Anda di halaman 1dari 4

Area perbedaan pada Individu

Berikut beberapa area perbedaan pada individu, yaitu :

a. Perbedaan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu


pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil
belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan.
Proses pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan
direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar.
Tes hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap
individu memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda.
Intelegensi (IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil – hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan
seseorang.[4]

b. Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya.
Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa
setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara). Lancar atau tidaknya kemampuan berbahasa
seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan pembiasaannya dalam berkomunikasi.[5]

c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan fisik dan tingkat kemampuan berfikir.
Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu berbeda sehingga kecakapan
motorik setiap individu akan berbeda pula.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar
atau sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya, pengalaman-pengalaman belajar
yang dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya dalam situasi belajar yang disajikan di
sekolah.

Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam
misalnya, kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan
kesehatan yang mendukung belajar. Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang
budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang
lainnya. Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat
penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu
berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

e. Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk memperoleh
keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya
seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi
keuangan, akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya.

Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika
mendapat rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak dapat
berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi
individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam
taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk
melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang
termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang
pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan
seseorang dapat belajar. Sedangkan Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan
kesiapan belajar pada seseorang, misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik
akan memiliki kesiapan belajar yang jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan
belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan individu tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang
kematangan tetapi juga oleh keragaman dalam latar belakang sebelumnya.

Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang
memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar
terhadap orang-orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar yang
diharapkan. Sikap apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik,
cacat tubuh dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan
pemahaman dan ekspresi diri.

g. Perbedaan Tingkat Pencapaian.

Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil
pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu fungsi yang
menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu
belajar matematika dengan cepat, sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya
merupakan pebelajar yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya
memiliki kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika[8].

h. Perbedaaan Lingkungan Keluarga

Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan
pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman
lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang
mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang
lambat.

Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai
matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matemtika
dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini.

i. Latar Belakang Budaya dan Etnis


Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk
belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik
dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan.

Aplikasi Perbedaan Individu dalam Pendidikan


Perbedaan individu sudah pasti akan berdampak pada tingkat kecepatan, metode, dan aktivitas
siswa dalam belajar dan mengikuti proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru perlu memahami
dengan baik kondisi dan karakteristik belajar siswanya. Menurut Sugihartono dkk., terdapat banyak
program pengajaran yang dirancang sebagai dampak adanya perbedaan individu dalam belajar.
program-progam pengajaran berbasis perbedaan individual tersebut dirancang terutama berkaitan
dengan tingkat kecepatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun demikian, yang
paling dilaksanakan adalah pengajaran remidial, program pengayaan (enrichment) dan program
percepatan (acceleration).

1. Program remidial

Program pengajaran remidial merupakan bentuk pengajaran yang khusus diberikan pada
siswa yang mengalami hambatan belajar. Siswa yang mengalami hambatan belajar dapat dilihat
dari pencapaian prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan siswa satu kelas pada
umumnya. Program remedial dapat dilakukan dengan cara memberikan jam pelajaran
tambahan atau tugas tambahan baik secara individual ataupun kelompok sehingga mereka
dapat mengejar ketertinggalan materi pelejaran dari kelas reguler.

Pengajaran remedial hanya memberikan materi pelajaran yang hanya benar-benar tidak
dipahami atau susah dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu adanya fokus materi pelajaran yang
diberikan diharapkan dapat membantu siswa mengejar ketertinggalan materi pelajaran dan
kembali mengikuti kelas reguler serta mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Program Pengayaan (enrichment)

Program ppengayaan merupakan proses pembalajaran, yang mana pemberian materi


pelajaran disesuaikan dengan potensi dan kecerdasan istimewa yang dimiliki sisa pengayaaan
diberikan pada siswa yang telah menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan tuntas dalam
bentuk kesempattan dan fasilitas belajar yang sifatnya perluasan dan pendalaman materi
melalui tugas-tugas tertentu, baik membaca, mencatat, mengamati, dan sebagainya.
Pelaksanaannya sangat dimungkinkan dengan bersamaan dengan kegiatan remedial. Hal ini
disebabkan, pelaksanaan remedial dan pengayaan dilaksanaan remedial dan pengayaan
dilaksanakan setelah kegiatan evaluasi atau ujian dan belum membahas materi pelajaran baru.

3. Program Percepatan (acceleration)

Program percepatan meruapakan pemberian layanan program pembelajaran yang


disesuaikan dengan bakat, kemampuan, tingkat kecepatan dalam belajar, dan
kecerdasanistimea yang dimiliki siswa. Bentuk umum yang digunakan adalah dalam bentuk
kenaikan kelas atau tingkat yang lebih cepat dari siswa pada umumnya sehingga siswa yang
bersangkutan dapat menyelesaikan program pendidikan reguler dengan lebih cepat.

Menurut Horney dalam Sugihartono dkk. padadasarnya terdapat strategi yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tetap memerhatikan perbedaan individual
dalam belajar.
 Guru memahami gaya belajar siswa kemudian menyediakan lingkungan dan proses
pembelajaran yang sesuai kebutuhan gaya belajar siswa.
 Penyampaian materi didukung penggunaan multimedia dan multimetode.
 Menggunakan pendekatan belajar eklektik dan fleksibel.
 Guru menggunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual,
pembelajran kelompok, pembelajaran berpuat pada guru, dan pembelajaran berpusat
pada siswa.
 Guru menggunakan alat-alat dan media pembelajaran yang mengandung multysensory
untuk membantu siswa memperoleh, memproses, dan mempraktikan informasi yang
diterima.
 Guru memberikan umpan balik selama prooses pembelajaran dengan segera, konsisten,
dan jelas.
 Guru mengevaluasi pencapaian program belajar siswa berdasarkan tujuan atau syarat-
syarat pencapaian yang telah ditentukan, melakukan observasi perilaku, dan juga
keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai