Anda di halaman 1dari 9

program belajar DI PAUD INKLUSI untuk anak BERkebutuhan khusus(abk)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PROGRAM BELAJAR DI PAUD INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS (ABK)
Shalsa Nabila Efendi,Saridewi, M. Pd., Dr. Setiyo Utoyo, M. Pd.

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Shalsanabila23@gmail.com

Abstrak

Anak berkebutuhan khusus adalah istilah bagi anak luar biasa yang menandakan anak memiliki
kebutuhan khusus Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu
dengan lainnya. Karakteristik dan hambatan yang dimiliki membuat anak berkebutuhan khusus
memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Anak berkebutuhan khusus memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial,
baik dalam tingkat keterbatasan maupun kelebihan.dengan ini diharapkan adanya pemerataan belajar
bagi layanan program belajar bagi sekolah insklusi anak berkebutuhan khusus.Agar tetap tercapainya
pendidikan yang layak untuk anak berkebutuhan khusus di seluruh wilayah.
Kata kunci :Anak Berkebutuhan Khusus,Program belajar, program belajar bagi sekolah insklusi
anak berkebutuhan khusus

Abstract
Children with special needs is a term for extraordinary children which indicates that children have
special needs. Children with special needs have different characteristics from one another. The
characteristics and obstacles they have make children with special needs require special education
services that are tailored to their abilities and potential. Children with special needs have physical,
emotional, mental, intellectual and/or social disabilities, both at the level of limitations and strengths.
With this, it is hoped that there will be equal distribution of learning program services for inclusive
schools for children with special needs. In order to continue to achieve adequate education for
children special needs throughout the region.

Keywords : Children with special needs, learning program services for inclusive schools for children
with special needs

PENDAHULUAN bersama-sama dengan anak-anak sebaya


Pada dasarnya setiap anak memiliki masalah lainnya dalam sistem pendidikan regular, ada
dalam pembelajaran,hanya saja bukan hal-hal tertentu yang harus mendapatkan
permasalahan yang harus memerlukan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk
perhatian yang khusus dari orang lain karena mendapatkan hasil belajar yang optimal.
dapat diatasi sendiri oleh anak dan ada juga Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus
yang problem belajarnya cukup berat sehingga (student with special needs) membutuhkan
perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dari suatu strategi tersendiri sesuai dengan
orang lain. Anak luar biasa atau anak kebutuhan masing–masing. Dalam penyusunan
berkebutuahan khusus (children with special program pembelajaran untuk setiap bidang
needs),tidak selalu memilik masalah dalam studi hendaknya guru kelas sudah memiliki
belajar.Namun, ketika mereka berinteraksi data pribadi setiap peserta didiknya. Data
pribadi yakni berkaitan dengan karateristik pembelajaran yang dianggap cocok. Asesmen
spesifik, kemampuan dan kelemahanya, di sini adalah proses kegiatan untuk
kompetensi yang dimiliki, dan tingkat mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap
perkembanganya. Karakteristik spesifik peserta didik dalam segi perkembangan
(student with special needs) pada umumnya kognitif dan perkembangan sosial, melalui
berkaitan dengan tingkat perkembangan pengamatan yang sensitif. Kegiatan ini
fungsional. biasanya memerlukan penggunaan instrumen
Karaktristik spesifik tersebut meliputi tingkat khusus secara baku atau dibuat sendiri oleh
perkembangan sensori motor, kognitif, guru kelas.
kemampuan berbahasa, ketrampilan diri,
konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
serta kreativitasnya. merupakan istilah lain untuk menggantikan
Untuk mengetahui secara jelas tentang kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang
karakteristik dari setiap siswa seorang guru menandakan adanya kelainan khusus. Anak
terlebih dahulu melakukan skrining atau berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik
asesmen agar mengetahui secara jelas yang berbeda antara yang satu dengan yang
mengenai kompetensi diri peserta didik lainnya. Karena karakteristik dan hambatan
bersangkutan. Tujuannya agar saat yang dimilki, ABK memerlukan bentuk
memprogramkan pembelajaran sudah pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan
dipikirkan mengenbai bentuk strategi dengan kemampuan dan potensi mereka,
pembelajaran yang dianggap cocok. Asesmen contohnya, bagi tunanetra mereka memerlukan
di sini adalah proses kegiatan untuk modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille
mengetahui kemampuan dan kelemahan setiap dan tunarungu berkomunikasi menggunakan
peserta didik dalam segi perkembangan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus
kognitif dan perkembangan sosial, melalui biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa
pengamatan yang sensitif. Kegiatan ini (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-
biasanya memerlukan penggunaan instrumen masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB
khusus secara baku atau dibuat sendiri oleh bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C
guru kelas. untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk
tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan
Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus SLB bagian G untuk cacat ganda.
(student with special needs) membutuhkan a. Tunagrahita (mental retardation)
suatu strategi tersendiri sesuai dengan Anak berkebutuhan khusus yang paling
kebutuhan masing–masing. Dalam penyusunan banyak mendapat perhatian guru antara
program pembelajaran untuk setiap bidang lain4 anak tunagrahita (mental
studi hendaknya guru kelas sudah memiliki retardation). Ada beberapa definisi dari
data pribadi setiap peserta didiknya. Data tunagrahita, antara lain: 1. American
pribadi yakni berkaitan dengan karateristik Association on Mental Deficiency
spesifik, kemampuan dan kelemahanya, (AAMD) dalam B3PTKSM,
kompetensi yang dimiliki, dan tingkat mendefinisikan retardasi
perkembanganya. Karakteristik spesifik mental/tunagrahita sebagai kelainan yang
student with special needs pada umumnya meliputi fungsi intelektual umum di
berkaitan dengan tingkat perkembangan bawah rata-rata (subaverage), yaitu IQ 84
fungsional. Karaktristik spesifik tersebut ke bawah berdasarkan tes individual;
meliputi tingkat perkembangan sensori motor, yang muncul sebelum usia 16 tahun; dan
kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan menunjukkan hambatan dalam perilaku
diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi adaptif. 2. Japan fungsi intelektualnya
sosial serta kreativitasnya. Untuk mengetahui lamban, yaitu IQ 70 ke bawah
secara jelas tentang karakteristik dari setiap berdasarkan tes intelegensi baku;
siswa seorang guru terlebih dahulu melakukan kekurangan dalam perilaku adaptif; dan
skrining atau asesmen agar mengetahui secara terjadi pada masa perkembangan, yaitu
jelas mengenai kompetensi diri peserta didik antara masa konsepsi hingga usia 18
bersangkutan. Tujuannya agar saat tahun. 3. The New Zealand Society for
memprogramkan pembelajaran sudah the Intellectually Handicapped
dipikirkan mengenbai bentuk strategi menyatakan tentang tunagrahita adalah
bahwa seseorang dikatakan 4 Kauffman Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
dan Hallahan. Hand Book of Special Cipta, 1999 Delphie, Bandi, Pembelajaran
Education, New York: Routledge, 2005, Anak Tunagrahita. Bandung: Refika
h.28-45. tunagrahita apabila Aditama, 2006 Hamalik, Oemar, Proses
kecerdasannya jelas-jelas di bawah rata- Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara,
rata dan berlangsung pada masa 2007 Kauffman dan Hallahan. Hand Book
perkembangan serta terhambat dalam of Special Education, New York:
adaptasi tingkah laku terhadap lingkungan Routledge, 2005 Skjorten, MD, Towards
sosialnya. Definisi tunagrahita yang Inclusion, Education-Special Needs
dipublikasikan oleh American League for Education An Introduction.Oslo: Unipub
Mentally Retarded dalam B3PTKSM, forlag, 2001 Santrock, John W, Live-Span
mendefinisikan retardasi mental/ Development.Sixth Edition. USA. Brow
tunagrahita ialah Association on Mental & Benchmark Publisher. 1997 Skjorten,
Retardation (AAMR). Di awal tahun 60- MD, Towards Inclusion and Enrichment,
an, tunagrahita merujuk pada keterbatasan Artikel in Johnsen. Oslo: Unipub forlag,
fungsi intelektual umum dan keterbatasan 2001 Wardani, I.G.A.K, Pengantar
pada keterampilan adaptif. Keterampilan Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:
adaptif mencakup area : komunikasi, Universitas Terbuka, 2007 yaitu pengaruh
merawat diri, home living, keterampilan dari lingkungan sekitar. Menurut Eli M.
sosial, bermasyarakat, mengontrol diri, Bower, anak dengan hambatan emosional
functional academics, waktu luang, dan atau kaelainan perilaku, apabila
kerja. Menurut definisi ini, menunjukkan adanya satu atau lebih dari
ketunagrahitaan muncul sebelum usia 18 lima komponen berikut: 1. Tidak mampu
tahun belajar bukan disebabkan karena faktor
intelektual, sensori atau kesehatan.
Adapun cara mengidentifikasi seorang anak 2. Tidak mampu untuk melakukan
termasuk tunagrahita yaitu melalui beberapa hubungan baik dengan teman-teman dan
indikasi sebagai berikut: guru-guru.
1. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya 3. Bertingkah laku atau berperasaan tidak
kepala terlalu kecil/besar, pada tempatnya.
2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai 4. Secara umum mereka selalu dalam
usia, keadaan pervasive dan tidak
3. Perkembangan bicara atau bahasa terlambat, menggembirakan atau depresi.
4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya 5. Bertendensi ke rah symptoms fisik:
terhadap lingkungan (pandangan kosong), merasa sakit atau ketakutan berkaitan
5. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering dengan orang atau permasalahan di
tidak terkendali), sekolah. Anak yang mengalami gangguan
6. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut emosi dan perilaku juga bisa diidentifikasi
(ngiler) melalui indikasi berikut:
1. Bersikap membangkang,
b. Tunalaras (Emotional or behavioral 2. Mudah terangsang emosinya,
disorder) 3. Sering melakukan tindakan aggresif,
Tunalaras adalah individu yang 4. Sering bertindak melanggar norma
mengalami hambatan dalam social/norma susila/hukum.
mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
individu tunalaras biasanya menunjukan c. Tunarungu Wicara (Communication
prilaku menyimpang yang tidak sesuai disorder and deafness)
dengan norma dan aturan yang berlaku Tunarungu adalah individu yang memiliki
disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan hambatan dalam pendengaran baik
karena faktor internal dan faktor eksternal permanen maupun tidak permanen.
DAFTAR PUSTAKA Delphie, Bandi, Berikut identifikasi anak yang
Pembelajaran Anak Berkebutuhan mengalami gangguan pendengaran8 :
Khusus. Bandung: Refika 1. Tidak mampu mendengar,
Aditama, 2006 Abdurrahman,
2. Terlambat perkembangan bahasa,
Mulyono, Pendidikan Bagi Anak
3. Sering menggunakan isyarat dalam 6. Bagian bola mata yang hitam berwarna
berkomunikasi, keruh/besisik/kering,
4. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara, 7. Mata bergoyang terus. Nilai standarnya
