Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN & PROMOSI KESEHATAN


“Hubungan Teori-teori Perubahan Perilaku Kesehatan Pada Individu,
Kelompok/Keluarga, dan Masyarakat”

Oleh:
Kelompok 2

Delfi Suryani 2011312070


Rahmi Dwi Syaputra 2011312064
Rahmadoni Saputra 2011311012
RevinaLiyaVika 2011313022
Rinne Febriani 2011312049
Yunita Trisca 2011312007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah- Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Teori-teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Pada Individu, Kelompok/Keluarga, dan Masyarakat” disusun guna memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pendidikan Dan Promosi Kesehatan di Universitas Andalas. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dewi Murni selaku dosen
mata kuliah Konsep Dasar keperawatan II. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 25 Februari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah
tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi
ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan
perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau
bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan
manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke
titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin
mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon
Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap
psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku,
media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil
dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi
sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam
koginitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan,
menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting karena
untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif.
Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari
penerima promosi kesehatan.Olehnya, makalah ini membahas perubahan perilaku yang
berhubungan dengan teori-teori perubahan perilaku kesehatan, baik individu, kelompok,
ataupun masyarakat.
2. Rumusan masalah
1. Apa hubungan Teori ABC dengan perubahan perilaku kesehatan pada individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat?
2. Apa hubungan Teori Reaction Action dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat?
3. Apa hubungan Teori Preced-Proceed dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat?
4. Apa hubungan Teori Behavior Intention dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat?
5. Apa hubungan Teori Though and Felling dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat?
6. Apa hubungan Teori Dissonance dengan perubahan perilaku kesehatan pada individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat?
7. Apa hubungan Teori Fungsi dengan perubahan perilaku kesehatan pada individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat?
8. Apa hubungan Teori Kurt Lewin dengan perubahan perilaku kesehatan pada individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat?

3. Tujuan
1. Mengetahui hubungan teori ABC dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
2. Mengetahui hubungan Teori Reaction Action dengan perubahan perilaku kesehatan
pada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
3. Mengetahui hubungan Teori Preced-Proceed dengan perubahan perilaku kesehatan
pada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
4. Mengetahui hubungan Teori Behavior Intention dengan perubahan perilaku kesehatan
pada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
5. Mengetahui hubungan Teori Though and Felling dengan perubahan perilaku
kesehatan pada individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
6. Mengetahui hubungan Teori Dissonance dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
7. Mengetahui hubungan Teori Fungsi dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
8. Mengetahui hubungan Teori Kurt Lewin dengan perubahan perilaku kesehatan pada
individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat
4. Manfaaat
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan dan
Promosi Kesehatan, serta menambah wawasan tentang hubungan Teori-teori perubahan
perilaku dengan perubahan perilaku kesehatan pada individu, kelompok/keluarga, dan
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori A-B-C (Anteseden, Behaviour, Consequence)

Menurut teori ABC, perilaku dipicu oleh beberapa rangkaian peristiwa anteseden
(sesuatu yang mendahului sebuah perilaku dan secara kausal terhubung dengan perilaku
itu sendiri) dan diikuti oleh konsekuensi (hasil nyata dari perilaku bagi individu) yang
dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang
kembali.

Anteseden adalah peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu


perilaku.Anteseden yang secara reliable mengisyaratkan waktu untuk menjalankansebuah
perilaku dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya suatu perilaku pada saat dan
tempat yang tepat. Contoh anteseden yaitu peraturan dan prosedur, peralatan dan
perlengkapan yang sesuai, informasi, rambu-rambu, keterampilan dan pengetahuan, serta
pelatihan.

Konsekuensi didefenisikan sebagai hasil nyata dari perilaku individu yang mempengaruhi
kemungkinan perilaku tersebut akan muncul kembali. Adatiga macam konsekuensi yang
dapat mempengaruhi perilaku, yaitu penguatan positif, peguatan negatif, dan hukuman.

a. Hubungan dengan Individu :

Model ABC atas perubahan prilaku indivdui merupakan gabungan dari tiga elemen,
yaitu antecedsents, behaviour, dan consequences (ABC). Menurut para ahli, prilaku
indvidu dapat diubah melalui dua cara, yaitu berdasarkan apa yang mempengaruhi
prilaku sebelum terjadi (ex-ante) dan apa yang mempengaruhi perilaku individu
setelah terjadi (ex-post) suatu insiden. Saat individu mencoba mempengaruhi prilaku
sebelum terjadinya perubahan prilaku pada saat itulah individu menggunakan
antecendents. Ketika individu mencoba mempengaruhi perilaku dengan cara
melakukan sesuatu setelah prilaku itu terbentuk, maka pada saat itulah seorang
indivdu menggunakan consequences.
b. Hubungan dengan keluarga

Perubahan prilaku yang terjadi dalam keluarga mempengaruhi peran dan fungsi
keluarga. Sebagai contoh pada saat ayah sebagai pencari nafkah dalam keluarga jatuh
sakit, maka peran ayah sebagai pencari nafkah akan dgantikan oleh anggota keluarga
lainnya. Sehingga terjadi perubahan prilaku dalam peran keluarga.

c. Hubungan dengan masyarakat

Teori ABC sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Teori ABC sangat
dperlukan demi tercapainya suatu tujuan. Perubahan perilaku dibutuhkan untuk
tercapainya suatu visi dalam bermasyarakat.

B. Teori of Reasoned Action

Theory of raesoned action adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa keputusan untuk
melakukan tingkah laku tertentu adalah hasil dari sebuah proses rasional dimana pilihan
tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasil dari setiap tingkah laku dievaluasi
dan sebuah keputusan sudah dibuat, apakah akan bertingkah laku tertentu atau tidak
Kemudian keputusan ini direfleksikan dalam tujuan tingkah laku, yang sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku yang tampil (Baron & Byrne).

Teori ini digunakan untuk melihat keterkaitan antara keyakinan, sikap, niat dan perilaku.
Teori ini memiliki dua faktor yang mempengaruhi minat untuk melakukan sebuah
perilaku (behavioral) yaitu sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective norms).
Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Sikap mempengaruhi perilaku lewat
suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya terbatas
hanya pada tiga hal;

1. Perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik
terhadap sesuatu.
2. Perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh norma-norma objektif
(subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar
kita perbuat.

3. Sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu


intensi atau niat berperilaku tertentu.

a. Hubungan dengan Individu

Contohnya, seorang indvidu yang mencari kerja namun lamarannya selalu di tolak, tetapi
individu tersebut tetap berusaha mendapatkan pekerjaan.

b. Hubungan dengan kelompok

Contohnya, seorang anak berusaha untuk mendapatkan nilai yang tinggi agar
mendapatkan reward dari keluarganya.

c. Hubungan dengan Masyarakat

Contohnya, seseorang individu akan melakukan donor darah dengan alasan akan
menghasilkan manfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Tndakan tersebut dlakukan tdak
hanya berdasarkan kenginan tetap juga berdasarkan keyakinan.

C. Teori Precede-Proceed

PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis


and Evaluyation) yaitu metode pendekatan yang digunakan dalam mendiagnosis masalah
kesehatan ataupun sebagai alat perencanaan kesehatan maupun pengembangan suatu
model pendekatann yang digunakan untuk merancang perencanaan kesehatan. Pada tahun
1991 Greem menyempurnakan teori tersebut menjadi Precede-Proceed. PROCEED
(Policy, Regulatory, Organizational, Construct, in Educational and Environmental
Development). PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan,
serta implementasi dan evaluasi.

Menurut Green dan Kreuter 2005 terdapat tiga faktor dalam pelayanan kesehatan yaitu:
1. Faktor predisposisi, yang terdiri atas pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, sosio
ekonomi, umur, jenis kelamin, dan persepsi yang berhubungan dengan motivasi
individu.

2. Faktor pemungkin (enabling factor), adalah kemampuan dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melakukan sesuatu (biaya, jarak tempuh, ketersediaan transportasi,
waktu pelayanan dan keterampilan petugas kesehatan)

3. Faktor penguat (reinforcing factor), yaitu faktor yang memperkuat terjadinya tindakan
(tokoh masyarakat, keluarga)

Dari teori Precede dan Proceed diketahui bahwa salah satu cara untuk mengubah perilaku
adalah dengan melakukan intervensi terhadap faktor predisposisi yaitu mengubah
pengetahuan, sikap dan persepsi terhadapmasalah kesehatan melalui kegiatan pendidikan
kesehatan.

a. Hubungan dengan individu:

Orang harus mempercayai bahwa kesehatan dirinya terancam. Untuk penyakit yang tanpa
gejala seperti hipertensi atau kanker stadium awal, orang harus percaya bahwa dirinya
dapat terkena dan tidak merasakan gejalanya.

b. Hubungan dengan kelompok/keluarga:

Pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap dini dan sekolah merupakan sarana
yang baik bagi pendidikan kesehatan serta merupakan perpanjangan tangan pendidikan
kesehatan bagi keluarga. Oleh karena itu lingkungan keluarga, atau lingkungan sosial
yang sehat, akan sangat mempengaruhi terhadap perilaku sehat seseorang.

c. Hubungan dengan masyarakat:

Dukungan sosial atau masyarakat dapat mendorong tindakan individu untuk bekerja sama
atau bergabung dengan kelompok yang membuat perubahan. Dukungan tersebut dapat
berasal dari anggota masyarakat, petugas kesehatan dan praktisi promosi kesehatan.

D. Teori Behavior Intention


Secara khusus, Model of Reasoned Action yang dikemukakan oleh Fishben dan Ajzen
memprediksi bahwa niat berperilaku (behavioral intention) dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu sikap (attitude) dan norma subyektif (subjectivenorm) seseorang. Sikap memiliki
dua komponen, dimana Fishbein dan Ajzen menyebutnya evaluasi (evaluation) dan
kekuatan keyakinan (strength of belief). Komponen kedua yang mempengaruhi niat
berperilaku,yaitu norma subyektif, juga memiliki dua komponen. Yang pertama adalah
keyakinan normative yaitu apa yang seseorang pikir mengenai keinginan/harapan orang
lain untuk ia lakukan. Komponen yang kedua adalah motivasi untuk memenuhi
keinginan/harapan tersebut (motivation tocomply), yaitu seberapa penting bagi seseorang
untuk melakukan apa yang orang lain harapkan.

Teori perbahan perilaku yang sering dipakai adalah teori adopsi inovasi dari Roger dan
Shoemakercit Notoatmodjo (2003, menyatakan bahwa proses adopsi melalui lima tahap
yaitu awareness, interest, evaluation, trial dan adoption.

Salah satu model perilaku yang mendasarkan pada sikap (attitude) adalah behaviora
lintention model yang menyatakan bahwa perilaku ditentukan oleh niat untuk
melakukannya. Model ini secara umum menyatakan bahwa attitudes toward behavior,
subjective norms, dan perceived behavior control memprediksi intention (niat) dan
selanjutnya intention (niat) memprediksi perilaku(behavior). Behavior alintention models
juga menghipotesiskan bahwa belief concepts (behavioral beliefs, normative beliefs, dan
control beliefs) memprediksi attitudes, subjective norms dan perceived behavioral control
(Ajzen& Fishben,1980; Fishben &Ajzen, 1975).

a. Hubungan dengan individu:

Komponen yang mempengaruhi niat berperilaku, yaitu apa yang seseorang pikir
mengenai keinginan/harapan orang lain untuk ia lakukan lalu motivasi untuk memenuhi
keinginan/harapan tersebut (motivation tocomply), yaitu seberapa penting bagi seseorang
untuk melakukan apa yang orang lain harapkan.

b. Hubungan dengan kelompok/keluarga:


Perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Oleh karena
keluarga merupakan lingkungan pertama untuknya, maka apa yang dia katakan atau
perbuat cenderung untuk dicontoh

c. Hubungan dengan masyarakat:

Di dalam masyarakat ada yang cepat menerima sesuatu yang baru dan ada yang sukar
menerima sesuatu yang baru tersebut. Oleh karena itu dalam upaya merubah perilaku
masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit diperlukan waktu yang
lama.

E. Teori “Thought and Feeling” ( WHO:1984)

Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :

 Thoughts and feeling (Pemikiran dan Perasaan)


 Personal reference ( Rujukan Pribadi)
 Resources (Sumber daya)
 Culture (Kebudayaan)

B = f ( TF, PR, R, C )

Contoh : 
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan
kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang
diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja,
tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih
keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status
sosial makin naik (C).
Hubungan teori dengan perubahan perilaku :
a. Individu,
Perubahan perilaku individu yang dapat terjadi karena Teori Though and Feeling
adalah :
Thought and feeling, pada point ini diharapkan individu dapat merubah
pemikiran dan apa yang dirasakannya, diharapkan perubahan ini bergerak
kearah yang positif. Seperti halnya dengan contoh kasus, maka di poin ini
perubahan perilaku yang di harapkan adalah ibu tersebut mau untuk menyusui
anaknya, dengan mengubah maintset bahwa keindahan payudara dapat
dilakukan perawatan, tetapi seorang anak sangat membutuhkan ASI dari Ibu.
Personal Reference, perubahan perilaku yang diharapkan adalah bahwa
individu yang memiliki sebuah idola/ kesenangan dapat mengubah perilaku /
kebiasaan kearah yang baik. Ataupun individu dapat mengubah perilaku untuk
tidak mencontoh idola dalam hal yang kurang baik.
Resources, perubahan perilaku yang diharapkan adalah `individu dapat
mempertimbangkan sumberdaya yang dimilikinya dengan kebutuhan yang
lebih penting. Dalam kasus, perubahan perilaku yang diharapkan adalah Ibu
mau menyusui anaknya walaupun dengan ASI yang dip eras atau jika ada
kesempatan dapat langsung menyusui anaknya.
Culture , diharapkan bahwa budaya yang dirasa kurang baik dapat
ditinggalkan dan berubah ke panduan yang lebih baik. Misalnya dalam kasus,
bahwa menyusui anak dengan susu formula lebih keren padahal sebenarnya
ASI lebih memiliki banyak manfaat dari pada susu formula. Sehingga
perubahan perilaku yang diharapkan adalah Ibu memberikan ASI nya.

b. Keluarga

Teori Thought and Feeling, diharapkan mampu merubah kebiasaan suatu keluarga
kearah yang lebih baik. Misalnya dari kasus, maka pihak keluarga juga dapat
berperan dalam merubah kebiasaan, seperti anggota keluarga yang lain dapat
mengingatkan Ibu sang Bayi agar dapat menyusui anaknya.

c. Masyarakat

Teori Thought and Feeling berpengaruh terhadap kebiasaan masyarakat, misalnya


dalam hal budaya dan pemikiran masyarakat bahwa susu formula lebih baik dan
lebih keren dari pada ASI, maka teori ini diharapkan dapat merubah pemikiran
masyarakat, sehingga masyarakat lebih mendahulukan pemberian ASI
dibandingkan susu formula.

F. Teori Dissonance (Festinger : 1957)


Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis,
yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan
kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang
bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara
kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh : 
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki
kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang
bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti
merokok (consonance).
1. Individu
Hubungan teori Dissonance dengan pribadi individu adalah teori ini akan dapat
mengubah keyakinan atau pendapat yang bertentangan di dalam diri individu,
sehingga individu mampu untuk membedakan mana yang terbaik untuk dirinya, dan
akhirnya terjadi perubahan perilaku individu dari yang buruk menuju perilaku yang
baik.
2. Keluarga
Hubungan Teori Dissonance dengan keluarga adalah apabila seorang individu dalam
sebuah keluarga sudah berhasil menerapkan teori ini, maka secara perlahan individu
yang sudah berubah akan menerangkan/ mengajak keluarga yang lain untuk
mengikuti pola perubahannya, sehingga tercapai perubahan perilaku yang baik.
3. Masyarakat
Hubungan Teori Dissonance dengan masyarakat dimana nanti masyarakat diharapkan
mampu mengubah kebiasaan yang lama menjadi kebiasaan baru yang sehat. Tentu
saja hal ini dimulai dari diri individu, berlanjut ke dalam keluarga dan seterusnya ke
masyarakat.
G. Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung kepada
kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang
tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatar belakangi oleh kebutuhan individu yang
bersangkutan. Katz berasumsi bahwa:

Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan


pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap
objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi
kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif.

Misal hubungan teori dengan individu: seseorang akan melakukan apa yang dia rasa
benar dan baik untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Misal hubungan dengan keluarga: seorang anak akan membantu ibunya karena merasa itu
sebuah kewajiban.

Misal hubungan dengan masyarakat: penduduk kampung ingin membuat jembatan baru
apabila jembatan lama sudah tidak layak dipakai lagi dan bisa membahayakan penduduk
lain.

Perilaku berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahan diri dalam
menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-tindakannya,
manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.

