Mari Amati !
Materi 1 | Tipe-tipe Perbedaan Individual
Perbedaan Fisik
Seiring berjalannya waktu, perubahan fisik yang alami terjadi seiring dengan pertambahan usia, seperti perubahan dalam
elastisitas kulit dan kehilangan massa otot. Penting untuk diingat bahwa setiap perbedaan fisik ini adalah bagian alami dari
keberagaman manusia. Masyarakat yang ramah dan merangkul keragaman dibangun dengan menghormati dan
menghargai keunikan setiap individu. Mereka memahami bahwa perbedaan fisik ini dapat menjadi sumber keindahan dan
kekayaan dalam komunitas. Dalam konteks pendidikan, pemahaman mendalam tentang perbedaan fisik memungkinkan
pendidik untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar dapat memenuhi kebutuhan unik setiap peserta didik dengan
lebih baik dan membangun lingkungan belajar yang positif.
Perbedaan Intelektual
Perbedaan individual dalam kemampuan intelektual juga mencakup anak-anak dengan perkembangan intelektual yang
biasa atau disebut sebagai anak pada umumnya. Anak pada umumnya menunjukkan rentang kemampuan intelektual yang
mencakup mayoritas populasi. Perbedaan individual dalam kemampuan intelektual mencakup rentang yang luas, mulai dari
anak yang kesulitan dalam belajar, anak dengan kemampuan intelektual pada umumnya hingga anak yang dianggap Cerdas
Istimewa Bakat Istimewa (CIBI). Anak yang kesulitan dalam belajar biasanya memiliki tantangan dalam memahami informasi,
menyelesaikan tugas akademis, atau berpartisipasi dalam aktivitas belajar sebagaimana anak pada umumnya. Di sisi lain,
anak CIBI memiliki kemampuan intelektual yang di atas rata-rata dan dapat menunjukkan potensi luar biasa dalam beberapa
bidang, seperti matematika, seni, atau sains sehingga tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memenuhi kebutuhan
belajar mereka yang cenderung lebih cepat dibanding anak dengan tingkat intelektual pada umumnya.
Berikut adalah contoh sederhana tentang bagaimana seorang guru dapat melakukan diferensiasi dalam penanganan peserta
didik di kelas umum, dengan mempertimbangkan peserta didik yang memiliki kesulitan dalam belajar dan peserta didik CIBI
dalam 1 sesi pelajaran:
Saat memberikan penjelasan atau arahan secara lisan, guru juga dapat menggunakan
1. alat bantu visual dan demonstrasi langsung. Alat bantu visual dan demonstrasi langsung
akan sangat membantu pemahaman peserta didik yang cenderung memiliki kesulitan
dalam belajar.
Guru dapat melakukan penjelasan ulang kepada peserta didik yang memiliki kesulitan dalam
2. belajar secara lebih individual sementara peserta didik pada umumnya bisa diberikan
pertanyaan yang bisa didiskusikan dalam kelompok untuk menguatkan pemahaman mereka.
Sementara itu, peserta didik CIBI bisa diberikan tanggung jawab untuk membantu
teman-teman lainnya yang memang masih membutuhkan diskusi.
Pilihan tugas akhir terkait topik yang diajar di kelas bisa beragam, disesuaikan dengan
3. kekuatan setiap peserta didik. Guru bisa mengarahkan tugas mana yang perlu dilakukan
ataupun peserta didik dapat memilih dari ragam tugas yang ditawarkan. Misalnya, untuk
pelajaran IPA dengan topik siklus hujan, ragam tugas tentang siklus hujan dapat disesuaikan
dengan berbagai kemampuan siswa. Peserta didik CIBI dapat diberikan tugas yang lebih
menantang, misalnya melakukan penelitian tentang siklus hujan. Mereka dapat mencari
informasi dari buku, artikel, atau sumber online, menyusun laporan penelitian yang
menjelaskan proses dan pentingnya siklus hujan atau diminta untuk mengumpulkan data
tentang pola hujan di wilayah mereka dan menyajikan hasil penelitian mereka dalam bentuk
grafik atau presentasi. Untuk peserta didik pada umumnya, dapat diberikan tugas dimana
mereka diminta berperan dalam simulasi siklus hujan dalam kelompok. Mereka dapat
memainkan peran tetes air, awan, matahari, dan daratan untuk memperagakan proses siklus
hujan secara interaktif. Hal ini memungkinkan peserta didik yang memiliki kesulitan belajar
untuk belajar melalui pengalaman langsung dan saling bekerja sama dalam kelompok.
Melalui pemahaman ini, pentingnya guru memahami perbedaan antara anak pada umumnya, anak CIBI, dan anak yang
kesulitan dalam belajar menggarisbawahi pentingnya pendekatan pembelajaran peka terhadap keragaman individu di
dalam kelas. Dengan mengakui dan merespons perbedaan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
semua peserta didik, memfasilitasi potensi intelektual mereka, dan menginspirasi setiap anak untuk mencapai potensi yang
optimal.
Perbedaan Perilaku
Perbedaan perilaku dalam konteks pembelajaran merujuk pada perbedaan dalam sikap atau pandangan siswa terhadap
pembelajaran. Ini mencakup variasi dalam motivasi, minat, keyakinan, dan respon emosional terhadap proses pembelajaran.
Setiap peserta didik memiliki pengalaman dan latar belakang yang unik, yang dapat berpengaruh terhadap cara mereka
merespon dan berinteraksi dengan materi pembelajaran, guru, dan teman sekelas.
Peserta didik memiliki sikap yang beragam terhadap pembelajaran. Ada yang antusias dan memiliki motivasi tinggi untuk
belajar, ada juga yang nampak kurang berminat atau kurang tekun dalam belajar. Sikap ini bisa dipengaruhi banyak hal
termasuk pengalaman tiap peserta didik, kenyamanan lingkungan belajar, dan potensi intelektual peserta didik.
Perbedaan dalam pencapaian pada konteks pembelajaran merujuk pada hasil pencapaian yang bervariasi di antara
peserta didik dalam hal kinerja akademis, kemajuan, dan pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki
tingkat pemahaman, kecepatan belajar, dan kekuatan yang berbeda, yang dapat tercermin dalam pencapaian mereka
dalam bidang akademis.
Perbedaan Emosional
Perbedaan emosional mencakup variasi dalam cara individu mengekspresikan dan mengalami emosi. Setiap orang
menunjukkan tingkat intensitas, frekuensi, dan jenis emosi yang berbeda-beda, membuat respon yang dihasilkan beragam.
Beberapa peserta didik merespons dengan emosi yang sangat berlebihan terhadap situasi tertentu, sementara yang lain
mungkin menunjukkan reaksi yang lebih biasa. Perbedaan emosional juga dapat dilihat dari seberapa sering ekspresi itu
muncul. Setiap individu memiliki kecenderungan untuk lebih sering mengekspresikan jenis emosi tertentu. Kemampuan
individu untuk mengelola emosi, termasuk cara mereka mengatasi stres atau meredakan emosi negatif juga berbeda-beda.
Faktor budaya turut memainkan peran, dimana norma-norma budaya membentuk cara seseorang memproses dan
menanggapi peristiwa emosional. Pemahaman mengenai perbedaan emosional ini penting untuk menciptakan lingkungan
yang mendukung dan ramah di berbagai konteks kehidupan, termasuk pendidikan dan pekerjaan. Kesadaran akan
perbedaan emosional membantu guru membangun hubungan yang sehat, serta menciptakan atmosfer positif di dalam
kelas.
Berdasarkan paparan di atas, pendidikan adalah faktor kunci yang membawa perbedaan individual. Secara lebih rinci,
perbedaan individual dalam hal sosial, emosional, dan intelektual manusia dapat dikendalikan dan dimodifikasi melalui
pendidikan yang tepat. Sehingga kita perlu memahami bahwa perbedaan individu akan membuat keragaman menjadi
sebuah kelebihan dalam kelas.