Anda di halaman 1dari 13

Perbedaan Individu dalam Belajar

Oleh Kelompok 12:


1. Asdhim Aldodi Rifandi (20052038)
2. Fitratul Husna (20052011)
3. Syahdilla Nurul Ikhsani
(19076096)
A. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong
siswa/mahasiswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan
(Kosasih A Jahiri, 1978,h.7). Gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-
situasi antar pribadi.
2. Dikotomi Gaya Belajar dan Berpikir
Dua dikotomi gaya yang paling banyak didiskusikan dalam wacana tentang
pembelajaran adalah gaya impulsif/reflektif dan mendalam/dangkal.
a. Gaya implusif/reflektif
Gaya impulsif/reflektif juga disebut sebagai tempo konseptual, yakni murid
cenderung bertindak cepat dan impulsif atau menggunakan lebih banyak waktu
untuk merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban (Kagan, 1965).
Murid yang impulsif seringkali lebih banyak melakukan kesalahan ketimbang murid
yang reflektif.
Dibandingkan murid yang impulsif, murid yang reflektif lebih mungkin melakukan tugas
berikut :
• Mengingat informasi yang terstruktur
• Membaca dengan memahami dan menginterpretasi teks
• Memecahkan problem dan membuat keputusan
Dibandingkan murid yang impulsif, murid yang reflektif juga lebih mungkin untuk
menentukan sendiri tujuan belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Murid
reflektif biasanya standar kinerjanya tinggi.
b. Gaya mendalam/dangkal.
Maksudnya adalah sejauh mana murid mempelajari materi belajar
dengan satu cara yang membantu mereka untuk memahami makan
materi tersebut (gaya mendalam), atau sekedar mencari apa-apa yang
perlu untuk dipelajari (gaya dangkal). Murid yang belajar menggunakan
gaya dangkal tidak bisa mengaitkan apa-apa yang mereka pelajari
dengan kerangka konseptual yang lebih luas.
B. Kepribadian dan Tempramen
a. Kepribadian
Kepribadian atau personalitas adalah pemikiran, emosi, dan perilaku tertentu yang
menjadi ciri dari seseorang dalam menghadapi dunianya. Lima faktor utama
dalam kepribadian yaitu :
1) Openness (keterbukaan kepada pengalaman)
2) Conscientiousness (kepatuhan)
4) Agreableness (kepekaan nurani)
5) Neuroticism (stabilitas emosional)
b. Tempramen
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan atau respons. Klasifikasi
yang paling terkenal adalah klasifikasi oleh Alexander Chess dan Stella Thomas ( Chess & Thomas, 1997; Thomas &
Chess, 19991). Mereka percaya bahwa ada tiga tipe atau jenis tempramen:

·“Anak mudah” (easy child) biasanya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi
dengan pengalaman baru.

“Anak sulit” (difficult child) cenderung bereaksi negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri, dan lamban dalam
menerima pengalaman baru.
·“Anak lamban bersikap hangat” (slow-to-warm-up child) biasanya beraktivitas lamban, agak negatif,
menunjukan kelambanan dalam beradaptasi, dan intensitas mood yang rendah.

Klasifikasi tempramen sekarang ini lebih difokuskan pada;


· sikap dan pendekatan positif
· sikap negatif dan
· usaha kontrol (pengaturan diri)
C. Sosio-Ekonomi dan Budaya
a. Sosial Ekonomi
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua. Tingkat orang tua berbeda satu
dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orang tua terhadap pendidikan
anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang
berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi
anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak-
anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi yang
diterapkan dalam keluarga.
l
b. Budaya
Meliputi tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua. Tingkat orang tua
berbeda satu dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap
orang tua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian juga
dengan pekerjaan dan penghasilan orang tua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi
pada berbedanya aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya,
fasilitas yang diberikan pada anak dan mungkin waktu disediakan untuk mendidik anak-anaknya. Demikian
juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi yang
diterapkan dalam keluarga.
D. Pendekatan Pembelajaran sesuai dengan
perbedaan individu
1.Keberagaman
Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik tertentu atau kelompok kecil peserta
didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus untuk seluruh kelas agar peserta didik menyukainya.
Beberapa prinsip mendasar yang mendukung keberagaman, yaitu :
· Kelas dengan kondisi peserta didik yang beragam.
· Keberagaman datang dari hasil penilaian yang efektif dan terus menerus dari kebutuhan belajar peserta
didik.
· Semua peserta didik mempunyai pekerjaan yang sesuai.
2. Pemenuhan Kebutuhan yang Beragam.
Dalam suatu kelas diferensiasi yang baik, fakta penting, materi harus dipahamani dan keterampilan tetap
konstan untuk semua peserta didik. Apa yang biasanya beru elas yang beragam ada akses materi pelajaran
yang dipelaja iasi akses terhadap isi termasuk dalam hal :

· Menggunakan objek dengan beberapa peserta didik untuk membantu temannya memahami konsep
matematika atau IPA;

· Menggunakan teks lebih dari satu sebagai bahan bacaan;

· Menggunakan variasi pengaturan mitra membaca untuk mendukung dan memberikan tantangan
kepada peserta didik yang bekerja dengan materi teks;

· Mengulang kembali pembelajaran untuk peserta didik yang membutuhkan dengan cara lain; dan

· Menggunakan teks, tape recorder, poster dan video sebagai cara untuk menyampaikan konsep
utama kepada berbagai peserta didik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai