Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR ANALISIS DIRI

(silakan diunduh kemudian diisi)


PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA MURID
LK INDIVIDUAL

NAMA : HIDAYAT.,S.Pd.I

ASAL SEKOLAH : SMP AL MADINAH

A. ASESMEN DIRI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DAN EKOSISTEM SEKOLAH YANG BERPUSAT


PADA MURID

1. Sebutkan keberagaman yang pernah bapak/ibu temui/hadapi di sekolah?


Jawaban:
1) Keragaman Budaya: Di sekolah, mungkin bertemu dengan teman-teman sekelas yang
berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Mereka mungkin memiliki kebiasaan,
makanan, dan tradisi yang berbeda.
2) Keragaman Etnis: Siswa-siswa di sekolah mungkin memiliki latar belakang etnis yang
beragam. Ini bisa mencakup berbagai kelompok etnis dan ras.
3) Keragaman Bahasa: Siswa mungkin berbicara berbagai bahasa di rumah dan memiliki
tingkat kemampuan bahasa yang berbeda. Ini dapat menciptakan lingkungan yang
multibahasa di sekolah.
4) Keragaman Kemampuan: Setiap siswa memiliki kemampuan dan bakat yang berbeda.
Beberapa siswa mungkin berprestasi akademis tinggi, sementara yang lain memiliki
bakat di bidang olahraga, seni, atau bidang lainnya.
5) Keragaman Sosioekonomi: Siswa datang dari latar belakang sosioekonomi yang
berbeda. Beberapa mungkin berasal dari keluarga dengan pendapatan tinggi,
sementara yang lain mungkin berasal dari keluarga dengan pendapatan rendah.
6) Keragaman Gender dan Identitas Seksual: Sekolah juga bisa menjadi tempat di mana
siswa dengan identitas gender dan orientasi seksual yang beragam dapat merasa
diterima dan dihormati.
7) Keragaman Keterampilan dan Minat: Siswa memiliki beragam minat dan keterampilan
di luar akademis. Beberapa mungkin tertarik pada olahraga, musik, seni, sains, dan
banyak lagi.
8) Keragaman Gaya Belajar: Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa
siswa belajar lebih baik melalui pendekatan visual, sementara yang lain lebih suka
pembelajaran berbasis aktivitas atau mendengarkan.
9) Keragaman Keluarga: Latar belakang keluarga siswa juga dapat bervariasi. Beberapa
mungkin berasal dari keluarga inti, sementara yang lain mungkin berasal dari keluarga
yang diperluas atau konfigurasi keluarga yang unik.