5. Ucapan kata tidak jelas, adalah 6, artinya bila anak mengalami
6. Kualitas suara aneh/monoton, minimal 6 gejala di atas, maka anak
7. Sering memiringkan kepala dalam usaha termasuk tunanetra.
mendengar,
8. Banyak perhatian terhadap getaran, e. Tunadaksa (physical disability)
9. Keluar nanah dari kedua telinga, Tunadaksa adalah individu yang
10. Terdapat kelainan organis telinga. memiliki gangguan gerak yang
disebabkan oleh kelainan neuromuskular
d. Tunanetra (Partially seing and legally dan struktur tulang yang bersifat bawaan,
blind) sakit atau akibat kecelakaan, termasuk
Tunanetra adalah individu yang memiliki celebral palsy, amputasi, polio, dan
hambatan dalam penglihatan. tunanetra lumpuh. Tingkat gangguan pada
dapat diklasifikasikan kedalam dua tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki
golongan yaitu: buta total (Blind) dan low keterbatasan dalam melakukan aktivitas
vision. Definisi Tunanetra menurut fisik tetap masih dapat ditingkatkan
Kaufman & Hallahan adalah individu melalui terapi, sedang yaitu memilki
yang memiliki lemah penglihatan atau keterbatasan motorik dan mengalami
akurasi penglihatan kurang dari 6/60 gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu
setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki memiliki keterbatasan total dalam
penglihatan. Karena tunanetra memiliki gerakan fisik dan tidak mampu
keterbataan dalam indra penglihatan maka mengontrol gerakan fisik. Berikut
proses pembelajaran menekankan pada identifikasi anak yang mengalami
alat indra yang lain yaitu indra peraba dan kelainan anggota tubuh tubuh/gerak
indra pendengaran. Oleh karena itu tubuh:
prinsip yang harus diperhatikan dalam 1. Anggota gerak tubuh kaku atau
memberikan pengajaran kepada individu lemah/lumpuh,
tunanetra adalah media yang digunakan 2. Kesulitan dalam gerakan (tidak
harus bersifat taktual dan bersuara, sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
contohnya adalah penggunaan tulisan 3. Terdapat bagian anggota gerak yang
braille, gambar timbul, benda model dan tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil
benda nyata. sedangkan media yang dari biasa,
bersuara adalah tape recorder dan peranti 4. Terdapat cacat pada alat gerak,
lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra 5. Jari tangan kaku dan tidak dapat
beraktivitas di sekolah luar biasa mereka menggenggam,
belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. 6. Kesulitan pada saat
Orientasi dan Mobilitas diantaranya berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan
mempelajari bagaimana tunanetra sikap tubuh tidak normal,
mengetahui tempat dan arah serta 7. Hiperaktif/tidak dapat tenang. Nilai
bagaimana menggunakan tongkat putih standarnya
(tongkat khusus tunanetra yang terbuat
dari alumunium). Berikut identifikasi f. Tunaganda (Multiple handicapped)
anak yang mengalami gangguan Menurut Johnston & Magrab, tunaganda
penglihatan9 : adalah mereka yang mempunyai kelainan
1. Tidak mampu melihat, perkembangan mencakup kelompok yang
2. Tidak mampu mengenali orang pada mempunyai hambatan-hambatan
jarak 6 meter, perkembangan neurologis yang
3. Kerusakan nyata pada kedua bola mata, disebabkan oleh satu atau dua kombinasi
4. Sering meraba-raba/tersandung waktu kelainan dalam kemampuan seperti
berjalan, 9 intelegensi, gerak, bahasa, atau hubungan
5. Mengalami kesulitan mengambil benda pribadi di masyarakat. Walker
kecil di dekatnya, berpendapat mengenai tunaganda sebagai
berikut:
1. Seseorang dengan dua hambatan yang 2. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -,
masing-masing memerlukan layanan- x, :, >,
layanan pendidikan khusus. 3. Sulit mengoperasikan hitungan atau
2. Seseorang dengan hambatanhambatan bilangan,
ganda yang memerlukan layanan 4. Sering salah membilang dengan urut,
teknologi. 5. Sering salah membedakan angka 9
3. Seseorang dengan hambatanhambatan dengan
yang memerlukan modifikasi khusus. 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8,
dan sebagainya,
g. Kesulitan Belajar (Learning 7. Sulit membedakan bangun-bangun
disabilities) geometri.
Anak dengan kesulitan belajar adalah Nilai standarnya 4.
