Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

STOKE

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

1. Alif Koja Dirham (21121004)

2. Dhea Dwi Ananda (21121014)


3. Fadillah (21121019)
4. Firda Aleyda Damas (21121020)
5. Hana Tasya Fanannah (21121021)
6. Mayfa Wulandari (21121030)
7. Nenti Dayanti (21121033)

8. Rizki Adelia (21121041)


9. Solihin (21121045)

Dosen Pengampu: Imardiani S.Kep.,Ns.M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Stroke” ini dengan lancar. Sholawat
serta salam tak lupa kami curahkan kehadirat Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam jahiliyahke alam yang penuh rahmat ini.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Imardiani S.Kep.,Ns.M.Kep pada Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penyakit Anemia bagi
para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Imardiani S.Kep.,Ns.M.Kep selaku


dosen Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat. yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Namun, terlepas dari itu semua
kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami dengan rendah hati dan tangan
terbuka menerima berbagai masukkan maupun saran yang bersifat membangun serta
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
ataupun menginspirasiuntuk para pembaca.

Palembang, 1 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Definisi Stroke..................................................................................................................3

2.2 Anatomi Fisiologi Stroke..................................................................................................3

2.3 Etiologi Stroke..................................................................................................................5

2.4 Manifestasi Klinis Stroke.................................................................................................6

2.5 Klasifikasi Stroke..............................................................................................................6

2.6 Patofisiologi Stroke..........................................................................................................7

2.7 Komplikasi Stroke............................................................................................................8

2.8 Pemeriksaan Penunjang Stroke.........................................................................................9

2.9 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan......................................................................10

2.10 Pathways Stroke............................................................................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................12

3.1 Kasus...............................................................................................................................12

3.2 Analisa Data....................................................................................................................19

3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................................................20

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................27

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................27

4.2 Saran...............................................................................................................................27

DAFTAR PUSAKA................................................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke merupakan keadaan dimana kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
disebabkan oleh terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja
dan tanpa mengenal waktu. Penyakit ini juga menjadi salah satu penyakit penyebab
kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju
ataupun negara berkembang (Bella et al., 2021).
Penyakit stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami
gangguan sehingga mengakibatkan oksigen yang dibutuhkan oleh otak tidak terpenuhi
secara baik (Yustiadi Kasuba et al., 2019).
Setiap tahun terdapat 15 juta manusia di seluruh dunia mengalami stroke. Di kawasan
Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke. 7,6 juta orang telah meninggal
dunia karena stroke pada tahun 2019(WHO, 2020).
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, dimana
stroke merupakan penyakit mematikan setelah jantung dan kanker. Berdasarkan data dari
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018 bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter sebesar 10,9 %. Berdasarkan Diagnosis Dokter pada penduduk umur
≥15 tahun masih cukup tinggi dengan persentase mencapai 9,5% (Kemenkes RI, 2018).
Penyebab tingginya angka kematian dan kecacatan pada stroke diakibatkan oleh
proses patofisiologis yang terjadi dalam jaringan otak. Aliran darah ke otak 16 yang
terganggu dapat berpengaruh terhadap hemodinamik serebral. Hemodinamika serebral ini
dipengaruhi oleh pembeluh darah serebral atau CBF Cerebral Blood Flow (Kusuma &
Anggraeni, 2021).
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi peningkatan
cerebral blood flow (CBF) dan memperbaiki metabolisme serebral diantaranya monitor
tanda vital, pemberian posisi, aktivitas dan mempertahankan suhu tubuh normal.
Tindakan memberi posisi tidur pasien stroke dan aktivitas merupakan tindakan mandiri
perawat. Posisi kepala pasien stroke berpengaruh pada 17 hemodinamik serebral yang
nantinya akan meningkatkan hasil perawatan pasien stroke (Sands et al., 2020).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Stroke?
2. Bagaimana anatomi fisiologi pada penyakit Stroke?
3. Bagaimana etiologi pada penyakit Stroke?
4. Apa saja manifestasi klinis pada penyakit Stroke?
5. Apa saja klasifikasi pada penyakit Stroke?
6. Bagaimana patofisiologi pada penyakit Stroke?
7. Apa saja komplikasi pada penyakit Stroke?
8. Apa saja pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit Stroke?
9. Apa saja tatalaksana yang dilakukan pada penyakit Stroke?
10. Bagaimana pathways pada penyakit Stroke?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Stroke
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi pada penyakit Stroke
3. Untuk mengetahui etiologi pada penyakit Stroke
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada penyakit Stroke
5. Untuk mengetahui klasifikasi pada penyakit Stroke
6. Untuk mengetahui patofisiologi pada penyakit Stroke
7. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit Stroke
8. Untuk mengetahui pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit Stroke
9. Untuk mengetahui tatalaksana yang dilakukan pada penyakit Stroke
10. Untuk mengetahui paithways pada penyakit Stroke

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Stroke


Cerebrovaskular Accident (CVA) merupakan salah satu jenis gangguan neurologi
yang mempunyai serangan secara mendadak, yang berlangsung lebih dari 24 jam dan
disebabkan oleh gangguan serebrovaskuler (Mustikarani & Mustofa, 2020).
Stroke merupakan kondisi kegawatdaruratan yang harus segera ditangani dalam kurun
waktu 8 jam, karena apabila melebihi waktu tersebut akan menyebabkan kematian sel
otak yang hanya berlangsung hitungan menit sehingga pasien stroke akan menderita
kecacatan bahkan kematian(Hady et al., 2023).
Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat
gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. Kesimpulan dari beberapa teori yang menjelaskan mengeni definisi stroke dapat
disimpulkan bahwa stroke atau CVA merupakan suatu penyakit atau gangguan pada
sistem neurologis yang terjadi karena kurangnya suplai oksigen ke otak secara mendadak
dan terjadi sumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak yang dapat menimbulkan
gejala- gejala bahkan sampai menyebabkan kematian.

2.2 Anatomi Fisiologi Stroke

3
4
- 2/3 depan kedua belahan hemisfer otak & struktur subkortikal mendapat darah dari
sepasang Arteri karotis interna yang dinamakan Sirkulasi anterior / Sistem karotis
- 1/3 bag belakang ( serebelum, korteks oksipital bag posterior, batang otak )
memperoleh darah dari sepasang Arteri vertebralis yg bersatu menjadi Arteri basilaris
yang dinamakan Sirkulasi posterior / Sistem vertebrobasilar.

2.3 Etiologi Stroke


Penyebab terjadinya stroke secara umum dikarenakan suplai darah ke otak terputus
atau terganggu. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan peredaran yaitu :
a. Kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerosis dan trombosis, peradangan pada
pembuluh darah atau robeknya pembuluh darah.
b. Kurangnya suplai oksigen yang mengakibatkan perfusi akibat gangguan status aliran
darah seperti syok atau hiperviskositas aliran darah.
c. Gangguan aliran darah yang diakibatkan karena emboli atau bekuan darah atau
embolus infeksi yang berasal dari pembuluh darah ekstrakranium atau jantung.
d. Robekan pembuh darah atau ruptur vaskular jaringan otak. Selain faktor diatas ada
beberapa faktor risiko lain yang dapat menyebabkan terjadinya stroke atau CVA,
yaitu:
a. Faktor risiko medis Beberapa penyakit yang dapat berisiko terjadinya stroke seperti
arteriosklerosis, riwayat genetik dan sakit kepala kronis (migrain).

5
b. Faktor risiko penderita Beberapa faktor risiko yang berasal dari penderita yaitu life
style, kurangnya aktivitas, konsumsi minuman alkohol dan bersoda, makanan junk
food, dan psikologis yang kurang baik.
c. Faktor risiko yang dapat diubah Beberapa faktor risiko yang dapat diubah atau
dimodifikasi seperti hipertensi, penyakit jantung (jantung koroner ataupun infark
miokard), diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, obesitas, dan merokok.
d. Faktor risiko yang tidak dapat diubah Beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah
atau dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin, dan ras. (Alwin, 2013)

2.4 Manifestasi Klinis Stroke


Tanda dan gejala dari stroke yaitu:
1. Hilangnya kekuatan disalah satu tubuh, terutama di satu sisi, termasuk wajah, lengan
atau tungkai.
2. Rasa hilangnya sensasi atau timbul sensasi tak lazim di suatu bagian tubuh terutama
jika hanya disalah satu sisi.
3. Hilangnya penglihatan total atau parsial di salah satu sisi.
4. Tidak mampu berbicara dengan benar atau memahami Bahasa
5. Hilangnya keseimbangan, berdiri tak mantap, atau jatuh tanpa sebab.
6. Serangan sementara jenis lain, vertigo, pusing bergoyang, kesulitan menelan
(disfagia), kebingungan akut, dan gangguan daya ingat.
7. Nyeri kepala yang terlalu, muncul mendadak, atau memiliki karakter yang tidak
lazim, termasuk perubahan pola nyeri kepalayang tidak dapat diterangkan.
8. Perubahan kesadaran yang tidak dapat dijelaskan atau kejang.(Ojaghihaghighi et al.,
2017).

2.5 Klasifikasi Stroke


Berikut ini beberapa klasifikasi dari stroke atau CVA yaitu :
a. Stroke iskemik atau infark Stroke infark atau iskemik merupakan stroke yang terjadi
karena sumbatan, baik sumbatan karena bekuan darah (emboli atau trombus) atau
karena stenosis pembuluh darah yang disebabkan karena penumpukan plak didalam
pembuluh darah. Stroke ini biasa terjadi saat sedang beristirahat atau pada kondisi
pagi hari setelah bangun tidur. Penyebab yang lain dari stroke ini dikarenakanterjadi
vasospasme pembuluh darah. Berikut ini beberapa klasifikasi berdasarkan manifestasi
klinis yang sring terjadi pada stroke infark atau iskemik yaitu :
6
1) Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan salah satu stroke iskemik yang
terjadi secara singkat, kurang dari 24 jam dengan gejala yang timbul akan hilang
dengan sendirinya dengan sempurna.
2) Residual Ischemic Neurogical Deficit (RIND) merupakan kesamaan dengan TIA,
tetpi memiliki perbedaan dalam waktu berlangsungnya manifestasi dari stroke
tersebut. Waktu terjadi berlangsung lebih lama, lebih dari 24 jam dan akan
sembuh dengan waktu kurang dari 30 hari. Stroke jnis ini biasa disebut dengan
stroke invulsi.
3) Complete Stroke merupakan gangguan defisit neurologis yang semakin berat dan
bersifat menetap dengan waktu yang lama, biasanya lebihdari 6 jam yang diawali
dengan serangan TIA berulang. Masa penyembuhan stroke ini lebih dari 21 hari
dan biasanya penyembuhan tidak sempurnya seperti TIA ataupun RIND.
4) Progressive Stroke merupakan defisit neurologis yang terjadi secara bertahap
dengan munculnya gejala lengkap pada puncaknya dalam waktu 24 sampai 48 jam
ata 96 jam. Masa penyembuhan membutuhkan waktu yang lama, lebih dari 21 –
30 hari dengan penyembuhan yang tidak sempurna.
b. Stroke hemorrhage Stroke hemoragik atau yang biasa disebut dengan stroke
perdarahan merupakan perdarahan intrakranial yang disebabkan karena pecahnya
pembuluh darah dalam otak yang terjadi secara spontan dan cepat, dan terjadi bukan
karena trauma kepala, melainkan karena terjadinya pecahnya pembuluh darah dalam
otak seperti pembuluh darah vena, arteri dan kapiler. Stroke perdarahan biasanya
dapat menyebabkan kerusakan fungsi otak dan cenderung mengalami penurunan
kesadaran. Berikut ini beberapa klasifikasi stroke hemoragik, yaitu :
1) Perdarahan Intraserebral (intracerebral hemorrhage) merupakan pecahnya
pembuluh darah intraserebral yang terjadi karena ekstravasasi pembulh darah
yang terlalu cepat dan spontan serta mendadak yang disebabkan bukan karena
trauma dengan menekan jaringan otak, membentk massa serta menimbulkan
edema intraserebral.
2) Perdarahan Subaraknoid (subarachnoid hemorrhage) merupakan pecahnya
pembuluh darah kedalam subaraknoid yang meliputi dari sistem saraf pusat tan
terisi dengan cairan serebrospinal.

2.6 Patofisiologi Stroke


7
Trombosit merupakan penyebab stroke yang paling sering ditemukan 40% pada
semua kasus stroke, biasanya ada kaitan dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah
akibat aterosklerosis. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada lapisan
intima arteria serebra menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel-sel ototnya menghilang.
Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh darah sebagian
terisi oleh materi sklerotik. Tanda - tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala
adalah awitan yang tidak umum, beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan
kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari
hemoragik intraserebral atau embolisme serebral. Secara umum trombosis serebral tidak
terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau paralysis pada
setengah tubuh dan mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau hari.
Embolisme termasuk urutan kedua sebagai penyebab stroke. Penderita embolisme
biasanya lebih muda dibandingkan dengan penderita trombosis. Abnormalitas patologik
pada jantung kiri, seperti indokarditis infeksi, penyakit jantung reumatik, Infark miokard,
dan infeksi pulmonal, adalah tempat-tempat asal emboli. Pemasanagan katup jantung
prostetik dapat mencetuskan stroke, karena terdapat peningkatan insiden embolisme
setelah prosedur ini. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang -
cabangnya yang merusak circulari serebral. Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba -
tiba dengan atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit
jantung atau pulmonal adalah karakteristik embolisme serebral. Perdarahan serebri
termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus gangguan pembuluh darah
(otak) dan merupakan sepersepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan
intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptur ateri serebri. Ekstravasasi darah terjadi di
daerah otak dan atau subaraknoid sehingga Jaringan yang terletak di dekatnya akan
tergeser dan tertekan.(Sylvia, 2012).

2.7 Komplikasi Stroke


Berikut ini beberapa komplikasi yang terjadi pada penderita stroke yaitu :
a. Hipoksia cerebral
b. Embolisme cerebral
c. Pneumonia aspirasi
d. Infeksi saluran kemih
e. Kontraktur
8
f. Tromboplebitis dan Tromboemboli vena
g. Komplikasi jantung seperti atrial fibrilasi
h. Disfagia
i. Depresi
j. Kecacatan permanen
k. Peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
l. Hidrocephalus
m. Hingga kematian

2.8 Pemeriksaan Penunjang Stroke


Setiap pasien dengan defisit neurologis memerlukan anamnesis yang cermat dan
pemeriksaan fisik dan neurologis yang lengkap.
1. CT-scan; menunjukkan kelainan struktural, edema, hematoma, iskemia, dan infark.
Catatan: Mungkin tidak segera mengungkapkan semua perubahan, misalnya, infark
iskemik tidak terlihat pada CT selama 8-12 jam; namun, perdarahan intraserebral
segera terlihat. Oleh karena itu, CT scan darurat selalu dilakukan sebelum pemberian
aktivator plasminogen jaringan (t-PA). Selain itu, pasien dengan TIA (Transient
Ischemic Attack) umumnya memiliki gambaran CT scan yang normal
2. MRI; menunjukkan area infark, perdarahan, malformasi AV, dan area iskemia.
3. Angiografi serebral; membantu menentukan penyebab spesifik stroke, misalnya,
perdarahan atau penyumbatan arteri, menunjukkan dengan tepat lokasi oklusi atau
ruptur.
4. Angiografi subtraksi digital mengevaluasi patensi pembuluh darah otak,
mengidentifikasi posisinya di kepala dan leher, dan mendeteksi/mengevaluasi lesi
dan kelainan vaskular.
5. Lumbal pungsi; tekanan biasanya normal dan CSF jelas pada trombosis serebral,
emboli, dan TIA. Peningkatan tekanan dan cairan menunjukkan perdarahan
subarachnoid dan intraserebral. Kadar protein total CSF dapat meningkat pada kasus
trombosis karena proses inflamasi.
6. Ultrasonografi Doppler Transkranial; mengevaluasi kecepatan aliran darah melalui
pembuluh intrakranial utama; mengidentifikasi penyakit AV, misalnya, masalah
dengan sistem karotis (aliran darah/adanya plak aterosklerotik). Barkah Waladani 50
7. EEG; mengidentifikasi masalah berdasarkan aktivitas listrik yang berkurang di area
9
infark tertentu; dan dapat membedakan aktivitas kejang dari kerusakan CVA. 8.
Rontgen tengkorak; apat menunjukkan pergeseran kelenjar pineal ke sisi yang
berlawanan dari massa yang membesar; kalsifikasi karotis interna dapat terlihat pada
trombosis serebral; kalsifikasi parsial dinding aneurisma dapat dicatat pada
perdarahan subarachnoid.
8. EKG; untuk mengeluarkan diagnosis stroke berasal dari jantung sebagai sumber
embolus (20% dari stroke adalah hasil dari emboli vegetatif yang berhubungan
dengan penyakit katup, disritmia, atau endokarditis).
9. Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan penyebab sistemik: CBC,
pemeriksaan trombosit dan pembekuan, VDRL/RPR, laju sedimentasi eritrosit
(ESR), kimia (glukosa, natrium).

2.9 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Penatalaksanaan untuk mengobati serangan stroke dalam kondisi akut perlu
memperhatikan beberapa faktor kritis seperti :
a. Menstabilkan tanda vital, dengan cara mempertahankan saluran nafas yang paten
dan adekuat, memberikan oksigen agar tidak terjadi hipoksia jaringan,
mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien.
b. Mengoptimalkan pengkajian untuk menemukan dan memperbaiki aritmia pada
jantung
c. Merawat kandung kemih, jika kondisi memungkinkan hindari untuk pemasangan
kateter.
d. Memposisikan pasien dengan tepat dan selalu merubah posisi setiap 2 jam serta
dilakukan latihan range of movement (ROM) secara pasif.
Selain beberapa faktor tersebut penatalaksanaan stroke dapat dibagi menjadi :
A. Penatalaksanaan medis
1) Pembedahan dilakukan jika diagnosa ditegakkan dengan tujuan untuk
memperbaiki aliran darah serebral. Tindakan pembedahan dengan revaskularisasi
untuk mengevaluasi bekuan darah
2) Ugasi arteri karotis komunis melalui leher pada penderita aneurisma
3) Pemberian vasodilator dengan fungsi untuk meningkatkan aliran darah serebral
dan Manitol untuk mengurangi edema otak
4) Pemberian histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial
10
5) Pemberian anti agregasi trombosis (anti platelet) seperti aspirin dan clopidogrel
(CPG) yang berfungsi untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi trombosis
yang terjadi setelah ulcerasi alteroma
6) Anti koagulan seperti warfarin
7) Pemberian anti hipertensi untuk mencegah peningkatan TIK
8) Pemberian deuretik dan diazepam jika pasien kejang, dan
9) Anti tukak lambung seperti cimetidine
B. Penatalaksanaan keperawatan atau non medis
1) Terapi aktivitas fisik dengan range of movement (ROM) secara pasif maupun
aktif
2) Perubahan posisi setiap 2 jam
3) Pemenuhan kebutuhan dasar pasien
4) Membantu melakukan Activity Daily Living (ADL)
5) Terapi wicara jika pasien mengalami hambatan komunikasi

2.10 Pathways Stroke

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Kasus
Studi kasus dilakukan di RSUD Moh.Hoesin Palembang. pada tanggal 7-11-2023 di
ruang Instalasi Gawat Darurat. Pasien yang dirawat berinisial Ny M.S berusia 53 tahun,
jenis kelamin perempuan, agama islam pekerjaan buruh harian, alamat plaju palembang,
Nomor register 12345, masuk rumah sakit pada tanggal 7-11-2023 dengan diagnosa
medis Stroke Hemoragic, tanggal pengkajian 7-11-2023, sumber informasi dari pasien,
keluarga dalam hal ini sebagai penanggung jawab Tn.P.S yakni suami pasien, dan catatan
perawatan.
Pada tanggal 7-11-2023 jam 08.00 WITA didapatkan hasil keluhan utama keluarga Ny.M.
S mengalami mati rasa pada tangan kiri dan kaki kanan dan sulit untuk berbicara,
sebelum sakit keluarga Ny.M.S mengatakan Ny.M.S pernah mengalami riwayat
hipertensi satu bulan lalu. Riwayat penyakit sekarang: Ny M.S dirujuk dari Puskesmas
Masape dengan keluhan mengalami mati rasa pada tangan kiri dan kaki kanan setelah
jatuh di kamar mandi saat mencuci pakaian. Ny. M. S sempat dirawat di rumah sakit
selama 7 hari kemudian dirujuk ke RSUD Dr.H.M Rabain. Setelah dirawat selama 10 hari
pasien dirujuk kembali ke Muara Enim baru dirujuk ke RSUD Moh.Hoesin Palembang.
Saat dikaji pasien hanya terbaring di tempat tidur, sulit bergerak karena mati rasa kedua
anggota gerak badan, sulit berbicara, sesak napas tetapi tidak bisa mengeluarkan sekret,
terpasang Nasogastrik Tube dan Dower Cateter. Riwayat penyakit keluarga: Ny.M.S
adalah anak pertama dari 6 bersaudara dan mempunyai 7 anak. Saudara ketiga Ny.M.S
mempunyai riwayat hipertensi, Tekanan darah 140/90 milimeterhg, Nadi: 88 kali per
menit, Suhu : 36,5 C, pernapasan : 23 kali per menit.
Pengkajian primer: Airway (jalan napas); tidak ada sumbatan jalan napas,
Breathing(pernapasan); pasien sesak napas tanpa aktivitas, terpasang O2 3 liter per menit/
nasal kanul, frekuensi pernapasan 23x/menit, irama teratur, kedalaman dalam, batuk non
produktif, sputum tidak ada, bunyi napas ronchi di lobus kanan, Circulation; nadi
88x/menit, irama teratur, denyut nadi tidak kuat, tekanan darah 140/90 mmhg, ekstremitas
hangat, warna kulit pucat, tidak ada nyeri dada, Capillary Refill Time<3 detik, tidak ada
edema, turgo kulit baik, mukosa bibir lembab, kebutuhan oral: terpasanag Nasogastrik
12
Tube (makan lewat pipa 6x200cc), parenteral: terpasang Infus Natrium Clorida 0,9%
500cc/ 8 jam 16 tetes per menit, buang air kecil: terpasangdower Cateter(100cc/6jam),
buang air besar: 1-2x hari, Disability: tingat kesadaran apatisglasgow Coma Scale:
E4M3V1, pupil isokor. Total Glasgow Coma Scale adalah 8. Pengkajian sekunder:
musculoskeletal: kekuatan otot ekstremitas atas bagian dekstra bernilai 2 dan ekstremitas
bagian bawah dekstra 1, ekstremitas bagian atas dan bawah sinistra . Hasil pemeriksaan
laboratorium di dapatkan: Eritrosit: 3.17 (normal: 4.36-6.20 10^6/ul), Hematokrit: 23.5
(normal: 40.0-54.0 %), Neutrofil:83.2 (normal: 50-70 %), Limfosit:7.4 (normal: 20-40
%), jumlah neutrofil: 9.30 (normal: 1.50-7.00 10^3/ul) calcium Ion: 1.260 (normal:
1.120-1.320).
Terapi tindakan kolaborasi: injeksi piracetam 3 kali 3gram lewat Intravena (8 jam)
dengan kontra indikasi gangguan pembekuan darah, penyakit liver, penyakit ginjal dan
efek samping cemas, mudah mengantuk, depresi dan perdarahan. Aspilet 1 kali 1 tablet
lewat oral (24jam) dengan kontraindikasi penyakit asma, maag, perdarahan di bawah kulit
dan efek samping perasaan tidak nyaman pada lambung, perasaan mual atau muntah.
Amlodipin 3 kali 10 miligram lewat oral (8jam) dengan kontraindikasi gangguan liver,
jantung, pembuluh darah jantung dan efek samping merasa lelah, jantung berdegup
kencang, merasa mual dan tidak nyaman. Candesartan 3 kali 8 miligram lewat oral
(8jam) dengan kontraindikasi gangguan hati, kalsium tinggi dalam darah dan efek
samping bengkak pada kedua tungkai, pusing, lemas, sakit maag, diare, mual. Neurodex 3
kali 1tablet lewat oral (8jam) dengan kontraindikasi gangguan pembekuan darah dan efek
samping kesemutan pada tangan dan kaki. Simvastatin 3 kali 20 miligram lewat oral
(8jam) dengan kontraindikasi gangguan hati, gangguan ginjal, nyeri otot dan efek
samping sakit kepala, konstipasi, gangguan tidur, ruam, kram otot.
Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M.S
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat : Palembang
Nomor registrasi 12345
Diagnosis medik : Stroke Hemoragik
13
Tanggal MRS : 7 November 2023
Tanggal pengkajian :Selasa, 16 Juli 2019

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn P.S

Umur : 55 Tahun

Alamat : Palembang

Hubungan dengan klien :Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluarga Ny.M.S mengatakan anggota badan Ny.M.S bagian kiri dan kanan
mengalami mati rasa dan sulit untuk berbicara.
b. Riwayat penyakit sekarang
Ny.M.S jatuh di kamar mandi saat mencuci pakaian 1 bulan lalu, 5 hari kemudian
dirujuk ke Puskesmas Masape dan 7 hari kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Apoi,
kemudian 10 hari kemudian dirujuk ke Kalabahi baru dirujuk ke RSUD Prof. Dr.
W.Z Johannes Kupang. Saat dikaji pasien hanya terbaring di tempat tidur, sulit
bergerak karena mati rasa kedua anggota gerak badan, sulit berbicara, sesak napas
tetapi tidak bisa mengeluarkan sekret, terpasang NGT dan DC.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga Ny.M.S mengatakan Ny.M.S pernah mengalami riwayat hipertensi 1
bulan lalu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny.M.S adalah anak pertama dari 6 bersaudara dan mempunyai 7 anak. Saudara
ketiga Ny.M.S mempunyai riwayat Hipertensi, begitu juga dengan anak pertama
Ny.M.S mempunyai riwayat Hipertensi.
Tanda-Tanda Vital
TD: 140/90 mmHg
Nadi: 88x/menit
Suhu: 36,5ºC
RR: 23x/menit

14
3. Pengkajian Primer
a. Airways (jalan nafas)
Sumbatan: Tidak ada sumbatan pada jalan nafas
(-) benda asing, (-) bronscospasme, (-) darah, (-) sputum, (-) lendir, (-) lain-lain
sebutkan: -
b. Breathing (pernafasan)
Sesak dengan: pasien tidak mengeluh sesak nafas
(-) aktifitas tanpa aktifitas, (√) terpasang O2 lpm/ nasal kanul, (-) menggunakan
otot tambahan

Frekuensi: 23 x/mnt
Irama
(√) teratur ( ) tidak teratur

Kedalaman:-
(√) dalam ( ) dangkal
Reflek batuk : ( ) ada (√) tidak ada

Batuk: -

( ) produktif (√) non produktif

Sputum : ( ) ada (√)

tidak Warna:-
Konsistensi:-

Bunyi napas:
(√) ronchi ( ) creakles ( ) BGA:-

c. Circulation
1. Sirkulasi perifer
Nadi :88 x/menit
Irama: (√) teratur ( ) tidak
Denyut: ( ) lemah ( ) kuat (√) tidak kuat
TD: 140/90 mmHg
Ekstremitas : (√) Hangat ( ) Dingin

15
Warna Kulit : ( ) cyanosis ( √) Pucat ( ) Kemerahan
Nyeri Dada : ( ) Ada (√) Tidak
Karakteristik nyeri dada :Tidak ada nyeri dada
( ) Menetap ( ) Menyebar ( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti ditimpah benda berat

