Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN TUGAS 1

PDGK4407 / PPABK

Oleh :
Arni Sariningsih
857516863
Program Studi PGSD
UPBJJ Bandung

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2023.1

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


Pembahasan/Jawaban TT.1 PPABK

1. Sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas maka digunakan istilah pendidikan khusus,
yang menurut Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Dengan demikian, istilah anak luar
biasa dan keluarbiasaan tidak dipakai lagi, tetapi diganti dengan istilah peserta didik berkelainan
(PP No. 17/2010, Pasal 29). Secara lebih halus, kita dapat menyebutnya sebagai anak
berkebutuhan khusus, yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai special need children atau
special need students atau child with special needs. Kebutuhan khusus itu terkait dengan
kesulitan yang dihadapi peserta didik karena adanya kelainan pada diri anak tersebut. Sejalan
dengan ini, istilah anak luar biasa diubah menjadi anak berkebutuhan khusus (ABK), sedangkan
keluarbiasaan diganti dengan kelainan. Sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, anak
berkebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa memerlukan bantuan khusus dalam
pembelajaran. Dalam konteks penyediaan layanan pendidikan, istilah peserta didik atau anak
berkelainan dan anak berkebutuhan khusus tersebut mempunyai makna yang sama. Oleh karena
itu, dalam modul ini istilah-istilah tersebut sering dipertukarkan atau dipakai secara bergantian
agar kita ingat bahwa satu kondisi dapat disebut dengan berbagai nama.

2. istilah anak berkebutuhan khusus (ABK) digunakan sebagai istilah umum untuk semua anak
yang mempunyai kebutuhan khusus karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
kecerdasan atau bakat istimewa yang dimilikinya, dan untuk menggantikan berbagai istilah yang
selama ini digunakan, yaitu anak luar biasa dan anak atau peserta didik berkelainan. Dalam
bahasa Inggris, istilah yang pernah digunakan untuk menyebut anak-anak ini bahkan sangat
banyak, seperti handicapped children, impaired children, disabled children, retarded children,
gifted children. Pada dasarnya, semua istilah digunakan untuk menyebut anak-anak yang kita
sebut sebagai anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus. Secara harfiah, handicapped
children, berarti anak-anak yang mempunyai rintangan, impaired children, berarti anak-anak
yang memiliki kendala khusus, disabled children, berarti anak yang tidak mampu (dalam bidang
tertentu), retarded children, berarti anak cacat, dan gifted children, berarti anak berbakat.
Cobalah Anda cari makna kata-kata tersebut di kamus, kemudian cocokkan pengertian dari
kamus dengan pengertian di atas! Penggunaan istilah ini masih menimbulkan silang pendapat,
bahkan di Indonesia sendiri belum ada kesepakatan tentang penggunaan istilah baku. Istilah anak

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


penyandang cacat, anak berkelainan, anak luar biasa, masih sering dipakai secara bergantian,
meskipun sejak diundangkannya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, istilah yang digunakan
adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) atau peserta didik berkelainan. Tampaknya, kita semua
berupaya agar istilah yang digunakan untuk anakanak yang mempunyai kebutuhan khusus
memberi konotasi yang positif, yaitu lebih mengedepankan potensi yang dimiliki anak ini serta
kebutuhan khusus yang diperlukan. Namun, istilah Sekolah Luar Biasa (SLB) masih tetap
digunakan dalam perundang-undangan, seperti PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 35 dan PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
Pasal 133, yaitu Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB). Sejalan dengan ini, jika kita tengok di sekitar kita, nama sekolah bagi ABK pun masih
tetap sama, yaitu Sekolah Luar Biasa. Dari uraian di atas, dapat disimak bahwa istilah anak
berkebutuhan khusus (ABK) memang mewakili semua anak yang mempunyai kelainan atau
penyimpangan dari anak normal, baik penyimpangan tersebut bersifat fisik, tingkah laku
maupun kemampuan. Istilah yang lebih halus digunakan untuk menggambarkan kondisi setiap
jenis penyimpangan, terutama yang penyimpangannya berada di bawah normal, seperti
tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan tunalaras. Istilah-istilah ini meskipun
menggambarkan kekurangan, tetapi mengandung rasa bahasa yang dapat diterima.

3. PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129, ayat 3
menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan, yaitu tunanetra, tunarungu, tunawicara,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik,
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, serta yang
memiliki kelainan lain. Di samping itu, disebutkan juga kelainan yang merupakan gabungan dari
dua atau lebih jenis kelainan. Di dalam kelompok peserta didik berkelainan ini tidak dimasukkan
anak berbakat, padahal dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, kelompok peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa termasuk dalam kelompok yang memerlukan
pendidikan khusus. Oleh karena di sekolah dasar biasa sangat mungkin terdapat anak-anak
dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, dalam modul ini, kelompok anak berbakat dikaji
sebagai salah satu kelompok yang juga memiliki kebutuhan khusus.

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


4.

1. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Segregasi.


Kelebihan:
a) Ada rasa ketenangan pada anak luar biasa, karena keadaan yang homogen
b) Komunikasi yang mudah dan lancar.
c) Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan kemampuan anak.
d) Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa/pendidikan khusus
e) Mudahnya kerjasama dengan multidisipliner.
f) Sarana dan prasarana yang sesuai.
g) Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh
pendidikan.
h) Dapat mengembangakan bakat ,minta dan kemampuan secara optimal
i) Lebih banyak mengenal kehidupan orang normal.
j) Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
k) Harga diri anak luar biasa meningkat.
l) Dapat menumbuhkan motipasi dalam belajar.
m) Guru lebih mudah untuk merencanakan dan melakukan pembelajaran karena siswanya
homogen.
n) Siswa tidak menjadi bahan ejekan dari siswa lain yang normal.
Kekurangan :
a) Perkembangan sosial dan emosi anak kurang optimal, karena sosialisasi terbatas

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


b) Penyelenggaraan pendidikan yang relative mahal
c) Bebas bersaing
d) Egoistik, menumbuhkan kesenjangan kualitas Pendidikan
e) Efektif dan efisien untuk kepentingan individu
f) Menumbuhkan disintegrasi
g) Tidak terikat
h) Mahal dan butuh fasilitas banyak spesifik dan spesialis
i) Memperlemah persatuan nasional
j) Potensial untuk pengembangan otonomi.

2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pendidikan Integrasi

Kelebihan :

1) Siswa disability dapat belajar bersama-sama dengan siswa yang tidak disability. Ini berarti
ada proses sosialisasi sedini mungkin, saling mengenal antara siswa disability dan yang tidak
disability, begitu pula sebaliknya. Ini akan berdampak pada pertumbuhan sikap siswa-siswa
tersebut, yang akan bermanfaat pula kelak jika mereka telah dewasa.
2) Siswa disability mendapatkan suasana yang lebih kompetitif, karena di sekolah umum ada
lebih banyak siswa dibanding SLB.
3) Siswa disability dapat membangun rasa percaya diri yang lebih baik.
4) Siswa disability dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah yang dekat dengan tempat
tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang diminta; jadi tidak perlu terpisah dari keluarga
mereka.
5) Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum, disability akan
mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa yang tidak disability.
Kekurangan :
Kelemahan dari sistem integrasi ini adalah siswa disability harus menyesuaikan diri dengan
metode pengajaran dan kurikulum yang ada.Pada saat-saat tertentu, kondisi ini dapat
menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti mata pelajaran
”menggambar.” Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja siswa disability tidak bisa
”menggambar.” Tapi, karena mata pelajaran ini wajib dengan kurikulum yang ”ketat”, ”tidak
fleksibel,” tidaklah dimungkinkan bagi guru maupun siswa disability untuk melakukan
”adaptasi atau subsitusi” –untuk mata pelajaran ”menggambar” tersebut. Yang dimaksud
substitusi adalah menggantikan maa pelajaran tersebut dengan tugas lain yang memiliki nilai

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


kompetensi sama. Misalnya, menggambar adalah mata pelajaran yang melatih kreatifitas otak
kanan untuk bidang visual; bisa digantikan dengan tugas lain yang memiliki tujuan kompetensi
sama tau setara, misalnya mengarang
3. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Sistem Pendidikan Inklusi
Kelebihan :
1) Berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa percaya dan
peduli pada anak luar biasa.
2) Peningkatan konsep diri (self concept) baik pada anak luar biasa maupun pada anak normal.
Hal ini akibat dari pergaulan yang terjadi sehingga mnejadikan mkeduanya saling toleran.
3) Pertumbuhan kognisi sosial makin berkembang pada keduanya. Mereka dapat saling
membantu satu dengan yang lain, sehingga mendorong pertumbuhan ssikap sosial, yang pada
gilirannya akan menumbuhkan kognisi sosial.
4) Pertumbuhan prinsip-prinsip pribadi menjadi lebih baik, terutama dalam komitmen moral
pribadi dan etika. Mereka saling tidak curiga dan merasa saling membutuhkan.
5) Persahabatan yang erat dan saling membutuhkan. Mereka merasa saling membutuhkan
untuk sharing dalam berbagai hal.
Kekurangan :
Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusi menunjukkan betapa sistem
pendidikan inklusi belum benar – benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi sistem kurikulum
pendidikan umum yang ada sekarang memang belum mengakomodasi keberadaan anak –
anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Sehingga sepertinya program
pendidikan inklusi hanya terkesan program eksperimental.

5. Menilik anak berbakat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni diantaranya dampak
positif dan negatif berikut:
Dampak Positifnya
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis, akademik dan sosial.
Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak berbakat ialah mereka memiliki daya tahan
tubuh yang prima serta koordinasi gerak fisik yang harmonis (French, 1959).
Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal dibandingkan dengan masa berjalan
anak-anak normal (Swanson, 1979).

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


Prestasi psikologis anak berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial
pada umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah diterima
(Gearheart, Heward,1980).
Prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya memiliki sistem syaraf pusat (otak dan spinal
cord) yang prima. Oleh karena itu anak-anak berbakat dapat mencapai tingkat kognitif yang
tinggi. Menurut Bloom kognitif tingkat tinggi meliputi berfikir aplikasi, analisis, sintesis,
evaluasi dan kognitif tingkat rendah terdiri dari berfikir mengetahui dan komprehensif.
Dampak Negatifnya

Selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas anak-anak berbakat mempunyai dampak dalam


karakteristik yang negative secara umum menurut Swassing yakni :

Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan pemahaman pengetahuan


yang sedikit

1. Dapat mendominasi diskusi


2. Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya
3. Suka rebut
4. Memilih kegiatan membaca dari pada berparfsipasi aktif dalam kegiatan masyarakat,
atau kegiatan fisik
5. Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu
6. Jika memimpin diskusi akan membawa situasi diskusi ke situasi yang harus selalu
tuntas.
7. Frustasi disebabkan tidak jalannya aktivitas sehari-hari
8. Menjadi bosan karena banyak hal yang diulang-ulang

Perkembangan kognitif anak berbakat lebih cepat dari teman sebaya akan menimbulkan
kebosanan terhadap pengajaran reguler, kesulitan hubungan sosial dalam kelompok seusia,
sulit berkonfirmasi dalam kelompok, frustasi karena harus “menunggu” kelompok.

6. Menurut Renzuli anak-anak berbakat adalah anak yang memiliki atau mampu mengembangkan
kesatuan dari sifat-sifat itu dan menerapkanya untuk bidang-bidang apa yang bermakna dari
kinerja manusia. Bisa juga dikatakan bahwa anak berbakat menurut teori Renzulli adalah anak
yang mampu mengembangkan potensinya.

Teori Renzulli juga mengemukakan bahwa identifikasi anak berbakat harus mewakili kawasan-
kawasan kemampuan intelektual umum, komitmen terhadap tugas dan kreativitas.

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


Menurutnya kinerja seseorang secara khusus dipengaruhi oleh motivasi yang muncul dalam
menyelesaikan tugasnya.

Menurut Renzulli, keberbakatan mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan, yang di sebut
dengan "Three-Ring Conception" yaitu:

High potential ability, atau kecerdasan diatas rata-rata atau bisa juga disebut kecerdasan tinggi.
Kemampuan ini mencakup berbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur dengan tes
intellegensi, prestasi, kemampuan mental primer dan berfikir kreatif. Diantaranya penalaran
verbal, cepat menangkap informasi, spasial gagasan yang orisinil. Keberbakatannya bisa dilihat
dari tingkat IQ yang dimiliki anak:

# bakat ringan IQ 115-129

# bakat sedang IQ 130-144

# bakat tinggi IQ 145 ke atas

Task commitment,atau penyelesaian tugas-tugas. Meningkatkan diri terhadap tugas-tugas yang


dimiliki atau yang didapat. Memiliki komitmen yang tinggi. Task commitmentini merupakan
bentuk motivasi internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet dalam mengerjakan
pekerjaannya, meskipun mengalami macam-macam rintangan atau hambatan, tetapi
menyelesaikan tugas yang telah diberikan padanya adalah tanggung jawabnya.

Menunjukkan komitmen terhadap tugas, di indikasikan dengan memiliki minat dan antusias
yang tinggi dengan suatu problem atau bidang tertentu, kemampuannya dalam
mengidentifikasi masalah-masalah di bidang-bidang tertentu, memelihara keterbukaan diri dan
kritik eksternal.

Kreativitas tinggi,kreativitas merupakan suatu ungkapan atau upaya untuk mengungkapkan


atau berusaha menciptakan sesuatu dengan fantasi. Sebagai kemampuan memberikan gagasan-
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan suatu masalah, atau kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru, menciptakan hal baru / membuat kombinasi-kombinasi
yang baru. Kreativitas yang tinggi, ditunjukkan dengan kelancaran dan keluwesan dalam
berfikir, keterbukaan terhadap pengalaman, reseptif dalam berfikir.

7. Siapa anak berbakat itu?


Pertama, anak berbakat adalah anak yang ditunjukkan dengan kemampuan tingkat kecerdasaan
atau kemampuan umum (g factor) di atas rata-rata. Konsep ini diperkuat dengan teori faktor,
Tugas 1 PPABK / PDGK4407
bahwa kemampuan individu dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu kemampuan k husus (s
factor) dan kemampuan umum (g factor).

