Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS DI SLB

Oki Dermawan
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung
email: okidermawan76@yahoo.co.id

Abstrak

Anak Berkebutuhan Khusus adalah istilah lain untuk menggantikan kata “Anak
Luar Biasa, yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus
mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Karakteristik dan hambatan yang dimiliki membuat anak berkebutuhan khusus
memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan
dan potensi mereka. Anak berkebutuhan khusus memiliki kelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, dan/atau sosial, baik dalam tingkat keterbatasan maupun
kelebihan. Demi suksesnya perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan bagi
Anak berkebutuhan khusus di SLB PKK Bandar Lampung, penulis menyarankan
agar pihak sekolah proaktif mensosialisasikan keberadaan pendidikan khusus ini
kepada masyarakat.

Kata kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, strategi pembelajaran

Abstract

Special need children is used to replace extraordinary children indicating specific


abnormalities had. Special need children have different characteristics from one
another. The characteristics and constraints had make them require special
education services adapted with their abilities and potential. Special need children
have physical, emotional, mental, intellectual, or or social weakness and strength.
Proposing expansion and equalization of educational services for special need
children in SLB PKK Bandar Lampung, school should be pro-active in socializing
the existence of special education.

Keywords : special need children, student with special need strategic.

PENDAHULUAN disebut sebagai anak berkebutuhan khusus


Pada dasarnya setiap anak berpotensi (children with special needs), memang
mengalami problema dalam belajar, hanya tidak selalu mengalami problem dalam
saja problema tersebut ada yang ringan dan belajar. Namun, ketika mereka diinteraksi-
tidak memerlukan perhatian khusus dari kan bersama-sama dengan anak-anak
orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh sebaya lainnya dalam sistem pendidikan
yang bersangkutan dan ada juga yang regular, ada hal-hal tertentu yang harus
problem belajarnya cukup berat sehingga mendapatkan perhatian khusus dari guru
perlu mendapatkan perhatian dan bantuan dan sekolah untuk mendapatkan hasil
dari orang lain. Anak luar biasa atau belajar yang optimal.

886
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol. VI, No.2 Hal: 886 - 897

Pembelajaran untuk anak ber- kompetensi sehari- hari dan kompetensi


kebutuhan khusus (student with special akademik. 1 Penelitiam ini akan membahas
needs) membutuhkan suatu strategi mengenai ”Strategi Pembelajaran bagi
tersendiri sesuai dengan kebutuhan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB PKK
masing–masing. Dalam penyusunan prog- Sukarame Bandar Lampung”
ram pembelajaran untuk setiap bidang Rumusan masalah yang
studi hendaknya guru kelas sudah memiliki diajukan adalah Apakah definisi dari anak
data pribadi setiap peserta didiknya. Data berkebutuhan khusus?Bagaimana jenis dan
pribadi yakni berkaitan dengan karateristik karakteristik anak berkebutuhan khusus?
spesifik, kemampuan dan kelemahanya, Bagaimana strategi pembelajaran bagi
kompetensi yang dimiliki, dan tingkat anak berkebutuhan khusus di SLB PKK
perkembanganya. Karakteristik spesifik Sukarame Bandar Lampung? Adapun
student with special needs pada umumnya tujuan dari penelitian ini adalah menjelas-
berkaitan dengan tingkat perkembangan kan definisi dari anak berkebutuhan
fungsional. khusus, mengidentifikasi jenis dan
Karaktristik spesifik tersebut karakteristik anak berkebutuhan khusus,
meliputi tingkat perkembangan sensori dan menjelaskan strategi pembelajaran
motor, kognitif, kemampuan berbahasa, bagi anak berkebutuhan khusus.
ketrampilan diri, konsep diri, kemampuan Anak berkebutuhan khusus (Heward)
berinteraksi sosial serta kreativitasnya. adalah anak dengan karakteristik khusus
Untuk mengetahui secara jelas yang berbeda dengan anak pada umumnya
tentang karakteristik dari setiap siswa tanpa selalu menunjukkan pada
seorang guru terlebih dahulu melakukan ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. 2
skrining atau asesmen agar mengetahui Anak dengan kebutuhan khusus adalah
secara jelas mengenai kompetensi diri anak yang secara signifikan mengalami
peserta didik bersangkutan. Tujuannya kelainan atau penyimpangan (fisik, mental-
agar saat memprogramkan pembelajaran intelektual, sosial, dan emosional) dalam
sudah dipikirkan mengenbai bentuk proses pertumbuhkembangannya diban-
strategi pembelajaran yang dianggap dingkan dengan anak-anak lain yang seusia
cocok. Asesmen di sini adalah proses sehingga memerlukan pelayanan pendidik-
kegiatan untuk mengetahui kemampuan an khusus.3
dan kelemahan setiap peserta didik dalam Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
segi perkembangan kognitif dan merupakan istilah lain untuk menggantikan
perkembangan sosial, melalui pengamatan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang
yang sensitif. Kegiatan ini biasanya menandakan adanya kelainan khusus.
memerlukan penggunaan instrumen khusus Anak berkebutuhan khusus mempunyai
secara baku atau dibuat sendiri oleh guru karakteristik yang berbeda antara yang satu
kelas. dengan yang lainnya. Karena karakteristik
Model pembelajaran terhadap peserta dan hambatan yang dimilki, ABK
didik berkebutuhan khusus yang di memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
persiapkan oleh guru di sekolah, ditujukan
agar peserta didik mampu berinteraksi 1
Greenspan, 1997: 131, dalam smith et al., 2002:
terhadap lingkungan sosial. Pembelajaran 95
tersebut disusun secara khusus melalui 2

penggalian kemampuan diri peserta didik http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuha


yang didasarkan pada kurikulum berbasis n_khusus
kompetensi. Kompetensi ini terdiri atas
3
empat ranah yang perlu diukur meliputi
kompetensi fisik, kompetensi afektif, http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-
berkebutuhan-khusus
887
Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB (Oki Dermawan)

khusus yang disesuaikan dengan tunagrahita apabila kecerdasannya


kemampuan dan potensi mereka, jelas-jelas di bawah rata-rata dan
contohnya, bagi tunanetra mereka berlangsung pada masa perkemban-
memerlukan modifikasi teks bacaan gan serta terhambat dalam adaptasi
menjadi tulisan Braille dan tunarungu tingkah laku terhadap lingkungan
berkomunikasi menggunakan bahasa sosialnya.
isyarat. Anak berkebutuan khusus Definisi tunagrahita yang dipubli-
biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa kasikan oleh American Association on
(SLB) sesuai dengan kekhususannya Mental Retardation (AAMR). Di awal
masing-masing. SLB bagian A untuk tahun 60-an, tunagrahita merujuk pada
tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, keterbatasan fungsi intelektual umum
SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB dan keterbatasan pada keterampilan
bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E adaptif. Keterampilan adaptif mencakup
untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk area : komunikasi, merawat diri, home
cacat ganda. living, keterampilan sosial, bermasya-
rakat, mengontrol diri, functional
a. Tunagrahita (mental retardation)
academics, waktu luang, dan kerja.
Anak berkebutuhan khusus yang Menurut definisi ini, ketunagrahitaan
paling banyak mendapat perhatian guru muncul sebelum usia 18 tahun.
antara lain 4 anak tunagrahita (mental Menurut WHO seorang
retardation). Ada beberapa definisi dari tunagrahita memiliki dua hal yang
tunagrahita, antara lain: esensial yaitu fungsi intelektual secara
1. American Association on Mental nyata di bawah rata-rata dan adanya
Deficiency (AAMD) dalam ketidakmampuan dalam menyesuaikan
B3PTKSM, mendefinisikan retardasi diri dengan norma dan tututan yang
mental/tunagrahita sebagai kelainan berlaku dalam masyarakat.5
yang meliputi fungsi intelektual Adapun cara mengidentifikasi
umum di bawah rata-rata (sub- seorang anak termasuk tunagrahita yaitu
average), yaitu IQ 84 ke bawah melalui beberapa indikasi sebagai
berdasarkan tes individual; yang berikut:
muncul sebelum usia 16 tahun; dan 1. Penampilan fisik tidak seimbang,
menunjukkan hambatan dalam misalnya kepala terlalu kecil/besar,
perilaku adaptif. 2. Tidak dapat mengurus diri sendiri
2. Japan League for Mentally Retarded sesuai usia,
dalam B3PTKSM, mendefinisikan 3. Perkembangan bicara atau bahasa
retardasi mental/ tunagrahita ialah terlambat,
fungsi intelektualnya lamban, yaitu 4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya
IQ 70 ke bawah berdasarkan tes terhadap lingkungan (pandangan
intelegensi baku; kekurangan dalam kosong),
perilaku adaptif; dan terjadi pada 5. Koordinasi gerakan kurang (gerakan
masa perkembangan, yaitu antara sering tidak terkendali),
masa konsepsi hingga usia 18 tahun. 6. Sering keluar ludah (cairan) dari
3. The New Zealand Society for the mulut (ngiler).
Intellectually Handicapped
menyatakan tentang tunagrahita
adalah bahwa seseorang dikatakan
4
Kauffman dan Hallahan. Hand Book
of Special Education, New York: Routledge, 5
http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-
2005, h.28-45. berkebutuhan-khusus
888
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol. VI, No.2 Hal: 886 - 897

