Anda di halaman 1dari 12

PERAN GURU DALAM MENGHADAPI SISWA YANG

BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anisa Andriani
PGSD,FKIP,UNIVERSITAS JAMBI
anisaandrianipgsdtjt@gmail.com

ABSTRAK
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mempunyai
karakteristik khusus dan berbeda dengan anak sebagaimana umumnya,
dengan kata lain mereka tidak mampu menunjukkan ketidakmampuan
mental, emosi maupun fisik, yang termasuk kategori ABK antaralain:
Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, kesulitan
belajar, dan kesulitan berperilaku. Hambatan pada pendidikan anak
berkebutuhan khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan yang
sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Interaksi antara siswa
ABK dan guru memerlukan cara komunikasi dengan terus menerus
dimana didalamnya terselip sebuah proses memotivasi satu sama lain.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dan deskriftif. Validitas data dalam penelitian ini melalui
wawancara, peneliti dapat memperoleh informasi secara jelas dan
terstruktur. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah peran
guru dalam menghadapi siswa yang berkebutuhan khusus. Hambatan dan
dukungan guru dalam interaksi dengan siswa ABK, hambatannya sering
terjadi kesalahfahaman antara siswa ABK dengan guru dan dukungannya
adalah guru membuat kelas inklusi sebagai penunjang pendidikan bagi
siswa ABK. Dinamika interaksi personal guru dan murid ABK, terjadinya
kesulitan penyampaian guru pada siswa, dikarenakan disatukannya antara
siswa normal dan siswa ABK dalam kelas regular.Siswa ABK memiliki
kemampuan berkomunikasi yang rendah dan menyebabkan Komunikasi
cenderung berjalan dengan satu arah.

Kata Kunci : Pola Interaksi, Guru, murid dan Murid ABK


PENDAHULUAN manusia dalam upaya pengajaran dan
pelatihan (Arif,1977). Dalam pasal 1
Latar Belakang ayat 4 dijelaskan bahwa peserta didik
adalah anggota masyarakat yang
Anak berkebutuhan khusus berusaha mengembangkan potensi diri
adalah anak yang memiliki perbedaan melalui proses pembelajaran yang
dengan anak-anak pada umumnya. tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
Anak berkebutuhan khusus (dulu pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun
disebut dengan anak luar biasa) 2003 tentang Sistem Pendidikan
didefinisikan anak yang memerlukan Nasional). Dengan melihat definisi
pendidikan dan layanan khusus untuk tersebut, sebagian orang mengartikan
mengembangkan potensi kemanusiaan bahwa pendidikan adalah pengajaran
mereka secara sempurna (Hallahan, karena pendidikan pada umumnya
2003). Anak-anak berkebutuhan membutuhkan pengajaran dan setiap
khusus ini tidak memiliki ciri-ciri orang berkewajiban mendidik. 6 fungsi
perkembangan psikis ataupun fisik pendidikan (Departemen pendidikan,
dengan rata-rata anak seusianya. 2004), yaitu:
Namun meskipun berbeda, ada juga
anak-anak berkebutuhan khusus 1·Mengenalkan peraturan dan
menunjukkan ketidakmampuan emosi, menanamkan disiplin kepada anak.
mental, atau fisiknya pada lingkungan 2·Mengenalkan anak pada dunia
sosial. Terdapat beberapa jenis anak sekitarnya.
berkebutuhan khusus yang seringnya 3·Menumbuhkan sikap dan perilaku
kita temui yaitu tunanetra, tunarungu, yang baik.
tunadaksa, tunalaras, tunagrahita, 4.Mengembangkankemampuanberk
autis, down syndrom, dan retradasi omunikasi dan bersosialisasi.
mental (kemunduran mental). 5·Mengembangkan keterampilan,
kreativitas, dan kemampuan yang
Menurut syah chandra (2009) dimiliki anak.
6·Menyiapkan anak untuk
dikatakan bahwa pendidikan berasal
memasuki pendidikan dasar.
dari kata dasar “didik” yang
mempunyai arti memelihara dan
memberi latihan. Kedua hal tersebut Proses pengolahan ilmu di otak
memerlukan adanya ajaran tuntunan anak-anak berkebutuhan khusus itu
dan pimpinan tentang kecerdasan relatif kurang. Pada awal kehidupan
pikiran. Pengertian pendidikan adalah sel-sel otak mulanya sedikit, ketika
usia 6 tahun, sel-sel otak mulai
proses pengubahan sikap dan prilaku
bertahmbah, hingga akhirnya pada usia
seserang dalam usaha mendewasakan 14 tahun dapat berkembang lebih
pesat. Anak berkebutuhan khusus sehingga pembelajaran dan
hanya tertuju pada 1 pusat perhatian penanganan yang diberikan juga
(topik menarik) dalam proses otak. seharusnya dibedakan sesuai dengan
Yang berinteligensi tinggi akan kekhususan masing-masing.Oleh
menghadapi kesulitan dalam karena itu guru kelas dirasa masih
pembelajaran normal, suka merasa kurang siap dalam menangani dan
bosan dan cenderung main-main memberikan pembelajaran bagi anak
sendiri. Sedangkan yang inteligensinya berkebutuhan khusus. Kendala-
rendah akan kesulitan dalam kendala tersebut akhirnya membuat
memahami materi pembelajaran dan anak berkebutuhan khusus tidak bias
kerap membutuhkan banyak mengikuti kegiatan pembelajaran
pengulangan dalam membahas suatu dengan maksimal. Mengingat tentang
pembelajaran (Santoso: 2008). kekhususan yang dimiliki oleh anak
Peran untuk menangani anak berkebutuhan khusus, peneliti merasa
berkebutuhan khusus bukan hanya bahwa guru kelas perlu untuk
tanggung jawab guru pebimbing menguasai kemampuan dasar
khusus. Guru kelas dan guru sebagaimana guru pembimbing
pembimbing khusus seharusnya khusus. Hal ini tentu akan
menjalankan peran bersama dan saling memudahkan guru kelas dalam
bekerjasama dalam menangani anak menangani anak berkebutuhan khusus
berkebutuhan khusus. Karena dalam di kelas inklusif. Berdasarkan
pedidikan inklusif, kerjasama antara penjabaran di atas artikel yang
gurupembimbing khusus dan guru berjudul peran guru dalam menghadapi
kelas sangat penting untuk siswa yang berkebutuhan khusus ini
memberikan pelayanan yang memadai penting untuk diteliti karna peran guru
untuk anak berkebutuhan khusus. adalah salah satu penggerak atau
Dengan terciptanya pelayanan yang motivasi semangat belajar siswa
memadai dari guru pembimbing berkebutuhan khusus.
khusus dan guru kelas, diharapkan Tujuan
dapat memaksimalkan pendidikan
yang berkualitas untuk anak Setiap kegiatan penelitian
berkebutuhan khusus. Masalah lain tertentu mempunyai maksud dan
yang muncul adalah mengenai tujuan, berdasarkan perumusan
kesiapan guru kelas. Hasil wawancara masalah yang ada, maka tujuan yang
awal dengan guru kelas mendapatkan hendak dicapai dalam penelitian ini
informasi bahwa kegiatan adalah mengetahui adanya peran
pembelajaran khusus untuk anak guru dalam menghadapi siswa yang
berkebutuhan khusus sebagian besar berkebutuhan khusus (lambat
dibebankan kepada guru pembimbing berfikir) di SDN 169/X kabupaten
khusus. Kegiatan pembelajaran untuk Tanjung Jabung Timur .
anak berkebutuhan khusus dan anak
reguler di kelas reguler masih dibuat Manfaat
sama oleh guru kelas. Pada dasarnya
Adapun manfaat yang diharapkan
anak berkebutuhan khusus memiliki
dalam penelitian ini adalah :
perbedaan dengan anak reguler,
terhadap minat belajar anak
1. Manfaat Teoritis berkebutuhan khusus. Serta
Manfaat hasil penelitian secara memberikan masukan pada guru agar
teoritis diharapkan dapat memberikan dapat mengarahkan anak dalam
sumbangan untuk memperbaiki dan menumbuhkan minat belajar.
mengembangkan kualitas pendidikan
ataupun kualitas pembelajaran, d. Bagi sekolah
khususnya yang berkaitan dengan
motivasi orang tua terhadap minat Secara akademis penelitian ini
belajar anak berkebutuhan khusus. dapat menambah wawasan bagi
Sebagai kajian pustaka bagi mereka sekolah mengenai hubungan motivasi
yang akan melaksanakan penelitian dengan minat belajar anak
dalam bidang yang sama. berkebutuhan khusus. Secara akademis
2. Manfaat Praktis penelitian ini dapat menambah
wawasan bagi sekolah mengenai
a. Bagi Orang tua hubungan motivasi dengan minat
belajar anak berkebutuhan khusus.
Penelitian ini diharapkan dapat
perhatian orang tua agar bisa lebih KAJIAN PUSTAKA
memperhatikan dan memotivasi anak
dalam belajar. Serta memberi masukan A. Pengertian Guru
bahwa keberhasilan anak dalam belajar
Secara etimologis kosakata
tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas
„guru‟ berasal dari kata yang sama
belajar disekolah saja tetapi juga
dalam bahasa india yang artinya
dipengaruhi oleh motivasi dan
“orang yang mengajarkan tentang
perhatian dari orang tua.
kelepasan dan sengsara”. Dalam
bahasa arab kosa kata guru dikenal
b. Bagi Anak dengan a-mu‟alim atau al-ustadz yang
bertugas memberikan ilmu dalam
Memberi motivasi anak dalam majelis taklim. Dengan demikian sama
kehidupan sehari-hari sehingga dengan pengertian guru pada agama
diharapkan anak mampu hindu, al mu‟alim atau al ustadz dalam
menumbuhkan minat belajar pada hal ini juga mempunyai pengertian
dirinya dan membiasakan belajar orang yang mempunyai tugas untuk
untuk meningkatkan hasil belajar. membangun aspek spiritual manusia.
Serta memberi bekal ilmu dan Pengertian guru kemudian menjadi
intelektual agar dapat meningkatkan semakin meluas, tidak hanya sebatas
kemampuan berfikir dan juga kecerdasan spiritual dan kecerdasan
intelegensinya. intelektual tetapi juga menyangkut
kecerdasan kinestik jasmaniah seperti
c. Bagi Guru guru tari dan guru musik. Dalam
undang-undang RI No. 14 tahun 2005
Memberi pengetahuan bagi guru Bab 1 pasal 1 dijelaskan,bahwa guru
mengenai pengaruh motivasi orang tua adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, Kuntoro, 1988). Dengan demikian
membimbing, mengarahkan, melatih, keberhasilan pendidikan ini tidak serta
menilai dan mengevaluasi. segala merta dicapai begitu saja,namun
sesuatu yang menjadi milik manusia diperlukan persyaratan dan proses
itu diperoleh dengan belajar. secara selektif Peran Guru
Koentjaraningrat (1996:72). Van Baal
(1987:17) juga mengatakan bahwa Peran ialah pola tingkah laku
sesuatu yang menjadi milik manusia tertentu yang merupakan ciri-ciri khas
itu diperoleh dengan dua cara: semua petugas dari pekerjaan atau
Pertama, secara umum untuk jabatan tertentu. Guru harus
menunjukkan segala sesuatunya bertanggung jawab atas hasil kegiatan
dengan belajar. belajar anak melalui interaksi belajar
mengajar. Guru merupakan faktor
B. Peserta didik pada pendidikan anak yang mempengaruhi berhasil tidaknya
usia dini di jalur pendidikan formal, proses belajar. Dan karenanya guru
pendidikan dasar dan pendidikan harus menguasai prinsip-prinsip
menengah. Guru merupakan salah satu belajar disamping menguasai materi
komponen manusiawi dalam proses yang akan diajarkan. Dengan kata lain
belajar mengajar, yang ikut berperan guru haarus mampu menciptakan suatu
dalam usaha pembentukan sumber situasi kondisi belajar yang sebaik-
daya manusia yang profesional baiknya. Guru dalam fungsinya
dibidang pembangunan. Oleh karena sebagai pengajar, pendidik dan
itu, guru yang merupakan salah satu pembimbing maka diperlukan adanya
unsur dibidang kependidikan harus berbagai peran pada diri guru, peran
berperan serta secara aktif dan akan senantiasa menggambarkan
menempatkan kedudukannya sebagai polatingkah laku yang diharapkan
tenaga profesional, sesuai dengan dalam berbagai interaksi belajar
tuntutan masyarakat yang semakin mengajar yang dapat dipandang
berkembang. Dalam arti khusus dapat sebagai sentral bagi perannya. Sebab
dikatakan bahwa pada setiap diri guru baik disadari atau tidak bahwa
itu terletak tanggung jawab untuk sebagian dari wwaktu dan perhatian
membawa para siswanya pada satu guru banyak dicurahkan untuk
kedewasaan atau taraf kematangan menggarap proses belajar mengajar
tertentu. Dalam rangka ini guru tidak dan berinteraksi dengan siswanya.
semata-mata sebagai “pengajar” tetapi
juga sebagai “pendidik” dan Guru memegang berbagai jenis peran
sekaligus “pembimbing” yang yang mau tidak mau harus
memberikan pengarahan dan dilaksanakan sebagai seorang guru,
menuntun siswa dalam belajar. kadang guru adalah pendidik profesional
orang tua belum memiliki pengetahuan dengan tugas utama menididik,
dan keterampilan yang memadai untuk mengajar, membimbing, mengarahkan,
membantu kesiapan anak untuk melatih, menilai, dan mengevaluasi
mengikuti pendidikan selanjutnya atau peserta didik pada pendidikan anak
perkembangan sehat mental, emosi, usia dini jalur pendidikan dasar dan
sosial, dan fisik anak (Sodiq A. pendidikan menengah. Peran guru
dalam kegiatan belajar mengajar Berperan sebagai fasilitator, guru
sebagai berikut : dalam hal ini akan memberikan
fasilitas atau kemudahan dalam proses
1. Guru sebagai demonstrator belajar mengajar, misalnya saja
Melalui perannya sebagai dengan perkembangan siswa, sehingga
demonstrator atau pengajar guru interaksi belajar mengajar akan
hendaknya senantiasa menguasai berlangsung secara efektif. Hal ini
bahan atau materi pelajaran yang akan akan bergayut dengan semboyan “Tut
diajarkan dan dikembangkan untuk Wuri Handayani” .
meningkatkan kemampuannya dalam
hal ilmu yang dimilikinya karena hal 5. Guru sebagai pembimbing
ini akan sangat menentukan hasil
belajr yang dicapai oleh siswa. Siswa adalah yang unik,
2. Guru sebagai pengelola kelas keunikan itu bisa dilihat dari adanya
setiap perbedaan. Artinya, tidak ada
Dalam perannya sebagai dua individu yang sama. Walaupun
pengelola kelas guru hendaknya secara fisik mungkin individu
mampu mengelola kelas sebagi memiliki kemiripan, tetapi pada
lingkungan belajar serta merupakan hakikatnya mereka tidaklahsama, baik
aspek dari linkungan sekolah yang dalam bakat, minat, kemampuan, dan
perlu diorganisasi. Lingjungan ini sebagainya. Perbedaan itulah menuntut
diatur dan diawasi agar kegiatan- guru harus berperan sebagai
kegiatan belajar terarah kepada tujuan- pembimbing. Membimbing sIiswa
tujuan pendidikan. Pengawasan agar dapat menemukan berbagai
terhadap belajar lingkungan itu turut potensi yang dimilikinya masyarakat.
menentukan sejauh mana liingkungan
tersebut menjadi lingkungan belajar 6. Guru sebagai motivator
yang baik, lingkungan yang baik
Dalam proses pembelajaran
adalah yag bersifat menantang dan
motivasi merupakan salah satu aspek
merangsang siswa untuk belajar
dinamisyang sangat penting, sering
memberikan rasa aman dan kepuasan
siswa yang kuran berperestasi bukan
dalam mencapai tujuan.
disebabkan oleh kemampuan yang
3. Guru sebagai Mediator kurang, tetapi dikarenakan tidak
adanya motivasiuntuk elajarsehigga ia
Guru sebagai mediator dapat tidak berusaha untuk mengarahkan
diartikan sebagai penengah dalam segala kemampuannya. Dengan
kegiatan belajar siswa. Misalnya demikian siswa yang berpresasi rendah
menengah atau memberikan jalan belum tentu disebabkan oleh
keluar kemacetan dalam kegiatan kemampuannya yang rendah pula,
diskusi siswa mediator juga diartikan tetapi mungkin disebakan oleh tidak
penyedia media. Bagaimana cara adanya dorongan atau motivasi.
memakai dan mengorganisasikan
penggunaan media. 7. Guru sebagai Evaluator

4. Guru sbagai fasilitator


Dalam menelaah pencapaian belajar juga tidak menunjukkan angka
tujuan pengajaran, guru dapat yang pasti, ternyata setelah diadakan
mengetahui apakah proses belajar pendataan pada tahun 1990an
mengajar yang dilakukan cukup efektif jumlahnya meningkat tajam 1,8 persen
memberikan hasil yang baik dan menjadi 12,2 persen. Umumnya
memuaskan atau sebaiknya, jadi peserta didik yang mengalami
jelaslah bahwa guru hendaknya kesulitan belajar berlangsung seumur
mampu dan terampil melaksanakan hidup. Dibandingkan dengan peserta
penilaian karena, dengan penilaian didik yang tidak mengalami kesulitan
guru dapat mengetahui prestasi yang belajar menunjukkan prestasi rendah,
akan dicapai oleh siswa setelah ia mengalami putus sekolah, dan tidak
melaksanakan proses belajar. mampu mengikuti pelajaran dengan
baik serta tidak mampu berkonsentrasi.
C. Pengertian Kesulitan Belajar
D. Karakteristik Siswa Berkesulitan
Anak didik yang mengalami Belajar
kesulitan belajar senagat
membutuhkan pelayanan khusus Seperti telah dijelaskan, murid
seperti hanya anak-anak karena anak mengalami kesulitan belajar itu
didik yang tergolong mengalami memiliki hambatan-
kesulitan belajr ternyata memiliki hambatan,sehingga menampakkan
kemampuan kognitif yang sangat gejala-gejala sebagai pertanda belajar
terbatas dan tidak ada kaitannya misalnya :
dengan keterbelakangan mental
Keterbatasan kemampuan sensorik, 1. Menunjukkan prestasi rendah yang
atau masalah lingkungan. Anak yang dicapai oleh kelompok kelas
mengalami kesulitan belajarsecara 2. Hasil yang dicapai tidak seimbang
medis ternyata mengalami disfungsi dengan usaha yang dilakukan berusaha
otak. Otak mengalami gangguan dalam dengan keras tetapi nilainya selalu
memproses informasi. Kesulitan rendah
belajar adalah kemampuan belajar 3. Lambat dalam mengerjakan tugas-
yang dihadapi anak bentuk kesulitan tugas selalu tertinggal dengan teman-
memahami, menggunakan bahasa ujar temannya
dan tulisan yang tampak dalam bentuk 4. Menunjukkan sikap yang tak wajar
kesulitan dan keterbatasan kemampuan seperti aacuh tak acuh, berpura pura
mendengar, berpikir, membaca, dan dusta, dll
mengeja. Kesulitan ini juga termasuk 5. Menunjukkan tingkah laku yang
kemampuan mempelajari matematika. berlainan, misalnya membolos, datang
Jumlah anak yang mengalami terlambat, tidak mengerjakan
kesulitan belajar, khususnya di pekerjaan rumah, mengganggu di
indonesia, tidak diketahui secara pasti. dalam ataupun di luar kelas.
Pada pertengahan 1970-an di Amerika, 6. Sulit memproses informasi
yang memang amat memperhatinkan 7. Sulit memahami hal abstrak
pelayanan terhadap pendidikan anak, 8. Mengalami kesulitan dalam hal
angka yang mengalami kesulitan pengungkapan.
observasi, wawancara, dan
METODE PENELITIAN dokumentasi. Wawancara yang
a. Jenis Penelitian digunakan adalah wawancara dengan
Penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak
deskriptif kualitatif. Penelitian ini terstruktur yang dilakukan secara
merupakan salah satu dari jenis mendalam untuk mengungkapkan
penelitian yang termasuk dalam jenis pendapat guru kelas tentang
penelitian kualitatif. Penelitian ini kesiapannya dalam menangani anak
menafsirkan dan menguraikan data berkebutuhan khusus. Sedangkan
yang bersangkutan dengan situasi yang metode dokumentasi digunakan untuk
sedang terjadi, sikap serta padangan memperkuat hasil observasi dimana
yang terjadi di dalam suatu hasil dokumentasi berupa gambar.
masyarakatt, bertentangan antara dua
keadaan atau lebih, hubungan antar
variabel yang timbul, perbedaan antar PEMBAHASAN
fakta yang ada serta pengaruhnya
terhadap suatu kondisi dan sebagainya. A. Deskripsi Wawancara
Tujuan dari penelitian ini adalah Setelah melakukan penelitian
mengungkapkan fakta, keadaan, terhadap siswi di SDN 169/X Pandan
fenomena, variabel, dan keadaan yang Makmur, dimana penelitian ini
terjadi saat penelitian berjalan dan berkaitan dengan peran guru dalam
menyuguhkan apa adanya. menghadapi siswa yang berkebutuhan
khusus . Sebelumnya penulis telah
b. Waktu dan Setting Penelitian melakukan wawancara kepada salah
Penelitian ini dilaksanakan di SD satu guru di SDN 169/X Pandan
Negeri 169/X Pandan Makmur. Makmur yang bernama Sukarti S.Pd.
Sekolah tersebut beralamat di Jalan Beliau mengatakan bahwa cara atau
Bima Sakti sk 6 blok c. Waktu strategi yang harus beliau lakukan
penelitian dilaksanakan pada bulan menghadapi siswanya yang
November 2018 berkebutuhan kusus yang kebetulan
observasi kali ini berpacu kepada siswi
c. Subjek Penelitian yang memiliki gangguan lambat untuk
Subjek dalam penelitian ini berfikir. Oleh karena itu Ibu Sukarti
adalah siswi kelas IV(empat) yang S.Pd mengatakan di dalam proses
bernama Titik Susanti. belajar mengajar tentu saja bukan
hanya individu saja yang diperhatikan
d. Teknik Pengumpulan Data tentu saja menyeluruh di dalam isi
Dalam penelitian ini peneliti kelas tersebut. Siswa yang cerdas akan
berusaha untuk menyuguhkan masalah cepat menangkap pelajaran yang
mengenai kesiapan guru kelas dalam diberikan, lalu bagaimana dengan
menangani anak berkebutuhan khusus. siswi ini yang lambat berfikir? oleh
Sesuai dengan permasalahan yang karena itu pendekatan secara kusus
ingin diangkat oleh peneliti, teknik perlu diberikan perhatian dan
pengumpulan data yang dipilih adalah bimbingan selain itu les tambahan
diluar sekolah bisa menjadi cara untuk A : O iya bu, siapa nama siswi tersebut
memberikan ilmu atau perhatian ?
khusus kepada siswi tersebut.
Mengajak komunikasi kepada siswi G : Anak tersebut bernama Titik
tersebut juga bisa menambah rasa Susanti
percaya diri. Namun ternyata orang tua
Kesimpulan : Siswi yang mengalami
dari siswi ini tidak menuntut untuk
gangguan lambat berfikir tersebut
anaknya harus cerdas dan pintar.
bernama Titik Susanti.
Orang tuanya hanya menginginkan
anaknya bisa membaca agar tidak buta A : Selain lambat berfikir apakah ada
huruf . Berikut hasil wawancara antara gangguan lain bu ?
penulis dan salah satu guru SDN
169/X G : Ada, selain daya tangkapnya lemah
anak tersebut berbicaranya kurang
A : Apakah di SDN 169/X terdapat jelas, cendrung penakut, sampai
siswa yang berkebutuhan khusus bu? sekarang menginjak umur 13 tahun
tetapi belum bisa membaca.
G : Kebetulan di SD kami terdapat
salah satu siswi kelas VI yang Kesimpulan : Menginjak umur 13
mengalami gangguan lambat berfikir tahun anak tersebut belum bisa
membaca .
Kesimpulan : Di SDN 169/x terdapat
salah satu siswi yang berkebutuhan A : Bagaimana peran ibu dalam
khusus ia menderita gangguan lambat menghadapi siswi yang memiliki
untuk berfikir. gangguan seperti ini?
A : Apakah orang tuanya mengetahui G : Cara menghadapinya diberikan
jika anaknya mengalami gangguan perhatian khusus, diberikan bimbingan
tersebut? secara khusus didalam proses belajar
misalnya diberikan les tambahan di
G : Orang tuanya sudah mengetahi
luar jam sekolah.
gangguan anaknya tetapi orang tuanya
menyadari akan kekurangan anaknya Kesimpulan : cara mengatasinya
tersebut dan kedua orang tuanya tidak diberikan bimbingan, dan diberikan les
menuntut anaknya untuk berprestasi tambahan diluar jam sekolah.
yang penting anaknya mau untuk
sekolah dan tidak buta hurruf. Kesimpulan

Kesimpulan : Oran tua dari siswi Dari hasil wawancara diatas


tersebut mengetahui akan kekurangan didapatkan kesimpulan bahwa di SDN
anaknya tetapi tidak menuntut anaknya 169/X Pandan Makmur kabupaten
untuk berprestasi yang penting tanjung jabung timur terdapat salah
anaknya mau sekolah dan bisa satu siswi yang memiliki kebutuhan
membaca. khusus yaitu lambat berfikir. Siswi
tersebut bernama Titik Susanti ia
sekarang duduk dibangku kelas IV
namun usianya saat ini sudah siswa bekerja dan belajar. Serta
menginjak 13 tahun yang seharusnya membantu siswa untuk memperoleh
sudah duduk dibangku SMP. Di usia hasil yang diterapkan. Dalam proses
13 tahun siswi ini belum bisa pembelajaran di kelas guru membuat
membaca . Selain lambat berfikir siswi suasana yang menyenangkan bagi
ini memilik keluhan yaitu berbicaranya siswa khususnya siswa yang
tidak jelas namun dari sisi kekurangan berkebutuhan khusus, Seperti
terdapat kelebihan yaitu siswi tersebut bernyanyi, mengubah tatanan kursi
disiplin dan patuh. Peran guru dalam dan bangku ataupun bermain yang
menghadapi siswi tersebut adalah berkaitan materi yang disampaikan hal
memberikan pendekataan khusus dan tersebut juga sangat direspon dengan
memberikan motivasi agar anak baik oleh siswa yang berkebutuhan
tersebut tetap semangat dalam proses khusus yang mana siswa tersebut
belajar. sengat senang dan tidak jenuh dengan
suasana dikelas. Mengajak siswa
Deskripsi hasil observasi berkebutuhan khusus untuk
berkomunikasi juga dapat menambah
NO OBJEK YANG KET rasa percaya diri kepada siswa. Beri
DIAMATI perhatian khusus agar siswa dapat
1 Memberikan motivasi Terlak nyaman dan ingin selalu dekat dengan
kepada salah satu siswi sana seorang guru. Jika rasa nyaman sudah
yang memiliki gangguan dimiliki siswa kepada gurunya maka
lambat berfikir di SDN akan mudah guru membimbingnya.
169/X
2 Mengamati siswi yang Terlak Saran
memiliki gangguan sana
lambat berfikir tersebut 1. Bagi kepala sekolah, diharapkan
dalam saat proses belajar dapat lebih membantu peran guru
berlangsung kelas di sekolah inklusif dalam rangka
3 Mengamati kelebihan Terlak meningkatkan kesiapan guru kelas
dari siswi tersebut sana dalam menangani anak berkebutuhan
4 Melihat cara guru dalam Terlak khusus, serta untuk memberikan
mendidik siswi tersebut sana pendidikan yang berkualitas untuk
anak berkebutuhan khusus.
2. Bagi guru, diharapkan mampu
PENUTUP menangani anak berkebutuhan khusus
dengan lebih baik, menyediakan
Kesimpulan kegiatan pembelajaran yang khusus
dan sesuai dengan kemampuan anak,
Peran guru dalam menghadapi menunjukkan sikap positif pada anak
siswa yang memiliki kebutuhan khusus didik khususnya anak berkebutuhan
memberikan dukungan atau motivasi khusus, serta meningkatkan kesiapan
kepada siswa tersebut akan tetap dalam menangani anak berkebutuhan
semangat dalam belajar. Menyediakan khusus.
kondisi-kondisi yang memungkinkan
3. Bagi penelitian selanjutnya, semoga Guru, Strategi, Intruksional, dan Hasil
dapat mengkaji lebih lanjut mengenai Belajar Siswa taman Kanak-kanak”.
kesiapan guru kelas dalam menangani Disertasi S3. Fakultas Pasca Sarjana
anak berkebutuhan khusus dan faktor- Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Maret 1988.
Pendidikan Pancasila. Semarang:
IKIP Semarang Press.
DAFTAR PUSTAKA Pusat Pengembangan
Kurikulum. 2003. Kurikulum 2004
Arieh Lewy (Editor). 1977.
Kerangka Dasar (draft).
Handbook of Curriculum Evaluation.
Jakarta:Departemen Pendidikan
Paris:
Nasional
Cassirer, Ernst. 1944. An Essay
Satmoko, Retno Sriningsih.
on Man. Terjemahan Manusia. New
2000. Landasan Kependidikan,
Faven.
Pengantar ke arah ilmu
SD.
Chandra,: Fransisca. 2009.
“Peran Partisipasi Kegiatan di Alam
Undang-undang No. 20 Tahun
Masa anak, Pendidikan dan Jenis
2003 tentang Sistem Pendidikan
Kelamin sebagai Moderasi Terhadap
Nasional
Perilaku Ramah Lingkungan”.
Disertasi S3. Program Magister
Van Baal, J. 1987. Sejarah dan
Psikologi Fakultas Psikologi.
Pertumbuhannya: Teori Antopologi
Unversita Gadjah Mada Yogyakarta.
Budaya. Jakarta:
Departemen Pendidikan
Nasional (2004). Kurikulum 2004.
Standard Kompetensi TamanKanak-
kanak dan Raudatul Athfal. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan TK dan
Gramedia. Jilid 1.

Hallahan,Daniel R.dan James


M.
Kauffman,ExceptionalLearners,Introd
uction to special
education(Boston:Pearson Education
Inc,2006)International Institute for
Educational Planning
Koentjaraningrat. 1996.
Pengantar Antopologi I. Jakarta:
Rineka Putra.
Kuntoro, Sodiq A. 1988.
“Hubungan antara beberapa Faktor

Anda mungkin juga menyukai