Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN PESERTA

DIDIK DI SEKOLAH LUAR


BIASA
(Mini Riset di SLBE Negeri Pembina)
8 Desember 2022
M Ridho Lubis (0309214084)
Badai Mutiara Rezeki NST
(030921310)
Rihla Azmira (030921308)
Nabila Salsabila (0309202126)
Pendidikan luar biasa (dikenal juga sebagai pendidikan spesial, pendidikan
berkebutuhan khusus, pendidikan berbantuan) adalah praktik mendidik
siswa dengan cara yang mengatasi perbedaan dan kebutuhan khusus
seorang individu, terutama bagi orang berkebutuhan khusus.
PENGERTIAN SLB (Sekolah Luar Biasa)
Sekolah luar biasa (SLB) adalah sebuah sekolah yang diperuntukkan bagi
anak berkebutuhan khusus agar bisa mendapatkan layanan dasar yang bisa
membantu mendapatkan akses pendidikan. Dengan jenis yang berbeda,
berbeda pula strategi pembelajaran serta fasilitas yang dimiliki.

Meskipun sekolah luar biasa selama ini dianggap sebagai sekolah dengan
keterbelakangan pendidikan dan memiliki metode belajar yang tertinggal
dibanding sekolah umum, sekolah luar biasa mengajarkan anak mengenai
berbagai keterampilan dan kemampuan dasar agar dapat mengikuti
kurikulum pendidikan di sekolah umum.
KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Kelainan Fisik
Tidak berfungsinya anggota fisik terjadi pada: alat fisik indra,
misalnya kelainan pada indra pendengaran (tunarungu),
kelainan pada indra penglihatan (tunanetra), kelainan pada
fungsi organ bicara (tunawicara); alat motorik tubuh, misalnya
kelainan otot dan tulang (poliomyelitis), kelainan pada sistem
saraf di otak yang berakibat gangguan pada fungsi motorik
(cerebral palsy), kelainan anggota badan akibat pertumbuhan
yang tidak sempurna, misalnya lahir tanpa tangan/kaki,
amputasi dan lain-lain
KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

2. Kelainan Mental
Anak kelainan dalam aspek mental adalah anak yang memiliki
penyimpangan kemampuan berpikir secara kritis, logis dalam
menanggapi dunia sekitarnya. Kelainan pada aspek mental ini
dapat menyebar ke dua arah, yaitu kelainan mental dalam arti
lebih (supernormal) dan kelainan mental dalam arti kurang
(subnormal).
KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

3. Kelainan Perilaku Sosial


Kelainan perilaku atau tunalaras sosial adalah mereka yang
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, tata-tertib, norma sosial, dan lain-lain. Manifestasi
dari mereka yang dikategorikan dalam kelainan perilaku sosial
ini , misalnya kompensasi berlebihan, sering bentrok dengan
lingkungan, pelanggaran hukum/norma maupun kesopanan
(Amin & Dwidjosumarto, 1979).
Karakteristik ABK
1. Sulit Berkomunikasi 10. Sensitifitas Tinggi
2. Kesulitan Belajar 11. Berbicara Tanpa Henti
3. Kelainan Fisik 12. Iri pada Orang Lain
4. Bersikap Membangkan 13. Bertindak Gugup
5. Emosional 14. Trigered tanpa Alasan
6. Sulit Menulis atau Membaca 15. Berprasangka
7. Bersikap Sesuai Kebiasaan 16. Introvert
8. Tidak Mengerti Arah 17. Melukai Diri Sendiri
9. Senang Meniru
Macam-macam ABK
Tunadaksa
1
Tunanetra
Mengalami gangguan
4 mengalami gangguan
fungsi gerak yang
pada fungsi
disebabkan oleh
penglihatan.
permasalahan pada organ
Tunarungu gerak tubuh
2 Mengalami permasalahan pada
hilangnya atau berkurangnya 5 Tunalaras
Mengalami masalah
kemampuan pendengaran tingkah laku.

Tunagrahita
3 Mengalami permasalahan
seputar intelegensi.
Adapun strategi atau metode yang biasa dilakukan guru
seperti tanya jawab, diskusi yang dikemas menggunakan
teknik-teknik yang dimiliki oleh guru kelas itu sendiri dengan
menyesuaikan kondisi peserta didiknya begitu juga dengan
penataan tempat duduk
PRINSIP PENDIDIKAN ABK

1 2
Prinsip layanan individual.
Prinsip kasih sayang.
Pelayanan individual dalam rangka mendidik anak
Prinsip kasih sayang pada
berkelainan perlu mendapatkan porsi yang lebih
dasarnya adlah menerima
besar, oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan
mereka sebagaimana adanya,
untuk mereka selama pendidikannya : (a) jumlah
upaya yang perlu dilakukan
siswa yang dilayani guru tidak lebih dari 4-6 orang
untuk mereka: (a) tidak bersikap
dalam setia kelasnya, (b) pengaturan kurikulum
memanjakan, (b) tidak bersikap
dan jadwal pelajaran dapat bersifat fleksibel, (c)
acuh tak acuh terhadap
penataan kelas harus dirancang dengan
kebutuhannya, dan (c)
sedemikian rupa sehingga guru dapat menjangkau
memberikan tugas yang sesuai
semua siswanya dengan mudah, dan (d)
dengan kemampuan anak.
modifikasi alat Bantu pengajaran.
PRINSIP PENDIDIKAN ABK

3 4

Prinsip kesiapan.
Untuk menerima suatu pelajaran Prinsip keperagaan.
tertentu diperlukan kesiapan. Alat peraga yang digunakan untuk
Khususnya kesiapan anak untuk media sebaiknya diupayakan
mendapatkan pelajaran yang akan menggunakan benda atau situasi
diajarkan, terutama pengetahuan aslinya, namun apabila hal itu sulit
prasyarat, baik prasyarat dilakukan, dapat menggunakan
pengetahuan, mental dan fisik yang benda tiruan atau minimal
diperlukan untuk menunjang gambarnya.
pelajaran berikutnya.
PRINSIP PENDIDIKAN ABK

5 6
Prinsip belajar dan bekerja kelompok.
Prinsip motivasi. Arah penekanan prinsip belajar dan bekerja
Prinsip motivasi ini lebih kelompok sebagai anggota masyarakat dapat
menitikberatkan pada cara bergaul dengan masyarakat lingkungannya, tanpa
mengajar dan pemberian evaluasi harus merasa rendah diri atau minder dengan
yang disesuaikan dengan kondisi orang normal. Oleh karena itu, sifat seperti
anak berkelainan. Contoh, bagi egosentris atau egoistis pada anak tunarungu
anak tunanetra, mempelajari karena tidak menghayati perasaan, agresif, dan
orientasi dan mobilitas yang destruktif pada anak tunalaras perlu diminimalkan
ditekankan pada pengenalan atau dihilangkan melalui belajar dan bekerja
suara binatang akan lebih menarik kelompok. Melalui kegiatan tersebut diharapkan
dan mengesankan jika mereka mereka dapat memahami bagaimana cara bergaul
diajak ke kebun binatang. dengan orang lain secara baik dan wajar.
7

Prinsip ketrampilan.
Pendidikan ketrampilan yang diberikan
kepada anak berkelainan, selain berfungsi
selektif, edukatif, rekreatif dan terapi,
juga dapat dijadikan sebagai bekal dalam
kehidupannya kelak.
Hasil Wawancara
(Narasumber: Lisa Susilawaty, S.Pd)

1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan dan perkembangan


peserta didik di SLBE Negeri Pembina ini dalam pembentukan
karakternya?
“Pembentukan karakter dimulai dari saat melakukan baris
berbaris, setiap pembelajaran itu karakter yang utama, bukan
masalah kepintaran yg diutamakan untuk mereka tetapi
karakter dan kemandirian”
Hasil Wawancara
(Narasumber: Lisa Susilawaty, S.Pd)

2. Kesulitan yang dialami saat mengajar siswa ABK?

“Kesulitan nya pasti ada jadi Sebelum masuk mereka di asesmen. Dari
asesmen dapat kita lihat kemampuan nya tidak sama. Seperti saat kita
mengajarkan huruf vokal yaitu a i u e o jika salah satunya tidak dapat
dilafalkan maka jangan berpatok pada satu huruf saja tetapi kita
arahkan ke huruf yang lain. Kesulitan pasti ada tapi jangan melihat
dari kesulitannya tetapi lihat saja dari apa yg mereka lambangkan.”
Hasil Wawancara
(Narasumber: Lisa Susilawaty, S.Pd)

3. Apakah ada perbedaan karakter di tiap tingkatan kelas?

“ Kelas A untuk tunanetra, Kelas B untuk tunarungu, Kelas C


untuk tunagrahita, Kelas D untuk tunadaksa, Kelas E untuk
autisme”
Hasil Wawancara
(Narasumber: Lisa Susilawaty, S.Pd)

4. Hukuman/punishmen yg diberikan jika peserta didik


melakukan kesalahan atau tidak menurut?
“Tidak ada hukuman fisik, tetapi hanya diberikan ancaman
seperti: “ kalau tidak mau bersekolah silahkan pulang”

Tak hanya itu, nasihat juga diberikan dan selalu menanam


kan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama”
KESIMPULAN

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-
intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang sesuai dengannya. Adapun ciri lainnya adalah
kelainan fisik pada anak, anak mudah iri dengan saudaranya sendiri, anak melukai dirinya sendiri, anak lebih
suka menirukan segala sesuatu yang dilihatnya entah sesuatu itu baik atau buruk, kesulitan belajar dan sangat
mudah terpancing emosi tanpa alasan yang jelas. Memiliki anak yang berkebutuhan khusus bukan hal yang
mudah bagi orang tua manapun. Perhatian orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang mereka. Sehingga
orang tua perlu belajar memahami dan mendampingi, agar mereka selalu percaya diri dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Selalu berikan motivasi, masukkan kesekolah yang tepat, memberikan keterampilan hidup.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai