1. Keberagaman Fisik Ada peserta didik yang tinggi, sedang, pendek untuk
ukuranpada kelasnya. Ada peserta didik yang gemuk. Sedang, kurus untuk
ukuranpada kelasnya. Ada peserta didik jenis kelamin dan perempuan. Ada peserta
yang memiliki kelengkapan dan fungsi standar pada anggota tubuhnya, ada juga
peserta didik yang memiliki hambatan dalam kelengkapan dan fungsi anggota
tubuhnya.
2. Keberagaman Sensorik Ada peserta didik yang memiliki penglihatan tanpa
hambatan, ada peserta didik yang memiliki hambatan penglihatan. Ada peserta didik
yang memiliki pendengaran tanpa hambatan. Ada peserta didik yang memiliki
hambatan pendengaran
3. Keberagaman Sosial Ekonomi dan Demografis Ada peserta didik dari keluarga
kaya, sedang, miskin. Ada peserta didik dari perkotaan dan pedesaan. Ada peserta
didik yang tinggal di perumahan dan masyarakat/perkampungan.
4. Keragaman Jenis Lainnya Ada peserta dengan hambatan perilaku dan emosi,
kesulitan belajar spesifik, autis, dan sebagainya
5. Keragaman Kepribadian setiap peserta didik memiliki kepribadian dan karakter
masing – masing. Ada peserta didik yang pemalu, ceria, sabar, pemberani.
6. Keragaman hobi atau kegemaran ada peserta didik yang gemar membaca cerita.
Ada peserta didik yang lebih suka kegiatan olah raga. Ada juga peserta didik yang
lebih senang pada hal yang berbau seni, seperti menyanyi, menari, dll.
TEORI PENDUKUNG
Pada saat ini, pembelajaran diferensiasi menjadi sorotan dalam dunia pendidikan yang
berpijak pada keberagaman potensi siswa. Karena hal tersebut berdampak dalam meningkatkan
mutu proses dan hasil belajar siswa. Hal ini tentunya diperkuat dengan penelusuran terhadap
penelitian yang memiliki pembahasan senada dengan penelitian ini: pertama, Tomlinson (2001)
dalam bukunya “The Differentiated classroom : Responding to the needs of all learners” yang
mengemukakan bahwa satu pembelajaran saja tidak akan bisa cocok untuk semua. Oleh sebab
itu, guru harus fleksibel dalam pendekatan ketika mengajar. Sehingga pada tahun 2001 dalam
bukunya yang berjudul “How to differentiate instruction in mixed ability classroom”
menyampaikan 3 aspek kebutuhan belajar siswa, yaitu : (1) kesiapan belajar → apabila tugas
yang diberikan guru sesuai dengan kemampuan siswa, (2) profil belajar → apabila tugas yang
diberikan guru mampu mendorong siswa untuk belajar dengan cara yang disukainya, (3) minat
→ apabila tugas yang diberikan guru mampu meransang rasa ingin tahu dan gairah belajar siswa.
Kedua Candra Ditasona (2017) menyatakan bahwa pembelajaran Differentiated Instruction
(DI) membawa pengaruh yang positif terhadap kemampuan penalaran matematis. Dapat
disimpulkan bahwa: (1) Kemampuan penalaran matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
diferensiasi lebih meningkat daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (2)
Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mengikuti pembelajaran diferensiasi
lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan
awal matematis siswa. (3) Terdapat interaksi antara pembelajaran (konvesional dan diferensiasi)
dan pengetahuan awal matematis (atas dan bawah) terhadap peningkatan kemampuan penalaran
matematis. Ketiga, Candra Ditasona (2013) hasil penelitiannya menunjukkan, peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran pembelajaran
diferensiasi lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Keempat, Evi
Lailiyah (2016) dari penelitiannya diperoleh hasil bahwa, peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa dengan pembelajaran diferensiasi lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran
biasa.