1. Misal hubungan teori dengan individu: seseorang akan menerapkan 3M (memakai


masker, mencuci tangan, menjaga jarak) karena takut akan terkena penyakit covid-19
yang merupakan ancaman bagi dirinya.

2. Misal hubungan dengan keluarga: seorang ayah akan menjaga keluarganya dari
segala hal buruk yang akan menimpa.
3. Misal hubungan dengan masyarakat: penduduk kampung melakukan pos ronda agar
terhindar dari pencurian dan lain sebagainya.

Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti. Dalam perannya dengan
tindakan itu seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan
Tindakan sehari-hari tersebut seseorang melakukan keputusan–keputusan sehubungan
dengan objek atau stimulus yang dihadapi. Pengambilan keputusan mengakibatkan
tindakan –tindakan tersebut dilakukan secara spontan dan dalam waktu yang singkat.
Misalnya, bila seseorang merasa sakit kepala maka secara cepat, tanpa berpikir lama, ia
akan bertindak untuk mengatasi rasa sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan
kemudian meminumnya, atau tindakan –tindakan lain.

Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu
situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan pencerminan
dari hati sanubari. Oleh sebab itu, perilaku dapat merupakan layar dimana segala
ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah, gusar dan
sebaginya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.

Teori ini berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar
individu, dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut
kebutuhannya. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak terus
menerus dan berusaha secara relatif.

H. Teori Kurt Lewin

Lewin berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara
kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan –kekuatan penahan
(restining forces). Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidak seimbangan antara
kedua kekuatan tersebut didalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yakni:

Kekuatan-kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-


stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan perilaku. Stimulus ini berupa
penyuluhan atau informasi sehubungan dengan perilaku yang bersangkutan.
Misal hubungan teori dengan individu: seseorang yang belum ikut KB (ada
keseimbangan antara pentingnya mempunyai anak sedikit dengan kepercayaan banyak
anak banyak rezeki) dapat berubah perilakunya ber KB, ditingkatkan keyakinannya
dengan penyuluhan atau usaha-usaha lain.

Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus


yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya pada contoh diatas. Dengan
pemberian pengertian kepada orang tersebut bahwa banyak anak banyak rezeki adalah
kepercayaan yang salah, maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan terjadi
perubahan perilaku pada orang tersebut.

Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan keadaan semacam


ini jelas akan terjadi perubahan perilaku. Seperti pada contoh juga, penyuluhan KB yang
memberikan pengertian terhadap orang tersebut tentang pentingnya ber KB dan tidak
benarnya kepercayaan banyak anak banyak rezeki akan meningkatkan kekuatan
pendorong dan sekaligus menurunkan kekuatanpenahan.
BAB II

PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori
perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock
dan Teori Spradley. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif.
Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan. Sedangkan aspek perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan
tindakan (ketrampilan).

B. Saran
Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan
mengenai hubungan teori-teori perubahan perilaku dengan perubahan perilaku kesehatan
pada individu, kelompok/keluarga dan masyarakat..  Apabila ada kekeliruan atau tidak
jelasnya dalam membuat makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada
kekurangan dari materi ini diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Promosi Kesehatan Universitas Kristen Indonesia, Mahendra Donny,
dkk. 2019 https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjIu7LZzP
PuAhUU73MBHSk_CkcQFjADegQIARAD&url=http%3A%2F%2Frepository.uki.ac.id
%2F2759%2F1%2FBUKUMODULPROMOSIKESEHATAN.pdf&usg=AOvVaw040TZ
bG5nksgO06o5kxy0V Diakses pada 24 Februari 2021 jam 20:00 WIB

Purwanti, L. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Behavioral Intention.Jurnal


Manajemen Maranta. Vol.17(1):15-32. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2194/3/BAB
%20II.pdf

Pramiyana, I. M. 2017. PRECEDE-PROCEED Model: Predisposing, Reinforcing,


and Enabling Factors Affecting the Selection of Birth Attendant in Bondowoso District.
Journal of Health Promotion and Behavior. Vol.2(2):160-173.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1392161023-3-BAB%20II.pdf

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-alasan-bertindak-
reasoned-action/4397

https://surabaya.proxsisgroup.com/model-antecedents-behavior-dan-
consequences-abc-untuk-perubahan-perilaku/

Anda mungkin juga menyukai