b. Tunalaras (Emotional or behavioral Klasifikasi tunarungu berdasarkan


disorder) tingkat gangguan pendengaran adalah:7
1. Gangguan pendengaran sangat
Tunalaras adalah individu yang
ringan(27-40dB),
mengalami hambatan dalam mengen-
2. Gangguan pendengaran ringan(41-
dalikan emosi dan kontrol sosial.
55dB),
individu tunalaras biasanya menunjukan
3. Gangguan pendengaran sedang(56-
prilaku menyimpang yang tidak sesuai
70dB),
dengan norma dan aturan yang berlaku
4. Gangguan pendengaran berat(71-
disekitarnya. Tunalaras dapat disebab-
90dB),
kan karena faktor internal dan faktor
5. Gangguan pendengaran
eksternal yaitu pengaruh dari
ekstrim/tuli(di atas 91dB).
lingkungan sekitar.
Karena memiliki hambatan dalam
Menurut Eli M. Bower, anak
pendengaran individu tunarungu
dengan hambatan emosional atau
memiliki hambatan dalam berbicara
kaelainan perilaku, apabila menunjuk-
sehingga mereka biasa disebut
kan adanya satu atau lebih dari lima
tunawicara. Cara berkomunikasi
komponen berikut:
dengan individu menggunakan bahasa
1. Tidak mampu belajar bukan
isyarat, untuk abjad jari telah
disebabkan karena faktor intelektual,
dipatenkan secara internasional
sensori atau kesehatan.
sedangkan untuk isyarat bahasa
2. Tidak mampu untuk melakukan
berbeda-beda di setiap negara. saat ini
hubungan baik dengan teman-teman
dibeberapa sekolah sedang
dan guru-guru.
dikembangkan komunikasi total yaitu
3. Bertingkah laku atau berperasaan
cara berkomunikasi dengan melibatkan
tidak pada tempatnya.
bahasa verbal, bahasa isyarat dan
4. Secara umum mereka selalu dalam
bahasa tubuh. Individu tunarungu
keadaan pervasive dan tidak
cenderung kesulitan dalam memahami
menggembirakan atau depresi.
konsep dari sesuatu yang abstrak.
5. Bertendensi ke rah symptoms fisik:
Berikut identifikasi anak yang
merasa sakit atau ketakutan berkaitan
mengalami gangguan pendengaran8:
dengan orang atau permasalahan di
sekolah. 1. Tidak mampu mendengar,
2. Terlambat perkembangan bahasa,
Anak yang mengalami gangguan
3. Sering menggunakan isyarat dalam
emosi dan perilaku juga bisa
berkomunikasi,
diidentifikasi melalui indikasi berikut:6
4. Kurang/tidak tanggap bila diajak
1. Bersikap membangkang,
bicara,
2. Mudah terangsang emosinya,
5. Ucapan kata tidak jelas,
3. Sering melakukan tindakan aggresif,
6. Kualitas suara aneh/monoton,
4. Sering bertindak melanggar norma
7. Sering memiringkan kepala dalam
social/norma susila/hukum.
usaha mendengar,
c. Tunarungu Wicara (Communication 8. Banyak perhatian terhadap getaran,
disorder and deafness) 9. Keluar nanah dari kedua telinga,
Tunarungu adalah individu yang 10. Terdapat kelainan organis telinga.
memiliki hambatan dalam pendengaran
baik permanen maupun tidak permanen. 7

http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_k
husus
6 8
http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak- http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-
berkebutuhan-khusus berkebutuhan-khusus
889
Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB (Oki Dermawan)

Nilai standarnya 7. 5. Mengalami kesulitan mengambil


benda kecil di dekatnya,
d. Tunanetra (Partially seing and legally
6. Bagian bola mata yang hitam
blind)
berwarna keruh/besisik/kering,
Tunanetra adalah individu yang 7. Mata bergoyang terus.
memiliki hambatan dalam penglihatan. Nilai standarnya adalah 6, artinya
tunanetra dapat diklasifikasikan bila anak mengalami minimal 6 gejala
kedalam dua golongan yaitu: buta total di atas, maka anak termasuk tunanetra.
(Blind) dan low vision. Definisi
Tunanetra menurut Kaufman & e. Tunadaksa (physical disability)
Hallahan adalah individu yang memiliki Tunadaksa adalah individu yang
lemah penglihatan atau akurasi memiliki gangguan gerak yang
penglihatan kurang dari 6/60 setelah disebabkan oleh kelainan neuro-
dikoreksi atau tidak lagi memiliki muskular dan struktur tulang yang
penglihatan. Karena tunanetra memiliki bersifat bawaan, sakit atau akibat
keterbataan dalam indra penglihatan kecelakaan, termasuk celebral palsy,
maka proses pembelajaran menekankan amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat
pada alat indra yang lain yaitu indra gangguan pada tunadaksa adalah ringan
peraba dan indra pendengaran. Oleh yaitu memiliki keterbatasan dalam
karena itu prinsip yang harus melakukan aktivitas fisik tetap masih
diperhatikan dalam memberikan dapat ditingkatkan melalui terapi,
pengajaran kepada individu tunanetra sedang yaitu memilki keterbatasan
adalah media yang digunakan harus motorik dan mengalami gangguan
bersifat taktual dan bersuara, contohnya koordinasi sensorik, berat yaitu
adalah penggunaan tulisan braille, memiliki keterbatasan total dalam
gambar timbul, benda model dan benda gerakan fisik dan tidak mampu
nyata. sedangkan media yang bersuara mengontrol gerakan fisik. Berikut
adalah tape recorder dan peranti lunak identifikasi anak yang mengalami
JAWS. Untuk membantu tunanetra kelainan anggota tubuh tubuh/gerak
beraktivitas di sekolah luar biasa tubuh:10
mereka belajar mengenai Orientasi dan 1. Anggota gerak tubuh kaku atau
Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas lemah/lumpuh,
diantaranya mempelajari bagaimana 2. Kesulitan dalam gerakan (tidak
tunanetra mengetahui tempat dan arah sempurna, tidak lentur/tidak
serta bagaimana menggunakan tongkat terkendali),
putih (tongkat khusus tunanetra yang 3. Terdapat bagian anggota gerak yang
terbuat dari alumunium). tidak lengkap/tidak sempurna/lebih
Berikut identifikasi anak yang kecil dari biasa,
mengalami gangguan penglihatan9: 4. Terdapat cacat pada alat gerak,
1. Tidak mampu melihat, 5. Jari tangan kaku dan tidak dapat
2. Tidak mampu mengenali orang pada menggenggam,
jarak 6 meter, 6. Kesulitan pada saat
3. Kerusakan nyata pada kedua bola berdiri/berjalan/duduk, dan
mata, menunjukkan sikap tubuh tidak
4. Sering meraba-raba/tersandung normal,
waktu berjalan, 7. Hiperaktif/tidak dapat tenang.
Nilai standarnya 5.
9 10
http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak- http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-
berkebutuhan-khusus berkebutuhan-khusus
890
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol. VI, No.2 Hal: 886 - 897

f. Tunaganda (Multiple handicapped) 1. Anak yang mengalami kesulitan


membaca (disleksia)
Menurut Johnston & Magrab,
2. Perkembangan kemampuan
tunaganda adalah mereka yang
membaca terlambat,
mempunyai kelainan perkembangan
3. Kemampuan memahami isi bacaan
mencakup kelompok yang mempunyai
rendah,
hambatan-hambatan perkembangan
4. Kalau membaca sering banyak
neurologis yang disebabkan oleh satu
kesalahan
atau dua kombinasi kelainan dalam
Nilai standarnya 3.
kemampuan seperti intelegensi, gerak,
1. Anak yang mengalami kesulitan
bahasa, atau hubungan pribadi di
menulis (disgrafia)
masyarakat. Walker berpendapat
2. Kalau menyalin tulisan sering
mengenai tunaganda sebagai berikut:
terlambat selesai,
1. Seseorang dengan dua hambatan
3. Sering salah menulis huruf b dengan
yang masing-masing memerlukan
p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan
layanan-layanan pendidikan khusus.
5, 6 dengan 9, dan sebagainya,
2. Seseorang dengan hambatan-
4. Hasil tulisannya jelek dan tidak
hambatan ganda yang memerlukan
terbaca,
layanan teknologi.
5. Tulisannya banyak salah atau
3. Seseorang dengan hambatan-
terbalik atau huruf hilang,
hambatan yang memerlukan
6. Sulit menulis dengan lurus pada
modifikasi khusus.
kertas tak bergaris.
g. Kesulitan Belajar (Learning Nilai standarnya 4.
disabilities) 1. Anak yang mengalami kesulitan
Anak dengan kesulitan belajar berhitung (diskalkula)
adalah individu yang memiliki 2. Sulit membedakan tanda-tanda: +, -,
gangguan pada satu atau lebih x, :, >, <, =
kemampuan dasar psikologis yang 3. Sulit mengoperasikan hitungan atau
mencakup pemahaman dan penggunaan bilangan,
bahasa, berbicara dan menulis yang 4. Sering salah membilang dengan urut,
dapat memengaruhi kemampuan 5. Sering salah membedakan angka 9
berfikir, membaca, berhitung, berbicara dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5,
yang disebabkan karena gangguan 3 dengan 8, dan sebagainya,
persepsi, brain injury, disfungsi 6. Sulit membedakan bangun-bangun
minimal otak, dislexia, dan afasia geometri.
perkembangan. individu kesulitan Nilai standarnya 4.
belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas h. Anak Berbakat (Giftedness and
rata-rata, mengalami gangguan motorik special talents)
persepsi-motorik, gangguan koordinasi
Menurut Milgram, R.M
gerak, gangguan orientasi arah dan
(1991:10), anak berbakat adalah mereka
ruang dan keterlambatan perkembangan
yang mempunyai skor IQ 140 atau lebih
konsep. Berikut adalah karakteristik
diukur dengan instrument Stanford
anak yang mengalami kesulitan belajar
Binet (Terman), mempunyai kreativitas
dalam membaca, menulis dan
tinggi (Guilford), kemampuan memim-
berhitung11:
pin dan kemampuan dalam seni drama,
seni tari dan seni rupa (Marlan). Anak
berbakat mempunyai empat kategori,
11
http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak- sebagai berikut:
berkebutuhan-khusus
891
Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB (Oki Dermawan)

1. Mempunyai kemampuan intelektual 10. Luwes dalam berpikir, Terbuka


atau intelegensi yang menyeluruh, terhadap rangsangan-rangsangan
mengacu pada kemampuan berpikir dari
secara abstrak dan mampu 11. lingkungan, Mempunyai pengamat-
memecahkan masalah secara an yang tajam, dapat berkonsentrasi
sistematis dan masuk akal. untuk jangka waktu panjang,
2. Kemampuan intelektual khusus, terutama terhadap tugas atau bidang
mengacu pada kemampuan yang yang diminati,
berbeda dalam matematika, bahasa 12. Berpikir kritis, juga terhadap diri
asing, music, atau ilmu pengetahuan sendiri,
alam. 13. Senang mencoba hal-hal baru,
3. Berpikir kreatif atau berpikir murni 14. Mempunyai daya abstraksi,
menyeluruh. Pada umumnya mampu konseptualisasi, dan sintesis yang
berpikir untuk menyelesaikan tinggi,
masalah yang tidak umum dan 15. Senang terhadap kegiatan intelek-
memerlukan pemikiran tinggi. tual dan pemecahan masalah,
4. Mempunyai bakat kreatif khusus, 16. Cepat menangkap hubungan
bersifat orisinil dan berbeda dengan sebabakibat,
yang lain. 17. Berperilaku terarah pada tujuan,
Dari keempat kategori di atas, 18. Mempunyai daya imajinasi yang
maka anak berbakat adalah mereka kuat,
yang mempunyai kemampuan- 19. Mempunyai banyak kegemaran
kemampuan yang unggul dalam segi (hobi),
intelektual, teknik, estetika, social, fisik
i. Anak Autistik
(Freemen), akademik, psikomotor dan
psikososial. Berikut identifikasi anak Nilai standarnya 18. Autism
berbakat atau anak yang memilki Syndrome merupakan kelainan yang
kecerdasan dan kemampuan yang luar disebabkan adanya hambatan pada
biasa12 ketidakmampuan berbahasa yang
1. Membaca pada usia lebih muda, diakibatkan oleh kerusakan pada otak.
2. Membaca lebih cepat dan lebih Gejala-gejala autism menurut Delay &
banyak, Deinaker dan Marholin & Philips
3. Memiliki perbendaharaan kata yang antara lain:
luas, 1. Senang tidur bermalas-malasan atau
4. Mempunyai rasa ingin tahu yang duduk menyendiri dengan tampang
kuat, acuh, muka pucat, dan mata sayu dan
5. Mempunayi minat yang luas, juga selalu memandang ke bawah.
terhadap masalah orang dewasa, 2. Selalu diam sepanjang waktu.
6. Mempunyai inisiatif dan dapat 3. Jika ada pertanyaan terhadapnya,
berkeja sendiri, jawabannya sangat pelan dengan
7. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) nada monoton, kemudian dengan
dalam ungkapan verbal, suara yang aneh akan menceritakan
8. Memberi jawaban-jawaban yang dirinya dengan beberapa kata
baik, kemudian diam menyendiri lagi.
9. Dapat memberikan banyak 4. Tidak pernah bertanya, tidak
gagasan, menunjukkan rasa takut dan tidak
menyenangi sekelilingnya.
Tidak tampak ceria.
12
http://bintangbangsaku.com/artikel/tag/anak-
berkebutuhan-khusus
892
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol. VI, No.2 Hal: 886 - 897

a. Tidak peduli terhadap lingkungan- mengemukakan bahwa: sekolah inklusi 13


nya, kecuali terhadap benda yang adalah sekolah yang menampung semua
disukainya. siswa di kelas yang sama. Sekolah ini
b. Secara umum anak autis mengalami menyediakan program pendidikan yang
kelainan dalam berbicara, kelainan layak, menantang, tetapi sesuai dengan
fungsi saraf dan intelektual, Hal kemampuan dan kebutuhan setiap siswa,
tersebut dapat terlihat dengan adanya maupun bantuan dan dukungan yang dapat
keganjilan perilaku dan diberikan oleh para guru agar anak-anak
ketidakmampuan berinteraksi dengan berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi
lingkungan sekitarnya. juga merupakan tempat setiap anak dapat
diterima, menjadi bagian dari kelas
j. Hyperactive (Attention Deficit
tersebut, dan saling membantu dengan
Disorder with Hyperactive)
guru dan teman sebayanya, maupun
Hyperactive bukan merupakan anggota masyarakat lain agar kebutuhan
penyakit tetapi suatu gejala atau individualnya dapat terpenuhi. Selanjut-
symptoms. (Batshaw & Perret, 1986: nya, Staub dan Peck menyatakan bahwa:
261).symptoms terjadi disebabkan oleh pendidikan inklusi 14 adalah penempatan
factor-faktor brain damage, an anak berkelainan tingkat ringan, sedang,
emotional disturbance, a hearing deficit dan berat secara penuh di kelas reguler.
or mental retardaction. Dewasa ini Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler
banyak kalangan medis masih merupakan tempat belajar yang relevan
menyebut anak hiperaktif dengan istilah bagi anak berkelainan, apapun jenis
attention deficit disorder (ADHD) kelainannya dan bagaimanapun gradasi-
Strategi Pembelajaran Bagi Anak nya. Sementara itu, Sapon-Shevin (O’Neil)
Berkebutuhan Khusus menyatakan bahwa pendidikan inklusi
sebagai sistem layanan pendidikan yang
Anak berkebutuhan khusus (ABK) mempersyaratkan agar semua anak ber-
ini ada dua kelompok, yaitu: ABK kelainan dilayani di sekolah-sekolah ter-
temporer (sementara) dan permanen dekat, di kelas reguler bersama-sama te-
(tetap). Adapun yang termasuk kategori man seusianya. Oleh karena itu, ditekan-
ABK temporer meliputi: anak-anak yang kan adanya perombakan sekolah, sehingga
berada di lapisan strata sosial ekonomi menjadi komunitas yang mendukung
yang paling bawah, anak-anak jalanan pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak,
(anjal), anak-anak korban bencana alam, sehingga sumber belajar menjadi memadai
anak-anak di daerah perbatasan dan di dan mendapat dukungan dari semua pihak,
pulau terpencil, serta anak-anak yang yaitu para siswa, guru, orang tua, dan
menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan masyarakat sekitarnya.Melalui pendidikan
yang termasuk kategori ABK permanen inklusi, anak berkelainan dididik bersama-
adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, sama anak lainnya (normal) untuk
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, Autis, mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
ADHD (Attention Deficiency and (Freiberg). Hal ini dilandasi oleh
Hiperactivity Disorders), Anak kenyataan bahwa di dalam masyarakat
Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan terdapat anak normal dan anak berkelainan
sangat cerdas (Gifted), dan lain-lain.
Untuk menangani ABK tersebut dalam
13
setting pendidikan inklusif di Indonesia,
http://www.bintangbangsaku.com/content/prinsip-
tentu memerlukan strategi khusus. prinsip-pembelajaran-di-sekolah-inklusi-tuna-laras
Pendidikan inklusi mempunyai pengertian 14

yang beragam. Stainback dan Stainback http://www.bintangbangsaku.com/content/prinsip-


prinsip-pembelajaran-di-sekolah-inklusi-tuna-laras
893
Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB (Oki Dermawan)

yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu diterapkan yaitu strategi individualisasi,
komunitas. Dalam hal ini, ada empat kooperatif dan modifikasi perilaku.
strategi pokok yang diterapkan pemerintah,
2. Strategi pembelajaran bagi anak
yaitu: peraturan perundang-undangan yang
berbakat
menyatakan jaminan kepada setiap warga
negara Indonesia (termasuk ABK temporer Strategi pembelajaran yang sesuai
dan permanen) untuk memperoleh denagan kebutuhan anak berbakat akan
pelayanan pendidikan, memasukkan aspek mendorong anak tersebut untuk
fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam berprestasi. Hal-hal yang harus diper-
sistem pendidikan pada jalur formal, hatikan dalam meneentukan strategi
nonformal, dan informal. Selain itu, pembelajaran adalah :
menerapkan pendidikan berbasis teknologi 1. Pembelajaran harus diwarnai dengan
informasi dan komunikasi (TIK) dan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
mengoptimalkan peranan guru. 2. Tidak hanya mengembangkan kecer-
Di bawah ini beberapa strategi dasan intelektual semata tetapi juga
pembelajaran bagi anak berkebutuhan mengembangkan kecerdasan emosi-
khusus: onal.
3. Berorientasi pada modifikasi proses,
1. Strategi pembelajaran bagi anak content dan produk.
tunanetra Model-model layanan yang bisa
Strategi pembelajaran pada diberikan pada anak berbakat yaitu
dasarnya adalah pendayagunaan secara model layanan perkembangan kognitif-
tepat dan optimal dari semua komponen afektif, nilai, moral, kreativitas dan
yang terlibat dalam proses pembelajaran bidang khusus.
yang meliputi tujuan, materi pelajaran,
3. Strategi pembelajaran bagi anak
media, metode, siswa, guru, lingkungan
tunagrahita
belajar dan evaluasi sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif Strtegi pembelajaran anak tuna-
dan efesien. Beberapa hal yang dapat grahita ringan yang belajar di sekolah
dijadikan sebagai bahan pertimbangan umum akan berbeda dengan strategi
dalam menentukan strategi pembela- anak tunagrahita yang belajar di sekolah
jaran , antara lain: luar biasa. Strategi yang dapat diguna-
Berdasarkan pengolahan pesan kan dalam mengajar anak tunagrahita
terdapat dua strategi yaitu strategi antara lain;
pembelajaran deduktif dan induktf. 1. Strategi pembelajaran yang
1. Berdasarkan pihak pengolah pesan diindividualisasikan
yaitu strategi pembelajaran ekspo- 2. Strategi kooperatif
sitorik dan heuristic. 3. Strategi modifikasi tingkah laku
2. Berdasarkan pengaturan guru yaitu 4. Strategi pembelajaran bagi anak
strategi pembelajaran dengan se- tunadaksa
orang guru dan beregu.
3. Berdasarkan jumlah siswa yaitu Strategi yang bias diterapkan bagi
strategi klasikal, kelompok kecil dan anak tunadaksa yaitu melalui pengor-
individual. ganisasian tempat pendidikan, sebagai
4. Beradsarkan interaksi guru dan siswa berikut:
yaitu strategi tatap muka, dan 1. Pendidikan integrasi (terpadu)
melalui media. 2. Pendidikan segresi (terpisah)
Selain strategi yang telah disebut- 3. Penataan lingkungan belajar
kan di atas, ada strategi lain yang dapat

894
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol. VI, No.2 Hal: 886 - 897

5. Strategi pembelajaran bagi anak PKK Sukarame Bandar Lampung


tunalaras untuk mendapatkan gambaran
konkrit tentang pelaksanaan metode
Untuk memberikan layanan kepa-
mengajar yang dilakukan di SLB
da anak tunalaras, Kauffman mengemu-
Sukarame Bandar Lampung.
kakan model-model pendekatan sebagai
2. Wawancara. Dalam wawancara ini,
berikut;
penulis langsung melakukan wawan-
1. Model biogenetic
cara dengan bapak Drs. Endin
2. Model behavioral/tingkah laku
kepala sekolah SLB PKK, Informasi
3. Model psikodinamika
yang diperoleh dari kepala sekolah
4. Model ekologis
adalah mengenai informasi tentang
6. Strategi pembelajaran bagi anak sekolah dan strategi pembelajaran
dengan kesulitan belajar bagi anak berkebutuhan khusus yang
Anak berkesulitan belajar mem- diterapkan di sekolah ini.
baca yaitu melalui program delivery dan Wawancara juga penulis lakukan
remedial teaching dengan beberapa orang guru dan wali
1. Anak berkesulitan belajar menulis murid.
yaitu melalui remedial sesuai dengan 3. Dokumentasi. Penulis memperoleh
tingkat kesalahan. data melalui sumber-sumber tertulis
2. Anak berkesulitan belajar berhitung yang utamanya adalah dokumen
yaitu melalui program remidi yang sekolah.
sistematis sesuai dengan urutan dari C. Teknik Analisis Data
tingkat konkret, semi konkret dan
Analisis data penulis peroleh
tingkat abstrak.
melalui observasi dan wawancara
7. Strategi pembelajaran bagi anak kemudian diedit yang selanjutnya
tunarungu disimpulkan. Setelah dipelajari, data
Strategi yang biasa digunakan tersebut direduksi dengan cara membuat
untuk anak tunarungu antara lain: abstraksi dan diedit serta dipindahkan
strategi deduktif, induktif, heuristic, jawaban responden dalam tabulasi dan
ekspositorik, klasikal, kelompok, disusun secara rinci.
individual, kooperatif dan modifikasi TEMUAN
perilaku.
Informasi yang berhasil penulis
himpun saat observasi dan interview
METODOLOGI dengan kepala sekolah, guru dan wali
PENELITIAN siswa mengenai SLB PKK Sukarame
Bandar Lampung adalah:
A. Sumber Data
Visi :
Adapun sumber data penelitian ini
adalah : Sekolah luar biasa SLB siap
1. Kepala sekolah beserta dewan guru membentuk insan yang terampil berkarya
2. Para Orang Tua Siswa guna, hidup layak di masyarakat sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
B. Teknik Pengumpulan Data
Misi:
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik, antara 1. Pengembangan dan melaksanakan
lain : proses pembe-lajaran yang berkualitas.
1. Observasi. Penulis melakukan
observasi langsung ke sekolah SLB
895
Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB (Oki Dermawan)

2. Mengupayakan kegiatan pembelajaran A. Simpulan


yang inovatif dan memotifasi semangat Anak Berkebutuhan Khusus
belajar (ABK) merupakan istilah lain untuk
3. Melaksanakan pendidikan yang me- menggantikan kata “Anak Luar Biasa
ngarah pada kemampuan siswa (ALB)” yang menandakan adanya
4. Menyiapkan peserta didik untuk kelainan khusus. Anak berkebutuhan
mempunyai keterampilan yang seder- khusus mempunyai karakteristik yang
hana tapi bermanfaat berbeda antara yang satu dengan yang
5. Menyiapkan siswa untuk menjadi warga lainnya. Karena karakteristik dan
negara yang beriman, berbudaya kreatif hambatan yang dimilki, ABK
dan produktif memerlukan bentuk pelayanan
6. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan khusus yang disesuaikan
pendidikan yang lebih tinggi dengan kemampuan dan potensi
7. Meningkatkan kepedulian dan mereka. Bisa dikatakan Anak
memperluas jejaring dan layanan berkebutuhan khusus (ABK) adalah :
pendidikan khusus mereka yang memiliki kelainan fisik,
Data Guru : emosional, mental, intelektual, dan/atau
1. Guru : SD berjumlah : 23 orang sosial, baik dalam tingkat keterbatasan
2. Guru SMP : 6 orang dan maupun kelebihan.
3. Guru SMA berjumlah : 6 orang. Pendidikan bagi ABK tergolong
Siswa yang ditampung ada dua dalam jenis pendidikan khusus, jalur
kategori : 1. Tuna rungu 2.Tuna grahita : pendidikan formal, jenjang PAUD,
keterbelakangan mental, jumlah siswa saat Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
diadakan penelitian ini minggu pertama Menengah.
september 2013 siswa SLB PKK Bandar Pembelajaran diberikan secara
Lampung, untuk SD berjumlah 153 orang, indifidual yang dikelompokan atas
dan siswa SMP berjumlah 64 orang, dan dasar kelas sesuai bagian ketunaannya.
SMA berjumlah 34 orang. Dengan tenaga guru Pendidikan khusus
terdiri dari guru khusus berijasah S1
Materi pelajaran :
PK/PLB dan S1 Matapelajaran.
a. Akademik dan Mata pelajaran khusus :
Bina komunikasi bunyi dan irama 30 % B. Saran
b. Pengembangan diri 70 % berupa :Tata 1. Demi suksenya perluasan dan
boga, Pertukangan, dan otomotif. pemerataan pelayanan pendidikan
bagi ABK di SLB PKK Bandar
Sumbangan SPP:
Lampung, penulis menyarankan
1. siswa SD sejumlah Rp.15.000,- agar pihak sekolah berupaya pro
2. siswa SMP sejumlah Rp.17.000,- aktif mensosialisasikan keberadaan
3. SMA sejumlah Rp.20.000,- pendidikan khusus ini kepada
Kekurangan : masyarakat, mengingat masih
terdapat ABK yang belum
- alat bantu dengar dimasukan ke sekolah formal.
- pandangan masyarakat 2. Diharapkan perhatian pemerintah
Peluang kerja sama yang bisa memajukan pendidikan anak
dikembangkan dengan IAIN adalah berkebutuhan khusus ini, terutama
terbukanya kesempatan mahasiswa bisa perhatian dari segi fasilitas
praktek mengajar di SLB, dan selama ini pendidikan seperti alat bantu dengar
belum pernah ada. yang dikeluhkan oleh kepala sekolah
PENUTUP

896
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2013, Vol. VI, No.2 Hal: 886 - 897

masih minim dan tidak memadai Skjorten, MD, Towards Inclusion,


untuk semua murid. Education-Special Needs Education
An Introduction.Oslo: Unipub forlag,
2001
DAFTAR PUSTAKA Santrock, John W, Live-Span
Delphie, Bandi, Pembelajaran Anak Development.Sixth Edition. USA.
Berkebutuhan Khusus. Bandung: Brow & Benchmark Publisher. 1997
Refika Aditama, 2006 Skjorten, MD, Towards Inclusion and
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Enrichment, Artikel in Johnsen. Oslo:
Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Unipub forlag, 2001
Rineka Cipta, 1999 Wardani, I.G.A.K, Pengantar Pendidikan
Delphie, Bandi, Pembelajaran Anak Luar Biasa. Jakarta: Universitas
Tunagrahita. Bandung: Refika Terbuka, 2007
Aditama, 2006
Hamalik, Oemar, Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Kauffman dan Hallahan. Hand Book of
Special Education, New York:
Routledge, 2005

897

Anda mungkin juga menyukai