Capillary refill : Normal


(√ ) < 3 detik ( ) > 3 detik
Edema : Tidak ada edema
( ) Ya (√ ) Tidak
Lokasi edema : Tidak ada edema
( ) Muka ( ) Tangan ( ) Tungkai ( ) Anasarka

2. Fluid (cairan dan elektolit)


a. Cairan
Turgor Kulit
(√ ) < 3 detik ( ) > 3 detik (√) Baik ( ) Sedang ( ) Jelek
b. Mukosa Mulut
(√ ) Lembab ( ) Kering
c. Kebutuhan nutrisi :
Oral :Terpasang NGT (mlp 6x200cc), Parenteral :Terpasang infuse Nacl
0,9% 20 tpm.
d. Eliminasi :
BAK : terpasang DC (100cc/6jam) Jumlah : 600 cc
( ) Banyak ( ) Sedikit (√) Sedang
Warna :
(√) Kuning jernih ( ) Kuning kental ( ) Merah ( ) Putih
Rasa sakit saat BAK :
( ) Ya (√ ) Tidak
Keluhan sakit pinggang
:
( ) Ya (√ ) Tidak
BAB :1-2 x/hari
Diare :Tidak diare

16
( ) Ya (√) Tidak ( ) Berdarah ( ) Berlendir ( ) Cair

17
Bising Usus : 20 x/menit
e. Intoksikasi
( ) Makanan
( ) Gigitan Binatang
( ) Alkohol
( ) Zat kimia
( ) Obat-obatan
( ) Lain – lain : Tidak ada intoksikasi
f. Disability
Tingkat kesadaran :
( ) CM (√) Apatis ( ) Somnolent ( ) Sopor ( ) Soporocoma
(Coma) Pupil : (√) Isokor ( ) Miosis ( ) Anisokor ( ) Midriasis ( )
Pin poin Reaksi terhadap cahaya :Pupil bereaksi terhadap cahaya
Kanan (√) Positif ( ) Negatif
Kiri (√) Positif () Negatif
GCS : E :4 M:3 V :1
Jumlah : 8
g. Pengkajian Sekunder
1. Musculoskeletal / Neurosensori
(-) Spasme otot
(-) Vulnus, kerusakan jarring
(-) Krepitasi
(-) Fraktur
(-) Dislokasi
(-) Kekuatan
( ) Kekuatan Otot :

2 1
3. Integumen
( ) Vulnus : -
( ) Luka Bakar: -
4. Psikologis
Ketegangan meningkat (-)
18
Fokus pada diri sendiri (-)
Kurang pengetahuan (-)

Pemeriksaan penunjang:

Tanggal Jenis Nilai Normal Hasil Interpretasi


Pemeriksaan Pemeriksaan
8-11-2023 JumlahEritrosit (4,36-4,46) 3,17 10^6/ul
Hematokrit (37,6-47,6)
23,5 %
Neutrofil
(50-70) %
Limfosit
83,2
%
JumlahNeutrofil
(20-40)
Hemoglobin 7,4
10^3/ul
Jumlahleukosit (1,50-7,00)
9,30
Calcium Ion (12,0-16.0) g/dl 10^3/ul
(4.0-10.0) mmol/L
12.0
1.120-12
9,29

1.260

Terapi / Tindakan kolaborasi:

Nama terapi Dosis Rute Waktu Indikasi


Infus Nacl 500 ml / IV 07.00 Meningkatkan metabolic nitrogen yaitu
8 jam ureum dan keratinin serta gangguan
(20 tpm) keseimbangan cairan dan elektrolit
Piracetam 3x3 gr IV 07.00 Menngkatkan kemampuan kognitif tanpa
menimbulkan rangsangan pada otak
Aspilet 1x1 tab PO 07.00 Pengobatan tambahan pada saat pasca stroke
Amlodipin 3x10 mg PO 07.00 Penurunan darah tinggi

19
Candesartan 3x8 mg PO 07.00 Mengobati tekanan darah tinggi (hiperten)
pada otak
Neurodex 3x1 tab PO 07.00 suplemen vitamin B kompleksi) pada otak
Simvastin 3x20 mg PO 07.00 Membantu menurunkan kolestrol dan lemak
jahat (seperti LDL, trigliserda) dan
meningkatkan kolestrol baik (HDL) dalam
darah

3.2 Analisa Data

NO DATA PENDUKUNG PENYEBAB MASALAH


1 DS; Gangguan neuromuskuler Hambatan mobilitas
fisik
Keluarga pasien mengatakan
lemah danmati rasa di tubuh
bagian kiri,pasien tampak
berbaring di tempat tidur

DO:

Hasil pengukuran kekuatan otot


di dapatkan eksremitas atas
bagian dextra bernilai 2 dan
eskremitas bagian bawah
bernilai 1 eksremitas bagian atas
bawah sinistra 1
2 DS: Gangguan system saraf Hambatan
pusat komunikasi verbal
Keluarga pasien mengatakan
pasien sulit bicara dengan jelas

DO:

Pasien tampak terdengar tidak

20
jelas saat berbicara lidah tidak
jelas
3 DS: Mukus berlebihan Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Keluarga pasien mengatakan
pasien sesak nafas

DO:

Pasien tampak sesek tanpa


aktivitas RR: 232x/menit,batuk
non produktif,sputum tidak
keluar,pada paru-paru pasien
terdengar bunyi nafas ronchi
pada lobus kanan atas paru

A. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler.
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan system saraf pusat.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan mucus berlebihan.

3.3 Intervensi Keperawatan


NO SDKI SLKI SIKI
1 (D.0054) Gangguan (L.05042) Mobilitas fisik (I.01011) Manajemen
mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan Tindakan jalan nafas
gangguan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
neuromuskuler diharapakan kemampuan dalam 1. Monitor pola nafas (
Gejala dan tanda Gerakan fisik dari satu atau lebih frekuensi,kedalaman
mayor ekstermitas secara mandiri dengan ,usaha nafas)
DS: ekspetasi meningkat 2. Monitor bunyi nafas
1 Mengeluh sulit A T tambahan(
menggerakan Pergerakan ektermitas 1 5 mis.gurgling,mengi,
eksremitas Kekuatan otot 1 5 wheezing,ronkhi

21
DO : Rentang gerak (ROM) 1 5 kering)
1. Kekuatan Nyeri 5 1 Terapeutik
otot menurun 1. Posisikan
2. Rentang semifowler atau
gerak (ROM) fowler
Menurun 2. Lakukan fisioterapi
Gejala dan tanda dada jika perlu
minor 3. Berikan oksigen jika
DS: perlu
1. Nyeri saat Edukasi
bergerak 1. Ajarkan Teknik
DO: batuk efektif
1. Sendi kaku Kolaborasi
2. Gerakan 1. Kolaborasi
terbatas pemberian
3. Fisik lemah bronkodilator,ekspek
toran,mukolitik,jika
perlu

2 (D.0119) Gangguan (L.13118) Komunikasi verbal (I.13492) Promosi


komunikasi verbal Setelah dilakukan Tindakan komunikasi: defisit bicara
b.d gangguan system keperawatan selama 3x24 jam Observasi
saraf pusat diharapakan kemampuan 1. Monitor kecepatan
Gejala dan tanda menerima,memproses,mengirim,d ,tekanan,kontitas,vol
mayor an / atau menggunakan system ume dan diksi bicara
DS: - simbol ekspetasi meningkat 2. Monitor proses
DO: dengan kriteria hasil kognitif ,anatomis
1. Tidak dan fisiologis yang
A T
mampu berkaitan dengan

22
bicara atau Kemampuan berbicara 1 5 bicara(mis.memori,p
mendengar Kemampuan 1 5 endengaran,dan
2. Menunjukan mendengar Bahasa)
respon tidak Kesusuaian ekspresi 1 5 3. Monitor frustasi
sesuai wajah/tubuh ,marah,depresi atau
Gejala dan tanda Afasia 5 1 hal lain yang
minor Dispasia 5 1 mengganggu bicara
DS:- Apraksia 5 1 4. Identifikasi perilaku
DO: Respon perilaku 1 5 emosional dan fisik
1. Afasia sebagaiu bentuk
2. Dispasia komunikasi
3. Apraksia Terapeutik
4. Sulit 1. Sesuaikan gaya
mempertahan komunikasi dengan
kan kebutuhan
komunikasi (mis.berdiri di depan
5. Sulit pasien,dengarkan
menggunaka dengan
n ekspresi seksama,tunjukan
wajah atau satu gagasan atau
tubuh pemikiran
sekaligus,bicaralah
dengan perlahan
sambal menghindari
teriakan,gunakan
komunikasi
tertulis,atau meminta
bantuan keluarga
untuk memahami
ucapan pasien)
Edukasi
1. Ajarkan pasien dan
keluarga proses

23
kognitif,anatomis,da
n fisiologis yang
berhubungan dengan
kemammpuan
berbicara
Kolaborasi
1. Rujuk ke ahli
patologi bicara atau
terapis

3 (D.0005) Pola nafas (L.01004) Pola nafas (I.05173) Dukungan


tidak efektif b.d Setelah dilakukan Tindakan mobilisasi
mucus berlebihan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
Gejala dan tanda diharapakan inspirasi dan/atau 1. Identifikasi
mayor ekspirasi yang memberikan adanya nyeri atau
DS: ventilasi adekuat dengan ekspetasi keluhan fisik
1. Dispenea membaik dengan kriteria hasil lainnya
DO: 2. Monitor kondisi
1. Pola nafas umum selama
abnormal(mi melakukan
s.takipnea,br mobilisasi
adypnea,hipe Terapeutik
rventilasi,kus 1. Fasilitasi aktivitas
smaul,cheyne mobilisasi dengan
-stokes) alat bantu (mis.pagar
Gejala dan tanda tempat tidur)
minor 2. Fasilitasi melakukan
DS: Gerakan,jika perlu
1. Ortopnea Edukasi
DO: 1. Jelaskan tujuan da
1. Pernafasan prosedur mobilisasi
pursed-tip 2. Ajarkan mobilisasi
2. Pernafasan sederhana yang

24
harus dilakukan
cuping (mis. Duduk
hidung ditempat tidur,duduk
disisi tempat
tidur,pindah dari
tempat tidur ke
kursi)

B. Implementasi dan Evaluasi


No Hari/tgl Dx Jam Implementasi Jam Evaluasi
1. Selasa, 7- 1 08.30 1. Mengatur posisi 12.00 S:
11-2023 yang nyaman Keluarga pasien
09.00 bagi pasien mengatakan kaki dan
2. Mengukur tanda- tangan kanan serta kiri
09.30 tanda vital masih terasa lemah,
3. Memonitoring mati rasa dan sulit
10.00 terhadap adanyaA T bergerak
Dispenea tremor 1 5 O: Pasien hanya
Ortopnea
10.30 1 5
4. Mencatat keluhan terbaring,belum dapat
Pernafasansakit
tip kepala 1 5 bergerak dengan aktif,
Pernafasan
12.50 cuping
5. Menghindari 1 5 kekuatan otot yang
hidup kegiatan yang bisa didapatkan tangan:
meningkatkan dekstra 2 sinistra 1,
tekanan intrakranial kaki: dekstra 1, sinistra
1.
(Misalnya pasien di
TTV:
larangke toilet,
TD: 150/80 mmHg
sehingga harus
Nadi: 92x/m
BAK/BAB diatas
Suhu : 36,7 C
tempat tidur)
RR: 23x/m
A: Masalah belum
teratasi
25
P:Semua intervensi
dilanjutkan