2. Bagaimana sikap kita selama ini dalam menyikapi keberagaman yang ada?
Jawaban:
1) Penerimaan dan Penghargaan: Penting untuk menerima dan menghargai setiap individu
tanpa memandang latar belakang budaya, etnis, agama, atau atribut lainnya. Sikap
terbuka dan penghargaan terhadap perbedaan dapat membantu menciptakan
lingkungan inklusif.
2) Empati dan Pemahaman: memahami pengalaman dan pandangan dunia orang lain. Ini
bisa membantu kita merasa lebih terhubung dan saling menghormati, meskipun
pandangan atau latar belakang kita berbeda.
3) Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman tentang budaya, agama, dan
kepercayaan yang berbeda dapat membantu mengurangi prasangka dan stereotip.
Pendidikan tentang keberagaman dapat membuka mata kita terhadap keragaman yang
ada.
4) Komitmen terhadap Kesetaraan: Memastikan bahwa semua individu memiliki
kesempatan yang sama, tanpa memandang latar belakang mereka, adalah prinsip
penting dalam menghadapi keberagaman. Ini bisa berlaku dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi sosial.
5) Komitmen terhadap Keadilan: Memastikan bahwa semua orang diperlakukan dengan
adil dan mendapatkan perlakuan yang setara adalah aspek penting dari menyikapi
keberagaman. Ini termasuk mencegah diskriminasi atau perlakuan tidak adil
berdasarkan latar belakang apapun.
6) Penghargaan terhadap Kontribusi Positif: Fokus pada kontribusi positif yang dibawa
oleh setiap individu ke dalam kelompok atau komunitas. Ini bisa membantu
menciptakan atmosfer positif di sekitar keragaman.
7) Komunikasi Terbuka: Berbicara secara terbuka dan jujur dengan individu dari latar
belakang yang berbeda dapat membantu mengatasi ketidakpahaman dan membangun
hubungan yang lebih baik.
8) Kolaborasi dan Kerja Sama: Mencari peluang untuk bekerja sama dengan individu dari
latar belakang yang berbeda dapat memperkaya pengalaman kita dan membantu
memahami pandangan yang beragam.
9) Menyadari Keterbatasan Pribadi: Penting untuk menyadari bahwa kita mungkin
memiliki keterbatasan dalam memahami atau merasakan pengalaman orang lain.
Dengan kesadaran ini, kita bisa lebih terbuka untuk belajar dan berkembang.
B. REFLEKSI SATUAN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
1. Apakah selama ini pembelajaran dan ekosistem sekolah telah sesuai kebutuhan / berpusat
pada murid beragam? (gambarkan)
Jawaban :
Ya, pembelajaran dan ekosistem sekolah di lingkungan SMP AL MADINAH telah sesuai
kebutuhan/berpusat kepada peserta didik sudah terbentuk dan mulai membudaya.
Beberapa upaya untuk membuat pembelajaran dan ekosistem sekolah lebih sesuai dengan
kebutuhan dan berpusat pada murid beragam. Ini termasuk:
Pendekatan Berpusat pada Murid: Sekolah dan pendidikan semakin mengadopsi pendekatan
yang berpusat pada murid. Ini berarti bahwa pembelajaran dirancang berdasarkan
kebutuhan, minat, dan gaya belajar individu siswa.
Kurikulum yang Diferensiasi: Kurikulum yang diferensiasi memungkinkan siswa dengan
tingkat keterampilan dan kecepatan belajar yang berbeda untuk tetap terlibat dan
berkembang. Ini dapat mencakup penyesuaian dalam materi, metode pengajaran, dan
penilaian.
Penggunaan Teknologi Pendidikan: Teknologi telah memungkinkan akses lebih besar
terhadap berbagai sumber daya pembelajaran. Ini membantu siswa dengan gaya belajar
yang berbeda untuk mendapatkan informasi dan pengalaman belajar yang sesuai.
Inklusi Pendidikan: Banyak sekolah berusaha untuk lebih inklusif, dengan menerima dan
mendukung siswa dengan kebutuhan khusus atau cacat. Ini dapat mencakup penyediaan
dukungan tambahan, modifikasi kurikulum, dan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif.
Penghargaan terhadap Keberagaman: Banyak sekolah berupaya untuk menciptakan
lingkungan yang menghargai dan merayakan keberagaman. Ini dapat tercermin dalam
budaya sekolah, kebijakan anti-diskriminasi, dan upaya untuk memahami berbagai latar
belakang budaya siswa.
2. Apa tantangan terbesar dalam menciptakan pembelajaran dan ekosistem sekolah yang
berpusat/berpihak pada murid?
Jawaban :
Menciptakan pembelajaran dan ekosistem sekolah yang berpusat atau berpihak pada murid
adalah tujuan yang penting, tetapi juga dapat dihadapkan pada berbagai tantangan yang
kompleks. Beberapa tantangan utama dalam mencapai tujuan ini meliputi:
1) Keterbatasan Sumber Daya: Banyak sekolah dan sistem pendidikan menghadapi
keterbatasan sumber daya, termasuk tenaga pengajar, peralatan, infrastruktur, dan
dukungan keuangan. Menerapkan pendekatan berpusat pada murid mungkin
memerlukan investasi tambahan dalam pelatihan, teknologi, dan fasilitas.
2) Kurikulum dan Standar: Kurikulum dan standar pendidikan yang ketat di beberapa
wilayah dapat menghambat fleksibilitas dalam merancang pembelajaran yang lebih
individualis. Menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan beragam siswa dapat menjadi
tantangan.
3) Pelatihan Guru yang Sesuai: Guru adalah kunci dalam menciptakan pembelajaran yang
berpusat pada murid. Namun, pelatihan yang sesuai untuk mengajar dengan
pendekatan yang berfokus pada siswa mungkin belum tersedia secara luas, dan
pelatihan ini memerlukan waktu dan upaya.
4) Ekspektasi Orang Tua dan Masyarakat: Tuntutan dari orang tua dan masyarakat
terkadang bisa mempengaruhi bagaimana sekolah mengatur pembelajaran. Jika
ekspektasi ini tidak selaras dengan pendekatan berpusat pada murid, bisa terjadi
gesekan atau penolakan terhadap perubahan.
5) Dukungan bagi Siswa dengan Kebutuhan Khusus: Mengakomodasi kebutuhan siswa
dengan kebutuhan khusus atau tantangan belajar dapat menjadi kompleks dan
memerlukan sumber daya tambahan serta pengetahuan tentang praktik inklusif.
6) Perubahan Budaya Sekolah: Mengubah budaya sekolah dari pendekatan guru-berpusat
menjadi murid-berpusat dapat memerlukan waktu dan komitmen dari seluruh staf dan
manajemen sekolah.
7) Kesetaraan Akses: Memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama
dalam pembelajaran yang berpusat pada murid bisa menjadi tantangan, terutama jika
ada ketidaksetaraan dalam akses ke teknologi atau dukungan tambahan di luar
lingkungan sekolah.
8) Keterlibatan Siswa Aktif: Mendorong keterlibatan aktif dari siswa dalam pembelajaran
memerlukan dukungan dan motivasi yang kuat. Beberapa siswa mungkin menghadapi
kesulitan dalam mengambil peran aktif dalam pendekatan ini.

C. RENCANA PENGEMBANGAN DIRI

Setelah melakukan refleksi diri, selanjutnya kita akan mengetahui kompetensi mana yang sudah
baik dan perlu dipertahankan dan kompetensi mana yang masih perlu ditumbuhkan dan
dikembangkan. Dari hasil refleksi terhadap tema di atas, silahkan Bapak/Ibu membuat rencana
untuk pengembangan diri.

Pengembangan Diri yang Akan


No. Bagaimana Langkah untuk Mencapainya?
Dilakukan

 Membaca literatur dan penelitian terkait


Peningkatan Pemahaman tentang tentang pendekatan berpusat pada murid.
Pendekatan Berpusat pada Murid:  Mengikuti kursus online atau seminar yang
berkaitan dengan strategi pembelajaran
yang berfokus pada kebutuhan siswa.

Pengembangan Keterampilan  Berkolaborasi dengan rekan kerja untuk


Diferensiasi Pengajaran: berbagi praktik terbaik dalam diferensiasi
pengajaran.
 Menerapkan pendekatan diferensiasi
dalam setiap pelajaran yang diajarkan.

Peningkatan Kemampuan Teknologi  Mengikuti pelatihan atau kursus tentang


Pendidikan: penggunaan teknologi pendidikan dalam
kelas.
 Mengeksplorasi aplikasi dan alat
pembelajaran berbasis teknologi untuk
meningkatkan interaktifitas dalam
pembelajaran.

Meningkatkan Keterampilan  Mencari saran dari rekan kerja atau pelatih


Manajemen Kelas yang Inklusif: berpengalaman dalam manajemen kelas
inklusif.
 Mengembangkan strategi untuk mengatasi
tantangan dalam menghadapi beragam
kebutuhan siswa di dalam kelas.

Peningkatan Keterlibatan Siswa  Merancang proyek-proyek pembelajaran


dalam Pembelajaran: yang memungkinkan siswa untuk
mengambil peran aktif.
 Membuat suasana kelas yang mendukung
partisipasi dan diskusi siswa.

Pengembangan Kemampuan  Mengembangkan alat penilaian yang lebih


Evaluasi Formatif: beragam dan kreatif, yang mencerminkan
berbagai aspek perkembangan siswa.
 Menerapkan umpan balik berbasis
formatif secara rutin.

Peningkatan Kerjasama dengan  Mengadakan pertemuan dengan orang tua


Orang Tua dan Masyarakat: untuk berbicara tentang pendekatan
pembelajaran dan mendapatkan masukan.
 Menginisiasi kegiatan yang melibatkan
komunitas dalam proses pembelajaran.

Peningkatan Pemahaman tentang  Menghadiri lokakarya atau seminar


Inklusi Pendidikan: tentang praktik inklusi pendidikan.
 Berkolaborasi dengan ahli pendidikan
khusus untuk belajar tentang strategi
inklusif yang efektif.

Mengukur Kemajuan dan Refleksi  Mengatur jadwal refleksi berkala tentang


Berkala: perkembangan pribadi dalam menerapkan
pendekatan berpusat pada murid.
 Menilai kemajuan dan mengidentifikasi
area yang masih perlu ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai