

Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja


Pengguna Komputer

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 36 55%
Perempuan 29 45%
Jumlah 65 100%

Sumber: Data Primer 2019


Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa

responden terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 36 orang (55%) dan sebanyak 29 orang

(45%) yang berjenis kelamin perempuan.

3) Masa kerja

Berikut merupakan tabel distribusi berdasarkan

variabel independen (masa kerja) pada pekerja pengguna

komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta:


35

Tabel 3. Distribusi Berdasarkan Masa Kerja Pada Pekerja


Pengguna Komputer

Masa Kerja Frekuensi Persentase


< 5 tahun 5 8%
>5 tahun 60 92%
Jumlah 65 100
Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa responden

terbanyak adalah responden dengan masa kerja lebih dari 5 tahun

sebanyak 60 orang (92%) dan sebanyak 5 orang (8%) dengan masa

kerja kurang dari 5 tahun.

4) Keluhan CVS

Berikut merupakan tabel distribusi berdasarkan variabel

dependen ( keluhan CVS) pada pekerja pengguna komputer di PT.

PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta:

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan keluhan CVS

Keluhan CVS Frekuensi Persentase


Positif CVS 50 76,9%
Negatif CVS 15 23,1%
Jumlah 65 100
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa responden

yang mengalami minimal 3 keluhan CVS (positif CVS) terbanyak

adalah 50 orang (76,9%) dan sebanyak 15 orang (23,1%)

mengalami kurang dari 3 keluhan CVS atau tidak sama sekali

mengalami keluhan CVS.


36

b. Analisis Bivariat

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan 65 responden

sebagai sampel penelitian, didapatkan hasil analisis bivariat,yaitu:

ada hubungan antara usia dengan keluhan CVS dan hubungan

antara masa kerja dengan keluhan CVS. Analisis yang digunakan

pada uji dua variabel yang berskala kategorik adalah dengan uji

Chi-Square, dengan melihat nilai Pearson Chi-Square. Syarat uji

Chi-Square, yaitu <20 % sel yang mempunyai nilai expected count

<5 sedangkan hasil dari uji hubungan antara jenis kelamin dengan

keluhan CVS menggunakan uji Fisher dengan melihat Fisher's

Exact Test karena tidak memenuhi syarat uji Chi-Square yaitu

memiliki sel (0%) yang mempunyai nilai expected count <5 (6,69).

1) Hubungan antara Usia dengan Keluhan CVS

Hasil analisis bivariat hubungan antara usia dengan

Keluhan CVS dengan menggunakan uji Chi-Square dapat

lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Hasil Uji Hubungan antara Usia dengan Keluhan CVS

Kelompok Keluhan CVS Jumlah p CI


Usia Value
(+) CVS (-) CVS
N % N %
Usia ≤ 40
tahun 9 16,9 13 5,1 22 0,006-
Usia ≥ 40 41 33,1 2 9,9 43 0,00 0,177
tahun
Jumlah 50 50% 15 15% 65
Sumber: Data Primer 2019
37

Berdasarkan tabel 5 di atas, didapatkan bahwa nilai

signifikannya adalah 0,000 (p value<0,05) (Ha; p1= p2). Maka

dapat dikatakan bahwa, ada hubungan antara usia dengan keluhan

CVS pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero)

Gedong Kuning Yogyakarta. Hasil dari Odds Ratio (OR) = 0,034

(95% CI: 0,006-0,177) artinya risiko kejadian CVS pada pekerja

pengguna komputer pada usia ≥ 40 tahun adalah 0,034 kali lebih

besar dibandingkan usia ≤ 40 tahun.

2) Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Keluhan CVS

Hasil analisis bivariat hubungan antara jenis kelamin

dengan Keluhan CVS dengan menggunakan uji alternatif Fisher

Exact dapat lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Hasil Uji Hubungan antara Jenis Kelamin dengan


Keluhan CVS

Kelompok Keluhan CVS Jumlah p CI


Jenis Value
Kelamin (+) CVS (-) CVS
N % N %

Laki- Laki 29 27,7% 7 8,3% 36 0,557 0,495-


Perempuan 21 22,3% 8 6,7% 29 5,032
Jumlah 50 50% 15 15% 65

Sumber: Data Primer 2019


Berdasarkan tabel 6 di atas, didapatkan bahwa nilai

signifikannya adalah 0,557 (p value > 0,05) (Ha; p1# p2). Maka

dapat dikatakan bahwa, tidak ada hubungan antara jenis kelamin

dengan keluhan CVS pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN


38

(Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Hasil dari Odds Ratio (OR)

= 1,578 (95% CI: 0,495- 5,032), artinya risiko kejadian CVS pada

pekerja pengguna komputer dengan jenis kelamin laki-laki adalah

1,578 kali lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin

perempuan. Hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan CVS

3) Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan CVS

Hasil analisis bivariat hubungan antara masa kerja dengan

Keluhan CVS dengan menggunakan uji Chi-Square dapat lihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 7. Hasil Uji Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan


CVS

Masa Keluhan CVS Jumlah p CI


Kerja Value
(+) CVS (-) CVS
N % N %

≤ 5 tahun 1 3,8% 4 1,2% 5 0,009 0,006-


≥ 5 tahun 49 46,2% 11 13,8% 60 0,552
Jumlah 50 50% 15 15% 65
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 7 di atas, didapatkan bahwa nilai

signifikannya adalah 0,009 (p value < 0,05) (Ha; p1= p2). Maka

dapat dikatakan bahwa, ada hubungan antara masa kerja dengan

keluhan CVS pada pekerja pengguna komputer di PT. PLN

(Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Hasil dari Odds Ratio (OR)

= 0,056 (95% CI: 0,006-0,552), artinya risiko kejadian CVS pada

pekerja pengguna komputer dengan masa kerja ≥ 5 tahun adalah


39

0,056 kali lebih besar dibandingkan pekerja pengguna komputer

dengan masa kerja ≤ 5 tahun.

2. Pembahasan

a. Hubungan Antara Usia Dengan Keluhan CVS

Berdasarkan hasil penelitian dengan 65 responden dimana

terdapat 22 (34%) responden dengan usia ≤40 tahun dan 43 (66%)

responden berusia ≥40 tahun. Berdasarkan hasil tabulasi silang

antara kelompok usia dengan keluhan CVS didapatkan kelompok

terbanyak berada pada usia ≥40 tahun dengan 41 (33,1%)

responden yang positif CVS.

Berdasarkan hasil dari analisis bivariat, yaitu dengan

melakukan uji Chi-Square (tabel 5), didapatkan bahwa nilai

signifikannya adalah 0,000 (p value <0,05) (Ha; p1= p2).Artinya,

ada hubungan antara usia dengan keluhan CVS pada pekerja

pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta. Hasil dari Odds Ratio (OR) = 0,034 (95% CI : 0,006-

0,177), artinya risiko kejadian CVS pada pekerja pengguna

komputer pada usia ≥ 40 tahun adalah 0,034 kali lebih besar

dibandingkan usia ≤ 40 tahun.

Hal ini sesuai dengan teori Iriadiastadi dan Yassierli (2014)

dimana faktor usia dapat mempengaruhi kemampuan kepekaan

terhadap kontras cahaya dan kekuatan mata untuk berakomodasi

karena lensa berkurang elastisitasnya. Semakin bertambahnya usia,


40

maka fungsi dari mata dapat memburuk dan menjadikan titik

terdekat mata dapat bergerak lebih jauh dari fokus yang

seharusnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Castillo dan lemp (2013) dimana subyek yang berusia lebih dari 40

tahun yang menggunakkan layar monitor kehilangan amplitudo

yang lebih akomodatif dari pada yang tidak menggunakkan

komputer.

b. Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Keluhan CVS

Berdasarkan hasil penelitian dengan 65 responden dimana

terdapat 36 (55%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 29

(45%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil tabulasi

silang antara kelompok berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

dengan keluhan CVS didapatkan kelompok terbanyak berada pada

jenis kelamin laki-laki dengan 29 (27,7%) responden yang positif

CVS.

Berdasarkan hasil dari analisis bivariat, yaitu dengan

melakukan uji Chi-Square dengan uji alternatif Fisher Exact (tabel

6), didapatkan bahwa nilai signifikannya adalah 0,557 (p value >

0,05) (Ha; p1# p2). Artinya, tidak ada hubungan antara jenis

kelamin dengan keluhan CVS pada pekerja pengguna komputer di

PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Hasil dari Odds

Ratio (OR) = 1,578 (95% CI: 0,495- 5,032), artinya risiko kejadian

CVS pada pekerja pengguna komputer dengan jenis kelamin laki-


41

laki adalah 1,578 kali lebih besar dibandingkan dengan jenis

kelamin perempuan. Hubungan antara jenis kelamin dengan

keluhan CVS.

Jenis kelamin merupakan faktor individu yang dapat

mendukung terjadinya kejadian CVS. Hal ini sesuai dengan teori

Swartz (2014) dimana mata kering lebih tinggi pada wanita karena

perubahan hormonal. Perbedaan pada fisiologis antara perempuan

dan laki-laki. Perbedaan fisiologis tersebut yang menyebabkan

perempuan lebih rentan terhadap penyakit sindrom mata kering dan

memiliki tingkat stress yang lebih tinggi. Perempuan cenderung

lebih teliti dan telaten dalam bekerja sehingga mereka akan benar-

benar memusatkan perhatian pada pekerjaan yang dihadapi untuk

mengurangi tingkat kesalahan kerja. Menurut penelitian

Kumarsela, dkk (2013) tuntutan untuk dapat memusatkan

perhatian didepan komputer secara terus-menerus menjadi sumber

stressor untuk penglihatan maupun psikologis. Penglihatan jarak

dekat yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama akan

menyebabkan otot siliaris mengalami penegangan dan kekakuan.

Hal ini secara tidak langsung akan membuat mata mudah teriritasi

dan memicu rasa tidak nyaman dan akhirnya menimbulkan

keluhan-keluhan penglihatan.

Pernyataan yang dapat menjadi alasan mengapa jenis

kelamin tidak berhubungan secara signifikan dengan keluhan CVS


42

pada pekerja di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta

adalah jumlah pekerja laki-laki (55%) lebih banyak dibandingkan

dengan perempuan (45%) dan pada saat observasi penelitian rata-

rata pekerja berjenis kelamin perempuan jarang berada didepan

komputer. Adapun pekerjaan yang dilakukan pekerja perempuan di

PT.PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta lebih sering

melakukan pencatatan secara manual dari pada menatap layar

monitor.

c. Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan CVS

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan 65

responden dimana terdapat 5 (8%) responden dengan masa kerja

≤5 tahun dan 60 (92%) responden dengan masa kerja ≥5 tahun.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara masa kerja ≤5 tahun dan

masa kerja ≥5 tahun dengan keluhan CVS didapatkan kelompok

terbanyak berada pada masa kerja ≥5 tahun dengan 49 (46,2%)

responden yang positif CVS.

Berdasarkan hasil analisis bivariat, yaitu dengan melakukan

uji Chi-Square (tabel 7) didapatkan bahwa nilai signifikannya

adalah 0,009 (p value < 0,05) (Ha; p1= p2). Artinya, ada hubungan

antara masa kerja dengan keluhan CVS pada pekerja pengguna

komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta. Hasil

dari Odds Ratio (OR) = 0,056 (95% CI: 0,006-0,552), artinya

risiko kejadian CVS pada pekerja pengguna komputer dengan


43

masa kerja ≥ 5 tahun adalah 0,056 kali lebih besar dibandingkan

pekerja pengguna komputer dengan masa kerja ≤ 5 tahun. Hal ini

didukung oleh penelitian Hanum (2008) dimana kejadian CVS

lebih banyak pada terjadi pada pekerja pengguna komputer yang

telah bekerja selama 10 tahun, Namun hal ini berbeda berdasarkan

hasil penelitian Bhanderi, et al (2008) melaporkan bahwa angka

kejadian CVS lebih tinggi pada individual yang menggunakan

komputer kurang dari lima tahun dan menurut Sugarindra dan

Allamsyah (2017) lamanya menggunakkan komputer tidak ada

hubungannya dengan CVS.

Peneliti berpendapat bahwa masa kerja dapat

mempengaruhi terjadinya keluhan-keluhan CVS, hal ini sesuai

pada saat studi pendahuluan dimana setiap hari pekerja pengguna

komputer bekerja selama 8 jam perhari dengan lama istirahat yaitu

1 jam, semua pekerja pengguna komputer bekerja selama 5 hari

senin sampai jum’at atau 35 jam perminggu. Tuntutan pekerjaan

membuat pekerja harus berada didepan komputer untuk

menyelesaikan pekerjaannya, hal ini berdampak pada produktivitas

kerja. Selain itu terdapat keluhan yang dialami pekerja ketika

menggunakan komputer yaitu mata lelah, tegang dan terasa berat

(pegal), iritasi pada mata (pedih, perih, sensasi terbakar dan

berpasir), mata melihat kabur atau blur, nyeri kepala, mata terasa

sakit, mata kering, mata melihat kembar dan kesulihan dalam


44

memfokuskan pengelihatan, sehingga dengan aktifitas bekerja

didepan komputer selama bertahun-tahun dapat menyebabkan

keluhan CVS.

Berdasarkan masalah yang ditemukan pada lokasi

penelitian di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning Yogyakarta, hal

ini bila ditinjau dari teori perilaku menurut Skinner yang

dipopulerkan oleh krause (1980) model ini untuk melakukan

perbaikan kinerja keselamatan dan berkelanjutan model perilaku

ABC (Antecedents-Behavior-Consequence) ini menjelaskan

mengapa (sebab atau penggerak) kita melakukan apa (perilaku)

yang kita lakukan serta persepsi akan dampak (akibat) dari perilaku

tersebut, sesuai dengan definisi dari teori ABC menurut Skinner

dalam Gunawan dan Waluyo (2015) pada pembahasan skripsi ini,

model ABC dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Antecedents (Pendorong)

Menurut model ini, seseorang melakukan tindakan

karena ada pendorong atau yang mendahului sesuatu terjadi

sebelum perilaku dan mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu atau alasan seseorang melakukan

sesuatu. Antecedents dapat brbentuk faktor dalam diri

manusia maupun faktor di luar diri manusia. Pada

penelitian ini Antecedents (pendorong) dari dalam diri

adalah kurangnya kesadaran pekerja untuk melakukan


45

istirahat mata,misalnya dengan metode 20/20/20, merasa

tidak nyaman bila bekerja didepan komputer menggunakan

kacamata dan faktor dari luar yaitu tuntutan pekerjaan yang

mengharuskan pekerja terus berada didepan layar komputer

dalam waktu yang lama dan layar komputer yang tidak

menggunakan Screen Guard.

2) Behavior (perilaku)

Antecedents (pendorong) mengarah untuk

dilakukannya suatu perilaku. Perilaku manusia dapat

berbentuk perilaku aman, perilaku tidak aman, perilaku

yang benar atau tidak benar dan jalan pintas yang

melanggar aturan, prosedur maupun standar atau perilaku

yang mematuhinnya. Kemungkinan Behavior (perilaku)

dapat datang kembali atau tidak, hal ini bukan disebabkan

oleh Antecedents (pendorong) tetapi oleh persepsi atau

pemahaman perilaku terhadap Consequences (dampak).

Pada penelitian ini Behavior (perilaku) dari responden

bermacam-macam, seperti menatap layar komputer dengan

jarak mata dengan layar monitor ≤40cm, jarang berkedip

sehungga menyebabkan mata kering, namun juga ada

pekerja yang berperilaku aman saat bekerja didepan layar

komputer seperti menggunakkan kacamata, saat bekerja

didepan layar komputer dengan postur tubuh yang baik.


46

3) Consequences (dampak)

Hasil dari perilaku akan memperkuat atau

menghukum perilaku, sehingga perilaku itu akan diulang

kembali atau tidak. Menurut peneliti dampak positif dari

perilaku bekerja didepan layar komputer yang benar dapat

mengurangi keluhan CVS dan dampak negatif dari

perilaku bekerja didepan layar komputer yang tidak

benar,yaitu dapat menyebabkan keluhan CVS.

Allah SWT sangat menganjurkan hambanya untuk bekerja dengan

sebaik-baiknya, sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang berbunyi:

“dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan

Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

padamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah

tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (QS. Al – Qasas 28: 77).

Begitu juga, agama Islam memerintahkan kita melakukan sesuatu

kerja dengan cara yang sebaik-baiknya dengan mengutamakan menjaga

keselamatan dan kesehatan. sebagaimana dalam Firman Allah SWT yang

berbunyi: “dan infakkanlah (hartamu) dijalan Allah dan janganlah kamu

jatuhkan (diri sendiri) dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan

berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat

baik” (QS. Al Baqarah 2: 195).


47

Berdasarkan potongan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa

manusia diberi peringatan untuk tidak melakukan kerusakan dengan

perbuatannya seperti berperilaku tidak aman dapat membahayakan dirinya

sendiri maupun terhadap orang lain dan juga terhadap kelangsungan hidup

ciptaanNya yang lain (lingkungan hidup).


48

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:


1. Ada hubungan antara usia dengan keluhan CVS pada pekerja

pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

2. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan keluhan CVS pada

pekerja pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

3. Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS pada pekerja

pengguna komputer di PT. PLN (Persero) Gedong Kuning

Yogyakarta.

B. Saran

1. Bagi Pimpinan Perusahaan

a. Pimpinan perusahaan hendaknya memasang Screen Guard pada

setiap komputer untuk meminimalisir keluhan CVS.

b. Mengatur posisi kerja pada saat menggunakkan komputer, jarak

ideal terhadap layar monitor adalah ≥ 40 cm.

c. Melakukan pemeriksaan mata atau memberikan fasilitas kepada

pekerja pengguna komputer secara berkala, hal ini bertujuan untuk

mengurangi keluhan CVS.


49

d. Memberikan infromasi mengenai gejala-gejala dan pencegahan

dari CVS misalnya dengan menggunakkan media poster.

2. Bagi Pekerja

a. Melakukan pekerjaan di depan komputer sesuai pada posisi yang

benar dengan jarak mata (>50 cm) dan besar sudut mata terhadap

layar komputer (15°-20°).

b. Melakukan istirahat mata dengan metode 20/20/20, yang artinya

setiap 20 menit bekerja didepan komputer lakukan istirahat mata

selama 20 detik dengan mengalihkan pandangan dari layar

monitor ke objek-objek yang berjarak 20 kaki (6 meter) dari

tempat.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti selanjutnya dapat mengikutsertakan variabel-

variabel lain yang dinilai berhubungan dengan gejala CVS yang

tidak diteliti pada penelitian ini


50

DAFTAR PUSTAKA

Anshel, J. 2005. Visual Ergonomics Handbook. Amerika Serikat: CRC Press

Akinbinu, T.R dan Mashalla, Y.J. 2014. Impact of Computer Technology On


Health: Computer Vision Syndrome (CVS). Academic Journal. Vol. 5,
No.3, Hal. 20-30.
Anies. 2014. Kedokteran Okupasi: Berbagai Penyakit Akibat Kerja dan Upaya
Penanggulangan dari Aspek Keedokteran. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media
Group.
Anggraeni, Y. 2013. "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya
Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada Operator Komputer
PT.Bank Kalbar Kantor Pusat Tahun 2012. Journal Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Azkadina, A. 2012. “Hubungan Antara Faktor Risiko Individual dan Komputer
Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome”.Skripsi.Universitas
Diponegoro, Semarang.
Bhanderi, D.J., Choudhary, S., dan Doshi, V.G. 2008. A Community-Based
Study of Asthenopia In Computer Users. Indian of Journal
Ophthalmology. Vol.56, No.1, Hal. 51-55.
Carsel, S.H.R. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Pendidikan.
Yogyakarta : Penebar Media Pustaka
Castillo, J.M.B.D., dan Lemp M.A. 2013. Ocular Surface Disorders. London:
Geoff Greenwood .ISBN: 979-19-0781-631-4
Computer Visions Syndrome Organization. 2017. What is Computer Vision
Syndrome: www.computer-vision-syndrome.org, diambil pada tanggal 21
Maret 2019. Yogyakarta.
Creswell, J. 2015. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif dan
Kuantitatif; Cetakan ke-5. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hal.289.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Kategori Usia:
www.Depkes.go.id, diambil pada tanggal 27 Maret 2019. Yogyakarta.
Djatmiko, R.D. 2016. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta
Deepublish.
Gunawan, F.A dan Waluyo. 2015. Risk Based Behavioral Safety.Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama,
51

Handoko, T. 2009. Mengukur Kepuasan Kerja. Jakarta: Airlangga. Hal. 33-35.


Hanum, I F. 2008. "Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk
Mengurangi Kelelahan Mata pada Pekerja Call Centre di PT. Indosat
NSR". Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan
Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Grasindo
Ibrahim, H. Syahrul, B. Muhammad , S.J., dan Iman, K. 2018. “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan dengan Keluhan Computer Vision Syndrome pada
Pekerja Operator Komputer di PT. Semen Tonasa Pangkep “Al-Sihah:
Public Health Science Journal. Vol.10, No.1, Hal. 92.
Iriadiastadi, H dan Yassierli. 2014. Ergonomi: Suatu Pengantar. Bandung:
Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Hal. 139.
Jonge, D.V., Sefti.R., dan Maria, J.R. 2018.“Hubungan Lama Penggunaan
Komputer Dengan Kejadian Computer Vision Syndrome pada Siswa
Jurusan TKJ di SMK I Tahuna”. journal Keperawatan. Vol.4, No.1, Hal.
4-5.
Kumarsela, G.P., Saersang. J.S.M., dan Rares L. 2013. Hubungan Waktu
Penggunaan Laptop dengan Keluhan Penglihatan pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas SamRatulangi. Journal e-Biomedik,
Vol.1, No.1.
Kuswana, W.S. 2017. Ergonomi dan K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Laudon, K.C and Laudon, J.P.2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi
Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Lumolos, M.P., Polii, H., dan Marunduh, S.R. 2016. Pengaruh Lama Paparan dan
Masa Kerja Terhadap Visus pada Pekerja Rental Komputer di Kecamatan
Sario dan Malalayang Kota Manado. Journal e-Biomedik. Vol.4, No.2,
Hal. 1–5.
Mansour, F. 2010. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Maulidini, N. 2018. “Karakteristik Responden dan Intensitas Pencahayaan Ruang
dengan Keluhan Subjektif Computer Vision Syndrome (CVS) pada
Karyawan Kantor Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta”.
Skripsi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. www.digilib.uad.ac.id,
diambil pada tanggal 25 Februari 2019. Yogyakarta.
Noorkasiani, Heryati dan Ismail, R. 2007. Sosiologi Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nuswantari, D. 1998. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Ctpta.
52

Paramita, S.P., Sugiyanto,Z., dan Mahawati, E. 2014. Hubungan Antara Jenis


Kelamin, Usia, Masa Kerja, Dan Pola Kerja Dengan Keluhan Computer
Vision Syndrome (CVS) Pada Pekerja Pengguna Komputer Di PT.
Anugerah Pharmindo Lestari Cabang Semarang. Artikel Ilmiah.
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Jawa Tengah. www.m-
id.123dok.com, diambil pada tanggal 16 Maret 2019. Yogyakarta.
Permana, M.A., Koesyanto, H., dan Mardiana. 2015. Faktor Yang Berhubungan
dengan Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada Pekerja Rental
Komputer Di Wilayah Unnes. Journal of Public Health. Vol.4, No.3. Hal.
55-56.
Perusahaan Listrik Negara (PLN). 2019. Sejarah PT. PLN (Persero):
www.pln.go.id, diambil pada 01 Mei 2019. Yogyakarta.
Priliandita, N.T. 2016. ”Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan
Computer Vision Syndrome pada Operator Komputer Warung Internet
di Kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember”. Skripsi. Universitas
Jember. Jawa Timur. www. repository.unej.ac.id, diambil pada tanggal 27
Februari 2019. Yogyakarta.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Hal.
115-125.
Sheedy, J.E. 2003. Diagnosing and Treating Computer Vision- Related Vision
Problem. United States of America : Linda Ducan.
Sugarindra, A dan Allamsyah, Z. 2017. Identifikasi Interaksi Manusia dan
Komputer Berbasis Computer Vision Syndorome Pada Unit Refinery
Central Control Room. Jurnal Teknik Industri Universitas Islam
Indonesia. Vol.23, No. 1. Hal 63-72.
Sulianta, F. 2010. IT Ergonomik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Suma’mur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung
Seto. Hal. 55-57.
Susilani, A.T dan Wibowo,T.A. 2015. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta : Graha Cendekia.
Swartz, M. 2014. Textbook of Physical Diagnosis History and Examination.
Seventh Edition. Newyork. Clinical Competence Center of Newyork
Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Zubaidah, S.Z. 2012. “Pengaruh Lama Terpapar Dan Jarak Monitor Komputer
Terhadap Gejala Computer Vision Syndrome Pada Pegawai Negeri Sipil
di Kantor Pemerintah Kota Medan”. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara.Sumatera Utara. Tersedia : www.repository.usu.ac.id.}
53

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin dan Masa
kerja Dengan Keluhan Computer Vision Syndrome Pada Pekerja
Pengguna Komputer Di PT. PLN (Persero) UP3 Gedong Kuning
Yogyakarta”

2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek

3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian

4. Bahaya yang akan timbul

5. Prosedur Penelitian

6. Persetujuan perizinan tempat penelitian

7. Hak keamanan dan privasi

dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai

segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
54

bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian

dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak

manapun.

Tanda Tangan Tanggal

Partisipan

Nama saksi:

Tanda Tangan Tanggal

Saksi*

Saya telah menjelaskan penelitian kepada partisipan yang bertandatangan

diatas, dan saya yakin bahwa partisipan tersebut paham tentang tujuan, proses,

dan efek yang mungkin terjadi jika dia ikut terlibat dalam penelitian ini.

Nama peneliti :

Tanda Tangan Tanggal

Peneliti

Nb : semua pihak yang menandatangani formulir persetujuan ini harus memberi

tanggal pada tanda tangannya. *)


55

Lampiran 2. Lembar Kuesioner

Petunjuk Pengisian:
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda Centang [V] pada
jawaban yang anda pilih
2. Isilah pertanyaan sesuai kondisi yang anda alami saat ini

Nama : No. Responden:


(diisi oleh peneliti)

A. Keluhan Computer Vision Syndrome


Apakah anda memiliki keluhan pengelihatan sejak bekerja dengan
komputer?

Keluhan Ya Tidak
Mata lelah, tegang & terasa berat (pegal)
Iritas pada mata (pedih, perih, sensasi
terbakar dan sensasi berpasir)
Mata melihat kabur/ blur
Nyeri kepala
Mata terasa sakit
Mata kering
Mata melihat kembar
Kesulitan dalam memfokuskan pengelihatan

B. Identitas responden
1. Berapa usia anda saat ini? ≤ 40 tahun 3. Sudah berapa lama anda
bekerja dengan
.... Tahun ≥ 40 tahun komputer?
..... Tahun
2. Jenis kelamin Laki-laki ≤ 5 tahun
Perempuan ≥ 5 tahun

Terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini


56

Lampiran 3. Hasil olah data kuantitatif

Pelaksanaan
Nov
N Maret April
Kegiatan 201 Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019
o 2019 2019
8
3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra
A.
Penelitian
Pengajuan
1
Judul
Penyusunan
2
Proposal
Seminar
4
Proposal
Revisi
5 Proposal
Penelitian
B. Penelitian
Perizinan
1
Penelitian
Pengambila
2
n Data
Pasca
C.
Penelitian
Pengolahan
1 Data
Penelitian
Penyusunan
2 Hasil
Penelitian
Ujian
3
Skripsi
Lampiran 4. Jadwal PenelitianLampiran 5. Surat izin penelitian

Lampiran 6. Struktur Organisasi Perusahaan

Lampiran 7. Dokumentasi
57

Anda mungkin juga menyukai