Anda di halaman 1dari 17

Layanan Pendidikan bagi Anak

Berkebutuhan Khusus

Jum Anidar
Email: jumanidar@gmail.com
Institu Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Abstrak: Istilah anak berkebutuhan khusus bukan merupakan terjemahan


atau kata lain dari anak penyandang cacat, tetapi anak berkebutuhan khusus
mencakup spektrum yang luas yaitu meliputi anak berkebutuhan khusus
temporer dan anak berkebutuhan khusus permanent (penyandang cacat). Jadi
anak penyandang cacat merupakan bagian atau anggota dari anak
berkebutuhan khusus. Dalam paradigma pendidikan kebutuhan khusus
(special needs education), anak yang mempunyai kebutuhan khusus baik
yang bersifat temporer maupun yang bersifat permanen akan berdampak
langsung kepada proses belajar, dalam bentuk hambatan untuk melakukan
kegiatan belajar (barrier to learning and development).

Kata Kunci: Anak Berkebutuhan Khusus, Proses Belajar, Hambatan


Belajar

yang efektif, baik dari segi


A. PENDAHULUAN pendekatan psikologi maupun
Perbedaan individual di pendekatan metodologi.
antara peserta didik tidak mungkin Dalam perspektif psikologi
dihindari, karena tidak ada humanistik, pelayanan pendidikan
manusia yang sama diciptakan oleh bagi anak berkebutuhan khusus
Allah SWT. masing-masing secara esensial adalah merupakan
individu memiliki karakteristik tugas kemanusiaan yang
yang berbeda-beda. Perbedaan selayaknya dilakukan dalam upaya
individual peserta didik adalah optimalisasi potensi dan
sesuatu yang inheren dan memang meningktakan kualitas dan
demikian adanya. Setiap individu martabat manusia. Sedangkan
memiliki keunikan masing-masing dalam perspektif pendidikan,
dan wujudnya sangat beragam. pelayanan pendidikan anak
Perbedaan peserta didik berkebutuhan khusus adalah
menjadikan proses pembelajaran tanggung jawab bersama antara
sebagai sebuah seni, dan sekaligus masyarakat, pemerintah, dan orang
sebagai ilmu pengetahuan. tua serta lembaga pendidikan pada
Berbagai kajian telah khususnya (Suarna, 2014).
dilakukan untuk memahami Berdasarkan kondisi yang
perbedaan individual peserta didik. ada, maka sudah sepatutnya para
Begitu juga dengan upaya yang guru, para orang tua dan
seharusnya dilakukan guru dalam masyarakat umumnya memahami
melaksanakan proses pembelajaran tentang anak berkebutuhan khusus

12 24
ini, sehingga tida adalagi yang Dalam buku pedoman
menganggap anak berkebutuhan penyelenggaraan pendidikan
khusus sebagai individu yang terpadu/inklusi yang
lemah dan tidak wajib dikeluarkan oleh Direktorat
mendapatkan layanan pendidikan. pendidikan luar biasa tahun
karena anggapan itu sangatlah 2004 dinyatakan bahwa: “anak
bertentangan dengan Undang- berkebutuhan khusus adalah
Undang Dasar 1945. Berikut akan anak yang dalam proses
diuraikan pembahasana tentang pertumbuhan /
anak berkebutuhan khusus dan cara perkembangannya secara
yang dapat dilakukan oleg guru signifikan (bermakna)
dalam membantu anak mengalami
berkebutuhan khusus tersebut. kelainan/penyimpangan (fisik,
mental-intelektual, sosial,
B. PEMBAHASAN emosional) dibandingkan
1. Konsep Anak Berkebut uhan dengan anak-anak lain
Khusus (Children with seusianya sehingga mereka
Special Needs) memerlukan pelayanan
Istilah anak pendidikan khusus”.
berkebutuhan khusus memiliki Cakupan konsep anak
cakupan yang sangat luas. berkebutuhan khusus dapat
Dalam paradigma pendidikan dikategorikan menjadi dua
kebutuhan khusus, kelompok besar yaitu anak
keberagaman anak sangat berkebutuhan khusus yang
dihargai. Setiap anak memiliki bersifat sementara (temporer)
latar belakang kehidupan dan anak berkebutuhan khusus
budaya dan perkembangan yang besifat menetap
yang berbeda-beda, dan oleh (permanent).
karena itu setiap anak a. Anak Berkebutuhan Khusus
dimungkinkan akan memiliki Bersifat Sementara
kebutuhan khusus serta (Temporer)
hambatan belajar yang berbeda Anak berkebutuhan
beda pula. Setiap anak khusus yang bersifat
sesungguhnya memerlukan sementara (temporer)
layanan pendidikan yang adalah anak yang
disesuaikan sejalan dengan mengalami hambatan
hambatan belajar dan belajar dan hambatan
kebutuhan masing-masing perkembangan disebabkan
anak. Anak berkebutuhan oleh faktor-faktor eksternal.
khusus dapat diartikan sebagai Misalnya anak yang yang
seorang anak yang mengalami gangguan emosi
memerlukan pendidikan yang karena trauma akibat
disesuikan dengan hambatan diperkosa sehingga anak ini
belajar dan kebutuhan masing- tidak dapat belajar.
masing anak secara individual. Pengalaman traumatis
seperti itu bersifat sementra

13
tetapi apabila anak ini tidak penyandang cacat, tetapi
memperoleh intervensi yang anak berkebutuhan khusus
tepat boleh jadi akan mencakup spektrum yang
menjadi permanent. Anak luas yaitu meliputi anak
seperti ini memerlukan berkebutuhan khusus
layanan pendidikan temporer dan anak
kebutuhan khusus, yaitu berkebutuhan khusus
pendidikan yang disesuikan permanent (penyandang
dengan hambatan yang cacat). Jadi anak
dialaminya tetapi anak ini penyandang cacat
tidak perlu dilayani di merupakan bagian atau
sekolah khusus. Di sekolah anggota dari anak
biasa banyak sekali anak- berkebutuhan khusus.
anak yang mempunyai Dalam konsep
kebutuhan khusus yang pendidikan khusus/PLB
berssifat temporer, dan oleh (special education) lebih
karena itu mereka banyak menggunakan
memerlukan pendidikan diagnosis untuk
yang disesuiakan yang menentukan label
disebut pendidikan kecacatan. Berdasarkan
kebutuhan khusus. label itulah layanan
b. Anak Berkebutuhan Khusus pendidikan diberikan
yang Bersifat Menetap dengan cara yang sama
(Permanent) pada semua anak yang
Anak berkebutuhan memiliki label kecacatan
khusus yang bersifat yang sama, dan tidak
permanen adalah anak-anak memperimbangkan aspek-
yang mengalami hambatan aspek lingkungan dan
belajar dan hambatan faktor-faktor dalam diri
perkembangan yang bersifat anak. Sebagai contoh jika
internal dan akibat langsung hasil diagnosis
dari kondisi kecacatan, menunjukkan bahwa
yaitu seperti anak yang seorang anak dikategorikan
kehilangan fungsi sebagai anak autisme, maka
penglihatan, pendengaran, semua anak autisme akan
gangguan perkembangan diperlakukan dengan cara
kecerdasan dan kognisi, dan pendekatan yang sama
gangguan gerak (motorik), berdasarkan label dan
gangguan interaksi- karakteristik nya.
komunikasi, gangguan Dalam paradigma
emosi, sosial dan tingkah pendidikan kebutuhan
laku. khusus (special needs
Istilah anak education), anak yang
berkebutuhan khusus bukan mempunyai kebutuhan
merupakan terjemahan atau khusus baik yang bersifat
kata lain dari anak temporer maupun yang

14
bersifat permanen akan seperti rasa ingin tahu,
berdampak langsung kepada motivasi, inisiatif,
proses belajar, dalam interaksi/komunikasi,
bentuk hambatan untuk kompetensi sosial,
melakukan kegiatan belajar kreativitas, temperamen,
(barrier to learning and gaya belajar dan
development). Hambatan kemampuan potensial.
belajar dan hambatan Pendidikan kebutuhan
perkembangan dapat khusus memandang anak
muncul dalam banyak sangat komprehensif dan
bentuk, untuk mengetahui memandang anak sebagai
dengan jelas hambatan anak, bukan memandang
belajar, hambatan anak berdasarkan label yang
perkembangan dan diberikan. Berdasarkan
kebutuhan yang dialami penjelasan di atas dapat
oleh seorang anak sebagai dikatakan bahwa hambatan
akibat dari kebutuhan belajar dapat terjadi juga
khusus tertentu/kecacatan pada anak yang tidak
tertentu, dilakukan dengan memiliki kecacatan. Dengan
mengunakan asesmen. pandangan yang luas seperti
Dalam perspektif ini, akan meningkatkan
pendidikan kebutuhan pemahaman kita tentang
khusus diyakini bahwa ada keunikan setiap individu
faktor-faktor lain yang anak.
sangat penting untuk Konsep hambatan
dipertimbangkan yaitu belajar dan hambatan
faktor lingkungan, termasuk perkembangan sangat
sikap terhadap anak pada penting untuk dipahami
umumnya dan terhadap karena hambatan belajar
anak tertentu karena dapat muncul di setiap kelas
lingkungan yang tidak dan pada setiap anak.
responsive, kurang Semua anak mempunyai
stimulasi, pemahaman guru kemungkinan yang sama
dan kesalahpahaman guru untuk mengalami hambatan
akan proses pembelajaran, belajar dan hambatan
isi, pendekatan perkembangan. Pendidikan
pembelajaran dan materi kebutuhan khusus
pembelajaran dapat menekankan pada upaya
memimbulkan hambatan untuk membantu anak
belajar dan hambatan menghilangkan atau
perkembangan. sekurang-kurangnya
Selain faktor mengurangi hambatan
lingkungan, hal lain yang belajar dan hambatan
juga sangat penting untuk perkembangan sebagai
dipertimbangkan adalah akibat dari kondisi tertentu,
faktor-faktor pada diri anak,

15
agar anak dapat mencapai perkembangan kognitifnya
perkembangan optimum. antara lain:
a. Jarak dan beragamnya
2. Karakteristik Anak pengalaman yang dimiliki
Berkebutuhan Khusus oleh peserta didik dengan
Anak berkebutuhan hendaya
khusus yang paling banyak penglihatan.kemampuan
mendapat perhatian guru ini terbatas karena mereka
menurut Kauffman & mempunyai perasaan yang
Hallahan (2005) antara lain : tidak sama dengan anak
a. Tunagrahita ( mental yang mampu melihat
retardation ) atau disebut b. Kemampuan yang telah
sebagai anak dengan diperoleh akan berkurang
hendaya perkembangan ( dan akan berpengaruh
Child with development terhadap pengalamannya
impairment ). terhadap lingkungan
b. Kesulitan belajar (Learning c. Peserta didik dengan
Disability) hendaya penglihatan tidak
c. Hiperaktif ( Attention memiliki kendali yang
Deficit Disorder with sama terhadap lingkungan
Hyperactive) dan diri sendiri, seperti
d. Tunalaras (emotionalor hal yang dilakukan oleh
Behavioral Disorder) anak awas (Delphie,
e. Tunarungu wicara 2006).
(Communication Disorder Anak yang mengalami
and deafness) gangguan daya
f. Tunanetra (Partially seing penglihatannya, berupa
and legally blind) kebutaan menyeluruh atau
g. Anak Autistik (Autistic sebagian , dan walaupun telah
children) diberi pertolongan dengan
h. Tunadaksa (Physical alat–alat khusus , mereka
disability) masih tetap memerlukan
i. Tunaganda ( Mulitiple pelayanan pendidikan khusus.
Handicapped) Ciri – ciri anak tuna netra.
j. Anak Berbakat (Giftedness a. Tidak mampu melihat
and special talents) b. Tidak mampu mengenali
Karakteristik anak pada jarak 6 m
berkebutuhan khusus secara c. Kerusakan nyata pada
ringkas akan diuraikan di kedua bola mata
bawah ini: d. Sering meraba – raba /
1. Tuna Netra tersandung waktu berjalan
Perkembangan kognitif anak e. Mengalami kesulitan
dengan hendaya penglihatan mengambil benda kecil
menurut Lowenfeld (1948) didekatnya.
terdpat tiga hal yang
berpengaruh buruh terhadap

16
f. Bagian bola mata yang terhadap perilaku adaptif
hitam berwarna keruh / selama masa perkembangan
bersisik/kering hidupnya dari 0 tahun hingga
g. Pandangan hebat pada 18 tahun, sesuai dengan
kedua bola mata batasan dari AAMD
h. Mata yang bergoyang (Grossman, 1983;11 sebagai
terus (Direktorat PLB, berikut: mental retardation
2004) refers to significantly
2. Tuna Rungu subaverage general
Anak yang kehilangan seluruh intellectual functioning
atau sebagian daya resulting in or associated with
pendengarannya sehingga concurrent impairments in
tidak atau kurang mampu adaptive behavior and
berkomunikasi secara verbal manifested during the
dan walaupun telah diberikan developmental period (smith,
pertolongan dengan alat bantu ittenbach, and Patton
dengar masih tetap 2002:54; Hailahan &
memerlukan pelayanan Kauffman, 1991: 80 dalam
pendidikan khusus. Delphie, 2006).
Ciri – ciri anak tuna rungu. Anak yang secara
a. Secara nyata tidak mampu nyata mengalami hambatan
dengar dan keterbelakangan
b. Terlambat perkembangan perkembangan mental
bahasa intelektual jauh di bawah rata
c. Sering menggunakan – rata sedemikian rupa
isyarat dalam sehingga mengalami kesulitan
berkomunikasi dalam tugas – tugas akademik,
d. Kurang/ tidak tanggap komunikasi maupun social,
bila diajak bicara dan karenanya memerlukan
e. Ucapan kata tidak jelas layanan pendidikan khusus.
f. Kualitas suara aneh Ciri – ciri fisik dan
/monoton penampilan anak
g. Sering memiringkan a. Penampilan fisik tidak
kepala dalam usaha seimbang, misalnya
mendengar kepala terlalu kecil / besar
h. Banyak perhatian b. Tidak bisa mengurus diri
terhadap getaran sendiri sesuai usia
i. Keluar cairan nanah dari c. Perkembangan bicara
kedua telinga (Direktorat /bahasa terlambat
PLB, 2004) d. Tidak ada/kurang sekali
3. Tuna Grahita perhatiannya terhadap
Anak tunagrahita lingkungan (pandangan
secara umum mempunyai kosong)
tingkat kemampuan intelektual e. Koordinasi gerakan
di bawah rerata. Selain itu kurang (gerakan serina
juga mengalami hambatan tidak terkendali0

17
f. Sering keluar ludah biasanya memiliki IQ sekitar
(cairan) dari mulut 70 – 90. Biasanya dalam hal
(ngiler) mengalami hambatan atau
g. Anak kembar sedunia keterlambatan berfikir,
(down syndrome)( merespon rangsangan dan
Direktorat PLB, 2004) adaptasi social , tetapi masih
4.Tuna Daksa jauh lebih baik disbanding
Anak yang mengalami dengan tuna grahita, lebih
kelainan atau cacat yang lamban dari yang normal.
menetap pada alat gerak Mereka butuh waktu yang
(tulang,sendi,otot)sedemikian lebih lama.dan berulang –
rupa sehingga memerlukan ulang untuk menyelesaikan
pelayanan pendidikan tugas – tugas akademik
khusus.jika mereka maupun non akademik, dan
mengalami ganguan gerakan karenanya memerlukan
karena kelayuan pada fungsi pelayanan pendidikan khusus.
syaraf otak,mereka disebut Ciri – ciri anak lamban belajar
Cerebral Palsy (CP). a. Rata – rata prestasi
Ciri-ciri Anak tuna Daksa belajarnya selalu rendah (
a. Anggota gerak tubuh kurang dari 6 )
kaku/lemah/lumpuh b. Dalam penyelesaian tugas
b. Kesulitan dalm gerak – tugas akademik sering
(tidak sempurna,tidak terlambat dibandingkan
lentur/tidak terkendali) dengan teman seusianya
c. Terdapat bagian anggota c. Daya tangkap terhadap
gerak yang tidak pelajaran terlambat
lengkap/tidak d. Pernah tidak naik kelas
sempurna/lebih kecil dari (Direktorat PLB, 2004).
biasanya 6. Anak berkesulitan Belajar
d. Terdapat cacat pada alat Anak yang mengalami
gerak kesulitan belajar adalah anak
e. Jari tangan kaku dan yang secara nyata mengalami
tidak dapat menggengam kesulitan dalam tugas – tugas
f. Kesulitan padasaat berdiri akademik khusus terutama
/ berjalan /duduk dan dalam kemampuan membaca,
menunjukkan sikap tubuh menulis dan berhitung, atau
tidak normal anak dalam kesulitan pada
g. Hiperaktif/tidak dapat mata pelajaran tertentu yang
tenang (Direktorat PLB, diduga karena disebabkan
2004) factor disfungsi neugologis
5. Lamban belajar dan bukan disebabkan factor
Lamban belajar atau slow intelegensi, yang sehingga
leaner adalah anak yang anak tersebut memerlukan
memiliki potensi intelektual pelayanan pendidikan
sedikit dibawah normal tetapi khuusus.
belum termasuk tuna grahita

18
Anak dalam kesulitan belajar d. Sering salah membedakan
dapat dikelompokkan daalam : angka 9 dengan 6 17
a. Kesulitan belajar dengan 71, 2 dengan 5
membaca / disleksia dsb
b. Kesulitan belajar menulis/ e. Sulit membedakan
disgrafia bangun – bangun
c. Kesulitan belajar geometri (Direktorat PLB,
berhitung/ diskalkulia 2004).
Ciri anak yang berkesulitan Adapun karakteristik anak
belajar membaca/disleksia dengan hendaya kesulitan
a. Perkembangan belajar khusus adalah sebagai
kemampuan membaca berikut:
terlambat 1) Kemampuan persepsi
b. Kemampuan memahami yang rendah
isi bacaan rendah 2) Kesulitan menyadari
c. Kalau membaca sering tubuh sendiri
terdapat kesalahan 3) Kelainan gerak
(Direktorat PLB, 2004) 4) Tingkat atensi yang tidak
Ciri anak yang mengalami tepat (Delphie, 2006)
kesulitan belajar 7. Anak cerdas istimewa dan
menulis/disgrafia bakat istimewa/ CIBI
a. Kalau menyalin tulisan Anak berbakat atau anak yang
sering terlambat selesai memiliki kemampuan dan
b. Sering salah menulis kecerdasan Luar biasa adalah
huruf b dengan p, p anak yang memiliki potensi
dengan q, v dengan u, 2 kecerdasan/intelegensi ,
dengan 5, 6 dengan 9 dsb kreatifitas dan tanggung jawab
c. Hasil tulisannya jelek dan terhadap tugas ( task
tidak terbaca commitment ) di atas anak –
d. Tulisannya banyak salah/ anak seusianya, sehingga
terbalik/ada huruf yang untuk mewujudkan
hilang potensinya menjadi prestasi
e. Sulit menulis dengan nyata memerlukan pelayanan
lurus pada kertas tak pendidikan khusus, anak
bergaris (Direktorat PLB, berbakat sering juga disebut
2004) sebagai “ gifted & talented.
Ciri anak yang mengalami Ada empat kategori peserta
kesulitan belajar berbakat :
berhitung/diskalkulia a. Mempunyai kemampuan
a. Sulit membedakan tanda intelektual atau
– tanda +, _, < , >, = mempunyai integensi yang
b. Sulit mengoperasikan menyuluruh, mengacu
hitungan/bilangan pada kemampuan berfikir
c. Sering salah membilang secara abstrak dan mampu
dengan urut memecahkan masalah

19
secra sistematis dan masuk yang menjadi ciri anak
akal berbakat:
b. Kemampuan in telektual a. dewasa lebih dini
khusus, mengacu pada (precocity). Anak
kemampuan yang berbeda berbakat adalah anak
dalam matematika, bahasa yang dewasa sebelum
asing, music, atau ilmu waktunya apabila
pengetahuan alam. diberi kesempatan
c. Berfikir kreatif atau untuk menggunakan
berfikir murni bakat atau talenta
menyeluruh. mereka. Mereka mulai
d. Mempunyai bakat kreatif menguasai suatu
khusus, bersifat orisinil, bidang lebih awal
dan berbeda dengan orang ketimbang teman-
lain (Delphie, 2006). temannya yang tidak
Ciri – ciri anak berbakat : berbakat.
a. Bisa membaca pada usia b. Belajar menuruti
lebih dini kemauan mereka
b. Mempunyai rasa ingin sendiri. Anak berbakat
tahu yang kuat belajar berbeda dengan
c. Memiliki minat yang luas, anak lain yang tidak
dan banyak kegemaran berbakat. Mereka tidak
d. Mempunyai inisiatif dan membutuhkan banyak
dapat bekerja sendiri dukungan, atau
e. Pengamatan yang tajam scaffolding dari orang
f. Senang mencoba hal-hal dewasa.
yang baru c. Semangat untuk
g. Berfikir kritis menguasai. Anak yang
h. Daya imajinasi yang kuat berbakat tertarik untuk
i. Tidak cepat puas dengan memahami bidang
prestasinya yang menjadi bakat
j. Senang memecahkan mereka. Mereka
masalah memperlihatkan minat
k. Daya abstrak yang tinggi besar dan obsesif dan
l. Kreatif dan original dalam kemampuan kuat
gagasan fokus.
m. Ingatan yang baik 8. Hiperaktif
n. Perbendaharaan kata yang Ciri-ciri anak hiperaktif
banyak adalah :
o. Prilkaku terarah pada a. Selalu berjalan-jalan
tujuan (Balitbangdikbud, memutari ruang kelas
1986 dalam Mulyadi, etl, dan tidak mau diam
2016). b. Sering mengganggu
Ellen Winner (1996) yang teman-teman di
dikutip oleh Santrock (2008), kelasnya
mendskripsikan tiga kriteria

20
c. Suka berpindah-pindah sering mendapat
dari satu kegiatan ke kecelakaan dan luka. (
kegiatan lainnya dan Rapport & Simond,
sangat jarang untuk 1984, Batshaw &
tinggal diam Perret, 1986 dalam
menyelesaikan tugas Delphie, 2006 )
sekolah, paling lama bisa 9. Anak Autis
tinggal diam di tempat Autism Syndrome
duduknya sekitar 5 merupakan kelainan yang
sampai 10 menit. disebabkan adanya
d. Mempunyai kesulitan hambatan pada
untuk berkonsentrasi ketidakmampuan berbahasa
dalam tugas-tugas di yang diakibatkan oleh
sekolah kerusakan pada otak.
e. Sangat mudah Gejala penyandang autis
berprilaku untuk menurt Delay & Deinaker
mengacau atau (1952) dan Marholin &
mengganggu Philips ( 1976) yang
f. Kurang memberi dikutip Delphie (2006)
perhatian untuk adalah:
mendengarkan orang a. Senang tidur bermalas-
lain bicara malasan atau duduk
g. Selalu mengalami menyendiri dengan
kegagalan dalam tampang acuh, muka
melaksanakan tugas- pucat,dan mata sayu
tugas di sekolah dan selalu memandang
h. Sulit mengikuti perintah ke bawah.
atau suruhan lebih dari b. Selalu diam sepanjang
satu pada saat yang waktu
bersamaan. c. Jika ada pertanyaan
i. Mempunyai masalah terhadapnya,
belajar hampir di jawabannya sangat
seluruh bidang studi pelan dengan nada
j. Tidak mampu menulis monoton, kemudian
surat , mengeja huruf dengan suara yang
dan berkesulitan dalam aneh ia akan
surat menyurat mengucapkan atau
k. Sering gagaldi sekolah menceritakan dirinya
disebabkan oleh adanya dengan beberapa kata,
in-atensi dan masalah kemudian diam
belajar karena persepsi menyendiri lagi
visual dan auditory d. Tidak pernah bertanya,
yang lemah tidak menunjukkan
l. Karena sering rasa takut, tidak punya
mengikuti kata hati keinginan yang
(impulsivness),mereka bermacam-macam,

21
serta tidak menyenangi
sekalilingnya 3. Strategi untuk Membantu
e. Tidak tampak ceria Anak Berkebutuhan Khusus
f. Tidak peduli terhadap dalam Pembelajaran
lingkungannya, kecuali Dalam rangka
pada benda yang membantu anak berkebutuhan
disukainya, misalnya khusus untuk mendapatkan
boneka. pendidikan adalah dengan
10. Anak Tunaganda memberikan pendidikan terpadu.
Tunaganda adalah mereka Pendidikan terpadu yang ada
yang mempunyai kelainan pada saat ini diarahkan menuju
perkembangan mencakup pendidikan yang inklusif sebagai
kelompok yang wadah yang ideal yang
mempunyai hambatan – diharapkan dapat
hambatan perkembangan mengakomodasikan pendidikan
neorologis yang bagi semua terutama anak-anak
disebabkan oleh satu atau yang berkebutuhan khusus yang
dua kombinasi kelainan selama ini masih belum terlayani
dalam kemampuan seperti haknya untuk memperoleh
intelegensi, gerak, bahasa, pendidikan layaknya anak-anak
atau hubungan pribadi di lain. Sebagai wadah yang ideal,
masyarakat. Walker pendidikan inklusif memiliki
(1975) berpendapat empat karakteristik makna, yaitu:
mengenai tunaganda atau a. Pendidikan inklusif adalah
multi handicapped sebagai proses yang berjalan terus
berikut: dalam usahanya menemukan
a. Seseorang dengan cara-cara merespons
dua hambatan yang keragaman individu anak,
masing-masing b. Pendidikan inklusif berarti
memerlukan memperhatikan cara-cara
layanan-layanan untuk meruntuhkan
pendidikan khusus hambatan-hambatan anak
b. Seseorang dengan dalam belajar,
hambatan-hambatan c. Pendidikan inklusif
ganda yang membawa makna bahwa
memerlukan anak kecil yang hadir (di
layanan teknologi sekolah), berpartisipasi dan
c. Seseorang dengan mendapatkan hasil belajar
hambatan-hambatan yang bermakna dalam
yang memerlukan hidupnya,
modofikasi metode d. Pendidikan inklusif
secara khusus. diperuntukkan utamanya
(dalam bagi anak-anak yang
Mulliken,R.T & tergolong marginal,
Buckley, J.J, 1983 eksklusif, dan membutuhkan
dan Delphie, 2006)

22
layanan khusus dalam belajar bahwa pendidikan khusus untuk
(Direktorat PLB, 2004). peserta didik yang berkelainan
Dalam pelaksanaannya, atau peserta didik yang memiliki
pendidikan yang diberikan untuk kecerdasan luar biasa yang
anak-anak yang berkebutuhan diselenggarakan secara inklusif
khusus perlu dilakukan dengan atau berupa satuan pendidikan
serius dan terencana. Pelaksanaan khusus pada tingkat pendidikan
dan penyusunan program harus dasar atau menengah.
dirancang sedemikian rupa agar Pembelajaran untuk
sesuai dengan tingkat ABK membutuhkan suatu pola
pertumbuhan dan perkembangan tersendiri sesuai dengan
yang dimilikinya. Dari kebutuhannya masing-masing,
keseluruhan jumlah anak usia yang berbeda satu dengan
sekolah, mungkin sebagian lainnya. Dalam penyusunan
besarnya termasuk ke dalam program pembelajaran untuk
golongan berkebutuhan khusus. setiap bidang studi, hendaknya
Sebenarnya dalam guru kelas sudah memiliki data
Undang-Undang Dasar 1945 pribadi setiap siswa. Data pribadi
pasal 31 sudah dinyatakan bahwa yakni berkaitan dengan
setiap warga negara berhak karakteristik spesifik,
mendapatkan pendidikan. hal ini kemampuan dan kelemahannya,
berarti anak berkebutuhan khusu kompetensi yang dimiliki, dan
juga berhak untuk mendapatkan tingkat perkembangannya.
pendidikan. untuk itu perlu Guru yang mumpuni
dilakukan upaya agar semua anak adalah guru yang mampu
dapat memperoleh pendidikan, mengorganisir kegiatan
tidak terkecuali anak pembelajaran di kelas melalui
berkebutuhan khusus. Secara pembelajaran individual dengan
substansial dan tegas tentang memperhatikan kemampuan dan
anak yang berkebutuhan khusus kelemahan setiap siswa. Pola
dinyatakan di dalam Undang- pembelajaran ini dikenal dengan
undang Republik Indonesia individualized educational
Nomor 20 Tahun 2003 tentang program (IEP). Selama kegiatan
Sistem Pendidikan Nasional pada pembelajaran, guru kelas
pasal 32 ayat 1 yang berisi ditantang untuk dapat
“pendidikan khusus merupakan memberikan intervensi khusus
pendidikan bagi peserta didik guna mengatasi bentuk kelainan-
yang memiliki tingkat kesulitan kelainan perilaku yang muncul,
dalam mengikuti proses agar pembelajaran dapat berjalan
pembelajaran karena kelainan dengan lancar, efektif dan efisien.
fisik, emosional, mental, sosial, Adanya karakteristik
dan/atau memiliki potensi setiap siswa berkebutuhan khusus
kecerdasan dan bakat istimewa”. akan memerlukan kemampuan
Pada pasal 15 UUSPN khusus guru. Guru dituntut
no 20 tahun 2003 tentang memiliki kemampuan berkaitan
pendidikan khusus disebutkan dengan cara mengkombinasikan

23
kemampaun dan bakat setiap lingkungan, yakni melalui
anak dalam beberapa aspek. komposisi beberapa aspek
Aspek-aspek tersebut meliputi perilaku dan fungsinya dengan
kemampuan berpikir, melihat, melibatkan salah satu
mendengar, berbicara, dan cara kemampuan penyesuaian diri
bersosialisasi. Hal-hal tersebut terhadap lingkungan. Beberapa
diarahkan pada keberhasilan dari kombinasi yang terlibat dalam
tujuan akhir pembelajaran, yaitu proses penyesuaian meliputi
perubahan perilaku ke arah aspek-aspek intelektual, fisik,
kedewasaan. gerak, motivasi diri, sosial dan
Kemampuan guru sensori (Smith dalam Delphie,
semacam itu merupakan 2006: 3).
kemahiran seorang guru dalam Model bimbingan
menyelaraskan keberadaan terhadap anak berkebutuhan
siswanya dengan kurikulum yang khusus seyogyanya difokuskan
ada, kemudian diramu menjadi dahhulu terhadap perilaku non
sebuah program pembelajaran adaptif atau perilaku
individual. Program menyimpang sebelum mereka
pembelajaran individual tersebut melakukan kegiatan program
diarahkan pada hasil akhir berupa pembelajaran individual.
kemandirian setiap siswa. Bimbingan semacam ini dapat
Kemandirian setiap siswa sangat diterapkan melalui upaya-upaya
berguna bagi mereka untuk dapat mengondisian lingkungan yang
hidup dan menghidupi dirinya dapat mencapai perkembangan
sendiri tanpa bantuan khusus optimal dalam upaya
dari orang lain. Bantuan khusus mengembangkan perilaku-
yang dimaksud adalah perilaku efektif sesuai dengan
pertolongan-pertolongan khusus tuas-tugas perkembangannya.
dari orang-orang sekitarnya Khodijah (2014)
dalam kehidupan nyata setelah menyatakan bahwa strategi yang
siswa menyelesaikan program dapat dilakukan guru dalam
pembelajaran di sekolah. Hasil mengakomodasi perbedaan
akhir dari program semacam ini dalam pembelajaran sebagaimana
secara konseptual mengarahkan yang dikemukakan oleh Eggen
siswa berkebutuhan khusus untuk dan Kauchak (1997) adalah:
mampu berperilaku sesuai 1. Mempelajari pola-pola
dengan lingkungannya atau interaksi siswa.
berperilaku yang adaptif. 2. Merencanakan keterlibatan
Perilaku adaptif dan kesuksesan siswa
diartikan sebagai suatu Ormrod (2011)
kemampuan siswa untuk dapat menjelaskan strategi-strategi
mengatasi keadaan-keadaan yang yang dapat dipakai dalam
terjadi dalam lingkungannya. membantu anak berkebutuhan
Perilaku adaptif secara khusus khusus diantaranya:
merupakan kemampuan 1. Kesulitan belajar
berperilaku merespon tuntutan

24
b. Minimalkan stimulus- b. Buatlah aktivitas kelas
stimulus yang potensial yang relevan dengan
mengganggu minat siswa
konsentrasi mereka c. Berikan kepada siswa
c. Gunakan berbagai pengertian bahwa
modalitas untuk mereka memiliki
menyajikan informasi kendali atas situasi-
d. Analisislah kesalahan situasi yang mereka
siswa menangkap alami
petunjuk-petunjuk d. Waspadai tanda-tanda
mengenai cara kemungkinan siswa
memproses berbagai berencana melakukan
kesulitan bunuh diri
e. Ajarkan keterampilan 5. Autisme
dan strstegi belajar a. Tekankan berulang kali
f. Sediakan alat bantu pentingnya berprilaku
belajar sopan di kelas
2. Hiperaktif b. Kembangkan kognisi
a. Modifikasilah jadwal sosial dan keterampilan
siswa dan lingkungan interpersonal yang
kerja efektif
b. Ajarkan strategi c. Tetap gigih dan sabar,
mempertahankan atensi dan arahkan usaha anda
c. Berikanlah wadah bagi pada perbaikan yang
mereka untuk perlahan-lahan alih-alih
menyalurkan energinya kesuksesan dalam
yang berlebihan sekejab
d. Bantulah siswa 6. Keterbelakangan mental
mengelola dan a. Berikan instruksi secara
menggunakan waktunya perlahan-lahan untuk
secara efektif memastikan mereka
3. Gangguan Bicara dan dapat mengikuti materi
Komunikasi yang disampaikan
a. Doronglah komunikasi b. Jelaskan tugas-tugas
lisan secara teratur secara konkrit, spesifik
b. Jadilah pendengar yang dan lengkap
sabar c. Gunakan scaffolding
c. Meintalah penjelasan yang memadai untuk
ulang ketika suatu mendorong perhatian
pesan yang mereka dan proses-proses
sampaikan tidak jelas kognitif efektif yang
4. Gangguan emosi dan lainnya
prilaku d. Masukkan keterampilan
a. Perlihatkan minat kejuruan dan
terhadap kebaikan dan keterampilan hidup
kemajuan siswa

25
yang umum ke dalam dalam konteks mata
kurikulum pelajaran tertentu
7. Gangguan penglihatan d. Berikan kesempatan
a. Perkenalkan siswa tata untuk melakukan kajian
ruang dan tata letak secara mandiri tentang
ruang kelas suatu topik
b. Gunakan materi-materi e. Dorong siswa untuk
visual dengan warna menetapkan sasaran
yang kontras yang tinggi
c. Andalkan modalitas- f. Carilah sumber daya
modalitas lain dari luar.
d. Berikan waktu ekstra
untuk belajar dan Delphie (2006)
memperlihatkan menyatakan bahwa strategi
performa pembelajaran terhadap anak
8. Gangguan pendengaran dengan adanya hendaya kesulitan
a. Minimalkan kebisingan belajar berfokus pada cara
yang tidak perlu menyajikan kegiatan-kegiatan
b. Lengkapi presentasi yang dapat mewakili
auditori dengan keterampilan gerak dan fungsi
informasi visual dan persepsi (terutama visual,
aktivitas konkrit pendengaran, dan kesadaran
c. Berkomunikasilah terhadap tubuh).
dengan cara-cara Kegiatan latihan-latihan
sedemikian rupa berkaitan dengan persepsi
sehingga membantu hendaknya bertujuan untuk
siswa mendengar dan mencapai prestasi akademik
mampu membaca gerak terutama sekali dalam membaca.
bibir Terdapat lima fungsi persepsi
d. Ajarkan pengejaan visual sebagai bagian dari bentuk
dengan jari ke siswa yang esensial dalam
lainnya. meningkatkan kemampuan
persepsi visual yaitu:
1. Koordinasi gerak visual
9. Anak berbakat 2. Persepsi terhadap bentuk
a. Berikan tugas-tugas dasar tubuh
yang terindividualisasi 3. Persepsi kekonstanan
b. Bentuklah kelompok 4. Persepsi-posisi dalam suatu
belajar yang berisikan ruangan, dan
siswa-siswa yang 5. Persepsi terhadap hubungan
memilki minat dan antar ruang (Frosting, 1968
kemampuan yang dalam Lerner 1985:229
serupa dikutip oleh Delphie, 2006)
c. Ajarkan keterampilan Dalam latihan-latihan
kognitif yang kompleks persepsi membedakan terdapat
tiga gugus tugas yang

26
sumbangannya sangat tinggi d. Tunalaras (emotionalor
yaitu: Behavioral Disorder)
1) Kemampuan untuk membaca e. Tunarungu wicara
huruf dan angka (Communication Disorder
2) Kemampuan untuk and deafness)
menirukan pola-pola yang f. Tunanetra (Partially seing
membentuk geometri, dan and legally blind)
Kemampuan untuk g. Anak Autistik (Autistic
menjodohkan kata-kata children)
(Delphie, 2006). h. Tunadaksa (Physical
disability)
i. Tunaganda ( Mulitiple
C. KESIMPULAN Handicapped)
Anak berkebutuhan j. Anak Berbakat (Giftedness
khusus adalah anak yang and special talents).
dalam proses pertumbuhan /
perkembangannya secara
signifikan (bermakna) DAFTAR PUS TAK A
mengalami Direktorat Pendidikan Luar Biasa,
kelainan/penyimpangan (fisik, 2004, Pedoman
mental-intelektual, sosial, Penyelenggaraan
emosional) dibandingkan Pendidikan
dengan anak-anak lain Terpadu/Inklusi. Jakarta:
seusianya sehingga mereka Depdiknas
memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Layanan Delphie, Bandi, 2006,
pendidikan yang saat ini yang Pembelajaran Anak
lebih ideal untuk anak Berkebutuhan Khusus
berkebutuhan khusus adalah dalam Setting Pendidikan
dengan melaksanakan Inklusi, Bandung : Refika
pendidikan inklusi. Aditama
Anak berkebutuhan Foreman, Phil (2002), Integration
khusus yang paling banyak and Inclusion In Action. Mc
mendapat perhatian guru Person Printing Group
antara lain : Australia.
a. Tunagrahita ( mental Kauffman,J.M &Hallahan,D.P.
retardation ) atau disebut (2005) Special Education:
sebagai anak dengan What It Is and Why We
hendaya perkembangan ( Need It. Boston: Pearson
Child with development Education. Inc.
impairment ). Khodijah, Nyayu, 2014, Psikologi
b. Kesulitan belajar Pendidikan, Jakarta: Raja
(Learning Disability) Grafindo Persada
c. Hiperaktif ( Attention Mulyadi, Seto, dkk, 2016. Psikologi
Deficit Disorder with Pendidikan dengan
Hyperactive) Pendekatan Teori-teori baru

27
dalam Psikologi, Jakarta: Raja Berbakat, Jakarta :
Grafindo Persada Gramedia
Ormrod, Jeanne Ellis, 2011, Psikologi Suarna, I Nyoman, & Pandeirot, D
Pendidikan, edisi 7 (alih Olga, 2014, Psikologi
bahasa Wahyu Indiati, dkk), Pendidikan I, Jakarta :
Jakarta : Erlangga Erlangga
Santrock, John W, 2008, Psikologi Undang-undang RI No 20 tahun 2003
Pendidikan, edisi kedua, tentang Sistem Pendidikan
Jakarta: Kencana Nasional, Bandung: Citra
Semiawan, Conny, 2008, Umbara.
Perspektif Pendidikan Anak

28

Anda mungkin juga menyukai