2. Selasa, 7- 2 08.30 1. mengobservasi 13.40 S: Keluarga pasien


11-2023 kecepatan dan mengatakan pasien
tekanan bicara masih sulit berbicara
pasien, O: Pasien tampak
09.00 2. memonitoring berbicara tidak jelas,
perasaan pasien ekspresi pasien nampak
terkait dengan cemas, kecepatan
perasaan frustasi bicara pasien lambat,
10.00 3. mengajarkan lidah tidak simetris
keluarga untuk
A: Masalah belum
memahami respon
teratasi
yang muncul pada
P: Semua Intervensi
pasien
dilanjutkan.

3. Selasa, 7- 08.30 1. memposisikan S:


11-2023 pasien untuk Keluarga pasien
memaksimalkan mengatakan pasien
09.00 ventilasi sesak, O:
2. melakukan Pasien tampak sesak
fisioterapi dada tanpa aktivitas,
09.30 3. menginstruksikan RR:23x/m
cara melakukan batuk non produktif,
10.00 batuk efektif sputum tidak keluar,
4. mengasukultasi terdengar bunyi nafas
suara napas ronchi pada lobus
10.30 5. memonitoring status kanan atas paru.
pernpasan dan A :Masalah
belum teratasi

26
oksigenasi P: Semua intervensi
dilanjutkan.

27
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pengkajian yang didapatkan pasien Pada kasus nyata anggota badan pasien bagian kiri
dan kanan mengalami mati rasa dan sulit untuk berbicara, riwayat hipertensi 1 bulan lalu.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yaitu: hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, hambatan komunikasi verbal
berhubungan dengan gangguan saraf pusat dan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.
Intervensi keperawatan pada ketiga diagnosa keperawatan yang diambil adalah
imobilisasi bagian tubuh yang terganggu, bantu pasien dalam melakukan aktivitas,
monitor kecepatan bicara, tekanan dan kecepatan, posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi, lakukan fisioterapi dada, dan instruksikan bagaimana melakukan batuk efektif.
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan aktifitas-aktiftas yang berada
pada intervensi keperawatan yang disusun. mulai dari pengaturan posisi, monitor
neurologi, peningkatan komunikasi sampai pada manajemen jalan nafas.
Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien Ny.M.S menunjukan ketiga
masalah keperawatan belum teratasi, hal ini disebabkan perlu perawatan lebih lanjut dan
rawat nginap sampai pemulihan perfusi serebral normal.

4.2 Saran
1. Edukasi: Penting untuk memberikan edukasi kepada orang tua pasien tentang Stroke,
termasuk penyebab, gejala, dan opsi pengobatan. Pengetahuan ini akan membantu
mereka dalam pengambilan keputusan.
2. Perawatan Terintegrasi: Kolaborasi antara tim medis, seperti ortopedi, fisioterapis,
dan ahli rehabilitasi, penting untuk merencanakan perawatan terintegrasi yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
3. Pemeriksaan Rutin: Pasien dengan Stroke perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk
memantau perkembangan dan mengidentifikasi potensi komplikasi.
4. Dukungan Psikologis: Pasien dan keluarga perlu mendapatkan dukungan psikologis
dalam menghadapi tantangan yang terkait dengan Stroke

28
DAFTAR PUSAKA

Alwin. (2013). Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen Bencana. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1–123.
https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/449888/mod_resource/content/1/M
ODUL BIOGEOGRAFI OK.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNL 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawaan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Hidayati, A. N., Alfian, M. I. A. A., & Rosyid, A. N. (2018). Gawat Darurat Medis Dan
Bedah. In Rumah Sakit Universitas Airlangga (Vol. 8, Issue 1). adm@aup.unair.ac.id
Ahan R, et al. 2019. Association Between Time to Treatment With Endovascular Reperfusion
Therapy and Outcomes in Patients With Acute Ischemic Stroke Treated in Clinical
Practice. JAMA. 2019 Jul 16;322(3):252-263. doi: 10.1001/jama
Ishihara T, et al. 2018. PROMISE-TIA Study Investigators. Significance of Nonfocal
Symptoms in Patients With Transient Ischemic Attack. Stroke;49(8):1893-1898. doi:
10.1161/STROKEAHA.118.022009. PMID: 30012818
Johnston SC, Easton JD, Farrant M, Barsan W, Conwit RA, Elm JJ, Kim AS, Lindblad AS,
Palesch YY; Clinical Research Collaboration, Neurological Emergencies Treatment
Trials Network, and the POINT Investigators. Clopidogrel and Aspirin in Acute
Ischemic Stroke and High-Risk TIA. N Engl J Med. 2018 Jul 19;379(3):215- 225. doi:
10.1056/NEJMoa1800410. Epub 2018 May 16. PMID: 29766750; PMCID:
PMC6193486
Lin K, Lindsay P, Shams T, Smith E, Boulanger JM, Butcher K, Gubitz G, Lang E. 2018. A
summary of the Canadian Stroke Best Practice Recommendations, Sixth Edition:
Updates relevant to prehospital and emergency medicine providers. CJEM.20(5):685-
692. doi: 10.1017/cem.2018.438. PMID: 30990157

29

Anda mungkin juga menyukai