8.
Cara Adaptasi lingkungan elajar bagi Adptasi program layanan Pendidikan bagi anak
anak berbakat berbakat
Ada beberapa alasan dalam mengadaptasi Adaptasi program lakukan dalam beberapa cara,
lingkungan belajar, yaitu: diantaranya sebagai berikut:
(a) untuk memberi kesempatan anak a. Melalui percepatan/akselerasi siswa Stanley (1979)
berbakat dalam berinteraksi dengan mengemukakan beberapa cara percepatan
teman yang seusia, (1) pemasukan ke sekolah pada usia dini, anak yang
(b) untuk memudahkan guru dalam memperlihatkan kematangan sosial dan intelektual
mengajar karena berkurangnya diperbolehkan memasuki Taman Kanak-kanak pada usia
keanekaragaman siswa lebih muda dari anak pada umumnya;
(c) untuk menempatkan siswa berbakat (2) pelompatan tingkat/kelas, anak dengan cepat naik kelas
dengan pengajar yang yang mempunyai pada kelas/tingkat berikutnya walaupun belum saatnya
keahlian khusus dalam menangani anak kenaikan kelas;
berbakat. (3) percepatan materi, anak mengikuti materi standar
Sehubungan dengan adaptasi lingkungan dengan waktu yang lebih singkat, misalnya belajar di
belajar ini Gallagher, dkk. (1983) Sekolah Menengah Pertama hanya dua tahun;
mengemukakan ada beberapa cara (4) penempatan yang maju, siswa mengambil pelajaran di
sebagai berikut. Perguruan Tinggi sementara ia masih di Sekolah
1. Kelas pengayaan, guru kelas Menengah Atas; dan
melaksanakan suatu program (5) pemasukan ke Perguruan Tinggi yang lebih awal,
tanpa bantuan petugas dari luar. seorang siswa yang sangat maju bisa masuk Perguruan
2. Guru konsultan, pelaksanaan Tinggi dalam usia 13, 14 atau 15 tahun.
program pengajaran dalam kelas b. Melalui pengayaan • Pengayaan isi (mata pelajaran)
biasa dengan bantuan konsultan memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi
khusus yang terlatih. secara luas, seperti menggunakan ilustrasi khusus,
3. Ruangan sumber belajar, siswa membuat contoh-contoh, memperkaya pandangan, dan
berbakat meninggalkan ruang menemukan sesuatu.
kelas biasa ke ruangan sumber c. Pencanggihan materi pelajaran • Materi pelajaran harus
untuk menerima pengajaran dari menantang anak berbakat untuk menggunakan pemikiran
guru yang terlatih. yang tinggi agar mengerti ide, dan memiliki abstraksi yang

Tugas 1 PPABK / PDGK4407


4. Studi mandiri, siswa memilih tinggi. Materi pencanggihan ini tidak terdapat dalam
proyek-proyek dan kurikulum/program pendidikan biasa. d. Pembaruan •
mengerjakannya di bawah Pembaruan isi pelajaran adalah pengenalan materi yang
pengawasan seorang guru yang biasanya tak akan muncul dalam kurikulum umum karena
berwewenang. keterbatasan waktu atau abstraknya sifat isi pelajaran.
5. Kelas khusus, siswa berbakat Tujuan pembaruan ini ialah untuk membantu anak-anak
dikelompokkan bersama-sama di berbakat menguasai ide-ide yang penting. Jenis pembaruan
sekolah dan diajar oleh guru yang materi pelajaran, misalnya guru mengajak siswa untuk
dilatih khusus. memikirkan konsekuensi kemajuan teknologi.
6. Sekolah khusus, siswa berbakat e. Modifikasi kurikulum sebagai alternatif
menerima pengajaran di sekolah (1) Kurikulum plus • Herry Widyastono (1996)
khusus dengan staf guru yang mengemukakan bahwa kurikulum plus dikembangkan dari
dilatih secara khusus. kurikulum umum (nasional) yang diperluas dan diperdalam
(pengayaan horizontal dan vertikal), agar siswa mampu
memanifestasikan (mewujudkan) potensi proses berpikir
tingkat tinggi (analisis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan
masalah) yang dimiliki, tidak sekadar proses berpikir
tingkat rendah (ingatan/pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan), seperti anak pada umumnya yang sebaya
dengannya. (2). Kurikulum berdiferensiasi • Conny
Semiawan (1995) mengemukakan bahwa kurikulum
berdiferensiasi dirancang dengan mengacu pada
penanjakan kehidupan mental melalui berbagai program
yang akan menumbuhkan kreativitas serta mencakup
berbagai pengalaman belajar intelektual tingkat tinggi.
Kurikulum ini tidak memerlukan sekolah khusus anak
berbakat. Dalam model ini, anak berbakat yang menonjol
dalam bidang tertentu bisa memperoleh materi yang lebih
banyak sehingga bakatnya menonjol. Dalam pengayaan,
bukan materi dan jam pelajarannya yang ditambah secara
kuantitatif tetapi yang paling penting adalah suatu desain
yang secara kualitatif berbeda dengan anak normal.

Tugas 1 PPABK / PDGK4407

Anda mungkin juga menyukai