individu yang memiliki gangguan pada
satu atau lebih kemampuan dasar h. Anak Berbakat (Giftedness and special
psikologis yang mencakup pemahaman talents)
dan penggunaan bahasa, berbicara dan Menurut Milgram, R.M (1991:10), anak
menulis yang dapat memengaruhi berbakat adalah mereka yang mempunyai
kemampuan berfikir, membaca, skor IQ 140 atau lebih diukur dengan
berhitung, berbicara yang disebabkan instrument Stanford Binet (Terman),
karena gangguan persepsi, brain injury, mempunyai kreativitas tinggi (Guilford),
disfungsi minimal otak, dislexia, dan kemampuan memimpin dan kemampuan
afasia perkembangan. individu kesulitan dalam seni drama, seni tari dan seni rupa
belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas (Marlan). Anak berbakat mempunyai
rata-rata, mengalami gangguan motorik empat kategori, sebagai berikut:
persepsi-motorik, gangguan koordinasi 1. Mempunyai kemampuan intelektual
gerak, gangguan orientasi arah dan ruang atau intelegensi yang menyeluruh,
dan keterlambatan perkembangan konsep. mengacu pada kemampuan berpikir
Berikut adalah karakteristik anak yang secara abstrak dan mampu memecahkan
mengalami kesulitan belajar dalam masalah secara sistematis dan masuk akal.
membaca, menulis: 2. Kemampuan intelektual khusus,
1. Anak yang mengalami kesulitan mengacu pada kemampuan yang berbeda
membaca (disleksia) dalam matematika, bahasa asing, music,
2. Perkembangan kemampuan membaca atau ilmu pengetahuan alam.
terlambat, 3. Berpikir kreatif atau berpikir murni
3. Kemampuan memahami isi bacaan menyeluruh. Pada umumnya mampu
rendah, berpikir untuk menyelesaikan masalah
4. Kalau membaca sering banyak yang tidak umum dan memerlukan
kesalahan pemikiran tinggi.
Nilai standarnya 3 . 4. Mempunyai bakat kreatif khusus,
1. Anak yang mengalami kesulitan bersifat orisinil dan berbeda dengan yang
menulis (disgrafia) lain. Dari keempat kategori di atas, maka
2. Kalau menyalin tulisan sering anak berbakat adalah mereka yang
terlambat selesai, mempunyai kemampuankemampuan yang
3. Sering salah menulis huruf b dengan p, unggul dalam segi intelektual, teknik,
p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 estetika, social, fisik (Freemen),
dengan 9, dan sebagainya, akademik, psikomotor dan psikososial.
4. Hasil tulisannya jelek dan tidak Berikut identifikasi anak berbakat atau
terbaca, anak yang memilki kecerdasan dan
5. Tulisannya banyak salah atau terbalik kemampuan yang luar biasa
atau huruf hilang, 1. Membaca pada usia lebih muda,
6. Sulit menulis dengan lurus pada kertas 2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak,
tak bergaris. 3. Memiliki perbendaharaan kata yang
Nilai standarnya 4. luas,
1. Anak yang mengalami kesulitan 4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
berhitung (diskalkula)
5. Mempunayi minat yang luas, juga 6. Secara umum anak autis mengalami
terhadap masalah orang dewasa, kelainan dalam berbicara, kelainan
6. Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja fungsi saraf dan intelektual, Hal
sendiri, tersebut dapat terlihat dengan adanya
7. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) keganjilan perilaku dan
dalam ungkapan verbal, ketidakmampuan berinteraksi dengan
8. Memberi jawaban-jawaban yang baik, lingkungan sekitarnya.
9. Dapat memberikan banyak gagasan, j. Hyperactive (Attention Deficit Disorder
10.Luwes dalam berpikir, Terbuka with Hyperactive)
terhadap rangsangan-rangsangan dari 11. Hyperactive bukan merupakan penyakit
lingkungan, Mempunyai pengamatan tetapi suatu gejala atau symptoms.
yang tajam, dapat berkonsentrasi untuk (Batshaw & Perret, 1986: 261).symptoms
jangka waktu panjang, terutama terhadap terjadi disebabkan oleh factor-faktor brain
tugas atau bidang yang diminati, damage, an emotional disturbance, a
12. Berpikir kritis, juga terhadap diri hearing deficit or mental retardaction.
sendiri, Dewasa ini banyak kalangan medis masih
13. Senang mencoba hal-hal baru, menyebut anak hiperaktif dengan istilah
14. Mempunyai daya abstraksi, attention deficit disorder (ADHD)
konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi,
15. Senang terhadap kegiatan intelektual
dan pemecahan masalah, Di bawah ini beberapa program pembelajaran
16. Cepat menangkap hubungan bagi anak berkebutuhan khusus:
sebabakibat, 1. Strategi pembelajaran bagi anak
17. Berperilaku terarah pada tujuan,
tunanetra
18. Mempunyai daya imajinasi yang kuat,
19. Mempunyai banyak kegemaran Strategi pembelajaran pada dasarnya
(hobi), adalah pendayagunaan secara tepat
dan optimal dari semua komponen
i. Anak Autistik Nilai standarnya yang terlibat dalam proses
Autism Syndrome merupakan kelainan pembelajaran yang meliputi tujuan,
yang disebabkan adanya hambatan pada materi pelajaran, media, metode,
ketidakmampuan berbahasa yang siswa, guru, lingkungan belajar dan
diakibatkan oleh kerusakan pada otak. evaluasi sehingga proses pembelajaran
Gejala-gejala autism menurut Delay & berjalan dengan efektif dan efesien.
Deinaker dan Marholin & Philips antara Beberapa hal yang dapat dijadikan
lain: sebagai bahan pertimbangan dalam
1. Senang tidur bermalas-malasan atau
menentukan strategi pembelajaran ,
duduk menyendiri dengan tampang
antara lain:
acuh, muka pucat, dan mata sayu dan
selalu memandang ke bawah. Berdasarkan pengolahan pesan
2. Selalu diam sepanjang waktu. 3 terdapat dua strategi yaitu strategi
3. Jika ada pertanyaan terhadapnya, pembelajaran deduktif dan induktf.
jawabannya sangat pelan dengan nada 1. Berdasarkan pihak pengolah pesan
monoton, kemudian dengan suara yaitu strategi pembelajaran
yang aneh akan menceritakan dirinya ekspositorik dan heuristic. 2.
dengan beberapa kata kemudian diam Berdasarkan pengaturan guru yaitu
menyendiri lagi. strategi pembelajaran dengan seorang
4. Tidak pernah bertanya, tidak guru dan beregu.
menunjukkan rasa takut dan tidak 3. Berdasarkan jumlah siswa yaitu
menyenangi sekelilingnya. Tidak strategi klasikal, kelompok kecil dan
tampak ceria
individual.
5. Tidak peduli terhadap lingkungannya,
4. Beradsarkan interaksi guru dan
kecuali terhadap benda yang
disukainya. siswa yaitu strategi tatap muka, dan
melalui media.
Selain strategi yang telah disebutkan 3. Penataan lingkungan belajar
di atas, ada strategi lain yang dapat
diterapkan yaitu strategi 5. Strategi pembelajaran bagi anak
individualisasi, kooperatif dan tunalaras
modifikasi perilaku. Untuk memberikan layanan kepada
anak tunalaras, Kauffman
2. Strategi pembelajaran bagi anak mengemukakan model-model
berbakat pendekatan sebagai berikut;
Strategi pembelajaran yang sesuai 1. Model biogenetic
denagan kebutuhan anak berbakat 2. Model behavioral/tingkah laku
akan mendorong anak tersebut untuk 3. Model psikodinamika
berprestasi. Hal-hal yang harus 4. Model ekologis
diperhatikan dalam meneentukan
strategi pembelajaran adalah : 7. Strategi pembelajaran bagi anak
1. Pembelajaran harus diwarnai dengan kesulitan belajar Anak
dengan kecepatan dan tingkat berkesulitan belajar membaca yaitu
kompleksitas. melalui program delivery dan
2. Tidak hanya mengembangkan remedial teaching
kecerdasan intelektual semata tetapi 1. Anak berkesulitan belajar menulis
juga mengembangkan kecerdasan yaitu melalui remedial sesuai dengan
emosional. tingkat kesalahan.
3. Berorientasi pada modifikasi proses, 2. Anak berkesulitan belajar
content dan produk. Model-model berhitung yaitu melalui program
layanan yang bisa diberikan pada anak remidi yang sistematis sesuai dengan
berbakat yaitu model layanan urutan dari tingkat konkret, semi
perkembangan kognitifafektif, nilai, konkret dan tingkat abstrak.
moral, kreativitas dan bidang khusus.
8. Strategi pembelajaran bagi anak
tunarungu
3.Strategi pembelajaran bagi
Strategi yang biasa digunakan untuk
anak tunagrahita
anak tunarungu antara lain: strategi
Strategi pembelajaran anak deduktif, induktif, heuristic,
tunagrahita ringan yang belajar di ekspositorik, klasikal, kelompok,
sekolah umum akan berbeda dengan individual, kooperatif dan modifikasi
strategi anak tunagrahita yang belajar perilaku.
di sekolah luar biasa. Strategi yang
dapat digunakan dalam mengajar anak
tunagrahita antara lain; PENUTUP
1. Strategi pembelajaran yang
diindividualisasikan A. Simpulan
2. Strategi kooperatif Anak Berkebutuhan Khusus
3. Strategi modifikasi tingkah laku (ABK) merupakan istilah lain
untuk menggantikan kata “Anak
4. Strategi pembelajaran bagi anak Luar Biasa (ALB)” yang
tunadaksa menandakan adanya kelainan
Strategi yang bias diterapkan bagi khusus. Anak berkebutuhan
anak tunadaksa yaitu melalui khusus mempunyai karakteristik
pengorganisasian tempat pendidikan, yang berbeda antara yang satu
sebagai berikut: dengan yang lainnya. Karena
1. Pendidikan integrasi (terpadu) karakteristik dan hambatan yang
2. Pendidikan segresi (terpisah) dimilki, ABK memerlukan bentuk
pelayanan pendidikan khusus Pendidikan Bagi Anak
yang disesuaikan dengan Berkesulitan Belajar. Jakarta:
kemampuan dan potensi mereka. Rineka Cipta, 1999 Delphie,
Bisa dikatakan Anak Bandi, Pembelajaran Anak
berkebutuhan khusus (ABK) Tunagrahita. Bandung: Refika
adalah : mereka yang memiliki Aditama, 2006 Hamalik, Oemar,
kelainan fisik, emosional, mental, Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
intelektual, dan/atau sosial, baik Bumi Aksara, 2007 Kauffman
dalam tingkat keterbatasan dan Hallahan. Hand Book of
maupun kelebihan. Pendidikan Special Education, New York:
bagi ABK tergolong dalam jenis Routledge, 2005 Skjorten, MD,
pendidikan khusus, jalur Towards Inclusion, Education-
pendidikan formal, jenjang Special Needs Education An
PAUD, Pendidikan Dasar, dan Introduction.Oslo: Unipub forlag,
Pendidikan Menengah. 2001 Santrock, John W, Live-Span
Pembelajaran diberikan secara
Development.Sixth Edition. USA.
indifidual yang dikelompokan
Brow & Benchmark Publisher.
atas dasar kelas sesuai bagian
1997 Skjorten, MD, Towards
ketunaannya. Dengan tenaga guru
Inclusion and Enrichment, Artikel
Pendidikan khusus terdiri dari
guru khusus berijasah S1 PK/PLB in Johnsen. Oslo: Unipub forlag,
dan S1 Matapelajaran. 2001 Wardani, I.G.A.K, Pengantar
Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007
B. Saran
1. penulis menyarankan agar
pihak sekolah berupaya pro aktif
mensosialisasikan keberadaan
pendidikan khusus ini kepada
masyarakat, mengingat masih
terdapat ABK yang belum
dimasukan ke sekolah formal.
2. Diharapkan perhatian
pemerintah memajukan
pendidikan anak berkebutuhan
khusus ini, terutama perhatian
dari segi fasilitas pendidikan
seperti alat bantu dengar yang
dikeluhkan oleh kepala sekolah
Psympathic, Jurnal Ilmiah
Psikologi Desember 2013, Vol.
VI, No.2 Hal: 886 - 897 897
masih minim dan tidak memadai
untuk semua murid.
DAFTAR PUSTAKA
Delphie, Bandi, Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung: Refika Aditama, 2006
Abdurrahman, Mulyono,

Anda mungkin juga menyukai